SOSIOLOGI HUKUM
Kode Mata Kuliah : HM.101
Pengajar:
M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO
NIPS: 137 030 233
e-mail: chairulbasrun@gmail.com
telp: 085243025000
hukum dan usianya yang muda itu tampak pada hasil-hasilnya yang hingga kini masih sedikit
(Alpeldoorn, 1983:425). Itu disebabkan karena ilmu pengetahuan yang baru itu harus
mempertahankan diri pada dua kancah perang, sebab hak hidupnya sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri ditentang baik oleh para ahli Hukum maupun oleh para ahli
Sosiologi.
norma atau sejumlah kaidah khusus yang berlaku, itu adalah bagian dari kajian-kajian ilmu
Sosiologi Hukum adalah cabang kajian khusus dalam keluarga besar ilmu-ilmu sosial
yang disebut Sosiologi. Kalaupun Sosiologi Hukum juga mempelajari hukum sebagai
seperangkat kaidah khusus, maka yang dikaji bukanlah kaidah-kaidah itu sendiri melainkan
kaidah-kaidah positif dalam fungsinya yang diperlukan untuk menegakkan ketertiban di dalam
2002).
Dibalik semua itu, tidak perlu dipertentangkan konsepsi dasar bagaimana Hukum
membuka jarak egosentris kedua disiplin tersebut semakin melebar. ada pemaknaan yang
mengakulturasikan hukum pada ranah subtansi sementara Sosiologi berada pada metodologi
yang saling terkait. Alhasil, Sosiologi Hukum sebagai suatu disiplin yang mandiri tidak akan
terdeterminasi oleh Hukum maupun Sosiologi bahkan termarjinalkan tapi sebaliknya mampu
menjadi disiplin yang memiliki integritas dan kerangka pikir yang konstruktif serta metodologi
dari Sosiologi Hukum, sebagaimana dikuti Ada beberapa faktor sebagai penyebab kurangnya
Pertama : Para Sosiolog mengalami kesulitan untuk menyoroti sistem hukum semata-
mata sebagai himpunan kaedah-kaedah yang bersifat normatif sebagimana
halnya dengan para yuris. Para Sosiolog sulit menempatkan diri dalam
Kedua : Pada umumnya para Sosiolog dengan begitu saja menerima pendapat
yang baru bagi suatu ilmu pengetahuan yang telah lama ada.
Dalam kajian Soejono Soekanto, suatu fakta yang merupakan penghalang besar
terhadap hubungan antara Sosiologi dengan Hukum dan pada kahirnya menyebabkan
antara para Sosiolog dengan para ahli hukum, karena kedua belah pihak tidak
suatu persyaratan mutlak bagi terjadinya dan berhasilnya komunikasi antara pihak-pihak
tersebut. Hal itu menyebabkan ketidakpastian pada pihak-pihak yang mengadakan hubungan,
sehinga sulit untuk mengadakan pendekatan yang interdisipliner. Sulitnya komunkasi antara
seorang Sosiolog dengan ahli hukum dipertajam dengan kenyataan, bahwa masing-masing
pengetahuan yang non-ilmiah, untuk itu Sosiologi Hukum sebagai ilmu pengetahuan memiliki
1. Sosiologi Hukum harus memiliki proses yang merupakan aktivitas penelitian, yang
2. Sosiologi Hukum harus memiliki aktivitas berupa metode ilmiah paling tidak
Sosiologi Hukum adalah satu cabang dari Sosiologi yang merupakan penerapan
pendekatan Sosiologis terhadap realitas maupun masalah-masalah hukum. Oleh karena itu
harus dipahami bahwa Sosiologi Hukum bukanlah suatu cabang dari studi ilmu hukum,
melainkan cabang dari studi Sosiologi. Sosiologi Hukum berkembang atas dasar suatu
anggapan bahwa proses hukum berlangsungnya di dalam suatu jaringan atau sistem sosial
Sosiologi Hukum adalah bagian dari Sosiologi Jiwa manusia yang menelaah sepenuhnya
realitas Sosial Hukum, dimulai dari hal-hal yang nyata dan observasi perwujudan lahiriah, di
kebiasaan ini dan perwujudan-perwujudan materi hukum berdasarkan intinya, pada saat
mengilhami dan meresapi mereka, pada saat bersamaan mengubah sebagian dari antara
Pemikiran Sosiologi Hukum lebih berfokus pada keberlakuan empiric atau factual dari
hukum. Hal ini memperlihatkan bahwa Sosiologi Hukum tidak secara langsung diarahkan pada
hukum sebagai sistem konseptual, melainkan pada kenyataan sistem kemasyarakatan yang
didalamnya hukum hadir sebagai pemeran utama. Objek utama Sosiologi Hukum adalah
Hal tersebut di atas berbeda dengan ilmu hukum normative yang memandang hukum
dalam hukum itu sendiri (apa yang tertuang dalam peraturan). Dalam hal ini Sosiologi Hukum
mencoba untuk memperlakukan sistem hukum dari sudut pandang ilmu sosial. Pada dasarnya,
Sosiologi Hukum berpendapat bahwa hukum hanyalah salah satu dari banyak sistem sosial
dan bahwa justru sistem sosial lain, yang terdapat dalam masyarakat, memberi arti dan
- Soejono Soekanto
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan
- Satjipto Raharjo
- R. Otje Salman
Sosiologi Hukum adalah ilmu yan mempelajari hubungan timbal balik antara
- H.L.A. Hart
terpusatkan kepada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari
C.J.M. Schuyt, mengemukakan bahwa yang menjadi pusat perhatiannya adalah peranan
hukum di dalam masyarakat dalam hal pertahanan pembagian kesempatan hidup serta
bagaimana peranan nisbi hukum untuk mengubah pembagian yang tidak merata, dan
pembagian kesempatan hidup itu sendiri tidak bisa terlepas dari adanya struktur kelas di
ketidakmerataan.
“……salah satu tugas Sosiologi Hukum…… tak lain adalah mengungkapkan sebab
musabab ketimpangan antara tata tertib masyarakat yang dicita-citakan dengan tertib
masyarakat dalam kenyataan (Utsman, 2013;2).
George Gurvitch (1961) seorang professor terkemuka bidang Sosiologi Hukum yang
“Sosiologi Hukum ialah bagian dari Sosiologi sukma manusia yang menelaah kenyataan
sosial sepenuhnya dari hukum, mulai dengan pernyataan yang nyata dan dapat
diperiksa dari luar, dalam kelakuan kolektif yang efektif. Sosiologi Hukum menafsirkan
kelakuan dan manifestasi material hukum ini menurut makna batinnya seraya
mengilhami meresapinya, sementara itupun untuk sebahagian dirubahnya. Sosiologi
Hukum khususnya bertindak dari pola hukum ke lambang yang ditetapkan sebelumnya,
seperti hukum, prosedur dan sanksi-sanksi yang erorganisasi, sampai pada lambang-
lambang hukum semata, seperti peraturan yang mudah menyesuaikan diri dan hukum
yang serta merta. dari yang tersebut belakangan ini Sosiologi Hukum bertindak kepada
nilai-nilai dan gagasan hukum, dan kepada kepercayaan serta lembaga-lembaga
kolektif yang bercita-citakan nilai ini dan memahami gagasan-gagasan ini, dan
mewujudkan dirinya dalam fakta-fakta normative yang serta merta sumber kesahan
(validity), yakni keabsahan dari kepositifan segala hukum” (Utsman, 203; 116).
Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sosiologi Hukum
Sosiologi Hukum adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan sosial yang mempelajari hukum
dalam konteks sosial. Sosiologi Hukum membahas tentang hubungan antara masyarakat dan
hukum; mempelajari secara analitis dan empiris pengaruh timbal balik antara hukum dengan
gejala sosial lainnya. Memperkenalkan masalah-masalah hukum yang menjadi objek penelitian
yang dilakukan oleh para sarjana Ilmu Sosial, maka dalam mempelajari suatu ilmu
pengetahuan, tentunya akan membawa manfaat tersendiri terkait dengan apa yang kita
pahami serta kita pelajari. Manfaat yang dapat kita peroleh tersebut yakni :
- Hasil dari kajian Sosiologi Hukum mampu untuk membuka serta menambah
konsep dan teori yang tersaji dalam kajian-kajian teoritik Sosiologi Hukum.
masyarakat.
dalam masyarakat
Tentunya manfaat yang akan didapatkan tidak serta merta datang dengan sendirinya,
melainkan penggiat Sosiologi Hukum juga harus terus menggali dan mengembangkan
berbagai sumber yang ada. Pada bagian tersendiri bila seorang mahasiswa hukum
mempelajari Sosiologi bukanlah sesuatu yang mudah, sebab gaya berpikir Sosiologi yang
tenaga dan bekerja keras untuk memahaminya. Ada kalanya penguatan pemahaman
Sosiologi di awal pembelajaran Hukum sangat diperlukan mengingat objek hukum adalah
masyarakat.
Hal inipun berlaku sebaliknya ketika seorang Sosiolog harus mempelajari hukum,
mereka juga harus bekerja keras untuk mampu memahami konsepsi hukum dengan segala
perspektif serta logika pikir yang sangat luas untuk dipelajari. Kesimpulan kecil bahwasanya
manfaat ilmu menjadi berarti ketika pemahaman yang kita miliki bisa terbagi kepada orang
lain, dan mampu menjadi alat pemecahan masalah yang ada di dalam masyarakat.
berikut:
konteks sosial.
diberikan suatu fungsi yang global. artinya, Sosiologi Hukum harus menghasilkan
suatu sintesis antara hukum sebagai sarana organisasi sosial dan sebagai sarana
keadilan. di dalam fungsinya itu, maka hukum dapat memperoleh bantuan yang
Dalam masyarakat terdapat konstruksi hukum yang terjalin dari kebiasaan hingga
terstruktur menjadi hukum tertulis dengan kesepakatan bahwa konsensus menjadi kekuatan
kepercayaan antar individu. Hukum sendiri berdiri pada tatanan struktural dimana hukum
Ketika kedua disiplin ini dipertemukan, maka harus ada persamaan wilayah bersama
untuk saling mengisi, Sosiologi tidak bisa memaksa Hukum untuk melepaskan struktural dan
mengikuti alur berpikir masyarakat begitu pula Hukum yang sangat mengikat dan memaksa
tidak kemudian mereduksi Sosiologi untuk menciptakan pola pendekatan masyarakat yang
opportunitis.
Ada hal yang bisa kita simpulkan bersama sebagai ranah bersama untuk kedua disiplin
tersebut yaitu;
1) masyarakat,
2) lembaga,
3) interaksi.
Masyarakat sebagai akumulasi individu yang diikat dengan interaksi menjadi objek
dan menghancurkan suatu tatanan hukum, sama ketika hukum beranggapan bahwa sumber
hukum selalu berasal dari masyarakat dan kembali berpulang masyarakat. Hukum yang
diciptakan selalu untuk masyarakat, yang menjalani hukum tersebutpun adalah masyarakat,
Sosiologi mencerna lembaga sosial sebagai suatu keinginan bersama dari masing-
masing individu yang terlembaga dimana kemudian akan dipatuhi dan di jalani bersama apa
yang telah di atur oleh lembaga tersebut, hukum melihat lembaga sosial sebagai eleman
penting untuk menjadi konduksi pengawasan berjalannya hukum dalam masyarakat. Jadi
sama seperti Sosiologi Hukum juga memiliki kepentingan tersendiri pada tataran lembaga-
Yang terakhir adalah interaksi, bahwasanya menjadi kebutuhan bersama pada Sosiologi
maupun hukum melihat interaksi sebagai pola perilaku maupun tindakan yang memiliki arti
tertentu, setiap tindakan yang memiliki arti bagi Sosiologi adalah tindakan sosial sementara
setiap tindakan yang melahirkan konsekuensi bagi orang lain juga suatu tindakan hukum.
Walaupun digolongkan ke dalam bilangan ilmu pengetahuan sosial, namun akhir-akhir
ini hasil kajian Sosiologi Hukum tersebut mulai banyak dirujuk juga oleh para ahli hukum. Kini
banyak ahli hukum yang tidak sekedar berbicara tentang kesahan-kesahan yuridis suatu
aturan hukum saja, akan tetapi juga mulai merasa perlu mengetahui sejauhmana berlakunya
dan tertib.
Kajian seperti itu memberikan kesempatan luas kepada para ahli hukum untuk
menjelajahi alam pengetahuan yang lebih bersifat kontekstual daripada yang terlalu sempit
dan tekstual. Demikian penting alam kontekstual bagi para ahli hukum, bahkan yang semula
hanya berpandangan preskriptif tanpa ragu berpendapat bahwa Sosiologi Hukum harus
diakui dan dimasukkan sebagai bagian dari ilmu hukum, termasuk beberapa teoretisi hukum
Objektifikasi antara kedua disiplin tersebut hanya bisa dipahami ketika aktor maupun
institusi mau menempatkan kebutuhan pemahaman pada tataran yang konstruktif, tidak serta
Pada Hakekatnya, mulanya sangat sulit dipahami bahwa Sosiologi dan Hukum dapat
dipersatukan, karena para ahli hukum semata-mata memperhatikan masalah quid juris,
sedang para ahli sosiologi mempunyai tugas untuk menguraikan quid facti dalam arti
menyebabkan kegelisahan banyak ahli hukum dan ahli filsafat hukum yang menanyakan
apakah Sosiologi Hukum tidak bermaksud menghancurkan semua hukum sebagai norma,
Itu pula sebabnya sebagian ahli Sosiologi tidak membenarkan adanya Sosiologi Hukum.
Mereka khawatir, melalui Sosiologi Hukum akan dihidupkan kembali penilaian-penilaian baik-
buruk (value judgement) dalam penyelidikan fakta-fakta sosial. Karena tugas Sosiologi
selain itu para ahli Sosiologi menegaskan ketidakemungkinan mengasingkan hukum dari
keseluruhan kenyataan sosial, dipandang sebagai suatu totalitas yang tak terbinasakan
(Johnson, 1994;10).
Karena Sosiologi Hukum adalah cabang khusus Sosiologi, maka metode kajian yang
dikembangkan adalah metode yang telah dilazimkan dalam Sosiologi itu. Sebagaimana
deskriptif. Artinya, ia pertama-tama hanya hendak mengetahui dan memahami ihwal nyata
objeknya itu, tanpa memberikan penilaian apa-apa tentang baik buruknya. Dari kacamata itu
Sosiologi dan Sosiologi Hukum “hanya” akan memberikan keadaan kualitas dan/atau kuantitas
objeknya sebagaimana “apa adanya”. Sosiologi hanya akan mempertanyakan apakah kualitas
tertentu ada atau tak ada dalam objek yang tengah diteliti itu; dan kalau ada, berapa besarnya
simbol hukum, yakni makna-makna hukum yang berlaku berdasarkan pengalaman di suatu
kelompok dan dalam satu masa tertentu, dan berusaha membangun simbol-simbol itu
berdasarkan sistimatika. Dengan demikian, perlu juga kiranya mengetahui apa saja yang
disimbolkan, yang berarti berupaya mengamati kembali segala sesuatu yang mereka nyatakan
dan menganalisa segala sesuatu yang mereka sembunyikan. Inilah tugas Sosiologi Hukum,
normatif, yang lepas sepenuhnya dari kenyataan hukum, maupun asas-asas yang mengilhami
tersusunya suatu sistem bersifat khusus dari makna-makna yang dibangun oleh ilmu hukum,
tidak dapat terselenggara kecuali dengan dukukungan Sosiologi Hukum (Johnson, 1994;17).
Bermula dari maraknya pemikiran bahwa hukum as it is in society, not as it is in the book
sebagai bagian dari kajian tentang hukum dalam eksistensinya sebagai institusi masyarakat,
Dalam kajian bahan perkuliahan tersebut diurai dari perspektif hukum bahwasanya
hukum lebih factual dan memiliki objektifikasi atas Sosiologi, lebih lanjut coba saya cuplik dari
Pertama, Sosiologi Hukum akan menjelaskan apakah yang dimaksud dengan hukum yang
menjadi objek kajiannya itu, baik hukum tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam
Sosiologi Hukum, kedua ragam hukum itu (yang berlegalitas formal dan yang
Kedua, Sosiologi Hukum akan menjelaskan ihwal lembaga-lembaga negara yang berfungsi
membentuk atau membuat serta menegakkan hukum itu. Selain itu, dikemukakan
dan diperbincangkan juga ihwal sumber otoritas yang akan dijadikan dasar normatif
unifikasi dan fakta riil tentang bertahannya pluralisme dalam sejarah perkembangan
hukum.
Ketiga, Hubungan interaktif antara sistem hukum yang formal (sebagaimana ditopang oleh
otoritas negara) dan tertib hukum rakyat (yang bertumpu pada dasar-dasar
manakah hukum akan mampu bekerja secara efektif, baik dalam peran yang
konservatif sebagai sarana kontrol maupun dalam peran yang lebih progresif
sebagai salah satu faktor fasilitator yang akan memudahkan terjadinya perubahan
usaha mengidentifikasi berbagai variabel sosial dan variabel kultural yang boleh
mencitrakan bahwasanya Sosiologi Hukum berasal dari ilmu hukum sendiri dan sosiologi
hanya sekedar menjadi instrument untuk mengkaji masyarakat yan dikehendaki, namun
semua ini tidak perlu diperdebatkan kembali yang jelas sinergitas antara kedua disiplin
tersebut dapat melahirkan suatu perubahan yang sekiranya berguna bagi kita semua.
Sebelum jauh kita diskusikan isi buku ini, selayaknya kita uraikan sejauhmana ruang
lingkup dari Sosiologi Hukum itu sendiri, sebagai hal dimaksud untuk menjelaskan setiap
fenomena maupun argument sebagai penjelas fakta. Untuk mengetahui kita akan bertolak
dengan apa yang disebut disiplin ilmu, yaitu ajaran tentang kenyataan yang meliputi disiplin
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditentukan bahwa letak antara ruang lingkup Sosiologi
1. Dasar-dasar sosial dari hukum atau basis sosial dari hukum. sebagai contoh dapat
disebut misalnya:
dalam mewujudkan: (1) Deskripsi, (2) Penjelasan, (3) Pengungkapan, (4) Prediksi.
menjelaskan sebab, perkembangan, serta efek dari tingkah laku sosial. dengan
3. Sosiologi Hukum senantiasa menguji kesahihan empiris dari suatu peraturan atau
utama hanyalah pada memberikan penjelasan terhadap objek yang dipelajarri (Ali,
2005;8).
C. Penutup
Sosiologi Hukum merupakan salah satu domain dari ilmu sosial yang menggabungkan
dua pendekatan dalam setiap aplikasinya, yaitu dengan mempergunakan pendekatan hukum
dan pendekatan sosiologi. Ada hal yang bisa kita simpulkan bersama sebagai ranah untuk
hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya, juga termasuk
didalamnya pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya dan berbagai gejala hukum
namun terlebih lagi kita juga harus mamahami kebermanfaatan yang salah satunya
memetakan dampak maupun konsekuensi yang terjadi akibat penerapan hukum dalam
masyarakat juga memilah-milah objektifitasi dari Sosiologi Hukum yaitu hukum dan
masyarakat.
Selain itu perlu juga kita batasi ruang lingkup dari Sosiologi Hukum dengan memahami
dasar-dasar sosial dari hukum atau basis sosial dari hukum dan efek-efek hukum terhadap