Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
“MANUSIA KEAGAMAAN DAN KESETARAAN”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Yuliarti, M.Pd
OLEH:
KELAS B SEMESTER 1
Disusun oleh:
ALYA NOOR FITRIANI (C2357201053)
WIA ARIANDINI (C2357201049)

PROGRAM SISTEM INFORMASI

SEKPLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


PALANGKARAYA
TAHUN AKADEMIK
2023
2

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang manusia, keagamaan, dan kesetaraan ini dengan baik,
lancar dan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
yang membangun dari teman-teman sekalian senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi saya dan teman-
teman sekalian.
Jika ada kesalahan kata atau pun penulisan dalam makalah kami ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
TERIMA KASIH

DAFTAR ISI
Halaman judul.......................................................................................................................... i
Kata pengantar......................................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Unsur-unsur keagamaan..................................................................................................... 4
2.2 Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia..................................................................... 5
2.3 Pelapisan sosial dan kesamaan derajat............................................................................... 6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
3

BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki beragam kepercayaan, keyakinan, dan nilai
dalam kehidupannya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman muncul berbagai isu
kesetaraan di berbagai aspek, terutama dalam konteks keagamaan. Makalah ini akan
membahas hubungan antara manusia, keagamaan, dan kesetaraan.
Keagamaan adalah aspek yang fundamental dalam kehidupan manusia. Keagamaan dapat
memberikan panduan moral, etika, dan nilai yang mengatur tindakan dan perilaku individu
secara keseluruhan. Namun, sering kali keagamaan juga dapat digunakan sebagai alat untuk
membenarkan ketidaksetaraan, diskriminasi, dan intoleransi.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang.
Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak
dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalam derajat
kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata yang secara ketat dan adil mendukung dan
mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata. Berbagai isu
kesetaraan muncul ketika prinsip keagamaan dikaitkan dengan pembagian peran dan hak
antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Contohnya, dalam banyak agama, ada
perbedaan peran antara tanggung jawab perempuan dan laki-laki, terdapat juga pada
pendidikan, pekerjaan, dan keputusan politik. Sehingga dapat menghambat kesetaraan hak
individu.
Dalam berbagai kasus, masyarakat mengalami dilema moral ketika nilai keagamaan
bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan HAM. Selain itu perubahan dalam dinamika
soaial dan budaya, serta kemajuan teknologi dan globalisasi telah memberikan tantangan baru
dalam menjaga keseimbangan dan kesetaraan. Masyarakat yang semakin beragam dan
terkoneksi secara global menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menjaga keragaman
budaya dan keagamaan sambil memastikan kesetaraan dan HAM tetap dihormati.
Negara-bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dapat
disebut sebagai masyarakat multikultural. Berbagai keragaman masyarakat Indonesia
terwadahi dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbentuk dengan
karakter utama mengakui pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui
keragaman dan menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan
masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan peradabannya.
Dalam konteks ini, di makalah ini akan membahas berbagai isu dan konflik antara keagamaan
dan kesetaraan. Kesetaraan dan keagamaan dapat saling bersinergi, dan pemahaman yang
4

lebih baik dapat membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua
individu, tanpa memandang latar belakang keagamaan mereka.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja unsur-unsur keagamaan yang ada di Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
3. Apa pentingnya pelapisan sosial dan kesamaan derajat?
4. Bagaimana pengaruh keyakinan agama terhadap perilaku dan pandangan hidup individu?
5. Bagaimana pemerintah dan organisasi masyarakat dapat bekerja sama untuk membangun .
masyarakat yang lebih baik?

TUJUAN
1. Meningkatkan pemahaman tentang unsur-unsur keagamaan yang ada di Indonesia supaya
lebih saling memahami antar agama, sehingga tidak menimbulkan konflik dalam masyarakat.
2. Mendorong terciptanya perubahan sosial yang positif, di mana masyarakat lebih
memahami hak asasi manusia, toleransi, dan kesetaraan, tanpa membedakan antar agama
individu.
3. Mendukung hak asasi manusia, termasuk hak kebebasan beragama, untuk menangani dan
mengidentifikasi pelanggaran hak asasi manusia yang mungkin terjadi dalam konteks
keagamaan.
4.Memahami bagaimana keyakinan individu memengaruhi perilaku, pandangan dunia, dan
interaksi sosial, serta bagaimana hal ini berkaitan dengan isu-isu kesetaraan. Dengan lebih
memahami tentang dinamika ini, maka konflik yang berkurang dan kerja sama semakin
meningkat.

BAB 2 PEMBAHASAN
UNSUR-UNSUR KEAGAMAAN
5

Unsur keagamaan merujuk pada berbagai komponen, keyakinan, praktik, dan aspek-aspek yang
berkaitan dengan suatu agama atau kepercayaan keagamaan. Unsur-unsur inilah yang berkontribusi
untuk membentuk identitas agama seseorang dan mempengaruhi cara individu berinteraksi dengan
dunia sekitarnya. Beberapa unsur keagamaan yang umumnya ada dalam berbagai tradisi keagamaan:
 KEYAKINAN: Keyakinan merupakan inti dari unsur keagamaan. Ini mencakup keyakinan
tentang kepercayaan dan kekuatan spiritual, alam semesta, makna hidup, dan nilai-nilai moral
yang dianut oleh penganut agama tersebut. Keyakinan juga dapat mencakup pandangan
tentang akhirat, kehidupan setelah kematian, dan tujuan eksistensial (tradisi).
 RITUAL DAN IBADAH: Ritual dan ibadah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
sebagai ungkapan dari keyakinan keagamaan. Ini termasuk upacara peribadatan, doa,
meditasi, penyembahan, perayaan hari suci, dan praktik-praktik spiritual lainnya.
 TEKS SUCI. Banyak agama memiliki teks-teks suci yang dianggap sakral dan otoritatif.
Teks-teks ini berisi ajaran-ajaran agama, cerita-cerita penting, hukum moral, dan pedoman
etika. Contohnya adalah Alkitab dalam kekristenan, Al-Quran dalam Islam, Bhagavad Gita
dalam Hindu, dan banyak lainnya.
 PEMIMPIN KEAGAMAAN: Banyak tradisi keagamaan memiliki pemimpin spiritual atau
rohani yang mempunyai peran penting dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama, memberikan
nasihat, dan memimpin komunitas keagamaan.
 ETIKA DAN MORAL: Agama sering kali memberikan pedoman etika dan moral yang
mengatur perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat mencakup larangan
terhadap tindakan-tindakan seperti pembunuhan, pencurian, atau kebohongan.
 RITUAL KEHIDUPAN: Agama juga sering melibatkan ritual-ritual yang terkait dengan
peristiwa kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian. Ritual-ritual ini
memberikan kerangka berarti untuk peristiwa-peristiwa ini dan mengintegrasikannya dalam
konteks keagamaan.
 PENDIDIKAN KEAGAMAAN: Banyak tradisi keagamaan memiliki sistem pendidikan yang
mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada generasi muda. Hal ini bertujuan untuk memastikan
kelangsungan keyakinan keagamaan dan tradisi keagamaan.
 NILAI-NILAI KEMANUSIAAN: Agama juga mengajarkan nilai-nilai seperti kasih sayang,
belas kasihan, keadilan, dan kebaikan kepada sesama.
 PEMBERDAYAAN ROHANI: Agama juga memberdayakan individu secara rohani dan
memberikan rasa arti dan tujuan dalam hidup, serta menghadirkan penghiburan dalam
menghadapi kesulitan.
 KOMUNITAS KEAGAMAAN: Umat berpartisipasi dalam komunitas keagamaan seperti
gereja, masjid, kuil, atau lain sebagainya, untuk beribadah bersama, memperkuat ikatan
sosial, dan mendapatkan dukungan spiritual.
Unsur-unsur keagamaan ini dapat berbeda-beda antara agama-agama yang berbeda, dan setiap agama
memiliki karakteristik uniknya sendiri. Unsur-unsur ini juga bagian dalam membentuk identitas
keagamaan individu dan masyarakat.
6

HAKIKAT KEBERAGAMAN DAN KESETARAAN


MANUSIA

Hakikat keberagaman dan kesetaraan manusia adalah prinsip-prinsip yang sangat penting dalam
konteks masyarakat global yang semakin kompleks dan beragam. Kedua konsep ini mencerminkan
nilai-nilai dasar yang harus dihormati dan diimplementasikan agar masyarakat dapat berfungsi secara
adil, inklusif, dan harmonis.
Berikut adalah penjelasan tentang hakikat keberagaman dan kesetaraan manusia:

KERAGAMAN MANUSIA:
Keragaman yang terdapat dalam lingkungan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk.
Majemuk berarti banyak ragam, beraneka, dan berjenis-jenis. Keberagaman mencerminkan kenyataan
bahwa manusia memiliki beragam identitas, budaya, keyakinan, dan latar belakang. Hakikat
keberagaman ini menciptakan dunia yang kaya dan berwarna, yang memungkinkan pertukaran ide,
pengalaman, dan pandangan yang berbeda.

 KEBERAGAMAN BUDAYA: Manusia memiliki latar belakang budaya, etnis, dan bahasa
yang berbeda. Keragaman ini mencakup perbedaan dalam adat istiadat, tradisi, makanan, dan
banyak aspek lainnya.
 KERAGAMAN AGAMA: Manusia memiliki beragam keyakinan agama dan spiritualisasi.
Ini mencakup berbagai agama besar seperti Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan lain-lain, serta
banyak kepercayaan dan tradisi.
 KERAGAMAN SOSIAL: Manusia juga beragam dalam hal identitas gender, status ekonomi,
dan tingkat pendidikan. Ini mencakup perbedaan dalam pengalaman hidup dan akses terhadap
sumber daya.
 KERAGAMAN PENDAPAT: Individu memiliki pandangan, pendapat, dan nilai-nilai yang
berbeda. Keragaman ini mencakup beragam pandangan politik, sosial, dan filosofis yang ada
di masyarakat.
 KEBERAGAMAN KEMAMPUAN FISIK DAN EKONOMI: Setiap individu memiliki
tingkat kemampuan fisik dan mental yang berbeda-beda, termasuk keterbatasan fisik dan
gangguan perkembangan.
7

KESETARAAN MANUSIA:
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkatan atau
kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibandingkan makhluk
lain. Di hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya, kedudukan atau tingkatannya. Yang
membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan. Kesetaraan prinsip dasar
manusia, ini menciptakan landasan yang kuat untuk penciptaan masyarakat yang lebih adil.
 HAK ASASI MANUSIA: Kesetaraan manusia adalah prinsip dasar hak asasi manusia yang
mengakui bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau karakteristiknya,
memiliki hak yang sama untuk hidup, kebebasan, dan perlindungan hukum.
 KESETARAAN PELUANG: Kesetaraan juga mencakup kesetaraan peluang dalam hal
pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial
lainnya. Semua individu harus memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi
penuh mereka.
 KESETARAAN PERLAKUAN: Ini berarti bahwa setiap individu harus diperlakukan dengan
adil dan sama oleh hukum dan lembaga-lembaga sosial. Diskriminasi atau perlakuan tidak
adil berdasarkan ras, agama, gender, atau karakteristik lainnya tidak boleh diterima.
 KESETARAAN DALAM PARTISIPASI: Kesetaraan juga mencakup hak setiap individu
untuk berpartisipasi dalam proses politik dan sosial tanpa diskriminasi. Ini mencakup hak
untuk memilih, terpilih, dan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan masyarakat.
Hubungan antara keberagaman dan kesetaraan:
 Kesetaraan manusia menjadi sangat penting dalam konteks keberagaman. Kesetaraan
memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang atau keyakinannya, memiliki
hak untuk dihormati dan diperlukan secara adil.
 Keberagaman dapat menjadi sumber ketidaksetaraan jika tidak dikelola dengan bijak. Oleh
karena itu, penting untuk mengedepankan prinsip-prinsip kesetaraan dalam interaksi antar
individu dan dalam kebijakan sosial dan pemerintah.
 Kesetaraan juga memungkinkan masyarakat yang beragam untuk hidup bersama secara
damai, menghormati perbedaan, dan bekerja sama untuk tujuan bersama.
Hakikat keberagaman dan kesetaraan manusia adalah kunci untuk membangun masyarakat yang adil,
inklusif, dan harmonis. Dengan menghormati keberagaman dan kesetaraan, masyarakat dapat
memanfaatkan kekayaan berbagai pengalaman yang dimiliki oleh individu-individu yang berbeda.
Hal ini juga menciptakan landasan yang kuat untuk perdamaian, toleransi, dan kemajuan sosial. Oleh
karena itu, upaya untuk mempromosikan keagamaan dan kesetaraan harus menjadi prioritas bagi
masyarakat dan pemerintah. Dalam masyarakat yang inklusif dan beradab, penghormatan terhadap
keberagaman dan penerapan kesetaraan manusia adalah dua prinsip penting yang membantu
menciptakan lingkungan yang saling mendukung, adil, dan harmonis.
Keberagaman juga mengajarkan kita untuk toleransi terhadap perbedaan, mencintai budaya-budaya
yang ada, munculnya ide-ide baru dan perspektif yang dapat mendorong inovasi dan kemajuan sosial.
Keberagaman juga dapat memperkaya pengalaman sosialisasi dan membantu dalam pengembangan
identitas pribadi yang lebih luas dan terbuka terhadap perbedaan. Kesetaraan juga mengajarkan kita
untuk memahami bahwa manusia memiliki hak yang sama dalam segala aspek kehidupan baik pria
maupun wanita, memiliki suara yang setara dalam pengambilan keputusan, mengentaskan kemiskinan
dan mengurangi kesenjangan ekonomi antar individu. Kesetaraan juga dapat memperkuat rasa
solidaritas sosial dalam masyarakat. Ketika orang merasa bahwa hak-hak dan kesejahteraan mereka
dihormati dan dijaga, mereka mungkin lebih mendukung satu sama lain dalam mengatasi kesulitan.
Menemukan solusi untuk mempromosikan keberagaman dan kesetaraan manusia dalam masyarakat
adalah tugas yang kompleks dan berkelanjutan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
 Adanya pendidikan dan kesadaran
8

 Penghapusan diskriminasi
 Pelatihan keterampilan
 Melakukan keadilan sosial dan ekonomi
 Penegakan hukum yang adil
 Menjadi pemimpin yang berkomitmen

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

Pelapisan sosial dan kesamaan derajat adalah dua konsep yang sering kali berlawanan dalam
masyarakat. Pelapisan sosial merujuk pada pembagian masyarakat menjadi berbagai lapisan atau
kelas sosial yang memiliki akses, kekuasaan, dan sumber daya yang berbeda. Sementara itu,
kesamaan derajat adalah prinsip yang mengedepankan bahwa setiap individu tanpa memandang latar
belakang sosial dan ekonominya, memiliki hak dan martabat yang sama.
PELAPISAN SOSIAL
 Pelapisan sosial adalah proses di mana masyarakat dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, kekayaan, pendidikan, pekerjaan, status sosial,
dan kekuasaan. Kelompok-kelompok ini sering kali memiliki akses dan peluang yang berbeda
dalam masyarakat. Pelapisan sosial merujuk pada cara masyarakat mengatur dirinya sendiri
menjadi berbagai lapisan sosial yang beragam..
 Contoh kesamaan derajat adalah hak asasi manusia dan anti-diskriminasi, yang menyatakan
bahwa semua orang dilahirkan bebas dan setara dalam hak dan martabat serta mendorong
penolakan terhadap diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, dan karakteristik lainnya.
 Pelapisan sosial dapat menghasilkan ketidaksetaraan dalam hal kesempatan, pendapatan, dan
akses terhadap sumber daya. Ini dapat menciptakan ketegangan sosial, konflik, perasaan
ketidakadilan di dalam masyarakat.
Beberapa faktor penentu pelapisan sosial antara lain:
 Pendapatan, individu dengan pendapatan yang lebih tinggi cenderung berada di kelas sosial
yang lebih tinggi.
 Pendidikan, tingkat pendidikan sering kali memainkan peran penting dalam penentuan status
sosial seseorang.
 Pekerjaan, jenis pekerjaan atau profesi yang dijalani oleh individu juga dapat mempengaruhi
posisi sosial.
9

 Kekayaan, kekayaan yang dimiliki, termasuk properti dan aset lainnya dapat juga
mempengaruhi pelapisan sosial.
 Keturunan dan status keluarga, dalam beberapa masyarakat, keturunan dan status keluarga
yang diwariskan juga dapat berpengaruh pada pelapisan sosial.
Pemahaman mengenai pelapisan sosial adalah penting dalam memahami dinamika sosial dan ekonomi
dalam masyarakat. Selain itu, hal ini juga dapat membantu dalam perencanaan kebijakan sosial yang
bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

KESAMAAN DERAJAT
Prinsip kesamaan derajat adalah landasan penting dalam masyarakat, meskipun tantangan dalam
mencapainya besar. Upaya berkelanjutan dari individu, kelompok, pemerintah, adalah langkah
penting untuk menghormati dan memajukan kesamaan derajat.
 Kesamaan derajat adalah prinsip yang mengemukakan bahwa semua individu memiliki
martabat yang sama dan hak yang sama tanpa memandang faktor-faktor seperti latar belakang
ekonomi, sosial, etnis, agama, atau gender.
 Prinsip-prinsip kesamaan derajat mencakup prinsip kesetaraan hak asasi manusia, kesetaraan
peluang, dan kesetaraan perlakuan. Ini berarti bahwa setiap individu memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan perlindungan hukum.
 Implementasi kesamaan derajat melibatkan kebijakan dan tindakan yang mendukung hak-hak
individu, mengurangi ketidaksetaraan, dan mengatasi diskriminasi. Ini termasuk undang -
undang anti-diskriminasi, program-program akses terbuka, dan upaya-upaya untuk
menghilangkan ketidaksetaraan ekonomi.m
 Kesamaan derajat mendorong perubahan sosial yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang lebih adil, sering kali juga digunakan untuk melindungi hak minoritas yang
mungkin berisiko menghadapi diskriminasi atau penindasan oleh mayoritas.
Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesamaan derajat dalam masyarakat:
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesamaan derajat
 Penegakan hukum yang ketat dan efektif harus diterapkan terhadap pelanggaran hukum
 Mendukung pekerjaan yang layak dan perlindungan pekerjaan dapat mengurangi kesenjangan
ekonomi
 Memberi bantuan kepada yang membutuhkan
 Mengambil keputusan yang menguntungkan bagi sesama pihak
Untuk mencapai kesamaan derajat memerlukan komitmen dan upaya yang berkelanjutan dari semua
pihak. Selain itu, setiap masyarakat memiliki tantangan yang unik dan strategi yang bervariasi dalam
mengatasinya.
Dalam rangka menciptakan masyarakat yang menghargai keragaman dan kesetaraan derajat,
penting untuk terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan pelapisan sosial dan memastikan bahwa
hak-hak dan potensi setiap individu diakui dan dihormati. Kesetaraan derajat adalah dasar bagi
perdamaian, harmoni, dan perkembangan sosial yang berkelanjutan.
Namun, penting untuk diingat bahwa dalam banyak masyarakat, pelapisan sosial masih ada dan dapat
menjadi tantangan besar untuk mencapai kesamaan derajat yang sepenuhnya. Oleh karena itu, sering
kali ada upaya pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan aktivitas sosial untuk mengatasi
ketidaksetaraan dan mempromosikan kesamaan derajat melalui berbagai program dan kebijakan yang
bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Tujuannya adalah untuk menciptakan
masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkeadilan, di mana semua individu memiliki kesempatan
yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
10

BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam memahami materi tentang manusia, keagamaan, dan kesetaraan dapat ditarik beberapa
kesimpulan penting, diantaranya:
 Keragaman manusia: manusia memiliki berbagai latar belakang, kepercayaan, dan identitas
yang berbeda-beda. Keberagaman ini adalah bagian alami dari masyarakat global kita.
 Keagamaan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Ini mencakup
keyakinan, praktik, dan nilai-nilai moral yang berpengaruh pada perilaku dan pandangan diri
individu.
 Kesetaraan derajat adalah hak dasar yang harus dihormati untuk semua individu, independen
dari latar belakang agama, etnis, gender, dan faktor lainnya. Ini adalah pondasi hak asasi
manusia.
 Tantangan pelapisan sosial seperti ketidaksetaraan dalam masyarakat, baik dalam hal
ekonomi, pendidikan, atau akses sumber daya alam, adalah tantangan yang perlu diatasi untuk
mencapai kesetaraan derajat.
 Pemerintah , organisasi masyarakat, dan individu memiliki peran penting dalam memastikan
bahwa hakikat keragaman dan kesetaraan dihormati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
 Harmoni antara keragaman dan kesetaraan adalah dalam membangun masyarakat yang adil
dan damai.

SARAN
Berikut beberapa saran terkait dengan materi manusia, keagamaan, dan kesetaraan:
 Pentingnya untuk mempunyai pendidikan dan kesadaran tentang pengetahuan mengenai
manusia, keagamaan, dan kesetaraan.
 Perlu terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung kesetaraan dan mengatasi
ketidaksetaraan.
 Menjadi contoh bagaimana cara menghargai keragaman dan menerapkan prinsip-prinsip
kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mendukung organisasi yang membela Hak Asasi Manusia dan berkomitmen untuk
memajukan hak asasi manusia, kesetaraan, dan keagamaan.
 Menunjukkan sikap toleransi terhadap keragaman di antara teman-teman, keluarga, dan dalam
lingkungan sehari-hari.
 Selalu belajar dan terus berkembang ke arah yang lebih baik, belajar menerima pendapat
orang lain dan selalu terbuka terhadap perubahan yang baik, tanpa melupakan kebudayaan
yang ada di negara sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Kottak, C. P. (2019). ‘Cultural Anthropology: Appreciating Cultural Diversity. ‘McGraw-Hill
Education.
Geertz, c. (1973). ‘The Interpretation of Cultures. ‘Basic Books.
11

Knox, P.L., Maraton, S.A., & Import, M. (2019}. “Human Geography: Places and Regional d in
global Context.” Person.

Anda mungkin juga menyukai