Anda di halaman 1dari 12

LITERATURE REVIEW AROMATERAPI PADA LANJUT

USIA YANG MENGALAMI NYERI


Tio Tansah Bakti1, Ashar Prima2, Amzal Mortin Andas 3*
Affiliasi
1
Mahasiswa Keperawatan D3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes Bani Saleh
2,3
Dosen Keperawatan Medikal Bedah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes
Bani Saleh

*Corespondensi
Amzal Mortin Andas
amzal@stikesbanisaleh.ac.id / 087787756667
Darmawangsa Residence, kluster Kedaton, Bekasi, Jawa Barat

ABSTRACT
Background: Elderly representing the age of 60 years or more. Pain that occurs in
the elderly will improve physiologically such as increased respiration, peripheral
vasocostriction, increased blood sugar and increased muscle strength. general
purpose: Study this literature aims to understand aromatherapy in the elderly who
fix it. Method: The design in this scientific paper is a review of search libraries
using an electronic database that is Google Scholar. The keywords used in the
search are elderly, aromatherapy, pain. The inclusion criterion used is to use a
journal to solve problems in the elderly that can be accessed in the full text. Year
of the journal used 2010-2020 edition. Results: The results found 3 articles, of the
three articles discussing the effectiveness of aromatherapy in the elderly who
improve pain. Conclusion: Aromatherapy can be used by nurses as an alternative
measure to reduce the level of care in the elderly who improve care in hospitals or
who live in homes, so that the elderly can enjoy comfort.
Keywords: Elderly, Aroma Therapy, Pain.

1
ABSTRAK
Latar belakang: Lanjut usia merupakan usia yang berumur 60 tahun atau lebih.
Nyeri yang terjadi pada lansia akan memiliki dampak fisiologis seperti
peningkatan respirasi rate, vasokostriksi perifer, peningkatan gula darah dan
peningkatan kekuatan otot. tujuan umum: Telaah literatur ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi pada lansia yang mengalami nyeri. Metode:
Desain dalam karya tulis ilmiah ini merupakan literature review pencarian
menggunakan electronic data base yaitu google scholar. Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian yaitu Elderly, aromatherapy, pain. Kriteria inklusi
yang digunakan yaitu menggunakan jurnal intervensi mengatasi masalah nyeri
pada lansia yang dapat di akses full text. Tahun jurnal yang digunakan dibatasi
2010-2020. Hasil: hasil ditemukan 3 artikel, dari ke tiga artikel membahas
tentang keefektifan dari aromaterapi pada lanjut usia yang mengalami nyeri.
Kesimpulan: Aromaterapi dapat digunakan oleh perawat sebagai alternatif
tindakan untuk menurunkan tingkat nyeri pada lanjut usia yang sedang menjalani
perawatan di rumah sakit atau yang tinggal di panti, sehingga para lansia dapat
merasakan kenyamanan.
Kata kunci : lanjut usia, aromaterapi, nyeri.

2
Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) merupakan usia yang berumur 60 tahun atau lebih.
Peningkatan jumlah populasi lanjut usia saat ini menjadi isu penting bagi dunia.
World Population Prospect : The 2-15 Reviions, Pada tahun 2015–2030
jumlahnya diproyeksikan akan tumbuh sekitar 56%.(Unites Nations. 2015).
pertumbuhan populasi lanjut usia tumbuh jauh lebih cepat daripada total populasi
dunia, sebagian besar dari mereka tinggal di negara berkembang (Gürbilek 2013)
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki
populasi lanjut usia terbanyak, sehingga akan mengalami peningkatan jumlah
penduduk lanjut usia, pertumbuhan penduduk lanjut usia akan meningkat pesat,
jumlah tersebut di perkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2030. Provinsi
dengan persentase lanjut usia terbesar di Indonesia yaitu di Yogyakarta (13,81%),
Jawa Tengah (12,59%), Jawa Timur (12,25%) dan Jumlah penduduk lanjut usia di
Jawa Barat pada tahun 2017 sekitar 8,67% dari total penduduk di Jawa Barat.
(Riskesdas 2018)
Menurut data tersebut diketahui bahwa jumlah lanjut usia setiap tahunnya
mengalami peningkatan dan lanjut usia lebih banyak terpapar berbagai penyakit
kronis, hampir 80% lansia memiliki penyakit kronis sehingga mereka menjadi
lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Perubahan fisiologis yang terjadi
selama proses penuaan dan perubahan tertentu dalam struktur saraf dan struktur
muskuloskeletal dapat dikhawatirkan mengenai tindakan gerakan, meningkatkan
risiko kecelakaan seperti luka bakar, resiko jatuh dan masalah lainya. Hal-hal
yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga
membawa lanjut usia kearah kerusakan/kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif
terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif,
apatis, gangguan tidur (Amzal Mortin Andas, Christantie Effendi, and Sri
Setyarini 2020) dan nyeri (Purwandari, Rahmalia, and Sabrian 2014)
Nyeri yang terjadi pada lanjut usia akan memiliki dampak fisiologis seperti
peningkatan respirasi rate, vasokostriksi perifer, peningkatan gula darah,
peningkatan kekuatan otot, penurunan motilitas GI, dilatasi pupil, muka pucat,
nafas cepat, pernyataan verbal (menangis, mendengkur, meringis, menggigit bibir,
gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan tangan, menurunnya
kontak /interaksi social (fokus dengan nyeri, menghindari percakapan). Pada
lanjut usia cenderung memendam rasa nyeri yang dialami, karena mereka
menganggap nyeri merupakan hal alamiah yang harus mereka jalani. Nyeri sering
menyebabkan kondisi lain, seperti kurang tidur, cemas, depresi, dan penurunan
kualitas hidup secara keseluruhan. (Widayati 2014)
Pendekatan secara farmakologis lebih banyak digunakan dalam
penatalaksanaan rasa nyeri, namun pendekatan non farmakologik juga di lakukan
untuk mengurangi rasa nyeri yang ringan dan sedikit terjadi efek samping, serta
lebih murah dan dapat dilakukan di rumah atau dalam lingkungan fasilitas
perawatan akut, Beberapa teknik atau terapi yang biasa digunakan untuk
mengatasi nyeri seperti pijat, relaksasi gambar panduan, stimulasi saraf dengan
listrik transkutan, penggunaan kompres panas dan dingin, sentuhan terapeutik,
meditasi, hipnotis, akupresur, dan penggunaan aromaterapi. (Wardani 2014).
Jenis minyak aromaterapi yang umum digunakan yaitu:

3
Minyak eukaliptus, minyak radiata, minyak rosemary, minyak ylang-ylang,
minyak tea tree, minyak lavender, minyak geranium, minyak peppermint, minyak
jeruk lemon, minyak chamomile roman, minyak clary sage. (Ayu, Setyawan, and
Widiyanto 2016).
Aromaterapi merupakan salah satu metode terapi keperawatan yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap atau dikenal sebagai
minyak essensial dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan
untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang. Dalam
penggunaanya, aromaterapi dapat diberikan melalui beberapa cara, antara lain
berendam, pijat, kompres, dan inhalasi (Purwandari et al. 2014).
Aromaterapi mengacu pada penggunaan obat atau terapeutik dari minyak
esensial yang diserap melalui kulit atau sistem penciuman. aromaterapi sangat
populer di Amerika Serikat Standar ound the world untuk menurunkan nyeri.
Meskipun banyak klaim telah dibuat berkaitan dengan manfaat aromaterapi,
sebagian besar penelitian telah difokuskan pada penggunaannya untuk mengelola
depresi, kecemasan, ketegangan otot, gangguan tidur, mual, dan nyeri. (Lauwsen
and Dwiana 2019).
Aromaterapi Lavender sebagai media relaksasi, menunjukkan bahwa
minyak esensial dari bunga lavender dapat memberikan manfaat relaksasi
(carminative), sedatif, mengurangi tingkat kecemasan, mampu memperbaiki mood
seseorang, dan mampu mengurangi rasa nyeri. Dalam pembahasan di atas
aromaterapi lavender dengan metode inhalasi sangat mudah, murah dan efektif
digunakan untuk menurunkan nyeri (Trisnadewi, Pramesti, and Adiputra 2018)
Aromaterapi paling sering diterapkan topikal, atau melalui inhalasi. Ketika
diterapkan, secara teoritis ditambahkan ke minyak pembawa dan digunakan untuk
pijat. Minyak atsiri dapat dihirup melalui pelembab udara atau dengan merendam
kain kasa dan meletakkannya di dekat pasien (Supriyadi 2016)
Jenis metode pemberian aromaterapi yaitu, di gunakan untuk mandi, untuk
pijat, untuk kompres, menggunakan diffuser dan inhalasi (menghirup), inhalasi
(menghirup) aroma minyak esensial secara langsung dianggap sebagai cara paling
efektif untuk menurunkan kelelahan dan nyeri, karena molekul-molekul dalam
minyak aromaterapi lavender bereaksi langsung dengan organ penciuman
sehingga langsung dipersepsikan otak, Manfaat yang dapat dirasakan dengan
menghirup aroma terapi lavender dapat meningkatkan kualitas tidur, menurunkan
tingkat kelelahan dan menurunkan tingkat nyeri (Cahyasari 2015).
Beberapa keunggulan dan kelebihan aromaterapi yaitu, biaya yang
dikeluarkan relatif murah, bisa dilakukan dalam berbagai tempat dan keadaan,
tidak menggangu aktivitas yang bersangkutan, dapat menimbulkan rasa senang
pada orang lain, cara pemakaiannya tergolong praktis dan efisien, efek zat yang
ditimbulkannya tergolong cukup aman bagi tubuh, ehasiatnya terbukti cukup
manjur dan tidak kalah dengan metode terapi lainnya. (Jaelani, 2009).
Menurut hasil uji statistik SPSS “T-Test” diperoleh hasil dengan tingkat
signifikasi .000 yang berarti terdapat pengaruh antara sebelum dan sesudah
pemberian aromaterapi Lavender dalam menurunkan derajat kecemasan pada
lansia di Panti Tresna Werdha St.Yoseph Kediri. Secara toritis aromaterapi
lavender bekerja dengan sangat mempengaruhi dan tidak hanya fisik tetapi juga
tingkat emosi. Aromaterapi lavender bekerja dengan merangsang sel-sel saraf
penciuman dan mempengaruhi kerja sistem limbik dengan meningkatkan perasaan

4
positif dan rileks (Koulivand, Ghadiri, and Gorji 2013).
Menurut hasil penelitian Derwangga (2018) dirumah peleyanan lanjut usia di
semarang terdapat pengaruh yang positif pada penerapan aromaterapi dapat
menurunkan tingkat nyeri pada lansia
Menurut hasil literature dan studi pendahuluan yang di lakukan,
menunjukan bahwa lanjut usia di masyarakat Banyak mengeluh nyeri. Oleh
karena itu penulis bermaksut melakukan studi kasus untuk mengurangi nyeri pada
lanjut usia.
METODE
a. Formulasi PICO
Aromaterapi merupakan terapi yang menggunakan minyak essensial yang dinilai
dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan
gangguan rasa nyaman seperti nyeri, cemas, depresi, pada lansia. Untuk
meyakinkan tenaga kesehatan tentang keefektifan terapi komplemeter yaitu
aromaterapi pada lanjut usai yang mengalami nyeri perlu dilakukan pencarian
literature, formulasi pencarian literature sebagai berikut:
Population: lanjut usia
Intervention: aromaterapi
Comparison:
Outcomes : nyeri
Menurut formulasi PICO diatas maka penulis merumuskan research question
yaitu apakah pemberian aromaterapi pada lanjut usia yang mengalami nyeri
efektif dalam menurunkan tingkat nyeri?

b. Strategi pencarian
Pencarian Menggunakan PICO untuk formula strategi pencarian.
dengan mencari publikasi jurnal dari literatur pendidikan kesehatan dan medis,
pencarian dilakukan menggunakan database: google schoolar, pencarian literature
menggunakan kata kunci elderly, aromateraphy, pain. hasil pencarian dari
database, sebelum mengatur rentang waktu 10 tahun terakhir ditemukan 8.020
artikel, setelah mengatur rentang waktu 10 tahun terakhir maka menjadi 4.680
artikel yang sesuai kata kunci, terdiri dari google Schoolar.

Setelah menemukan artikel, kemudian membaca arah/tujuan untuk mendapatkan


artikel yang sesuai dengan kata kunci dan dipilih jurnal/artikel yang dipublikasi
10 tahun terakhir. Akhirnya ditemukan 4.680 artikel, penulis membaca judul
sampai halaman ke 4 ditemukan sekitar 7 artikel yang judulnya sesuai dengan kata
kunci, kemudian penulis membuka artikel tersebut, ternyata 4 artikel lain
berbahasa turki, cina dan arab, jadi total artikel yang sesuai hanya 3 artikel.
Tahap awal pencarian dilakukan dengan memasukan kata kunci kedalam metode
pencarian pico, setelah kata kunci sudah sesuai dengan pico, kata kunci
dimasukan pada pencarian database google schoolar ditemukan hasil 8.020
google schoolar, setelah itu dilakukan pembatasan tahun dengan rentang 10 tahun
terakhir dan didapatkan 4.680 artikel pada google schoolar, lalu membaca judul
satu persatu juga melakukan pemilahan jurnal sesuai dengan kriteria inklusi hanya
didapatkan kurang lebih 7 judul yang sesuai dengan kata kunci dari kedua data
base tersebut lalu satu persatu dibaca abstraknya dan hanya tersisa 3 karena 4
artikel yang lain berbahasa turki, cina dan arab.

5
c. Alur Pencarian Artikel

Identifikasi Abstrak

Data base: Google Schoolar


Kata kunci:Elderly, Aromatherapy, Pain

google schoolar
N=8.020

Dipublikasikan 10
tahun terakhir

N=4.680

Read Heading

N=7
Full teks

Tidak perbayar

Artikel berbahasa
inggris

Total sitasi N = 3

6
d. Analisis Artikel
Table 1 Deskripsi Ringkasan Artikel

Jurnal Population Intervention compurator Outcame


biography
Aromatherapy: Ada 44 peserta Menggunkan Kelompok aromaterapi efektif
Does It Help dalam selembar kertas tisu kontrol tidak dalam mengurangi
to Relieve kelompok untuk diteteskan mendapatkan tingkat rasa
Pain, intervensi dan esensial oil lavender terapi sakit/nyeri pada
Depression, 38 peserta 0,6 ml. Ajarkan lanjut usia.
Anxiety, and dalam pasien untuk
Stress in kelompok bernafas rileks
Community- kontrol, dengan selama kurang lebih
Dwelling total 82 peserta 5 menit, setelah
Older dalam rileks kemudia
Persons? penelitian ini. selipkan dikerah
blous atau kemeja
(Tang and Tse pasien, selama 30
2014) menit.
Effects of Dalam Sepuluh tetes Para peserta Pijat aromaterapi
aromatherapy penelitian ini masing-masing jahe dalam yang dilakukan
massage on ada 90 peserta (2,5%) dan kelompok kepada lanjut usia
pain, lansia dengan rosemary (2,5%) kontrol tidak dengan
functional osteoarthritis sebagai minyak menerima osteoarthritis lutut
state, and lutut diacak esensial (total 5%), aromaterapi mengurangi rasa
quality of life sebagai yang memiliki efek atau pijat. sakit dan
in an elderly kelompok analgesik dan meningkatkan
individual aromaterapi, peningkatan status fungsional
with knee pijat dan sirkulasi, dan kualitas hidup.
osteoarthritis kontrol. ditambahkan ke 20
ml minyak biji

7
(Pehlivan and hitam, oleskan
Karadakovan minyak ke
2019) permukaan kulit dan
mulai pijatan.
The Effect of Total lansia 80 Tuangkan 3 hingga Kelompok Pada kelompok
Inhalation peserta dalam 4 tetes dalam tas kontrol eksperimen,
Aromatherapy kelompok ritsleting plastik mendapatkan intensitas nyeri
With Damask intervensi dan dengan terapi berbeda secara
Rose (Rosa kelompok memegangnya dekat inhalasi signifikan sebelum
Damascena) kontrol dengan hidung aromaterapi dan setelah
on the Pain of dalam jarak 1 intervensi, Namun
Elderly After hingga 2 cm, tidak ada
Knee dilakukan selama 1 perbedaan yang
Arthroplasty hingga 2 menit, signifikan dalam
kelompok kontrol intensitas nyeri
(Farideh, menghirup kantong dari kelompok
Samady, and yang hanya berisi 5 kontrol sebelum
Hamid 2017) cc air suling. dan sesudah
Seluruh proses intervensi.
intervensi untuk
kelompok kontrol
dan eksperimen
dilakukan dalam
dua jam.

8
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan Hasil Telaah Evidance Base Berdasarkan Teori Dan Hasil Penelitian
Lanjut usia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individu (Singh and Bajorek 2014).
Aromaterapi merupakan praktik menggunakan tanaman volatil minyak,
termasuk minyak esensial, untuk psikologis dan kesejahteraan fisik. Minyak esensial,
esensi murni tanaman, telah di temukan menyediakan keduanya manfaat psikologis dan
fisik saat di gunakan dengan benar dan aman(Ayu et al. 2016)

Karakteristik responden
Para partisipan berusia 65 tahun atau lebih, mereka diminta untuk lulus Tes
Mental Singkat dan tes penciuman. lanjut usia yang alergi terhadap minyak atsiri atau
parfum ataupun memiliki penyakit terminal atau riwayat penyakit yang memengaruhi
indera penciuman tidak termasuk (Tang and Tse 2014)
Dalam studi ini, kriteria inklusi berada diatas 65 tahun dan memiliki intensitas
keparahan nyeri berada diatas empat titik menurut, analog visual skala (VAS). Kriteria
eksklusi merupakan komunikasi dan masalah kognitif, peradangan akut di situs aplikasi,
operasi sendi lutut, alergi terhadap asam lemak aromatik, dan memiliki kanker,
perdarahan diatesis atau masalah sirkulasi. (Pehlivan and Karadakovan 2019)
Kriteria inklusi yaitu: tidak ada riwayat asma dan alergi, tidak sensitif terhadap
bunga Mohammadi, kurangnya gangguan mental (psikosis, demensia, dan delirium),
tidak ada penggunaan alkohol dan obat-obatan, indera penciuman yang sehat, tidak ada
riwayat migrain dan sakit kepala. Kriteria eksklusi merupakan keengganan untuk terus
berkolaborasi dalam proses praktik klinis ini. (Farideh et al. 2017)
Intervensi dan Instrumen
Tang dan Tse, (2014), menggunakan selembar kertas tisu untuk diteteskan
esensial oil lavender 0,6 ml, ajarkan pasien untuk bernafas rileks selama kurang lebih 5
menit, setelah rileks kemudian diselipkan dikerah blous atau kemeja pasien, selama 30
menit. (Tang and Tse 2014)
Pehlivan dan Karadakovan (2019), diberikan 10 tetes masing-masing jahe
2,5% dan rosemary 2,5% sebagai minyak esensial total 5%, yang memiliki efek

9
analgesik dan peningkatan sirkulasi, ditambahkan ke 20 ml minyak biji hitam, oleskan
minyak ke permukaan kulit dan mulai pijatan. (Pehlivan and Karadakovan 2019)
Farideh et al., (2017) tuangkan 3 hingga 4 twtws dalam tas ritsleting plastik
dengan memegangnya dekat dengan hidung dalam jarak 1 hingga 2 cm, dilakukan
selama 1 hingga 2 menit, kelompok kontrol menghirup kantong yang hanya berisi 5cc
air sulingseluruh proses intervensi untuk kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan
dalam waktu 2 jam. (Farideh et al. 2017)
Efektifitas Terapi Aromateapi
Ada 44 peserta dalam kelompok intervensi dan 38 pada kelompok kontrol,
dengan total 82 peserta dalam penelitian Tang dan Tse, (2014), Skor Nyeri dan Situs
Nyeri: Garis dasar dan Penilaian Pasca-Intervensi. Semua peserta dari kedua kelompok
telah mengalami nyeri selama lebih dari 3 bulan. Mereka memiliki pola dan frekuensi
nyeri yang berbeda. Pada garis dasar, skor nyeri kelompok intervensi yaitu 4,75 dan
kelompok kontrol 5,24 Setelah program aromaterapi, skor rasa nyeri dari kelompok
intervensi menurun menjadi 4,66 Pada kelompok kontrol 4,79 pada penilaian pasca
intervensi. (Tang and Tse 2014)
Distribusi skor rata-rata nyeri, kekakuan dan keadaan fungsional secara
signifikan menurun pada akhir minggu ke 4, pada kelompok aromaterapi, pada minggu
ke 8, skor ini secara signifikan lebih rendah dari skor awal. Sementara skor rata-rata
untuk rasa sakit dan kekakuan secara signifikan menurun pada akhir minggu ke 4 pada
kelompok pijat, mereka meningkat kembali pada minggu ke 8 dan skor ini tidak berbeda
dari skor awal, Ketika perbedaan rata-rata pada skor awal dan minggu ke 4
dibandingkan, ada perbedaan yang signifikan. (Pehlivan and Karadakovan 2019)
Skor rata-rata dari intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi pada
kelompok eksperimen berbeda secara signifikan, dan setelah intervensi, skor ini
menurun dibandingkan dengan kontrol, juga tidak ada perbedaan yang signifikan antara
skor rata-rata intensitas nyeri pada kelompok kontrol sebelum dan setelah intervensi,
perbedaan skor nyeri pada kelompok kontrol dan eksperimen dibandingkan dan
diselidiki sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan secara statistik mengenai perubahan dalam dua kelompok dan skor
penghilang rasa sakit pada kelompok eksperimen lebih dari kelompok kontrol. (Farideh
et al. 2017).
Pada penelitian Tang & Tse, (2014) ditemukan kesamaan dan perbedaan
dengan penelitian Pehlivan & Karadakovan, 2019. dan pada penelitian Farideh et al.,
2017 yaitu persamaannya dari ketiga penelitian tersebut semua menunjukkan bahwa
nyeri pada lansia dapat berkurang secara signifikan setelah dilakukan terapi
aromaterapi, ada juga perbedaan pada penelitian Tang & Tse, 2014 yaitu pvalue (𝑃>
0,05) sedangkan pada penelitian Pehlivan & Karadakovan, 2019 dan Farideh et al., 2017
memiliki pvalue yang sama yaitu (p < .001).
Implikasi Keperawatan
Terdapat implikasi keperawatan yang telah dibandingkan dengan tiga jurnal,
10
bahwa aromaterapi berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tingkat nyeri
pada lansia, sehingga perawat dapat melakukan intervensi terapi aromaterapi untuk
mengatasi masalah yang muncul pada lansia. Aromaterapi harus dilakukan sesuai
dengan standar operasional prosedur, maka dari itu harus di lakukan oleh perawat yang
mempunyai keterampilan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil literature review menerangkan bahwa dari 3 artikel menunjukan
aromaterapi efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada lansia yang sedang menjalani
perawatan di rumah sakit maupun yang tinggal di panti.
DAFTAR PUSTAKA

Amzal Mortin Andas, Christantie Effendi, and Sri Setyarini. 2020. “Validity and
Reliability Test on Sleep Quality Scale (SQS) Instruments in Indonesia Version on
Cancer Patients.” International Journal of Research in Pharmaceutical Sciences
11(4):7275–80. doi: 10.26452/ijrps.v11i4.3865.
Ayu, Audhina, Dody Setyawan, and Budi Widiyanto. 2016. “Pengaruh Pemberian Slow
Stroke Back Massage Dan Aromaterapi Mawar Untuk Menurunkan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rsud H.Soewondo Kendal.” Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK) 26:1–10.
Cahyasari, Timur. 2015. “Perbedaan Efektivitas Inhalasi Aromaterapi Lavender Dan
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Persepsi Nyeri Pada Insersi AV Shunt Pasien
Hemodialisis Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.”
Farideh, Bastani, Kia Parvaneh Samady, and Haghani Hamid. 2017. “Research Paper:
The Effect of Inhalation Aromatherapy With Damask Rose (.” The Effect on
Inhalation Aromatherapy With Damask Rose (Rosa Damascena) on the Pain of
Elderly after Knee Arthroplasty 3(2):153–60.
Gürbilek, Nurdan. 2013. “済無No Title No Title.” Journal of Chemical Information and
Modeling 53(9):1689–99. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Koulivand, Peir Hossein, Maryam Khaleghi Ghadiri, and Ali Gorji. 2013. “Lavender
and the Nervous System.” 2013.
Lauwsen, Reyna, and Alya Dwiana. 2019. “Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap
Peningkatan Kualitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara.” 2(1):152–59.
Pehlivan, Seda, and Ayfer Karadakovan. 2019. “Effects of Aromatherapy Massage on
Pain, Functional State, and Quality of Life in an Elderly Individual with Knee
Osteoarthritis.” Japan Journal of Nursing Science 16(4):450–58. doi:
10.1111/jjns.12254.
Purwandari, Fadhla, Siti Rahmalia, and Febriana Sabrian. 2014. “Efektifitas Terapi
Aroma Lemon Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Laparatomi.”
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan 1(1):1–6.
11
Riskesdas, Kemenkes. 2018. “Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS).”
Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical 44(8):1–200. doi:
10.1088/1751-8113/44/8/085201.
Singh, Shamsher, and Beata Bajorek. 2014. “Defining ‘Elderly’ in Clinical Practice
Guidelines for Pharmacotherapy.” Pharmacy Practice (Internet) 12(4):0–0. doi:
10.4321/s1886-36552014000400007.
Supriyadi, Rizqi. 2016. “Perbedaan Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lemon Dan
Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pemasangan Infus Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP, 2016.” 12–34.
Tang, Shuk Kwan, and M. Y. Mim. Tse. 2014. “Aromatherapy: Does It Help to Relieve
Pain, Depression, Anxiety, and Stress in Community-Dwelling Older Persons?”
BioMed Research International 2014. doi: 10.1155/2014/430195.
Trisnadewi, Ni Wayan, Theresia Anita Pramesti, and I. Made Sudarma Adiputra. 2018.
“Efektivitas Slow Stroke Back Massage Dengan Menggunakan Minyak Esensial
Kenangan (Cananga Odorata) Dan Minyak Esensial Lavender (Lavandula
Angustifolia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Hipertensi.” Bali Medika Jurnal 5(2):68–79. doi: 10.36376/bmj.v5i2.36.
Wardani, Ni Putu. 2014. “Manajemen Nyeri Akut.” Manajemen Nyeri Akut 57–69.
Widayati, Dhina. 2014. “Peningkatan Penerimaan Pada Nyeri Kronis, Comfort Dan
Kualitas Hidup Lansia Melalui Acceptance and Commitment Therapy (Act).”
Jurnal Ners 9:252–261.

12

Anda mungkin juga menyukai