Makalah MSDM Employee Development
Makalah MSDM Employee Development
“EMPLOYEE DEVELOPMENT”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu :
Nurlaela Hamidah,M.M., M.Psi.,Psikolog
Disusun oleh :
Aida Putri 210207011
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
PENUTUP.................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata -mata
ditentukan oleh seumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Kontunuitas pembangunan yang dilakukan
sekarang di negara kita, betapa pun hanya dapat dipertahankan bila kualitas SDM yang
ada mendapat perhatian serius baik dari pemerintah maupun dari kalangan swasta. Oleh
karena itu, perlu pengembangan SDM di negara kita mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang besar, yang merupakan sumber produktif potensial sehingga dapat diubah
menjadi sumber produktif yang nyata. Demikian pula perhatian yang semakin besar di
Indonesia, terhadap manajemen oleh lembaga-lembaga swasta diharapkan akan mampu
membawa dampak positif terhadap perkembangan ekonomi dan perusahaan pada masa
yang akan datang.
Employee Development (pengembangan karyawan) adalah proses meningkatkan
kompetensi dan keterampilan karyawan yang ada dan mengembangkan yang baru untuk
mendukung tujuan organisasi.Pengembangan karyawan bisa dilakukan melalui pelatihan
dan pengembangan yang bertujuan membantu karyawan untuk dapat menangani segala
persoalan dimasa yang akan datang,dengan memperhatikan tugas dan kewajiban yang
dihadapi.Karena itu,kegiatan pelatihan dan pengembangan tidak dapat diabaikan terutama
dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat,dan berat pada abad milenial ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
• Tantangan Sosial (organisasi dituntut meningkatkan pelayanannya terhadap
pelanggan, masyarakat).
• Tantangan terhadap Sistem Performance Kerja Tinggi (produktifitas kerja yang
tinggi).
• Tantangan terhadap Peningkatan Kualitas/Mutu produk & service yang
dihasilkan.
• Tantangan terhadap Hubungan Interpersonal (perilaku kerja yang produktif).
• Tantangan Global (modernisasi, free trade area, dan sebagainya).
6
4. Membantu memecahkan masalah orperasional. Para manejer harus mencapai
tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan
sumberdaya finansial dan sumberdaya teknologis manusia (human tecnilogical
resourse), dan kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan,dan
memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang
sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten
dengan kebijakan sumberdaya manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan
adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karir. Dengan secara
berkesinambungan mengembangkan dan mempromosikan semberdaya
manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati karyawan yang
berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa
penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan
mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara
benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer
adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru
dipekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda
dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas
organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi
semua karyawan.
Pengembangan SDM dilakukan agar dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan
dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. (Bukit, dkk., 2017).
Pengembangan SDM juga memiliki peran untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai
orang-orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi dalam meningkatkan kinerja
dan pertumbuhan (Armstrong, dalam Tsauri., 2013). Gilley and Steven (dalam Priyono dan
Marnis, 2008) menyatakan bahwa tujuan dari pengembangan SDM adalah untuk
meningkatkan knowledge, skills, attitude and behavior dalam melaksanakan suatu organisasi.
Maka dari itu, pengembangan SDM dalam suatu organisasi perusahaan memiliki banyak
manfaat. Manfaat dari pengembangan karyawan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu :
7
a. Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang ilmu
pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip-prinsip dan filsafat
manajemen yang terbaik dan terakhir.
b. Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus
memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama serta merubah sikap.
c. Memperbaiki atau menambah imbalan/balas jasa yang diperoleh dari organisasi
tempat bekerja.
2. Dari sisi organisasi, dapat memberi manfaat sebagai berikut :
a. Menaikkan produktivitas pegawai.
b. Menurunkan biaya.
c. Mengurangi turnover pegawai
d. Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya
ketiga manfaat tersebut terlebih dahulu.
8
6. Penilaian pelaksanaan program Setelah berakhirnya pendidikan dan
pelatihan,seyogianya dilakukan evaluasi, yang mencakup :
a. Organisasi terhadap proses:
Organisasi penyelenggaraan diklat, (administrasi, konsumsi,
ruangan, petugas, dll).
Penyampaian materi diklat, (relevansi, kedalaman, pengajar,
dll)
b. Evaluasi terhadap hasilnya, mencakup evaluasi sejauh mana materi
yang diberikan dikuasai/ diserap peserta diklat.
9
lebih berguna dalam membantu pengembangan karyawan daripada penilaian yang
dirancang secara ketat untuk tujuan administrative
On the job yaitu pelatihan dilaksanakn ditempat kerja yang sesungguhnya, dalam kondisi
proses kegiatan kerja yang sebenarnya serta menggunakan alat,bahan peralatan serta
lingkungan kerja yang sama. Hasil dari lulusan atau output pelatihan ini akan sesuai dengan
kemampuan yang dibutuhkan oleh pemakai atau perusahaan. Filosofi dasar pelatihan on the
job bahwa karyawan belajar melalui pengamatan terhadap rekan kerja atau manajemennya
dalam melakukan pekerjaan dan mencoba untuk meniru perilaku mereka (Tsauri,2013).
Model dari pelatihan On The Job meliputi :
a) Job Rotation Metode ini dimaksudkan bahwa dengan berganti jabatan dari
satu jabatan atau jenis jabatan satu kejabatan lain akan menambah atau
memperkaya pengalaman serta dapat me ngenal bermacam-macam variasi
problem yang dihadapi. Kelemahan yang ada pada metode ini adalah sering
kali pe serta pelatihan melakukan jenis pekerjaan yang tidak sesu ai dengan
jenis pekerjaannya sendiri dan seringkali tidak berhubungan. Jenis pelatihan
ini sudah jarang digunakan dan walaupun digunakan hanya terbatas pada
bidang-bi dang pekerjaan yang sejenis atau berhubungan.
b) Magang. Program magang dirancang untuk tingkat keahlian yang le bih
tinggi, leih cenderung kepada pendidikan. Program ini memadukan pelatihan
dan pengalaman pada pekerjaan de ngan instruksi yang diperoleh didalam
ruang kelas untuk subyek tertentu. Menurut UU ketenaga kerjaan tahun 2003
ayat 11, menjelaskan bahwa magang adalah bagian dari sis tem pelatihan
kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan dilembaga
pelatihan dengan bekerja lang sung dibawah lembaga dan pengawasan
instruktur yang lebih berpengalaman
c) Intership. Mirip dengan magang namun program ini bersifat semen tara.
Intership memberikan individu pengalaman pada pekerjaan tertentu
Off The Job. Pelatihan off the job, latihan ini dilaksanakan diluar tempat kerja misal di LIK,
BLKI dan lembaga lain yang menyelenggarakan pelatihan. Terdapat dua bentuk umum off
10
the job training, program in-house yang dikoordinasikan oleh karyawan organisasi dan
di sponsori oleh asosiasi profesional, institusi pendidikan atau kon sultasi pelatihan melalui
sumberdaya yang luwes (Tsauri,2013). Metode dalam off the job training antara lain:
11
terapis fisik, dan pekerjaan utama lainnya sama pentingnya dengan perencanaan suksesi
untuk pekerjaan eksekutif puncak (Rahardjo, 2022).
1. Proses perencanaan suksesi: Baik di perusahaan kecil atau besar, perencanaan
suksesi terkait dengan perencanaan SDM strategis. Baik kuantitas maupun
kemampuan calon penerus harus dikaitkan dengan strategi dan rencana organisasi.
Dua kegiatan terkoordinasi memulai proses perencanaan suksesi yang sebenarnya.
Pertama, pengembangan bagan penggantian awal memastikan bahwa
individu yang tepat dengan kemampuan dan pengalaman yang memadai
untuk melakukan pekerjaan yang ditargetkan. Bagan pengganti, mirip
dengan bagan kedalaman yang digunakan oleh tim sepak bola, keduanya
menunjukkan pemain cadangan di setiap posisi dan mengidentifikasi posisi
tanpa pemain cadangan yang memenuhi syarat saat ini. Bagan tersebut
mengidentifikasi, siapa yang dapat mengambil alih pekerjaan utama jika
seseorang pergi, pensiun, meninggal dunia secara tiba-tiba atau menciptakan
lowongan.
Kedua, penilaian kemampuan dan minat karyawan saat ini memberikan
informasi yang dapat ditempatkan ke dalam bagan penggantian awal.
Pendekatan tradisional untuk perencanaan suksesi ini tidak selalu berhasil di
setiap pemberi kerja. Misalnya, di PepsiCo, sebuah penelitian menunjukkan
bahwa proses perencanaan suksesi memakan waktu terlalu lama, sehingga
perusahaan mengembangkan kumpulan percepatan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Employee Development (pengembangan karyawan) adalah proses meningkatkan
kompetensi dan keterampilan karyawan yang ada dan mengembangkan yang baru untuk
mendukung tujuan organisasi. Dalam proses pengembangan, karir individu juga dapat
berkembang dan mendapatkan fokus baru atau berbeda.Karena itu,kegiatan pengembangan
tidak dapat diabaikan terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat,dan
berat pada abad milenial ini. Pengembangan karyawan dapat memperbaiki efektivitas
karyawan dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas kerja
dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan.
3.2 Saran
Semoga materi ini dapat dikembangkan dan lebih banyak diteliti berdasarkan metode sesuai
hukum keternaga kerja yang terbaru.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bukit, Benjamin. (2017). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ZAHR
Publishing. ISBN: 978-602-61253-3-0
Priyono dan Marnis. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: ZIFATAMA
PUBLISHER. ISBN : 978-602-6930-18-7
Rahardjo, Daniel Adi Setya. (2022). “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Semarang:
Yayasan Prima Agus Teknik.(115-143).
Sari, Eliana. (2009), Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Jayabaya University
Press. ISBN: 978-979-9302-29-8
Sedarmayanti, (1996) Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Tsauri, Sofyan. (2013). MSDM Manajemen Sumber Daya Manusia. Jember: STAIN Jember
Press. ISBN: 978-602-8716-71-0
14