Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGUKURAN

OLEH :
Nama : ABDUL IKSAN
Nim : 210203602005

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


PRODI MESIN OTOMOTIF-D4
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
1. Jangka sorong

Jangka sorong atau vernier kaliper adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
bagian diam dan bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada
keahlian dan ketelitian pengguna alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan display digital. Pada versi analog umumnya tingkat ketelitian adalah 0.005cm
untuk jangka sorong dibawah 30cm dan 0.01 cm untuk yang diatas 30cm.
Fungsi jangka sorong yaitu :
 untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
 untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
 untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat
pada gambar karena berada di sisi pemegang
Bagian bagian jangka sorong
 Sekrup pengunci, Bagian ini berfungsi sebagai pengunci hasil pengukuran,
sehingga hasil pengukuran tidak akan berubah ketika dipegang sehingga hasil
pengukuran tetap akurat
 Rahang luar, untuk mengukur satuan panjang, diameter luar sebuah silinder
atau untuk mengukur ketebalan bentuk dimensi lainnya.
 Rahang dalam, sebagai pengukur bagian diameter dalam.
 Skala utama, nilai yang menunjukkan hasil pengukuran yang satuannya dalam
mm, cm dan inci.
 Skala vernier (skala nonius), sebagai skala pengukuran fraksi.
 Pengukur kedalaman, bagian ini berada di ujung dari Jangka Sorong yang
berfungsi untuk mengukur bagian kedalaman suatu benda atau kedalaman
sebuah lubang
Cara menggunakan jangka sorong
 Geser rahang luar Sejauh Ukuran Benda, setelah meletakkan objek pada
rahang luar jangka sorong, rahang harus tepat digeser sejauh ukuran benda,
lakukan hingga benda yang diukur tidak ada jarak atau celah sehingga
kedua rahang luar jangka sorong menyentuh dan menjepit benda.
 Rapatkan sekrup pengunci, setelah posisi rahang sudah menyentuh benda,
langkah selanjutnya adalah mengunci screw lock. Tujuannya adalah agar
hasil ukuran yang dilakukan ini tidak berubah jika ada getaran, tersenggol
dan dapat kita catat dengan nilai yang sesuai.
 Langkah selanjutnya membaca jangka sorong.
Cara membaca jangka sorong
 Perhatikan keakuratan jangka sorong, bisanya 0.02 mm, 0,05 mm dan
seterusnya
 Catat nilai pada skala utama yang hampir sejajar atau sejajar dengan angka
0 pada sekala nonius
 Perhatikan garis-garis pada skala nonius yang tepat sejajar dengan garis-
garis yang ada pada skala utama, kemudian tentukan nilainya dengan
memperhatikan nilai keakuratan jangka sorong dan tentukan nilainya.
 Jumlahkan nilai pada skala utama dengan skala nonius dengan rumus X,00
mm (sekala utama) + 0,XX mm Sekala nonius

2. Mickrometer

Mikrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda benda berukuran kecil
atau tipis. Atau yang berbentuk pelat dengan tingkat presisi yang cukup tinggi.
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01mm. alat ini dilengkapi sekrup terkalibrasi
yang banyak digunakan untuk mengukur komponen secara akurat. Dalam kehidupan
sehari hari mikrometer digunakan tukang servis kulkas dan pompa air utuk mengukur
diameter kawat tembaga yang akan digunakan. Mikrometer juga digunakan di dalam
teleskop dan mikroskop yang masing-masing kegunaannya ialah mengukur diameter
semu benda langit dan diameter benda mikroskopis. Mikrometer yang digunakan
dengan teleskop ditemukan sekitar tahun 1638 oleh William Gascoigne, seorang
astronom Inggris. Mikrometer obyektif berbentuk slide glass, di tengahnya terdapat
skala tanpa angka sebanyak 100 unit, seperti penggaris. Skala tersebut ditutup dengan
cover slip berbentuk bulat. Skala 100 unit = 1 mm maka tiap unit setara dengan
0.01 mm atau 10 μm maka jarak tiap unit dari micrometer obyektif akan tampak
berbeda
Cara mengkalibrasi mikrometer sekrup
 Letakan dan himpit batang penyetel mikrometer sekrup di antara anvil dan
spindle, himput batang penyetel mikrometer sekrup dengan memutar thimble
secukupnya.
 Jika batang penyetel mikrometer sekrup sudah sedikit terhimpit maka
kencangkan lagi himpitan anvil dan spindle terhadap batang penyetel dengan
memutar rachet knob hingga spindle tidak bergerak.
 Jika selisih antara angka 0 dan garis tengah pada sekala tetap dengan sekala
putar tidak melebihi 0,02 mm maka putarlah sleeve menggunakan kunci
penyetel hingga garis tengah dan angka 0 sejajar dengan 0 pada sekala putar.
 Jika selisih antara 0 dengan garis tengah pada sekala tetap lebih dari 0,02 mm,
maka lepas rachet knob kemudian tahan sleeve dan putar thimble
menggunakan kunci penyetel hingga didapatkan angka 0 pada sekala putar
dengan garis tengah pada sekala tetap sejajar, jika sudah pasang kembali
rachet knob.
Bagian bagian mikrometer sekrup : frame, poros tetap, poros gerak, sleeve, thimble,
lock nut/pengunci, ratchet knob

3. Dial indikator

Disebut juga sebagai dial gauge, alat ukur ini digunakan untuk mengukur serta
memeriksa kerataan pada sebuah bidang atau benda. Skala pengukurannya sendiri
sangat kecil. Bentuk fisik dial indicator adalah seperti jam analog yang memiliki dua
sampai tiga jarum penunjuk. Satu jarum sebagai penunjuk besar dan dua jarum
lainnya adalah petunjuk yang ukurannya kecil. Fungsi dari jarum penunjuk kecil
adalah mencatat gerakan dari jarum besar. Satu putaran jarum besar akan memutar
jarum kecil bertambah satu angka. Tidak ada bedanya dengan jarum jarum detik dan
jarum menit
pada jam. Skalanya sendiri dari yang terkecil adalah 1:100 atau sama dengan 0,01
mm. Prinsip kerjanya adalah gerak lurus dari spindel diubah menjadi gerak berputar.
Oleh karena itulah yang diperhatikan pergerakannya adalah jarum.
Fungsi :
 Mengukur kerataan bidang datar contohnya flywheel dan rem cakram
 Mengukur kebulatan pada bidang poros contohnya crankshaft
 Mengukur kesejajaran contohnya liner protection pada mesin diesel
 Mengukur run out poros contohnya poros propeller
 Mengukur jarak end play contohnya crankshaft untuk mencegah agar
crankshaft tidak mengalami kemacetan. Seperti tidak dapat berputar karena
thrust bearing mengembang akibat panas mesin.
Komponen pada dial indikator

 Jarum Penunjuk
Alat pengukur dial gauge menggunakan jarum untuk menunjukkan pengukuran.
Angka yang keluar diperoleh dari jarum penunjuk ini. Jarum akan bergerak pada saat
plunger atau ujung dial mendapat tekanan dari objek.
Jarum akan langsung bergerak ketika terdapat permukaan yang tidak rata seperti
cekung atau cembung. Jika jarum diam artinya permukaan rata.

 Jarum Penghitung Putaran


Bagian ini adalah jarum kecil yang fungsinya sebagai penghitung putaran dan disebut
juga sebagai skala revolusi.

 Plunger
Disebut juga sebagai spindel yakni bagian yang bergerak tegak lurus dengan objek
yang sedang diukur. Posisi yang dimiliki plunger baik sebelum dan sesudah
mendapatkan beban akan mempengaruhi jarak penyimpangan.
Beberapa orang menyebut juga komponen ini sebagai bidang sentuh di dial gauge.

 Outer Ring
Komponen ini memiliki fungsi utama supaya alat memperoleh hasil pengukuran yang
presisi. Outer ring akan bekerja mengkalibrasi skala jarum jam panjang supaya tepat
di angka nol.
Posisi angka nol sendiri akan disesuaikan ketika Anda melakukan proses pengukuran
objek.

 Stem
Bagian ini memiliki fungsi sebagai wadah dari spindel ketika naik turun dengan
leluasa.

 Spindel
Terakhir adalah komponen spindel yang akan bekerja menginput data dari plunger ke
dial indikator.
Cara Menggunakan Dial Indicator
Bagaimana cara mengukur menggunakan dial gauge? Dalam tahapan penggunaan, dial
gauge ini tidak bisa digunakan sendiri. Dibutuhkan alat pelengkap bernama dial stand dan
magnetic base.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Berikut beberapa langkah yang bisa diikuti.
1. Pasang terlebih dahulu tangkai dial indicator di lubang pengunci dengan cara
memasukannya. Baru setelah itu kencangkan bagian baut.
2. Masukkan bagian dial gauge yang memiliki jarum serta skala di tangkai yang tadi
dipasang dan kencangkan.
3. Bersihkan objek yang hendak diukur terlebih dahulu agar pengukuran lebih stabil.
4. Nyalakan aliran magnet di dial gauge menggunakan tombol di bagian bawah menjadi
posisi on.
5. Kemudian lihat bagian jarum, pastikan posisinya ada di atas permukaan objek hingga
menyentuh. Anda bisa mengeceknya dengan menggerakkan jarum pada objek.
6. Masuk ke pemakaian, mulailah untuk menggeser objek ke kanan atau kiri dan jika
jarum berputar maka alat bekerja. Putaran searah jarum jam artinya adalah permukaan
objek cembung. Apabila putarannya berlawanan maka tandanya cekung.

4. Multi meter

Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga jenis
besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik. Sebutan lain
untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan dari satuan Ampere,
Volt, dan Ohm.Selain itu, multimeter juga disebut dengan nama multitester.
Multimeter terbagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
Perbedaan antara multimeter analog dan multimeter digital terletak pada tingkat
ketelitian nilai
pengukuran yang diperoleh. Multimeter dapat digunakan untuk pengukuran listrik
arus searah maupun pengukuran listrik arus bolak-balik.
Cara menggunakan multi meter :
Jarum penunjuk pada multimeter harus diperiksa terlebih dahulu sebelum multimeter
digunakan. Posisi jarum penunjuk harus sejajar dengan angka 0 pada nilai yang tertera
pada layar pengukuran. Sekrup penyetelan jarum petunjuk harus diputar dengan
menggunakan obeng mata datar jika penunjukan jarum tidak tepat di posisi
0.Pengecekan angka 0 hanya dilakukan sesekali sebab pengecekan secara terus-
menerus dapat mengakibatkan hubungan pendek di dalam bagian-bagian penyusun
dari multimeter. Kondisi multimeter harus dipastikan dalam keadaan standar
pemakaian. Standar ini sesuai dengan jenis dan merek dari multimeter. Hasil
pengukuran harus sesuai dengan nilai sebenarnya dari besaran listrik yang diukur.
Oleh karena itu sebelum melakukan pengukuran ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu kondisi alat ukur dalam keadaan baik, normal dan tidak
cacat/rusak agar dapat berfungsi dengan baik sehingga benar-benar dapat mengukur
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran yang tidak valid dapat
mempengaruhi data sehingga hasil analisisis akan berisiko dan berpotensi berakibat
fatal.
Multimeter digunakan untuk mengukur besaran arus listrik, tegangan listrik, dan
hambatan listrik. Pengukuran dilakukan dalam keadaan arus searah maupun arus
bolak- balik. Selain itu, multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur nilai dan
kualitas kerja dari induktor, kapasitor, dioda, dan transistor. Multimeter juga dapat
digunakan untuk menguji hubungan pendek listrik atau hubungan normal pada
rangkaian listrik.

5. Compression tester
Tes tekanan kompresi merupakan salah satu alat ukur pneumatic yang biasanya ada
pada kendaraan bermotor. Secara garis besar, tes tekanan kompresi berfungsi untuk
melihat besarnya kompresi pada kendaraan. Nantinya, hasil pengukuran ini akan
digunakan untuk menentukan kondisi mesin kendaraan. Alat ini memiliki banyak
bagian atau komponen. Alat tes tekanan kompresi ini memiliki peran penting pada
mesin motor. Jika tekanan pada kompresi berada di bawah standar, akan muncul
masalah pada kendaraan.
alat ini merupakan salah satu alat ukur pneumatic yang umumnya digunakan pada
kendaraan. Tes tekanan kompresi ini memiliki beberapa bagian penting yakni
manometer, selang penghubung, dan pressure release button.
Ketiga komponen diatas memegang peranan penting dalam pengoperasian alat tes
tekanan kompresi. Keberadaan alat ini pada sebuah kendaraan sangatlah penting
karena fungsinya yang berkaitan langsung dengan kondisi dan kinerja mesin.
Biasanya, bengkel menggunakan cara tradisional untuk memeriksa tekanan kompresi
pada kendaraan. Cara manual yang biasa dilakukan adalah dengan memasukkan jari
pada bagian lubang busi guna merasakan tekanan pada ruang bakar.
Fungsi dari compression tester :
Secara garis besar, fungsi utama dari alat ini adalah memeriksa serta mengetahui
seberapa besar tekanan kompresi yang bisa dihasilkan oleh mesin. Hasil yang
didapatkan dari pengukuran ini akan digunakan untuk mendiagnosa kondisi terkini
dari mesin kendaraan tersebut.
Cara menggunakan compression tester :
 Nyalakan Mesin
Anda perlu menyalakan mesin terlebih dahulu sampai mencapai batas suhu kerja
mesin tersebut. Hal ini dilakukan guna mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.
Saat mesin sudah dalam keadaan panas, bagian piston ring akan mekar dan oli
pelumas akan menyebar ke seluruh bagian mesin. Mekarnya piston dan pelumas yang
sudah menyebar ini akan membuat proses pengukuran menjadi lebih optimal.
 Matikan Mesin Jika Sudah Cukup Panas
Tahap ini dilakukan karena proses pengukuran harus dijalankan saat mesin dalam
kondisi tidak hidup atau mati. Tapi, pastikan bahwa mesin sudah mencapai suhu
maksimal saat akan dimatikan.
 Lepas Saluran Bahan Bakar
Selanjutnya, Anda perlu melepaskan saluran atau socket bahan bakar yang biasanya
menuju ke saluran injector. Hal ini dilakukan agar bahan bakar yang digunakan tidak
terbuang sia-sia. Dengan begitu, proses pengukuran akan menjadi lebih efisien.
 Lepas Koil Pengapian dan Busi
Jika sudah, lepaskan juga bagian koil pengapian dan tegangan tinggi busi untuk
mempermudah proses pengukuran tekanan pada mesin. Jangan lupa juga melepaskan
semua busi dari lubang busi agar tidak ada proses pengapian pada saat mesin
dihidupkan.
 Pasang Alat Tes dan Tekan Pedal Gas
Pasangkan alat tes tekanan pada bagian lubang busi, kemudian pasang selang
penghubungnya. Kencangkan dengan menggunakan tangan agar tidak merusak bagian
ulir dan memastikan tidak ada kebocoran pada lubang busi.
Selanjutnya, tekan juga pedal gas secara penuh agar kondisi udara di intake manifold
masuk bisa maksimal.
 Starter Mesin Selama 10-15 Menit
Menstarter mesin selama 10 sampai 15 detik dilakukan untuk membuat bagian dari
mesin tidak ada yang rusak akibat dari pengecekan tekanan. Hal ini juga dilakukan
guna membuat hasil kompresi menjadi lebih optimal.
 Lihat Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran tekanan ini akan tertera pada manometer. Hasil skala bisa dibaca
melalui jarum penunjuk yang terdapat pada bagian ini. Skala pengukuran bisa
menggunakan satuan bar, KPa, Psi, ataupun kg/cm 2. Setelah itu, Anda perlu menekan
bagian pressure release button untuk mengembalikan compression ke mode awal atau
normal. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, ulangi proses pengukuran
sebanyak tiga kali. Sebagai informasi, apabila hasil pengukuran menunjukkan angka
dibawah standar, hal ini berarti terjadi kebocoran pada bagian mesin. Sebaliknya, jika
hasil pengukuran yang ditampilkan diatas standar membuktikan jika terjadi
penumpukan kerak hasil dari proses pembakaran.
6. Radiator tester

Radiator tester digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada sistem
pendingin kendaraan. Selain itu alat ini dapat digunakan untuk memeriksa kondisi
dari tutup radiator. Pada radiator tester dilengkapi dengan pompa yang berfungsi
untuk menghasilkan tekanan dan juga dilengkapi dengan manometer yang berfungsi
untuk mengetahui tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
Cara menggunakan radiator tester :
 Pemeriksaa tutup radiator dilakukan untuk mengetahui bukaan dari tutup radiator.
Pada tutup radiator terdapat dua buah katup yaitu katup tekan dan katup vakum.
Ketika mesin panas maka suhu dan tekanan air radiator akan naik sehingga bila
tekanan telah melebihi tekanan spesifikasi yaitu antara 0,8 – 1,2 bar maka katup tekan
akan membuka dan sebagian air pada radiator akan disalurkan ke reservoir tank. Jika
tekanan air radiator tidak dijaga pada tekanan kerjanya atau tekanan melebihi
spesifikasinya maka air radiator akan cepat mendidih.
Pemeriksaan tutup radiator dengan menggunakan radiator tester dapat dilakukan
dengan cara :
1. Lepaskan tutup radiator dari radiator kendaraan.
2. Pilih adapter yang sesuai kemudian pasang radiator cup tester pada tutup radiator.
3. Tekan pompa radiator cup tester sehingga tekanan melebihi tekanan spesifikasi pada
tutup radiator. Pada saat ini katup tekan akan membuka.
4. Amati tekanan pada manometer alat ukur, apakah terjadi penurunan tekanan atau
tidak saat katup tekan terbuka.
5. Jika terjadi penurunan tekanan kemudian tekanan berhenti pada tekanan
spesifikasinya maka keadaan katup tekan baik, kemudian amati kembali pada
manometer, setelah
tekanan pada batas spesifikasinya, maka tekanan harus tetap tidak boleh turun, namun
jika masih turun maka hal tersebut menandakan adanya kebocoran pada tutup
radiator.
 Memeriksa kebocoran air pendingin
Pemeriksaan kebocoran air pendingin dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
kebocoran pada sistem pendingin di mesin atau tidak. Kebocoran air pendingin dapat
terjadi pada sambungan selang, sambungan pompa, water jacket dan lain sebagianya.
Jika terjadi kebocoran air pendingin maka akan menyebabkan volume air pendingin
menjadi berkurang sehingga dapat menyebabkan terjadinya over heating pada mesin
karena sistem pendinginan yang tidak optimal.
Langkah pemeriksaan :
1. Lepas tutup radiator.
2. Pasang radiator tester ke lubang tutup radiator.
3. Tekan pompa radiator sampai tekanan spesifikasi. Jangan menekan pompa melebihi
tekanan spesifikasi karena dapat merusak sambungan-sambungan pada sistem
pendingin, contohnya sambungan selang.
4. Amati apakah terjadi kebocoran atau rembesan air pendingin pada sambungan-
sambungan di sistem pendingin.
5. Jika terjadi kebocoran segera lakukan langkah perbaikan.

7. Timing light

Timing light merupakan salah satu jenis alat ukur elektrik yang sering dipakai untuk
melakukan servis kendaraan.
Timing light berfungsi untuk memeriksa saat terjadinya pengapian atau saat busi
memercikkan bunga api, sehingga dari hasil pemeriksaan tersebut nantinya dapat
diketahui apakah saat pengapian sudah tepat atau terlalu maju atau terlalu mundur.
Apabila diketahui ternyata hasil pemeriksaan saat pengapian terlalu maju atau terlalu
mundur dari spesifikasi kendaraan tersebut maka dapat dilakukan tindakan
selanjutnya yaitu melakukan penyetelan saat pengapian. Cara kerja dari timing light
yaitu mendeteksi tegangan induksi dari koil pengapian yang menuju ke busi.
Cara menggunakan timing light :
 Siapkan alat ukur timing light.
 Hidupkan mesin dan tunggu sampai panas mesin mencapai temperatur kerjanya.
 Pastikan mesin dalam keadaan stasioner pada RPM 750 – 800 untuk mesin dengan 4
silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan tersebut). Apabila RPM
mesin tinggi maka governor advancer telah bekerja untuk memajukan saat pengapian
sehingga pemeriksaan saat pengapian menjadi tidak tepat.
 Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum tersebut. Apabila
selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer dalam keadaan bekerja
untuk memajukan pengapian.
 Pasang timing light, pada timing light dengan tiga kabel maka kabel merah
dipasangkan ke positif baterai atau positif koil dan kabel hitam ke negatif baterai
(massa) serta kabel pemicu dipasang ke kabel busi no 1. Pemasangan kabel pemicu
tidak boleh terbalik, tanda panah pada kabel pemicu harus menghadap ke arah busi,
apabila pemasangannya terbalik maka dapat membuat hasil pemeriksaan tidak tepat.
 Pada timing light dengan satu kabel, yaitu satu kabel pemicu saja maka kabel pemicu
langsung dipasangkan ke kabel busi no 1 dengan cara yang sama.
 Tekan tombol power pada timing light dan arahkan timing light ke puli poros engkol
kemudian periksaa kapan waktu pengapian terjadi.tepatnya lihat buku manual
kendaraan tersebut).
 Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan nilai spesifikasinya maka lakukan
penyetelan.
 Setelah selesai melakukan pemeriksaan, lepas timing light dan pasang kembali selang
vakum pada distributor.
8. Puller gauge

Bentuk fisik dari feeler gauge adalah lembaran baja tipis dengan berbagai jenis
ukuran. Alat ini sudah tidak asing lagi di antara teknisi dan selalu digunakan ketika
sedang servis atau tune up.
Fungsi feeler gauge yang paling utama adalah mengukur adanya celah atau gap di
setiap bagian mesin yang saling bersinggungan. Jika Anda mencoba melihat ke bagian
kap mobil pasti akan langsung mengetahuinya.
Contohnya saja pada bagian celah katup atau klep mesin mobil. Komponen yang jadi
pintu keluar masuknya gas ini dapat berubah ukuran celahnya. Oleh karena itu
dibutuhkan feeler gauge untuk mengukurnya.
Baik bentuk lebar dan panjang feeler gauge ini sama, hanya saja ketebalan baja yang
dimiliki berbeda. Setiap plat tertera ukuran yang berbeda-beda mulai dari 0,01 mm
hingga 1 mm. Tingkat keakuratan yang tersedia pada alat ini pun bisa mencapai
1/100 mm atau 0,01 mm. Jadi setelah mengukur dengan feeler gauge, celah mesin
dapat disetel kembali seperti normal ukuran standar pabrik.
Fungsi puller gauge :
 Pengukuran Celah Klep atau Katup
Seperti yang sudah dijelaskan, klep atau katup yang ada di ruang silinder ini akan
mengeluarkan dan memasukan gas bakar serta gas buang. Otomatis karena adanya
panas dari gas ini maka ukuran klep dapat memuai.
Akibatnya celah pada klep ini bisa saja mengecil. Penyetelan pun harus dilakukan
secara berkala, biasanya pada saat servis. Teknisi akan menggunakan feeler gauge
untuk bisa mengatur agar celah ini ukurannya kembali seperti semula.
 Pengukuran Celah Pompa Oli
Fungsi selanjutnya adalah pengukuran pada pompa oli yang berperan penting pada
pelumasan mesin mobil. Pompa bisa mengalami kerusakan atau kebocoran yang
membuat mesin menjadi overheat.
Celah yang terlalu besar atau kecill akan menghambat aliran oli ke seluruh mesin.
Penting untuk menyetel celah ini setiap kali servis. Mulai dari kerataan rotor, celah
ujung rotor, sampai celah pada bodi rotor.

 Pengukuran Celah Kontak Platina


Fungsi feeler gauge selanjutnya adalah untuk mengukur bagian celah di kontak
platina. Fungsi utama dari platina adalah untuk memutus dan menghubungkan arus
listrik supaya busi bekerja.
Bagian ini memiliki celah yang harus selalu disetel dengan bantuan feeler gauge.
Celah yang terlalu besar menciptakan induksi dan listrik kecil sehingga mobil sulit
dinyalakan. Oleh karena itu harus selalu diukur ulang.
 Pengukuran Kerataan Kepala Silinder
Komponen yang satu ini memiliki fungsi untuk menutup silinder mesin. Selain itu
juga menjadi tempat ruang bakar serta dudukan busi pada mesin berbahan bakar
bensin.
Kepala silinder harus diukur kerataannya karena jika bengkok mempengaruhi
kompresi jadi melemah. Komponen dalam sistem mesin pembakaran internal ini pun
bisa diukur kerataannya menggunakan feeler gauge.
 Pengukuran Kerataan Blok Silinder
Blok silinder ternyata dapat mengalami perubahan bentuk seperti bengkok atau
melengkung. Perubahan bentuk ini akan mempengaruhi ukuran celahnya. Padahal
blok silinder berfungsi untuk sistem pembakaran mesin.
Perubahan ukuran celah ini bisa disebabkan oleh mesin yang overheat. Ketika
kerataan dari blok silinder berubah harus diukur terlebih dahulu untuk menyetelnya
kembali. Tentunya dengan alat feeler gauge.
 Pengukuran Celah Busi
Busi berfungsi menciptakan percikan api yang memicu terjadinya pembakaran.
Terdapat celah antara ground dengan elektroda busi yang harus disetel ketika terjadi
perubahan.
Perubahan ukuran celah ini akan mengganggu besar kecilnya tegangan yang dihasilkan
pada koil pengapian. Celah inilah yang menjadi penentu apakah loncatan bunga api
besar.
Penyetelan ulang pada celah busi ini hanya bisa dilakukan dengan feeler gauge. Karena
celah standar memiliki ukuran 0,7 mm hingga 0,9 mm. Oleh karena itu tidak bisa
diukur sembarangan.
 Pengukuran Celah Ring Piston
Ring piston memiliki fungsi utama untuk mencegah kebocoran campuran bahan bakar
dengan udara ketika kompresi terjadi. Celah ini tidak boleh berukuran terlalu lebar
karena bisa menimbulkan kebocoran.
Sedangkan celah yang terlalu kecil bisa membuat kinerja piston macet. Oleh karena itu
penyetelan celah ini perlu dilakukan secara rutin dengan feeler gauge.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa diikuti.
 Menjangkau Celah yang Ingin Diukur
Pertama adalah memastikan bahwa celah yang hendak diukur telah terjangkau. Tidak
ada salahnya juga membersihkan bagian celah tersebut terlebih dahulu. Jika Anda
ingin mengukur klep pastikan dalam posisi mesin sudah dingin.
 Ukur dari Ketebalan Feeler Gauge yang Kecil
Anda bisa mulai mengukur hanya dengan memasukan ujung feeler gauge pada celah
yang telah dijangkau. Mulailah dari feeler gauge yang paling tipis atau ukurannya di
bawah standar celah.
 Ukur dengan Feeler Gauge yang Lebih Tebal
Apabila feeler gauge dengan ukuran yang lebih kecil, celah terasa terlalu renggang
maka ganti dengan yang lebih tebal. Pengukuran yang tepat adalah ketika feeler gauge
dimasukan maka alat tidak terlalu terjepit di dalam celah.
Khusus untuk pengukuran klep, Anda bisa lebih dahulu mengatur ketebalan celah
pada katup sesuai spesifikasi pabrikan. Baru setelah itu ukur celahnya dengan feeler
gauge dan mengatur baut penyetelan.

Anda mungkin juga menyukai