Mata Pelajaran : IPA Materi Pelajaran : Macam-Macam Gerhana beserta Prosesnya Kelas/ Semester : VI / Ganjil
PERTAMA: KEGIATAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN Bu Sinta seorang Guru yang merupakan wali kelas VI di SDN 4 Bayongbong. Pada kegiatan pembelajaran ingin mengajarkan materi terkait Macam-macam gerhana beserta prosesnya. Bu Sinta telah mempersiapkan RPP 1 lembar dan poster-poster terkait terjadinya gerhana sebagai media pembelajaran.
KE-DUA: KEGIATAN PENDAHULUAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN Bu Sinta mengawali kegiatan dengan menanyakan kabar kemudian berdo’a bersama dan mengecek kehadiran. Setelahnya Bu Sinta memulai dengan mangajukan pertanyaan terbuka terkait gerhana. “Coba, setelah sebelumnya kita mempelajari tata surya, selanjutnya apa yang kalian ketahui terkait gerhana?” kemudian suasana mulai mencair dengan banyaknya jawaban yang terlontar, ada yang mejawab “Gerhana itu bulan tertutup matahari”, “Gerhana itu ada gerhana bulan dan gerhana matahari” dst. merespon jawaban- jawaban tersebut Bu Sinta melanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan rangkaian kegiatannya. “Baik, semua jawaban kalian sudah tepat sekali. Di pembelajaran kali ini dengan mengamati poster yang ibu siapkan diharapkan kalian dapat menjelaskan Pengertian Gerhana, Jenis-jenis serta Prosesnya dengan tepat. Kegiatan hari ini ibu akan membagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi terkait pertanyaan yang sudah ibu siapkan di lkpd kelompok dan di akhir kegiatan kalian mempresentasikan apa yang kalian dapat dari hasil pengamatan” 2 3
KE-TIGA: KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN Di Kegiatan inti Bu Sinta mulai dengan membagi kelompok berdasarkan Absen. Kemudian mengatur duduk sesuai kelompok masing-masing di lanjutkan dengan intruksi lainnya. “Baik kelompoknya kita bagi menjadi 5 kelompok ya, masing-masing 3 orang silahkan duduk perkelompok. Ibu bagikan LKPD beserta poster-poster proses terjadinya gerhana untuk kalian amati dan menjawab LKPD. Setelahnya kita presentasikan apa yang sudah kalian dapatkan dari kegiatan mengamati tersebut ya.” Setelah selesai masuk kegiatan Presentasi perkelompok yang di lanjut dengan umpan balik serta penguatan-penguatan materi yang di sampaikan. Selesai semuanya bu Sinta membagikan kembali LKPD mandiri untuk di kerjakan masing-masing sebagai tes formatif. “ Baik disini ibu juga sudah menyiapkan LKPD mandiri untuk kalian kerjakan masing-masing. Coba sejauh mana pemahaman yang kalian dapatkan dari kegiatan belajar hari ini”.
KE-EMPAT: KEGIATAN PENUTUP PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN Di Akhir kegiatan Bu Sinta membagikan LKPD mandiri yang sudah di nilai. Kemudian melakukan Evaluasi dengan berefleksi dan menyimpulkan pembelajaran secara bersama. “ Iya bagaimana pembelajaran hari ini ? Apa yang kalian dapatkan ? Oke, ternyata betul ya gerhana itu adalah peristiwa tertutupnya sebuah objek disebabkan adanya benda/objek yang melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang hampir sama jika diamati dari Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana Bulan.” Kemudian Bu Sinta menjelaskan tujuan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan Do’a dan salam. 4
KE-LIMA: HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSI NILAI DIATAS KKM Dari 15 Siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 6 Siswa NILAI SAMA DENGAN Dari 15 Siswa yang mendapatkan nilai sama KKM dengan KKM yaitu 3 Siswa
NILAI DIBAWAH KKM Dari 15 Siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM yaitu 6 Siswa 5
DESKRIPSI PENYELESAIAN KASUS TAP
Mata Pelajaran : IPA Materi Pelajaran : Macam-Macam Gerhana beserta Prosesnya Kelas/ Semester : VI / Ganjil
PERTAMA: KEGIATAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN PENYELESAIAN KASUS A. Melakukan Asesmen Diagnostik untuk mengetahui gaya belajar siswa dengan cara memberikan angket B. Menyusun RPP Berdiferensiasi terintegrasi KSE terkait materi macam-macam gerhana beserta prosesnya C. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang bervariasi TEORI YANG MENDASARINYA A. Asesmen Diagnostik merupakan penilaian/asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa yang beragam (kepmendikbud No.719/P/2020) B. Kaitan dengan Standar Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Lulusan, maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan semaksimal mungkin. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Lewat pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinya secara maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara, sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan (KHD, 1936 :1, Pemenuhan kebutuhan Belajar Murid dengan pembelajaran Berdiferensiasi) C. Tujuan variasi pembelajaran menurut Moh. Uzer Usman (dalam 6
Rusiadi, 2020) adalah untuk menimbulkan dan meningkatkan
perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan, untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki tentang hal-hal yang baru, untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik, Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
KE-DUA: KEGIATAN PENDAHULUAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN PENYELESAIAN KASUS Menanyakan perasaan peserta didik pagi ini dengan menempelkan namanya pada roda emosi yang sudah saya siapkan. Sebagai wujud penerapan PSE (Pembelajaran Sosial Emosional) TEORI YANG MENDASARINYA Mengintegrasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional di kelas, tidak hanya akan berpotensi menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik, namun juga mem berikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area ke hidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.( KHD, 1936 :23, Pembelajaran Sosial Emosional) 7
KE-TIGA: KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN PENYELESAIAN KASUS Guru membagi kelompok berdasarkan hasil Asessmen diagnostik yaitu gaya belajar siswa (Kinestetik, Auditori atau Visual). Media pembelajaran perkelompok di sesuaikan dengan Gaya belajar mereka, Bisa dengan Poster, Tayangan Video ataupun praktik dengan alat sederhana seperti Globe, bola dan senter.hal tersebut sebagai wujud penerapan diferensiasi konten dan proses. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan produk (hasil pengamatan) dalam bentuk bebas atau sesuai minat dan kemampuannya. Tidak fokus pada LKPD yang di sediakan sebagai wujud penerapan diferensiasi produk. TEORI YANG MENDASARINYA Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu model pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan siswa. Menurut Tomlinson (2001:45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah: 1. Kesiapan belajar (readiness) murid 2. Minat murid 3. Profil belajar murid Dalam penerapannya, pembelajaran berdiferensiasi memiliki tiga strategi. 1. Diferensiasi konten, yakni jenis muatan atau konten apa yang akan diajarkan guru kepada siswa. 2. Diferensiasi proses, yaitu proses yang mengacu pada bagaimana siswa akan memahami apa yang mereka pelajari. 3. Diferensiasi produk, yakni hasil pekerjaan siswa setelah mempelajari materi pelajaran 8
KE-EMPAT: KEGIATAN PENUTUP PEMBELAJARAN
DESKRIPSIKAN PENYELESAIAN KASUS Memberikan umpan balik hasil tes formatif dan memberikan penguatan- penguatan terhadap materi berdasarkan soal-soal yang mayoritas menjawab kurang atau bahkan tidak tepat. TEORI YANG MENDASARINYA Teori hubungan antara stimulus dan respon (law of effect) oleh Thorndike yang memaparkan hubungan stimulus dan respon akan menjadi kuat apabila disertai dengan kepuasan dan kesenangan (pujian, hukuman, atau celaan). Menurut Thorndike, proses pembelajaran, khususnya proses belajar siswa terjadi secara perlahan atau incremental atau bertahap, bukan secara tiba-tiba.