Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

“ENDOKRIN DAN METABOLISME”

BLOK ENDOKRIM DAN METABOLISME

Disusun Oleh :

NAMA : BAIQ AZIZA TIARA WARDANI

NIM : 022.06.0010

KELOMPOK :1A

BLOK : ENDOKRIN DAN METABOLISME

FASILITATOR : dr. Rizky Mulianti S.ked

Rusmiatik S.Si., M.Biomed(AAM)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat melaksanakan dan Menyusun Laporan
Praktikum Histologi yang berjudul “Praktikum Histologi ENDOKRIN DAN
METABOLISME” tepat pada waktunya.
Laporan ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai
praktikum histologi dan syarat mengikuti ujian praktikum histologi. Dalam penyusunan
laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
• Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
• dr. Rizky Mulianti S.ked dan ibu Rusmatik S.Si., M.Biomed (AAM) selaku
dosepembimbing praktikum histologi kelompok 1, atas segala masukan,
bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan penulis.
• Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Mataram, 12 oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………….… ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

1.1 LatarBelakang………………………………………………. 1
1.2 Tujuan………………………………………………………... 1
1.3 Manfaat………………………………………………………. 2
BAB II……………………………………………………………………. 3
LANDASAN TEORI……………………………………………………. 3
BAB III………………………………………………………………….... 7
METODE PRAKTIKUM……………………………………………….. 7
3.1 Waktu dan Tempat……………………….………………….. 7
3.2 Alat dan Bahan……………………………………….………. 7
3.3 Prosedur kerja…………………………………….………….. 8
BAB IV………………………………………………….………………… 9
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………..………………….. 9

BAB V PENUTUP……………………………………………………….. 14

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Histologi adalah suatu ilmu mengenai jaringan tubuh dan cara jaringan ini
Menyusun organ-organ. Histologi berasal dari kata Yunani yaitu, ‘histo’ dan ‘logos’.
‘Histo’ yang memiliki arti ‘jaringan’ atau ‘jaring’ karena biasanya jaringan
merupakan jaringan filamen dan serat yang saling terjalin, secara selular maupun
non-selular, dengan lapisan membranosa. ‘Logos’ yang berarti ilmu.

Sistem Endokrin adalah sistem pengatur yang mengkoordinasi berbagai proses


dalam tubuh dengan cara melepaskan messenger kimiawi yang disebut hormon.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormone .
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja
proses fisiologis tubuh. Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dar I kelenjar
hipofisis, kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan
pulau langerhans pada pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda
satu sama lain. Endokrin melakukan sekresi ke dalam atau dapat disebut sebagai
sekresi internal ke dalam ruang ekstrasel di sekeliling sel pensekresi. Sistem
endokrin memiliki komponen-komponen pendukung, baik kelenjar endokrin
maupun sel endokrin. Untuk transportasi hormone hasil sekresi, sistem endokrin
menggunakan pembuluh darah.

Peran sistem endokrin adalah untuk mempertahankan homeostasis tubuh


keseluruhan.Hal ini dicapai melalui koordinasi berbagai jalur sinyal hormon yang
mengatur aktivitas sel diorgan-organ sasaran di seluruh tubuh. Mekanisme endokrin
juga berkenaan dengan kemampuan manusia untuk berkembang biak, dan untuk
fungsi ini diperlukan pematangan seksual. Kelenjar endokrin klasik tersebar di
seluruh tubuh dan mengeluarkan hormon ke dalamsistem sirkulasi, biasanya melalui
sekresi tanpa duktus ke dalam cairan interstisium. Berbagai aktifitas sel, jaringan dan
organ tubuh dikoordinasikan oleh hubungan timbal balik beberapa jenis sistem
caraka kimia, seperti neurotransmitter yang dilepaskan oleh ujung akson saraf,
hormone endokrin yang dilepaskan oleh sel kelenjar atau sel khusus ke dalam
sirkulasi dan memengaruhi fungsi sel target di tempat lain di tubuh, hormon
neuroendokrin disekresikan oleh sel neuron ke dalam sirkulasi darah dan
memengaruhi fungsi sel target di tempat lain di tubuh, parakrin disekresikan oleh sel
ke dalam cairan ekstraselular dan memengaruhi sel target tetangga dengan jenis yang
berbeda, autokrin disekresikan sel ke dalam cairan ekstraselular dan memengaruhi
fungsi sel yang sama yang menghasilkan zat tersebut. Hormon endokrin dibawa oleh
sistem sirkulasi ke sel di seluruh tubuh, termasuk sistemsaraf pada beberapa kasus,
tempat hormon tersebut berikatan dengan reseptornya dan menginisiasi berbagai
reaksi sel. Hormon lainnya memengaruhi jaringan target yang lebih spesifik, karena
jaringan tersebut memiliki banyak reseptor untuk hormon tersebut. Berbagai sistem
hormon memainkan peran penting dalam mengatur hampir semua fungsi tubuh,
yang mencakup metabolisme, tumbuh-kembang, keseimbangan air dan elektrolit,
reproduksi, dan perilaku.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui ilmu histologi serta lingkupnya.


2. Untuk mengetahui struktur anatomi mikroskopik dari preparat sistem
kardiovaskular yang diamati.
3. Untuk mengetahui karakteristik yang khas dari masing-masing preparat
yang diamati.
1.3 Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

4. Untuk mengetahui ilmu histologi serta lingkupnya.


5. Untuk mengetahui struktur anatomi mikroskopik dari preparat sistem
kardiovaskular yang diamati.
6. Untuk mengetahui karakteristik yang khas dari masing-masing preparat
yang diamati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

` Sistem endokrin mengatur aktivitas metabolik pada organ dan jaringan tertentu,
sehingga membantu tercipta homeostasis. Sistem saraf autonom mengatur organ dan
jaringan tertentu lewat impuls yang menyebabkan penglepasan neurotransmiter, yang
menimbulkan respons cepat pada jaringan terkait. Akan tetapi, sistem endokrin
menghasilkan efek lambat dan difus melalui substansi kimiawi yang disebut hormon,
yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mempengaruhi sel target di tempat yang
jauh. Walaupun sistem saraf dan endokrinberfungsi melalui cara yang berbeda, kedua
sistem tersebut saling berinteraksi untuk memodulasi dan mengkoordinasi aktivitas
metabolik tubuh.

Sistem endokrin mencakup kelenjar tanpa saluran keluar (kelenjar endokrin),


kelompokan sel di dalam suatu organ, dan sel endokrin yang terdapat pada epitel saluran
cerna dan sistem pernafasan. Kelenjar endokrin kaya pembuluh darah, sehingga
sekretnya (yang dilepaskan ke dalam jaringan ikat yang terdapat di antara sel endokrin
dan jalinan kapilar), mudah masuk ke aliran darah. Kelenjar endokrin mencakup badan
pineal, hipofisis, kelenjar tiroid, paratiroid, dan suprarenal. Kelenjar endokrin tidak
mempunyai saluran keluar, sedangkan kelenjar eksokrin menyalurkan sekretnya ke
sistem saluran keluar, dan hanya menimbulkan efek lokal.

Hormon yang diproduksi oleh sel endokrin dapat berupa polipeptida, protein,
steroid, turunan asam amino, dan katekolamin. Karena bekerja ditempat yang jauh dari
tempat pelepasannya, hormon masuk ke sistem sirkulasi untuk diangkut ke organ
sasaran. Disini, hormon mempengaruhi struktur dan fungsi terprogram sel-sel organ
sasaran dengan mengikat dan berinteraksi dengan reseptor hormone spesifik.

Banyak organ di tubuh mengandung sel endokrin individual atau jaringan


endokrin yang bercampur dengan jaringan lain. Organ campuran (endokrin-eksokrin)
tersebut adalah pankreas, ginjal, organ reproduksi kedua jenis kelamin, plasenta, dan
saluran cerna.
GAMBAR 1. SISTEM ENDOKRIN

GAMBAR 2. SISTEM ENDOKRIN


BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Oktober 2023
Waktu : 08.50 – 10.30
Tempat : Laboratorium Terpadu 1
3.2 Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Sediaan/Preparat yang akan diamati
3. Alat tulis.

• Preparat H12/50 Thyroid & Parathyroid

• Preparat H09/290 Pancreas

• Preparat H12/60 Adrenal Glands

• Preparat 85 C Hypofise

• Preparat 86 C Epyphyse

• Preparat 65 B Glandula Suprarenal

• Preparat 66 B Glandula Thyroidea

• Preparat 83 C Parathyroid Gland

3.3 Cara Kerja


A. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran rendah,
dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
B. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan dua
mata (untuk mikroskop binokuler). Nyalakan lampu serta sesuaikan jumlah sinar
yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma sehingga sinar yang diterima mata
optimal (tidak terlalu terang atau redup).
C. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah
jarum jam. Letakkan preparat di bawah objektif. Dengan melihat dari samping,
sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada jarak kirakira 1 cm dari preparat.
Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan meja preparat dengan pemutar kasar
kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat jelas terlihat.
D. Lihat lagi dr. samping, dengan hati-hati putar objektif dg perbesaran yg lebih
tinggi (misalnya 100x) pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa tidak
menyingung preparat, kmd lihat lagi melalui okuler dan fokuskan preparat dengan
memutar pemutar kasar dan halus secara perlahan ke arah berlawanan jarum jam.
Sesuaikan pencahayaan.
E. Amati preparat, kemudian digambar
F. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran rendah,
naikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat dari meja preparat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

NO NAMA KETERANGAN GAMBAR


PREPARAT
1. H12/50 : 1. Folikel dengan
Thyroid & koloid
Parathyroid 2. Sel oktifil
3. Jaringan ikat

2. H09/290:Pancre 1. Sel
as 2. Ductus
pancreatikus
3. Ductus
intrapentricular

3. H12/60 : 1. Zona fasikulata


Adrenal Glands 2. Zona retikularis
3. Zona
glomerulosa
4. 85C : Hypofise 1. Pars intermedia
2. Cleft
3. Vesicel dengan
coloid

5. 86C : Epihyse
1. Lumen

2. Membrane basal

3. Inti sel

6. 65B : Glandula
Suprarenal

7. 66B : Glandula
1. Sel folikuler
Thyroidea
2. Jaringan ikat
retikularis

3. Folikel dengan
koloid
8. 83C : 1. Sel folikular
Parathyroid 2. Jaringan ikat
Gland 3. Sel parafolikuler

4.2 Pembahasan

1. Preparat H12/50 Thyroid & ParathyroidThyroid

Kelenjar tiroid terletak di bagian anterior leher, dan mensekresi hormon


tiroksin, triiodotironin,dan kalsitonin. Hormon T4 dan T3 (yang sekresinya di
bawah kontrol TSH yangdihasilkan oleh hipofisis anterior) merangsang laju
metabolisme. Hormon lainnya, kalsitonin, membantu menurunkan kadar
kalsium darah dan memudahkan penyimpanan kalsium ditulang. Kelenjar ini
terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri, yang saling dihubungkan oleh ismus.
Pada beberapa orang kelenjar ini mempunyai lobus tambahan, yaitu lobus
piramidal, yang menjulur ke atas dari ismus sebelah kiri. Lobus pyramidal
adalah sisa embriologik calon tiroidyang terdapat di sepanjang perjalanan ke
bawah dari asalnya di dalam lidah lewat duktus tiroglosus. Kelenjar tiroid
dibungkus oleh kapsula (simpai) jaringan ikat padat kolagen irregular yang
tipis, yang merupakan derivat fasia servikal dalam (deep cervical fascia).
Jaringan ikat simpai masuk ke dalam kelenjar sebagai septa yang membagi
kelenjar menjadi banyak lobulus. Pada permukaan posterior kelenjar tiroid,
terdapat kelenjar paratiroid yang ikutdiselubungi oleh simpai kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid, yang biasanya berjumlah empat buah, terletak di
permukaanposterior kelenjar tiroid; tiap kelenjar paratiroid diselubungi oleh
kapsula jaringan ikat kolagen Tipis. Fungsi kelenjar tersebut adalah
menghasilkan PTH, yang bekerja pada tulang, ginjal, dan usus, untuk
mempertahankan konsentrasi optimal kalsium dalam darah dan cairan
jaringaninterstisial Tiap kelenjar paratiroid merupakan bangunan ovoid kecil
dengan panjang sekitar 5 mm, lebar sekitar 4 mm, dan tebal sekitar 2 mm.
Beratnya sekitar 25 sampai 50 mg. Simpai jaringan ikatnya meluas dan
memasuki kelenjar sebagai septa, yang berjalan bersama pembuluh darah,
pembuluh limf, dan saraf. Septa terutama berperan menunjang parenkima dan
terdiri atas deretan atau kelompokan sel epitel yang diselubungi serat
retikulin, yang juga menunjang parenkima dan jalinan kaya kapilar. Pada
individu dewasa yang lebih tua, stroma jaringan ikatnya sering mengandung
beberapa sampai banyak sel adiposa, yang dapat mencapai60% dari kelenjar.
Parenkima kelenjar paratiroid tersusun atas dua jenis sel,yaitu sel utama
(chief cells) dan sel oksifil.
2. Preparat H09/290 Pancreas
Pankreas terdiri dari kelompok-kelompok kecil sel epitel kelenjar.
Sekitar 99% dari kelompok yang disebut asini merupakan bagian eksokrin
organ pankreas. Organ pankreas memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi endokrin dan
fungsi eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar
pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus
pankreas ke dalam usus halus. Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-
pulau langerhans, yaitu kumpulan kecil sel yang tersebar di seluruh organ dan
tampak sebagai massabundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan
banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20-300
mikron. Setiap pulau pankreas meliputi empat jenis sel yang mensekresi
hormon yaitu, Alfa atau sel A sekitar 17% dari sel-sel islet pankreas dan
mengeluarkan glukagon, Beta atau sel B merupakan sekitar 70% dari sel-sel
islet pankreas dan mensekresi, Delta atau sel D sekitar 7% dari sel islet
pankreas dan mengeluarkan somatostatin dan sel F yang merupakan sisa sel
islet pankreas dan mensekresi polipeptida pankreas.
3. Preparat H12/60 Adrenal Glands
Secara organ histologi, kelenjar adrenal dibungkus oleh suatu kapsula
fibrosa padat. Secara histologis dan fungsional, kelenjar ini mempunyai dua
daerah yang berbeda. Bagian luar berwarna lebih kekuningan dan menempati
80-90 % kelenjar, disebut korteks. Sedangkan bagian medulla merupakan
bagian dalam organ yang berwarna lebih gelap dan kecil. Kedua bagian organ
ini berfungsi endokrin, namun berasal dari asal embriologi berbeda dan
mempunyai peran yang berbeda-beda pula. Korteks adrenal terdiri dari sel
parenkim yang langsung mensintesis dan mensekresikan beberapa hormon
steroid tanpa menyimpannya terlebih dahulu. Korteks kelenjar ini terbagi
menjadi 3 zona, dari kapsul ke arah tengah, yaitu zona glomerulosa (terluar)
, zona fasciculata (tengah) , dan zona reticularis (dalam). Sedangkan Medula
kelenjar adrenal tersusun dari dua macam sel yaitu sel kromafin yang
berfungsi mensekresi katekolamin (epinefrin & norepinefrin) dan sel-sel
ganglion simpatik yang tersebardi sepanjang jaringan ikat.
4. Preparat 85 C Hypofise Glands
Hipofisis terletak di bawah hipotalamus yang merupakan bagian otak.
Hipofisis berhubungan dengan hipotalamus, yang menonjol dari diensefalon
ke inferior. Hipofisis dudukdi fosa hipofiseal, yang merupakan lekukan pada
sella tursika tulang sfenoid yang dilapisi olehduramater. Hipofisis terdiri dari
dua subdivisi utama : adenohipofisis dan neuro hipofisis. Adenohipofisis
dibagi lagi menjadi pars distalis, pars tuberalis dan pars intermedia.
Neurohipofisis dibagi menjadi pars nervosa, imfundibulum, dan eminensia
mediana. Pars tuberalis mengelilingi infundibulum dan dan terlihat di atas
dan di bawah infundibulum dalam potongan sagittal. Infundibulum
menghubungkan menghubungkan hipofisis ke hipotalamus didasar otak.
Pars diistalis mengandung dua jenis sel utama : sel kromofob dan sel
kromofil. Kromofil dibagi lagi menjadi asidofil dan basofil. Pars intermedia
terletak antara pars distalis dan pars nervosa serta mencerminkan sisa lumen
kantong rathke. Pars intermedia biasanya banyak mengandung vesikel berisi
koloid yang dikelilingi oleh sel-sel pars intermedia. Sel kromofob memiliki
sitoplasma homogen bewarna lebih pucat dan normalnya lebih kecil daripada
kromofil. Sitoplasma kromofil bewarna kemerahan di asidofil dan kebiruan di
basofil.
5. Preparat 86 C Epyphyse

Kelenjar pineal, juga dikenal sebagai epifisis cerebri, mengatur ritme


harian aktivitas tubuh. Organ kecil berbentuk kerucut pinus, kira-kira 5-8 mm
kali 3-5 mm, kelenjar pineal berkesmbang dari neuroektoderm di dinding
posterior ventrikel ketiga dan tetap melekat padaotak dengan tangkai pendek.
Kelenjar pineal ditutupi oleh jaringan ikat pia mater, dari mana muncul septa
yang mengandung pembuluh darah kecil dan membagi lobulus dengan
berbagaiukuran.
Sel sekretori yang menonjol dan melimpah yang disebut pinealosit
memiliki sitoplasma agak basofilik dan inti eukromatik tidak teratur.
Pinealosit secara ultrastruktural terlihat memiliki vesikel sekretorik, banyak
mitokondria, dan proses sitoplasma yang panjang hingga ke septa
vaskularisasi, di mana mereka berakhir dengan dilatasi di dekat kapiler, yang
menunjukkan fungsi endokrin. Sel-sel ini menghasilkan melatonin, turunan
triptofan dengan berat molekul rendah. Serabut saraf simpatis yang tidak
bermielin memasuki kelenjar pineal dan berakhir di antara pinealosit, dengan
beberapa membentuk sinapsis. Kelenjar pineal juga memiliki sel glial
interstitial yang merupakan astrosit termodifikasi, pewarnaan positif untuk
protein asam fibrillary glial, yang mewakili sekitar 5% dari sel. Ini memiliki
nukleus yang memanjang lebih banyak diwarnai dibandingkan dengan
pinealosit dan biasanya ditemukan di daerah perivaskular dan di antara
kelompok-kelompok pinealosit.
6. Preparat 65 B Glandula Suprarenal

Terdiri atas korteks diluar dan medula didalam, dikelilingi oleh kapsul
jaringan ikat tebal yang mengandung cabang-cabang pembuluh darah adrenal,
vena, saraf (umumnya tak- bermeilin), dan pembuluh darah limfa. Sekat
jaringan ikat dengan pembuluh darah berjalan dari kapsul kedalam korteks.
Sekat jaringan ikat lainnya membawa pembuluh darah ke medula.Diseluruh
konteks dan medula ditemukan kapiler, sinusoid berpori dan pembuluh darah
besar.Kortek adrenal (suprarenal) dibagi lagi menjadi tiga zna konsentrik.
Tepat dibawah kapsul jaringan ikat, terdapat zona glomerulosa luar. Sel-sel
dari zona glomelurosa tersusun membentuk kelompok atau gumpalan ovoid
dan dikelilingi oleh banyak kapiler sinusoid. Sitoplasma sel-sel ini berwa.
7. Preparat 66 B Glandula Thyroidea

Kelenjar tiroid ditandai oleh banyak folikel dengan berbagai ukuran dan
terisi oleh produk sekretorik asidofilik yang dinamai koloid. Folikel biasanya
dilapisi oleh epitel kuboid yang terdiri dari sel folikular. Sel folikular
membentuk dan menyekresikan koloid dan hormontiroid. Di dalam kelenjar
tiroid juga terdapat jenis sel lain yang dinaamai sel parafolikel. Sel ini
sendiri-sendiri atau berkelompok di perifer folikel Sel parafolikel bewarna
agak lebh terangdaripada sel folikular dan mudah terlihat. Sel parafolikular
membentuk dan mengeluarkan hormone kalsitonin.
8. Preparat 83 C Parathyroid Gland

Secara Histologis pada manusia dewasa, kelenjar paratiroid tersusun dari


jaringan parenkim dan stroma, termasuk sel lemak. Stroma terdiri dari
jaringan kapiler sinusoidal dengan pulau-pulau sel sekretori tersebar diantara
jaringan lemak. dari 2 tipe yaitu ‘chief cell’atau ‘principal cel’ (predominan
dalam kelenjar paratiroid) dan sel oksifil (oxyphil cell). Chiefcell berukuran
kecil dengan nukleus vesikular dan sitoplasma yang terdiri dari granula
sekretoris, kompleks Golgi berukuran besar serta sejumlah mitokondria. Chief
cell berfungsi mensekresi hormon paratiroid (PTH) dari sitoplasma kedalam
kapiler secara eksostosis. Oxyphil cell, berukuran lebih besar dari chief cell
(merupakan turunan dari chief cell) namun berjumlah lebih sedikit,
mempunyai nukleus yang memiliki sitoplasma granular eosinofilik.Hingga
saat ini, fungsi oxyphil cell belum diketahui secara pasti.
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, Histologi adalah


salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara
detail menggunakanmikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Hipofisis
merupakan kelenjar yang berukuran kecil dan memiliki fungsi yang penting dan
kompleks bagi tubuh. maka dari itu hipofisis disebut juga sebagai “Master Gland”.
Yang terdiri dari dua bagian yaituadenohipofisis dan neurohipofisis yang berfungsi
untuk menghasilkan hormon atau menyimpan hormon yang dihasilakan oleh
hipotalamus. Masing-masing bagian hipofisisterdiri dari 3 bagian. Adenohipofisis
yang akan menghasilkan 6 macam hormon yaitu Thyroid Stimulating Hormone
(TSH), FSH, GH, LH, Corticotropin, dan Prolaktin. Hormon-hormon hipofisis
anterior ini diregulasi oleh hipotalamus melalui Hipotalamus-Hipofisis-Axis.
Sedangkan neurohipofisis akan menghasilkan 2 macam hormon yaitu vasopresin
(ADH) dan oksitosin. hormon dari hipofisis posterior, hormon ini disintesa di
hipotalamus kemudian akan dilepaskan ke hipofisis posterior melalui
tractushipotalamohi pofiseal (supraoptikohipofiseal) untuk kemudian dilepaskan ke
dalam sirkulasi sistemik. Hormon-hormon hipofisis ini akan diregulasi oleh
hipotalamus dan akan menghasilkan feedback negatif dari target organnya. Masing-
masing hormon dari hipofisis ini memiliki fungsi spesifik yang dapat
mempengaruhi fungsi fisiologik dari seluruh organ tubuh.
Daftar Pustaka

diFiore. 2014. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC
PenerbitBuku Kedokteran. Jakarta.

Guyton, A. C., Hall, J. E. (2019). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 13.
Jakarta:EGC, 1022.

Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Edisi
12. Jakarta EGC

Sherwood L. 2019. Introduction To Human Physiology. 9th ed. Canada:


Nelsoneducation.

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2016. Principles of Anatomy & Physiology 13th


Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai