Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PASIRUKEM
Jalan Raya Singaperbangsa Ds. Pasirukem Kec. Cilamaya Kulon
Email : pkmpasirukem@gmail.com Kode Pos 41384

LAPORAN PDCA
PELAYANAN KESEHATAN ORANG TERDUGA TB
DI UPTD PUSKESMAS PASIRUKEM TAHUN 2023

I. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB sangat mudah menular
melalui percikan ludah (droplet) penderita TB yang batuk atau bersin.
Infeksi bakteri TB bisa menyerang hampir ke seluruh bagian tubuh,
termasuk paru-paru dan jaringan atau organ di luar paru, seperti otak,
selaput meningen, kelenjar limfa, ginjal, hingga tulang. ada beberapa
kelompok orang yang perlu mendapatkan skrining TB. Berikut ini adalah
kelompok-kelompok yang kemungkinan perlu melakukan skrining TB:
a. Orang yang kontak langsung dengan penderita TB, seperti tenaga medis
b. Orang yang tinggal serumah dengan penderita TB
c. Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk, lingkungan kumuh,
atau barak pengungsian
d. Orang yang bekerja di lingkungan yang ramai, seperti perkantoran
e. Orang yang bekerja di tempat penampungan tunawisma, panti jompo,
atau penjara
f. Perokok, orang lanjut usia, atau orang yang menderita malnutrisi, DM
(diabetes melitus), atau HIV/AIDS
Meski begitu, perlu tidaknya skrining akan ditentukan berdasarkan
hasil kuesioner khusus yang akan diberikan oleh petugas kesehatan.
Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk melihat seberapa besar risiko pasien
terinfeksi TB dan apakah pasien memerlukan skrining TB.
II. Skrining TB pada Orang Dewasa
Skrining sebagai upaya penanggulangan TB bisa dilakukan pada
orang dewasa dan anak-anak. Pada orang dewasa, setelah melakukan
anamnesis atau tanya jawab, akan dilakukan serangkaian tes berikut ini :
A. Tes dahak
Tes dahak atau BTA menggunakan sampel dahak untuk
mendeteksi bakteri TB. Dokter akan memberikan wadah khusus yang
sudah disteril untuk menampung dahak. Dahak yang diperlukan dalam
pemeriksaan BTA diambil sewaktu, yaitu dahak pertama yang diambil
saat berkunjung ke fasilitas kesehatan, serta yang diambil di pagi hari,
yaitu dahak tampungan di pagi hari segera setelah bangun tidur.
Sampel dahak tersebut kemudian dibawa ke faskes, baik itu puskesmas
atau rumah sakit.
Agar lebih mudah mengeluarkan dahak, ada beberapa tips yang
bisa dilakukan, yaitu:
a. Minum lebih banyak supaya dahak lebih mudah keluar.
b. Saat pagi hari sebelum mengambil sampel dahak, gosok gigi tanpa
menggunakan cairan antiseptik atau obat kumur.
c. Tarik napas dalam-dalam dan tahan beberapa detik, kemudian
keluarkan batuk dengan agak keras agar dahak keluar.
d. Ulangi langkah tadi beberapa kali sampai dahak yang keluar cukup
untuk sebagai sampel.
e. Pastikan yang keluar bukanlah air liur, melainkan dahak yang
bertekstur kental dan berwarna.
f. Simpan dahak di dalam wadah yang telah disediakan dan tutup
rapat.
g. Simpan wadah tersebut di ruangan yang dingin, sebisa mungkin
jangan simpan di dalam suhu ruang.
Bila kesulitan mengeluarkan dahak, dianjurkan untuk menghirup
uap hangat dari air panas atau ketika mandi dengan air panas. Namun,
lakukanlah dengan hati-hati agar kulit tidak mengalami luka bakar. Bila
dari hasil tes dahak ditemukan bakteri TB, maka orang tersebut
didiagnosis menderita TB dan perlu mendapatkan penanganan.
B. Foto Rontgen
Foto Rontgen dada juga dilakukan sebagai bagian skrining TB.
Skrining dengan Rontgen dada bisa dilakukan oleh orang-orang di
lingkungan yang berisiko terinfeksi TB, seperti asrama dan lapas, serta
kelompok orang tertentu, seperti ODHA (orang dengan HIV/AIDS) atau
penderita diabetes melitus.
C. Skrining TB pada Anak-Anak
Sama seperti pada orang dewasa, skrining TB pada anak-anak
juga dilakukan dengan melakukan tes dahak dan foto Rontgen. Namun,
yang membedakan adalah anak-anak juga perlu menjalani beberapa tes
berikut ini:
D. Tes Mantoux
Pada tes ini, dokter akan menyuntikkan sedikit tuberkulin, yaitu
protein yang mengandung bakteri TBC, ke kulit lengan bawah. Setelah
itu, kulit yang telah mendapat suntikan ini akan dipantau reaksinya
selama 48–72 jam dan selanjutnya dilakukan penilaian.
E. Skoring TB
Setelah menjalani tes Mantoux, anak akan menjalani tes dahak
dan foto Rontgen. Selanjutnya, dokter juga akan melakukan skoring TB.
Jumlah skor yang didapat bisa menjadi landasan dokter untuk
menentukan terapi pada anak.
Sistem skoring untuk mendiagnosis TB anak adalah sebagai berikut :

Parameter 0 1 2 3 Skor

Laporan
keluarga, BTA
Tidak negatif atau
Kontak TB - BTA (+)
jelas BTA tidak
jelas, BTA
tidak tahu

Positif (≥10 mm
Uji tuberkulin (tes Mantoux) Negatif - - atau ≥5 mm pada
imunokompromais)

Klinis gizi
BB/TB<90% buruk atau
Berat badan/keadaan gizi - atau BB/TB<70% -
BB/U<80% atau
BB/U<60%

Demam yang tidak


- ≥2 minggu - -
diketahui penyebabnya

Batuk kronis - ≥3 minggu - -

Pembesaran kelenjar
≥1 cm, >1,
limfe leher, ketiak, lipat - - -
tidak nyeri
paha

Pembengkakan
Ada
tulang/sendi panggul, - - -
pembengkakan
lutut, falang

Normal/
Gambaran
Foto toraks kelainan - -
sugestif TB
tidak jelas

Skor total
Penyakit TB harus dideteksi sejak dini dan diobati sampai
tuntas. Hal ini karena TB merupakan penyakit yang mudah menular,
berisiko resisten terhadap pengobatan, serta bisa menyebabkan
berbagai komplikasi dan kematian.
Mutu Layanan Kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan
untuk individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan yang optimal, diberikan sesuai dengan standar pelayanan
dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk memenuhi
hak dan kewajiban pasien. Dalam upaya menjaga mutu secara
berkesinambungan maka UPTD Puskesmas Pasirukem melakukan
PDCA di Puskesmas. Jumlah temuan Pelayanan Kesehatan Orang
Terduga TB di Puskesmas Pasirukem masih rendah. Data ini
bersumber dari Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) sampai dengan
bulan September 2023 tahun 2023. Memiliki persentase sebesar 61.1
%. Target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang
sebesar 226 pasien (100%), sedangkan angka yang diperiksa hanya
sebanyak 138 pasien (61,1%). Selisih yang cukup jauh merupakan
pekerjaan dan tantangan bagi pemegang program TB agar skrining
bisa dioptimalkan lebih baik lagi sehingga tercapai target yang sudah
ditetapkan. Dampak yang terjadi apabila Cakupan Pelayanan
Kesehatan orang terduga TB masih rendah adalah Peningkatan
jumlah Penderita TB yang disertai Komplikasi di wilayah kerja
Puksemas Pasirukem.

III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


A. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas mutu layanan yang berkesinambungan di
Puskesmas.

B. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan Pelayanan Kesehatan Orang terduga TB di
Puskesmas Pasirukem
b. Meningkatkan kepuasan pelanggan
IV. Identifikasi Masalah
No Indikator U S G Total Ranking
1 Cakupan 3 4 4 11 1
Pelayanan
Kesehatan Orang
Terduga TB
2 Cakupan 3 4 2 9 2
Pengobatan Semua
Kasus TB
3 Cakupan Angka 3 3 2 8 3
Keberhasilan
Pengobatan Pasien
TB Semua
Kasus
Masalah kesehatan yang terpilih dan diprioritaskan untuk
diselesaikan adalah Pelayanan Kesehatan orang terduga TB masih rendah.
V. Kumpulkan data bukti
Data Capaian Pelayanan Kesehatan orang terduga TB masih rendah di
UPTD Puskesmas Pasirukem Tahun 2023

Capaian Pelayanan Kesehatan orang terduga TB


UPTD Puskesmas Pasirukem Tahun 2023

10.00%
9.00%
8.00%
7.00%
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
Jan Feb Mar April Mei Juni Jul Ags Sep

Angka Pelayanan Kesehatan orang terduga TB


Sasaran

Jan Feb Mar April Mei Juni Jul Ags Sep


Angka 7.5% 5.3% 7.1% 6.6% 8.8% 6.2% 8% 4% 7.5%
Pelayanan
Kesehatan
orang
terduga
TB
Sasaran 8,3% 8,3% 8,3% 8,3% 8,3% 8,3% 8,3% 8,3% 8,3%
VI. Interpretasi :
Berdasarkan hasil grafik diatas terhadap jumlah Capaian Pelayanan
Kesehatan orang terduga TB pada bulan Januari – September 2023 di UPTD
Puskesmas Pasirukem masih dibawah standar yaitu rata-rata 6.9%,
sedangkan standar atau target 8,33% per bulan. Ini menunjukkan masih
minimalnya jumlah Capaian Pelayanan Kesehatan orang terduga TB di
Puskesmas Pasirukem yang dilakukan skrining TB.
Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya Pelayanan
Kesehatan orang terduga TB, antara lain:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Bahaya penyakit TB
b. Kurangnya pengetahuan Masyarakat tentang Pengobatan TB
c. Kurangnya sosialisasi Program Inovas “Kancil TB” pada kader
d. Kurangnya SDM di Puskesmas
e. Kebiasaan masyarakat mendatangi Faskes setelah terjadi komplikasi
f. Transport kader tidak tersedia di Anggaran/DAK
FISHBONE ANALISIS MASALAH

Manusia
Metode

Kurangnya
pengetahuan Belum semua kader
Kurangnya Kurangnya sosialisasi
Masyarakat tentang
pengetahuan
pengobatan TB Program Inovasi
masyarakat
“Kancil TB”
tentang bahaya
penyakit TB
Kurangnya SDM
di Puskesmas
Skrining TB oleh
Petugas Multi
Program

Masih Rendahnya
cakupan pelayanan
orang terduga TB

Kebiasaan
Dukungan lintas masyarakat
sektor belum Transport kader mendatangi
optimal tidak tersedia di Faskes setelah
Anggaran/DAK terjadi komplikasi

Lingkungan
Dana
Sarana
Tabel PDCA
PLAN  Meningkatkan Cakupan pelayanan kesehatan orang

terduga TB mencapai target sebesar 100%


 Penyuluhan Kesehatan Tentang TB di
Desa/Masyarakat
 Pemberdayaan kader masyarakat dalam pencegahan
penyakit menular
 Deteksi dini/Skrining TB di Masyarakat dan Institusi
 Penemuan Kasus aktif TBC (Active Case Finding)
 Investigasi Kontak TBC
 Koordinasi terpadu lintas program/Lintas Sektor
 Optimalisasi Program Inovatif “Kancil TB”
DO  Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Tentang TB di
Desa/Masyarakat
 Melaksanakan Pembinaan Kader P2P
 Melaksanakan Deteksi dini/Skrining TB di
Masyarakat dan Institusi
 Melaksanakan Penemuan Kasus aktif TBC (Active
Case Finding)
 Melaksanakan Investigasi Kontak TBC
 Melaksanakan Koordinasi terpadu lintas
program/Lintas Sektor
 Mengoptimalisasi Program Inovatif “Kancil TB”
CHECK  Kurangnya Tenaga Kesehatan di Puskesmas
ACT  Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Tentang TB di
Desa/Masyarakat
 Melaksanakan Pembinaan Kader P2P
 Melaksanakan Deteksi dini/Skrining TB di
Masyarakat dan Institusi
 Melaksanakan Penemuan Kasus aktif TBC (Active
Case Finding)
 Melaksanakan Investigasi Kontak TBC
 Melaksanakan Koordinasi terpadu lintas
program/Lintas Sektor
 Mengoptimalisasi Program Inovatif “Kancil TB”
VII. Perencanaan Kegiatan
Ruang Tujuan Target Rencana Kegiatan Waktu Pelaksana
Lingkup yang akan dilakukan
UKM Meningkatkan 100% 1. Melaksanakan 1. Sesuai PJ Program
pencapaian Penyuluhan jadwal TB
Pelayanan Kesehatan Tentang di RPK
Kesehatan TB di Bulana
Orang Terduga Desa/Masyarakat n dan
TB 2. Melaksanakan Tahuna
Pembinaan Kader n
P2P
3. Melaksanakan
Deteksi
dini/Skrining TB di
Masyarakat dan
Institusi
4. Melaksanakan
Penemuan Kasus
aktif TBC (Active
Case Finding)
5. Melaksanakan
Investigasi Kontak
TBC
6. Melaksanakan
Koordinasi terpadu
lintas
program/Lintas
Sektor
7. Mengoptimalisasi
Program Inovatif
“Kancil TB”
Mengetahui, Pasirukem, September 2023
Kepala UPTD Puskesmas Pasirukem PJ Program TB

H. Abdul Subur, S. Kep., Ners Mimin Pojiah, AMd.Kep


NIP. 19720616 199503 1 003 NIP. 19761005 200701 2 009

Anda mungkin juga menyukai