SOP Akre
SOP Akre
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
(UKM)
1. Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin BCG pada bayi umur 0-1 bulan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalami pemberian vaksin Bacillus Calmete-Guerin (BCG) agar
anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberulosis (TBC)
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur Tahapan
1. Petgas mencuci tangan
2. Pasikan vaksin, pelarut dan spuit yang di gunakan dalam kondisi baik
3. Larutkan vaksin BCG dengan pelarut BCG dengan spuit 5 ml
4. Pastikan anak belum pemab diberi BCG dengan menanyakan pada
orang tua anak tersebut
5. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang sudah dilarutkan dengan spuit 1 ml
6. Berihkan lengan kananan atas bayi dengan kapas berisi air hangat
7. Sun:ikan vaksin sepertiga lengan kanan atas (insertion musculus
delttoideus) secara intra cutan (IC)
8. Rapiican alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
10. Catat imunisasi yang telah di berikan
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Suatu tindakan pemban vaksin campak pada bayi umur 9-11 bulan untuk
imunisasi rutin dan umur 2-36 tahun pada saat bostercampak
2. Tujuan Selbagai acuan daam pemberian vaksin campak agar anak inempunyai daya
tahan terhadap penyakit campak
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur Tahapan
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
3. Buka tutup vaksin dengan pinset
4. Larutkan vaksin dengan pelarut campak menggunakan spuit 5 cc
5. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
6. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah
dibasahi dengan air hangat
7. Suntikkan vaksjn secara subkutan dalam
8. Rapikan alat
9. Cuci tangan
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin polio pada bayi umur 0-11 bulan pada
imunisasi dasar dan 0-59 bulan pada saat PIN
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak Ipunyai daya tahan
terhadap penyakit polio
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur Tahapan
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (VVM A/B dan tidak lewat
tgl kadaluarsa)
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset Pasang pipet di atas
botol vaksin
4. Posisikan mulut bayi membuka
5. Teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes
6. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesamiya.
7. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam kondisi steril
8. Rapikan alat
9. Petugas inencuci tangan
10. Catat tindakan yang telah dilakukan
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin TT 9 Tetanus Toxoid) pada calon pengantin,
ibu hamil, dan wanita usia subur (WUS)
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk memberikan kekebalan
aktif terhadap penyakit tetanus
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur Tahapan
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin, pelarut dan spuit yang di gunakan dalam kondisi baik
3. Buka tutup vaksin dengan pinset
4. Ambil 0,5 cc vaksin Er dengan spuit 0,5 ml dispossible
5. Bersihkan lengan kin bagian atas pasien dengan kapas dan air hangat
6. Suntikkan vaksin secara sub cutan dalam / intra Muscular (IM)
Rapihkan alat-alat
7. Petugas mencuci tangan
8. Catat imunisasi yang telah di berikan
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Suatu tindakan dalam mernelihara lemari es vaksin untuk rnenjaga kualitas
daya kerja sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.
2. Tujuan Sebgai acuan dalam pemeliharaan lemari es vaksin
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untak puskesmas, direktorat PP-PL
kementerian kesehatan RI
5. Prosedur Tahapan
1. Pemeliharaan harian
a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer
setiap pagi dan sore
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es
apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting. Lakukan
pencatatan Iangsung setelah pengecekan suhu path kartu pencatatan
suhu setiap pagi dan sore
2. Pemeliharaan mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan
baut dengan obeng
b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan
yang baru
c. Sebelum membersihkan badan lernari es, cabut steker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting
d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap
basah, kuas yang lembutl spon busa dan sabun Keringkan kembali
badan lernari es dengan lap kering Selama membersihkan lemari es
jangan membuka pintu lernari es untuk menjaga suhu tetap 2-8°C
e. Colokkan kembali steker setelah selesai
f. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan
lemari es
3. Pemeliharaan bulanan
a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack,
vaksin carrie atau cold box
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrie atau cold box yang
elah berisi cool pack
c. Cabut steker untuk melakukan defrosting, sesuai dengan sop
esfrosting
d. Lakukan pembersihan kondensor pada model terbuka, gunakan
ikat yang lembut atau dengan tekanan udara pada model tertutup tidak
perlu dilakukan pembersihan.
PEMELIHARAAN LEMARI ES Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
1. Pengertian Suatu tindakan dalam pengambilan vaksin dan pelarut ke dinas kesehatan kita
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengambilan vaksin dan pelarut ke dinas kota.
3. Kebijakan Peraturan menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Modul 1,2,3,4,5 dan 6 pelatihan safe injection kerjasama direktorat jendral
PPM dan PL departemen kesehatan RI dan PATH tahun 2005
5. Prosedur Tahapan
1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sissa vaksin
3. Hubungi petugas kota tentang rencana pengambilan vaksin kan coldbox
atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan pack agar suhu terjaga 2-8 °C
4. Siapkan coldbox maka dibutuhkan 12 coolpack yang digunakan vaksin
carrier makan dibutuhkan 4 pack
5. Bila yang digunakan coldbox maka dibutuhkan 12 coolpack
6. Bila yang digunakan vaksin carrier makan dibutuhkan 4 coolpack
7. Siapkan alat transportasi yang memadai
8. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas dina kesehtan kota
dan kemudian cocokkan vaksin yang diserahkan dengan permintaan
9. Perika kondisi VVM dan masa kadarluasa vaksin arkan voolpack yang
dibawa dan puskesmas dengan ipaxk yang telah dikondisikan di dinas kota
10. Tukarkan voolpack yang dibawa dari puskesmas dengan coolpaxk yang
telah dikondisikan di dinas kota
11. Susun coolpack kedalam coldbox atau vaksin carrier
12. Masukkan vaksin ke dalam collbox atau vaksin carrier yang telah terisi
coolpack
13. Vaksin yang sensitive beku diletakkan pada bagian tengah dan vaksin
yagn sensitif panas diletakkan di bagian pinggir
14. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carrier
15. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar
matahari langsung
16. Sesampaikan di puskesmas, buka coldbox atau vaksin carrier periksa
kembali kondisi VVM
17. Pindahkan vaksin kedalam lemari es
18. Catat vaksin vaksin tersebut dalam buku stok vaksin sebagai
penerimaan
6. Unit Terkait Puskesmas Dinas Kesehatan Kota
PENGAMBILAN VAKSIN KE Disahkan Oleh Kepala
DINAS KESEHATAN UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tg. Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Kelas Dimana pan ibu yang mempunyai anak balita 0-5 tahun secara brsama
sarna berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan
kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkeambangannya dibimbing
oleh fasilitator dengar menggunakan buku MA
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu dengan makan
buku MA dalam mewujudkan tumbuh kembang yang optimal
3. Kebijakan 1. Permenkes RI no.&5 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Permenkes RI no. 65 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
4. Referensi 1. SK. No. 284/Menkes/SK/11112004/ Tentang Buku Kesehatn Ibu dan
Anak
2. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, Kemenkes RI, Tahun 2014
3. Pedoman SDISTK Kemenkes RI tahun 2010
5. Alat dan Alat
Bahan 1. Lembar balik kelas ibu Balita.
2. Buku KIA
3. Boneka
4. Konseling ASI KIT
5. APE
6. Food Model
Bahan
1. Bahan Pre tes dan post test
2. Alat tulis
6. Prosedur 1. Persiapan (identifikasi sasaran, mempersiapkan tempat dan sarana
belajar, membuat iindangan, mempersiapkan materi, membuatjadwal
pelaksanaan dan tim pelaksana)
2. Membagikan undangan ke ibuyang mempunyal anak usia 0-5 tahun
3. Melaksankan kelas Thu balita sesuai jadwal
4. Mendokumentasikan kegiatan
7. Hal-hal yang Tempat bermain balita yang aman saat ibu- ibu balita sedang mendapat materi
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Lintas sektor
2. Lintas program
KELAS IBU BALITA Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
1. Pengertian Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada nonatus sedikitnya 3
kali, selama periodc 0 sampai dengan 3 kali, setelah lahir, baik di fasilitas
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
2. Tujuan Kunjunga neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan /
masalah kesehatan pada neonatus.
3. Kebijakan UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Referensi Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-
KIA). Kemenkes RI tahun 2010
5. Alat dan Alat : alat tulis
Bahan Bahan : formulir MTBM
6. Prosedur 1. Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara mprehensif
dengan melakukan pemeriksaan dan awatan Bayi barn Lahir dan
pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) untuk memastikan bayl dalam keadaan iatneriksaan dan
Perawatan Bayi Baru Lahir
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir
a. Memeriksa / melakukan perawatan Tali pusat
b. Melaksanakan ASI Eksklusif
c. Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin KI
d. Memastikan bayi telab diberi Salep Mata Antibiotik
e. Memastikan bayi diberi Imunisasi Hepatitis B-0
3. Periksaan menggunakan pendekatan MTBM
a. Pemeeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi kteri,
ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah mberian ASI.
b. Pemberian Imunisasi Hepatitis BO bila belum diberikan Ia
waktu perawatan bayi barn lahir
c. Konseling terhadap ibu dan keluanga untuk memberikan ASI
eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan rawatan bayi baru
lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA.
d. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
7. Hal-hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait Lintas program imunisasi, program gizi
9. Dokumentasi SPT
Terkait Laporan hasil
1. Pengertian Sarana belajar belajar kelompok bagi ibu hamil dalam bentuk, informasi,
pengalaman dengan menggunakan buku KIA dan asi tenaga kesehatan
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang kesehatan thu hamil, bersalin dan nifas serta kembang balita
3. Kebijakan 1. Permenkes RI no.&5 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Permenkes RI no. 65 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
4. Referensi 1. Kemenkes RI. tahun 2012 , Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA, Jakarta
2. Departemen Kesehatan RI, 2009, Pedoman Umum manajemen Kelas
Ibu, Direktorat Jendral Bina Gizi dan MA, Jakarta
5. Alat dan Alat
Bahan 1. Lembar balik kelas ibu hamil.
2. BukuKIA
3. Boneka
4. Konseling ASI KIT
5. Buku dan CD Senam Hamil
6. Alat Peraga KB
7. Tikar
8. Matras
9. VCD
10. Stiker P4K
11. Bantal
12. Kursi
Bahan
1. Bahan Pre tes dan post test
2. Alat Tulis
6. Prosedur 1. Persiapan (identifikasi sasaran, mempersiapkan tempat dan sarana
belajar, membuat undangan, mempersiapkan materi, membuat jadwal
pelaksanaan dan tim pelaksana)
2. Membagikan undangan ke ibu hamil sasaran
3. Melaksankan kelas ibu hamil sesuaijadwal
4. Mendokumentasikan kegiatan
7. Unit Terkait 1. Lintas sektor
2. Lintas program
KELAS IBU HAMIL Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
Bagan Alur
Mempersiapkan data jumlah sasaran bumil
Menghitung Kebutuhan
7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Petugas Pengelola Obat
2. Bidan
9. Dokumen Data sasaran ibu hamil
Terkait
1. Pengertian Skrining atau uji saring pada bayi barn lahir (Neona.’us screenin, ) adalah tes
yang dilakukan pada bayi yang berumur beberapa had untuk memilah bayi
yang menderita kelainan konginet I dan bayi yang sehat. Hipotiroid Konginetal
merupak ii penyakit yang dapat dilakukan shining.
2. Tujuan Terlaksa ianya pelayanan Shining Hipotiroid Konginetal (SNK) p & bayi barn
tahir (BBL).
3. Kebijakan UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Referensi Pedoman 2013 Skrining Hipotiroid Konginetal . Kemenkes RI tahun
5. Alat dan Alat : Alat Tulis
Bahan Bahan
Kartu ke tas saring, sarung tangan, lanset,, kapas, alcohol 70%, kasa stenil, rak
pengering
6. Prosedur 1. Persiapan :
Memotivasi keluarga ayah / ibu BBL, memberi penjelasan kepada orang
tua tentang skrining pada barn lahir dengan pengambilan tetes darah tumit
bayi dan keuntungan skrining ini bagi masa depan bayi
2. Pengambilan Specimen
a. Waktu (timing) pengambilan darah. Waktu yang paling ideal
48-72 jam setelah bayi lahir.
b. Mengisi identitas bayi pada kartu identitas bayi dengan lengkap
dan benar (identitas bayi berupa :
- Nama rumah sakit / rumah bersalin / puskesmas /
klinik bidan
- Nomor rekam medis bayi
- Nama ibu, suku bangsa / tenis, nama bayi jika sudah
ada
- Nama ayah, suku bangsal etnis
- Alamat dengan jelas (nomor rumah, jalan, RT/RW,
Kode pos)
- Nomor telepon dan telepon genggam atau nomor
telepon yang dapat dihubungi
- Dokter penanggungjawab beserta nomor telepon
genggam
- Umur kehamilan dalam minggu
- Jenis kelamin
- Berat badan
- Data lahir (tanggal , bulan, tahun dan jam lahir)
- kelahiran tunggal atau gameli
- Data spesimen (tanggal, bulan, tahun, jam
- Keterangan lain.
c. Metode pengambilan darah dan tumit bayi. Teknik pengambilan
darah melalui tumit bayi (heelp pick) adalab cara yang paling
dianjurkan dan paling banyak dilakukan di dunia.
SKRINING HIPOTIROID KONGENETAL Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
1. Pengertian Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (M-ASI) keadaan Balita gizi
kurang dan gizi buruk.
2. Tujuan Memberi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (M-ASI) keada Balita gizi buruk
untuk memperbaiki / meningkatkan status gizinya.
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Petunjuk Teknis Pengelola MP – ASI tahun 2002
5. Alat dan - Kendaraan roda 4
Bahan - Form kenaikan BB
- MP – ASI
6. Prosedur Prosedur
1. Pendataan sasaran oleh kader
2. Petugas gizi merekap hasil sasaran
3. Petugas gizi mengusulkan kebutuhan MP - ASI sesuai sasaran
4. Puskesmas menyiapkan tempat / gudang MP-ASI
5. Petugas gizi menerima dropping MP-ASI
6. Petugas gizi mengirim MP-ASI ke poskeskel
7. Kader / desa mengirim MP-ASI ke sasaran
8. Kader melakukan pencatatan dan pelaporan
9. Petugas gizi puskesmas melakukan pemantauan proses pendistribusian
Mp-ASI
10. Petugas gizi melaporkan tentang distribusi MP-ASI ke Dinas Kesehan
Bagan Alur
Kader melakukan Merekap
Pendataan sasaran Hasil Sasaran
4. Referensi
5. Alat dan Alat :
Bahan 1. Alat tulis
2. Form
Bahan
1. Kapsul Vitamin A Biru (100.000 IU)
2. Kapsul Vitamin B Merah (200.000 IU)
PEMBERIAN VITAMIN A Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
Bagan Alur
7. Hal-Hal yang Balita yang tidak datang ke Posyandu, Kapsul Vitamin A dititipkan ke ibu-ibu
Perlu kader yang diantarkan ke Balita tersebut.
Diperhatikan
8. Unit Terkait Posyandu
9. Dokumen Register pencatatan balita, buku logistik Vitamin A
Terkait
1. Pengertian Pelacakan adalah menemukan kasus gizi buruk melalui mengukur BB/U,
BB/TB dan melihat tanda klinis serta mencari faktor - faktor yang berkaitan
dengan kejadian gizi buruk melalui wawancara dan pengamatan.
2. Tujuan Untuk mengetahui keadaan gizi buruk dan mengetahui faktor - faktor yang
berkaitan dengan kejadian gizi bunk.
3. Kebijakan
4. Referensi Pedoman Pelayan Anak Gizi Buruk, Kemenkes RI 2014 Buku Keputusan
I995/MENKES/SK/XII/2010 tentang tentang Standar Anthropometri Penilaian
Status Gizi Anak, Kemenkes 2012.
5. Alat dan 1. Alat Anthropometri
Bahan 2. Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Standar
Anthropometri Penilaian Status Gizi Anak, Kemenkes RI 2012
6. Prosedur 1. Menerima laporan adanya balita gizi buruk baik dari masyarakat, kader
posyandu maupun bidan poskeskel.
2. Memvalidasi data ke sasaran oleh petugas gizi (umur, BB, TB, dan
Status Gizi) dengan melihat indeks BB/U, TB/U, BB/TB WHO 2005 pada
lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Anthropometri
Penilaian Status Gizi Anak, Kemenkes RI 2012
3. Bersama dengan validasi melakukan pelcakan gizi buruk / penyelidikan
Epidemiologi dengan wawancara dan pengamatan
4. Petugas gizi merujuk kasus buruk tersebut ke Puskesmas tujuan
mendapatkan diagnosis dan dokter/tenaga medis engetahui adanya penyakit
penyerta
5. Bila ditemukan penyakit penyerta, maka diberikan pengobatan Lengan
anjuran dokter, dapat dilakukan rawat jalan maupun sesuai dengan jenis
penyakit
6. Mencatat dan melaporakan kasus gizi bunk tersebut
7. Unit Terkait a. Dokter
b. Bidan Desa
c. Perawat
d. Kader Posyandu
1. Pengertian Serangkaian kegiatan proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien
mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat membuat
keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya.
2. Tujuan Membantu klien agar mau mengikuti saran konselor dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan yang mendukung terwujudnya perubahan
perilaku gizi secara positif.
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012
Buku Petunjuk teknis Tatalaksana Gizi Buruk
5. Alat dan Leaflet
Bahan Konseling Kit (intuk konseling AS1)
Alat Anthroponetri
6. Prosedur 1. Persiapan
a. Menyiapkan sarana dan prasarana (alat anthropometri,leaflet
b. Menyiapkan register konsultasi
2. Pelaksaman
a. Pasien datang ke ruang konsultasi dengan membawa surat kan
dan BP, BP KIA,Posyandu
b. Petugas mencatat identitas dalam buku registrasi
c. Petugas melakukan pengukuran Berat Badan dan Panjang
Badan, LiLA, Lingkar Kepala)
d. Penentuan Status gizi
e. Anamnese kualitatif dan Kuantitatif
f. Perencanaan diet
g. Pemberian konseling sesuai dengan masalah gizi kilen
h. Evaluasi
i. Tindak lanjut dengan menyarankan kepada pasien untuk
melakukan kunjungan ulang, guna mengetahui keberhasilan vensi yang
telah diberikan.
7. Unit Terkait a. Dokter
b. Bidan Desa
c. Perawat
d. Kader Posyandu
1. Pengertian UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan
juga warga sekolah yang sakit dikawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya
dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah.
2. Tujuan 1. Umum
Menngkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal.
2. Khusus
- Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik,
tertanganinya peserta didik bermasalah kesehatan.
- Tersedia nya data! informasi untuk menilai perkembangaii
kesehatan peserta ththk dan penyusunan program atau perencanaan
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung No.
8001185/D-2 U.6/2016 Tentang evaluasi kinerja program
4. Referensi 1. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI No. 23 tahun 2014
5. Prosedur 1. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
2. Mengisi buku tamu
3. Melaporkan diii kepada kepala sekolah
4. Mengumpulkan siswa satu kelas
5. Mengabsen siswa dengan bantuan guru UKS
6. Melakukan penyuluhan
7. Siswa diperiksa satu persatu
8. Bila ada siswa yang sakit ringan seperti: gatal-gatal atau
alergi,langsung diberi pengobatan
9. Merujuk siswa ke puskesmas apahila ditemukan hal-hal yang perlu
mendapat tindak lanjut
10. Pamit pulang kepada kepala sekolah dan guru UKS
6. Unit Terkait Puskesmas
1. Pengertian Penjaringan kesehatan gigi dan mulut kelas 1 sampai kelas 3 adalah kegiatan
memeriksa kesehatan gigi dan mulut siswa meliputi OHI-s dan DMF T guna
mengetahui derajat kesehatan gigi dan mulut siswa dan menyusun rencana
tindak lanjut dari kegiatan tersebut.
2. Tujuan Sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan pencapaian data kesehatan gigi
dan mulut sehingga dapat ditentukan derajat kesehatan gigi dan mulut dan
rencana tindak lanjutnya.
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung Bantul
No. 800/1SSID-2 U.6/2016
Tentang evaluasi kinerja program
4. Referensi
5. Prosedur 1. Petugas meyiapkan alat dan bahan pemeriksaan
2. Petugas mendata identitas siswa
3. Petugas mengoleskan disclosing agent ke gigi yang akan diperiksa
4. Petugas memeriksa OHI-s siswa dengan alat diagnostic dan senter
5. Petugas memeriksa DMF T dengan atat diagnostic dan senter
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan tugas mencatat kasus
yang penlu dirujuk dan menginformasikan ke pihak sekolah
7. Pihak sekolah menandatangani bukti kegiatan dibuku UKGS
6. Unit Terkait - Pelaksana upaya
- Penanggungjawab upaya
Agar TTU atau Institusi tersebut tidak menjadi tempat penularan penyakit
maka perlu diusahakan supaya memenuhi tertentu seperti : adanya ventilasi
yang baik, dinding kedap air,adanya sarana perti jamban sehat,air bersih yang
memenuhi at sampah, SPAL dll.
1. Pengertian Strategi dalam pencapaian STBM melalui perubahan perilaku hygiene dan
sanitasi kolektif melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
2. Tujuan Meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak diluar
komunitas sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan untuk
meningkatkan akses terhadap sarana jamban berdasarkan analisa kondisi
lingkungan tempat tinggal dan resiko yang dihadapi meningkatkan akses
terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak luar komunitas sehingga
masyarakat dapat mengambil keputusan untuk meningkatkan akses terhadap
sarana jamban berdasarkan analisa kondisi lingkungan tempat tinggal dan
resiko yang dihadapi
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
4. Referensi
5. Prosedur Persiapan alat
1. Peta wilayah
2. Buku dan alat tulis
3. Alat peraga pemicuan
Prosedur Tetap
1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak
terkecuali untuk kelompok miskin untuk menyediakan fasilitas sanitasi
dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalan
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi
5. Pemetaan
6. Penelusuran lokasi pilar STBM
7. Alur kontaminasi
8. Simulasi kontaminasi
9. Diskusi kelompok
10. Pemicuan bagi yang berubah dibuat kesepakatan pelaksanaan
11. Membentuk komite dan merumuskan rencana tindak lanjut pemicu
6. Unit Terkait Dinas Kesehatan
Kader
Tokoh Masyarakat
1. Pengertian Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan kimiawi
2. Tujuan Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan kimiawi
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pengambilan sampel air untuk pemeriksaan
kimiawi
4. Referensi
5. Prosedur 1. Menentukan lokasi untuk pengambilan sampel
2. Menyiapkan jaringan untuk pengambilan sampel
3. Membilas jerigen menggunakan air sampel yang akan diambil
sebanyak 3 kali
4. Mengambil sampel sesuai dengan keperluan
5. Tutup kembali jerigen
6. Beri label pada jerigen sampel
7. Segera kirim ke dinas kesehatan untuk dikirim ke laboratorium
6. Unit Terkait
1. Pengertian Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan bakteriologis
2. Tujuan Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan bakteriologis
3. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pengambilan sampel air untuk pemeriksaan
bakteriologis
4. Referensi
5. Prosedur 1. Kran dibuka biarkan air mengalir selama 2-3 menit lalu kran ditutup
kembali
2. Panaskan mulut kran dengan menggunakan korek api gas
3. Kran dibuka kembali dan biarkan air mengalir beberapa saat, botol
sampel dan Iewatkan mulut botol pada api/korek gas kemudian isi dengan
sampel air sebanyak 100 ml.
4. Letakkan mulut botol pada apilkorek gas lalu tutup kembali dan ben
label.
5. Botol disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahani
langsung.
6. Segera kirim ke dinas kesehatan untuk dikirim ke laboratorium.
6. Unit Terkait
1. Pengertian Klinik sanitasi masyarakat merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis
dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang
berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas,
bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja
puskesmas.
2. Tujuan A. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus
menerus.
B. Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien dan
klien) serta masyarakat di sekitarnya akan pentingnya lingkungan dan
perilaku hidup bersih sehat.
b. Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan lingkungan
c. Terciptanya keterpaduan antar program – program kesehatan dan antar
sektor terkait yang dilaksanakan di puskesmas, dengan pendekatan
penanganan secara holistic terhadap penyakit – penyakit berbasis
lingkungan
d. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit – penyakit berbasis
lingkungan melalui Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) secara
terpadu (PWS terhadap lingkungan dan penyakit)
3. Kebijakan Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi Untuk Puskesmas, Dirjen PPM dan PLP
< 2000
4. Prosedur 1. Di dalam gedlung semua pasien yang mendaftar di loket, setelah
mendapat kartu status, seterusnya diperiksa oleh petugas paramedis/medis
puskesmas. Apabila did patkan penderita penyakit yang berhubungan erat
dengan factor Iingkungan, naka yang bersangkutan dirujuk ke ruang klinik
sanitasi. Kalau klien setelal mendaftar di loket mereka langsung ke ruang
klinik sanitasi untuk mend patkan bimbingan teknis. Di ruang Klinik
sanitasi sanitarian tenaga kesling akan melakukan wawancara dan
konseling yang hasilnya ditulis dalam kartu Status Kesehatan Lingkungan.
Selanjutnya sanitarian/pe .ugas kesling membuat janji kunjungan rumah ke
pasien / klien
KLINIK SANITASI Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
2. Di Luar Gedung
Kegiatan luar gedung ini adalah kunjungan rumah/lokasi sebagai tindak
lanjut kunjungan pasien/klien ke puskesmas (klinik sanitasi). Kunjungan
ini sebenarnya nerupakan kegiatan rutin yang lebih dipertajam sasarannya,
sesuai hasil wawancara pasien/klien dengan sanitarian pada waktu di
puskesmas.
Dalam kunjungan ini sanitarian diharapkan mengikutsertakan kader
kesling, ketua pokmair, ketua kelompok dasa wisma, perangkat desa, tokoh
masyarakat dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat
mengetahui masalahan lingkungan yang dihadapi dan akhimya dapat
menyelesaikan masalah itu secara mandiri
5. Unit Terkait
7. Hal-Hal yang Prinsip kegiatan MPI, No Nama, No Shame, No Blame, No Pro Justisia,
Perlu Pembelajaran
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Lintas Sektor
2. Lintas Program
9. Dokumen SPT
Terkait Laporan Hasil Kegiatan
1. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki lebih besar
dan biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau
kematian sebelum maupun sesudah persalinan
2. Tujuan a. Sebagai bagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan tinggi pada
ibu hamil
b. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas
tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan
c. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
d. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya
e. Suami istri telah ada kesepakatan dan kesanggupannya untuk
mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 tahun 2014, tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan Seksual.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 Tahun 2014, tentang Kesehatan
Reproduksi
3. Buku Pedoman Pemantauan wilayah setempat, Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA). Kemenkes RI Tahun 2010
4. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Jakarta, KEMENEKS RI
Tahun 2011
7. Prosedur 1. Pendataan ibu hamil dan penjaringan ibu hamil dengan resiko
2. Penegakkan diagnosis kehamilan dan janin dengan resiko tinggi
3. Melakukan intervensi yang intensif (baik)
4. Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara dini resiko
tinggi
5. Laporan hasil kunjungan
8. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait PDGI, IBI, IDI, PPNI, PATELKI
IBU HAMIL DENGAN RESIKO Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
1. Pengertian Upaya mbudayakan PFIBS bagi siswa dan guru di institusi pendidik untuk
mengenali masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehata sendiri
2. Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan
guru di tatanan institusi pendidikan
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung
No.
Tentang Pengelolaan Program
4. Referensi
7. Prosedur 1. Petugas menyusun jadwal dan persiapan pendataan (blangko)
2. Petugas mengadakan pendataan sesuai dengan jadwal
3. Petugas melakukan pencatatan hasil wawancara dan observasi dalam
kuesioner / blangko yang dibawa secara cermat
4. Hasil pendataan di rekap dan diurutkan permasalahan yang ada
8. Unit Terkait Semua institusi pendiudikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
1. Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyimpan vaksin dan pelarut di tingkat
puskesmas / pustu
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penyimpanan vaksin dan pelarut ditingkat puskesmas dan
pustu
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas, direktorat PP-PL
kementerian kesehatan RI
5. Prosedur Tahapan
1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan
sebagai berikut :
2. Letakan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
3. Letakan coolpack pada bagian dasar lemari es
4. Pastikan bahwa semua vaksin berada di dalam lemari es
5. Letakan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya :
a. Vaksin sensitive panas (BCG, Campak, dan polio) diletakkan di dekat
evaporator.
b. Vaksin sensitive dingin (hepatitis B, DPT/HB/Hib, TT, TD, Dt) jauh
dengan evaporator
6. Pelarut disimpan pada suhu ruangan terlindung dari sinar matahari
langsung
7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan di
bagian atas
8. Letakan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin
9. Perika suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore kemudian catat pada
grafik suhu
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Suatu tinidakan pelayanan yang dilakukan untuk melacak kasus KIPI
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pelacakan kasus KIPI
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006 subdit imunisasi
direktorat, dan kesma, direktoral jendral PP dan PL Departemen Kesehatan RI
5. Prosedur 1. Tahapan
a. Pastikan kebenaran ifnormasi laporan KIPI
b. Laporkan informasi KIPI pada pimpinan setempat
c. Lakukan penilaian untuk menentukan apakha pelacakan dengan tim
atau tidak
d. Bila diperlukan pelacakan, segera lakukan koordinasi dengan dim
palcakan
e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan membaca
formulri KIPI serius dan formulir investigasi
f. Kumpulkan data umum
g. Kumpulkan data kejadian penyakit
h. Kumpulkan data penunjang diagnose penyakit
i. Kumpulkan data tentang tersangka vaksin
j. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari vial
yang sama
k. Kumpulkan data masalah medikolegal
l. Isilah formulir KIPI serius dan formulir investigasi dengan data yang
telah terkumpul
m. Lakukan koordinasi dengan momda PP-KIPI kota atau provinsi untuk
menanalisa laporan aygn telah diisi dan menyatukan klasifikasi laporan
KIPI tersebut
n. Membuat kesimpulan hasil pelacakan
o. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
p. Buat saran perbaikan untuk kasus kesalahan prosedur
q. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke komnas PP-KIPI untuk
dilakukan kajian kausalitas
6. Unit Terkait Ruang Pelayanan Imunisasi
PELACAKAN KEJADIAN IKUTAN Disahkan Oleh Kepala
PASCA IMUNISASI (KIPI) UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tg. Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan kasus KIPI
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat ada
kejadian kasus KIPI
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006 subdit imunisasi,
Departemen Kesehatan RI
5. Prosedur Tahapan
KIPI non serius
1. Lakukan rekapitulasi laporan KIPI
2. Berikan laporan kepada kepala puskesmas sebagai penanggung jawab
puskesmas
3. Laporan hasil rekapitulasi ke Dinas Kesehatan Kota Metro setiap
bulannya
KIPI serius
1. Lakukan sementara via telepon kepada Dinas Kesehatan Kota Metro 1
x 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima
2. Lakukan pelacakan oleh tim pelacak
3. Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
4. Lakukan koordinasi dengan Komda KIPI
5. Membuat kesimpulan hasil pelacakan lakukan penilaian pelayanan
imunisasi
6. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur
7. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Dinas Kesehatan
Kota Metro
6. Unit Terkait Ruangan KIA
1. Pengertian Suatu tindakan pelayanan imunisasi yang dilakukan di Posyandu dan diluar
gedung sehingga memudahkan bayi / balita untuk mendapat pelayanan
imunisasi
2. Tujuan Sebagai acuan pemberian imunisasi di Posyandu dan diluar gedung
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Modul 1, 2, 3, 4,5 dan 6 pelatihan safe injection kerjasama direktorat jendral
PPM dan PL Departemen Kesehatan RI dan PATH tahun 2005
5. Prosedur Tahapan
1. Sehari sebelum pelayanan, pastikan kepada kader bahwa semua sasaran
sudah mendapatkan informasi dan kesiapan pelaksanaan Posyandu
2. 30 menit sebelum ke posyandu, pastikan semua vaksin dan logistic
dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadarluarsa dan jumlah sesuai sasaran
serta siap untuk dibawa
3. Membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke Posyandu
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan
6. Setibanya di Posyandu, letakkan semua logistic di tempat yang aman
7. Vaksin carrier harus diletakan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari lagnsung,s ebelahnya diletakan alat suntik, kapas, air hangat,
format pencatatan dan anafilaktik kit.
8. Letakan satety box dan plastic sampah di bawah meja
9. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
10. Lakukan skrening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini
11. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini
12. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B
tidak beku dan tidak kadaluarsa
13. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastik
kemasan dan buang kemasan kedalam plastik sampah
14. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik kedalam plastik
sampah
15. Tusukan jarum suntik kedalam bvotol vaksin pastikan ujung jarum
selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin sesual dengan dosi yang
dibuthkan
16. Apa bila terdapat gelembung pada alat suntik atáu kelebihan dosis,
buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jam dan
botol vaksin
17. Lepaskan alat suntik dan botol vaksin
PELAYANAN IMUNISASI OLEH Disahkan Oleh Kepala
PETUGAS KESEHATAN DI POSYANDU UPT Puskesmas
DAN PELAYANAN LUAR GEDUNG Ganjar Agung
LAINNYA
No. Dokumen :
Terbitan :
SOP No. Revisi :
Tg. Terbit :
UPT Puskesmas Halaman : Muhtajir, SKM
Ganjar Agung NIP. 196908061995031001
1. Pengertian Suatu tindakan pelayanan yan gdilakukan di Puskesmas dan fasilitas kesehatan
lainnya guna memberikan imunisasi sehingga anak mendapat kekebalan atau
daya tahan terhadap penyakit tertentu
2. Tujuan Sebagia acuan untuk memberikan pelayanan imunisasi di Puskesmas dan
pelayanan kesehatan lainnya, sehingga anak yang diimunisasi mendapat
kekebalan atau daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Modul 1, 2,3 4, 5, dan 6 pelatihan safe injection kerjasama direktorat jendral
PPM dan PL Departemen Kesehatan RI dan PATH tahun 2005
5. Prosedur Tahapan
1. Sehari sebelum pelayanan, masukan pelarut dan cool pack ke dalam
lemari es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi, pastikan semua vaksin dan
logistic (termasuk anafilatik kit) dalam kondisi CCM A/B dan tidak
kadarluasa
3. Siapkan buku pencatatan hasil imunisasi (buku bantu / buku kuning)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan
kebutuhan dan masukan kedalam vaksin carrier yang telah berisi cool pack.
5. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hagnat,
format pencatatand an anafilatik kit. Letakan saety box dan tempat sampah
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberi imunisasi
7. Lakukan skrining setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini
8. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini
9. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B,
tidak beku dan tidak kadarluarsa, serta tulis tanggal dan waktu pertam akali
digunakan.
10. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dad plastic
kemasan, buang, kemasan de dalam tempat sampah.
11. Buka tutup jarum suntik, buang tutup suntik kedalam tempat sampah.
12. Tusukkan jarum suntik dedalam botol vaksin dan pastikan ujung jarum
selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan.
13. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis,
buang gelembung atau kelebihan dosisi yang ada tanpa mencabut jarum
dan botol vaksin.
14. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin.
PELAYANAN IMUNISASI OLEH Disahkan Oleh Kepala
PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS UPT Puskesmas
DAN FASILITAS KESEHATAN LAINNYA Ganjar Agung
No. Dokumen :
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tg. Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas Muhtajir, SKM
Ganjar Agung NIP. 196908061995031001
1. Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bayi baru lahir umur 0-7
hari
2. Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur Tahapan
1. Petugas mencuci tangan
2. Beritahu orang tua atau keluarga bahwa bayinya akan diberikan vaksin
hepatitis B dengan cara di suntik
3. Pastikan vaksin yang digunakan dalam kondisi baik
4. Keluarkan PID dari kemasan
5. Dorong dan tekan penutup jarum kedalam post
6. Oleskan kappa air hangat di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan
7. Suntikkan vaksin secara intra muscular (IM)
8. Tekan reservoir vaksin untuk mengeluarkan vaksi
9. Setelah reservoir kemps, tarik PID dan keluarkan
10. Tekan dengan kapas bekas tempat suntikan
11. Rapihkan alat-alat
12. Petugas mencuci tangan
13. Catat imunisasi yang telah diberikan
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Suatu tindakan untuk mencairkan bunga es agar lemari es berfungsi dengan
baik sehingga vaksin tidak rusak dalam kondisi baik
2. Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pencairan bunga es
3. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013
4. Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk Puskesmas, direktorat PP-PL
kementerian kesehatan RI
5. Prosedur Tahapan
1. Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga
es mencapai ketebalan 0,5 cm
2. Sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan cool pack, vaksin carrie
atau cold box
3. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrie yang telah diisi coool pack
4. Cabut steker untuk melakukan defrosting
5. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat
6. Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari termasuk
evaporator dengan lap kering
7. Pasang kembali steker dan tunggu suhu mencapai 2-80C, tanpa merubah
posisi thermostat
8. Setelah suhu mencapai 2-80C, susun kembali vaksin kedalam lemari es
6. Unit Terkait KIA
1. Pengertian Kegiatan keterpaduan tingkat desa atau RW diwujudkan dalam bentuk pos
pelayanan terpadu atau lebih dikenal dengan nama Posyandu
2. Tujuan 1. Mempercepat penurunan AKB, anak balita dan angka kelahiran
2. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat penerimaan NKKBS
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
kemampuan hidup sehat
3. Kebijakan
4. Referensi - UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
- Keputusan menteri kesehatan No. 1529/Menkes/SK/X/2010
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2011 tentang
pedoman pengintegrasian posyandu menuju layanan sosial besar di Pos
Pelayanan terpadu
- Buku pedoman kader Posyandu menuju keluarga sadar gizi,
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013
- Buku arrif (pedoman manajemen peran serta masyarakat
Departemen Kesehatan RI 2001 di perbanyak oleh bidang PKM seksi
UKBM dan SPM Dinas Kesehatan Kota Metro tahun 2008
5. Alat dan - Buku register
Bahan - Buku bantu Posyandu Media penyuluhan
- Tensimeter, stetoskop, metilen dan pengukur LILA
- Vaksin, oralit, Vit a, tablet Fe dan KB
6. Prosedur 1. Petugas promkes mempersiapkan tanggal pelaksanaan kegiatan
sebagaimana yang telah terjadwal
2. Kader melakukan koordinasi dengan bidan desa apabila ada
perubahan jadwal
3. Kader mempersiapkan pelaksanaan posyandu
4. Petugas pembina posyandu (bidan desa) mempersiapkan pelayanan
5. Petugas promkes mempersiapkan tanggal pelaksanaan kegiatan
sebagaimana yang telah terjadwal.
6. Kader melakukan koordinasi dengan bidan desa apabila ada
perubahan jadwal
7. Kader mempersiapkan pelaksanaan posyandu
8. Petugas pembina posyandu (bidan desa) emmpersiapkan
pelaksanaan
9. Sasaran datang langsung ke pendaftaran (Meja 1) oleh kader
posyandu, sasaran dicatat nama, umur, dan nama orang tuanya
10. Dibagian penimbangan (meja 2) oleh kader sasaran ditimbang dan
hasil penimbangannya ditulis dikertas (kitir)
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN Disahkan Oleh Kepala
POSYANDU UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tg. Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Suatu tindakan pelayanan imunisasi yang dilakukan diluar gedung guna
meningkatkan penyuluhan yang ditampilkan di institusi bersangkutan seperti
puskesmas ataupun puskesmas pembantu
2. Tujuan Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan posisi dari individu /
masyarakat dalam bidang kesehatan
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung
No.
Tentang pengelolaan program
4. Referensi
5. Alat dan 1. Persiapan :
Bahan a. Menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
b. Menentukan sasaran pendengar
c. Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai dengan kebutuhan
kelompok sasaran
d. Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat
e. Memeprsiapkan bahan bacaan (jika diperlukan)
2. Pelaksanaan :
a. Perkenalan diri
b. Mengemukakan maksud an tujuan
c. Menjelaskan point-point isi penyuluhan
d. Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan
e. Tunjukkan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk
ditempat
f. Selingi dengan humor segar
g. Pergunakan bahasa sederhana ciptaan suasana rilex (santai), pancinglah
pendengar agar turut berpartisipasi
h. Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan
i. Sediakan waktu untuk tanya jawab
j. Menyampaikan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
k. Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucap terima kasih
l. Bila ada bahan bacaan sebaliknya dibagikan setelah penyuluhan selesai
6. Prosedur 1. Lintas Upaya
2. Lintas Sektor
PENYULUHAN DALAM GEDUNG Disahkan Oleh Kepala
UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
Tg. Terbit :
SOP
Halaman :
7. Hal-hal yang
Diperhatikan
8. Unit Terkait
1. Pengertian Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemauan untuk
mencegah dan mengatasi masalah – masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri
2. Tujuan Terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung No.
Tentang pengelolaan program
4. Referensi 1. Bukupedoman kader Posyandu menuju keluarga sadar gizi,
kementerian kesehatan RI tahun 2013
2. Buku Arrif (pedoman manajemen peran serta masyarakat
Departemen Kesehatan RI 2001 di perbanyak oleh bidang PKM seksi
UKBM dan SPKM Dinas Kesehatan Kota Metro tahun 2008
5. Prosedur a. Tahapan
1. Petugas upaya promkes mensosialisaikan desa siaga kepada lintas
upaya yang ada di Puskesmas
2. Petugas upaya promkes bersama kepala Puskes dan petugas lainnya
mensosialisasikan desa siaga kepad alintas sektor
3. Petugas upaya promkes dengan tim mengadakan pelatihan kader siaga,
pembantu petugas / tim desa siaga
4. Petugas upaya promkes mensosialisasikan desa siaga kepada lintas
upaya yang ada di puskesmas
5. Petugas upaya promkes bersama kepala puskesmas dan upaya lainnya
mensosialiasikan desa siaga kepad alintas sektor
6. Petugas upaya promkes dengan tim mengadakan pelatihan kader desa
siaga (Pembantu petugas / bagas)
7. Petugas upaya promkes bersam akepala desa membentuk forum
masyarakat desa (FMD)
8. Petugas upaya promkes bersama tim Pembina desa siaga mengadakan
pelatihan seksi-seksi dengan materi :
- Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
a) Tabulin
b) Donor darah
c) Ambulance desa
d) Notifikasi (pendataan bumil)
- Seksi Surveilance
a) Pendataan penyakit menular
b) System pelaporan
c) Penanganan serta pencegahan penyakit menular
PROTAP PEMBINAAN DAN Disahkan Oleh Kepala
PENGEMBANGAN DESA SIAGA UPT Puskesmas
No. Dokumen : Ganjar Agung
Terbitan :
No. Revisi :
SOP Tg. Terbit :
Halaman :
- Seksi Kesling
a) Penyehatan air
b) Penyehatan makanan minuman
c) Penyehatan pembuangan limbah
d) Penyehatan pembuangan sampah
- Seksi Gizi
Kadarzi
- Seksi Tanggap Bencana
a) Kesiagaan sebelum bencana
b) Kesiagaan setelah bencana
c) Kesiagaan pada waktu terjadi bencana
9. Tim pembinaan dari puskesmas bersama FMD mengadakan SMD
10. FMD bersama tim pembina berdasarkan hasil SMD mengadakan MMD
untuk membahas temuan pada waktu SMD serta membahas tindak
lanjut untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengadakan SMD guna melihat
perkembangan dari i ntervensi yang dilakukan
6. Unit Terkait 1. Lintas Upaya
2. Lintas Sektor
1. Pengertian Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat
2. Tujuan Untuk mencapai rumah tangga sehat
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung
No.
Tentnag pengelolaan program
4. Referensi
5. Prosedur 1. Petugas promkes berkoordinasi dengan kader posyandu tentang
rencana pendataan
2. Kader posyandu melaksanakan pengumpulan data dengan cara
mengunjungi rumah tangga di tiap wilayah sesusai dengan pembagian
wilayah posyandu
3. Kader melakukan wawancara pada KK/istri dan observasi
kondisi lingkungan / rumah
4. Kader melakukan pencatatan hasil wawancara / observasi
dalam kuesioner yang dibawa secara cermat
5. Data hasil pendataan dipegang kader pendata, hasil pendataan
diserahkan oleh kader posyandu kepada petugas promkes
6. Petugas promkes megnelola data untuk mengetahui urutan
permasalahan
6. Unit Terkait Lintas sektor
1. Pengertian Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat
2. Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku karyawan /
pekerja di tatanan tempat-tempat kerja
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung
No.
Tentang pengelolaan program
4. Referensi
5. Prosedur 1. Petugas menyusun jadwal pendataan dan p ersiapan
pendataan (blangko)
2. Petugas mengadakan pendataan sesuai dengan jadwal
3. Petugas melakukan pencatatan hasil wawancara dan
observasi dalam kuesioner / blangko yang dibawa secara cermat
4. Hasil pendataan di rekap dan diurutkan permasalahan yang
ada
6. Unit Terkait
1. Pengertian Kegiatan keterpaduan di tingkat desa atau RW diwujudkan dalam bentuk Pos
Pelayanan Terpadu atau lebih dikenal dengan nama Posyandu
2. Tujuan 1. Mempercepat penurunan AKB, anak balita dan angka
kelahiran
2. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan
IMR
3. Memeprcepat penerimaan NKKBS
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan – kegiatan lain yang
menunjang kemampuan hidup sehat
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ganjar Agung
No
Tentang pengelolaan program
4. Referensi
5. Prosedur 1. Petugas promkes mempersiapkan tanggal pelaksanaan kegiatan
sebagaimana yang telah terjadwal
2. Kader melakukan koordinasi dengan bidan desa apabila ada
perubahan jadwal
3. Kader mempersiapkan pelaksanaan posyandu
4. Petugas Pembina Posyandu (Bidan Desa) mempersiapkan
pelaksanaan
5. Sasaran datang langsung ke p endaftaran (meja I)
6. Dibagian penimbangan (meja II) oleh kader sasaran ditimbang dan
hasil penimbangannya ditulis dikertas (kitir)
7. Dibagian pencatatan (meja III) sasaran menyerahkan KMS dan
kertas (kitir) yang berisi hasil penimbangan kepada kader
8. Dibagian penyuluhan (meja IV) kader memberikan penyuluhan
sesuai masalah
9. Dibagian pelayanan (meja V) petugas Pembina Posyandu
emmberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan balita / bumil /
buteki
10. Ekgiatan dilanjutkan dengan pemberian PMT penyuluhan dan
penyuluhan kelompok oleh kader posyandu, dan atau petugas kesehatan
11. Selesai pelaksanaan posyandu, diadakan pertemuan pasca posyandu
12. Bidan desa mencatat hasil kegiatan program posyandu dalam buku
bantu posyandu
13. Kader posyandu merekap hasil kegiatan posyandu dimasukkan pad
ablangko F1, dan dikirim ke petugas Gizi Puskesmas, untuk di rekap dan
dianalisa paling lambat waktu pertemuan akder posyandu tingkat
kecamatan tiap bulan.