Studikasusmahasiswa 20231004164434
Studikasusmahasiswa 20231004164434
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Anggreini Watuseke 220111040003 Indah Onibala 220111040005
Maria Bolangitan 220111040010 Muharram Bawon 220111040011
Marcia Pangalila 220111040021 Azmi Khoiriyah 220111040018
Nanda Lambanaung 220111040023 Auryn Wagiran 220111040017
Nadya Djamal 220111040022 Sitinurhalisa 220111040026
Wahyuti Mokoagow 220111040028 Tesalonika Tamon 220111040043
Felly Papendang 220111040046
diagnosa DIARE. Hasil pengkajian: Anak tampak lemah, bibir kering, turgor kulit
menurun, nafsu makan menurun disertai mual muntah, Tekanan darah 110/80
mmHg, Nadi: 125 x/menit, Suhu 36, 5̊ C, Berat badan: 17 kg Tinggi badan: 118 cm .
Ibu klien mengatakan anak tidak suka makan rumah sakit sehingga selama
1. Pengertian
suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari
biasanya, tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare adalah perubahan
konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air didalam tinja
dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung selama kurang dari 14 hari (Tanto
maka disebut mengalami diare akut, dan jika lebih maka dapat dipastikan
perlu untuk diketahui yakni diare tanpa dehidrasi, diare ringan atau sedang,
1
a. Diare akut
lambat.
3. Klasifikasi
a. Diare akut: Keluarnya tinja cair tanpa darah selama 7-14 hari.
b. Diare persisten atau diare kronis: Keluarnya tinja selama 14 hari atau
lebih dan dapat disertai darah atau tidak diare persisten atau diare
4. Etiologi
Etiologi diare pada anak didominasi oleh patogen enterik seperti virus,
a. Bakteri
2
Penyebab terjadinya diare adalah bakteri salah satunya bakteri
Escherichia coli atau E. Coli. Sampai saat ini ditemukan 5 grup E. coli
traveler's diarrhea.
b. Virus
tujuh grup berbeda rotavirus (A-G) dan hanya grup A, B, dan C yang
enterotoksin yang akan merusak epitel dari usus halus, sehingga vili-
cair dengan muntah yang disertai rasa tidak nyaman pada perut,
3
c. Parasit
trofozoit dalam pemeriksaan tinja encer dan bentuk kista dalam tinja
padat.
d. Non infeksi
5. Patofisiologi
timbul diare.
4
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare
klinik kulit jelek, suara serak, pre syok nadi cepat dan dalam.
6. Penatalaksanaan
pemberiannya
1) Cairan per oral. Pada pasien dengan dchi msi ringan dan sedang
cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCL dan
NaHCO3, KCL dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak di
5
disebut oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula
sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan
berat badannya.
berat badan 3-10 kg, umur 1bln-2 tahun, jumlah cairan 200
MEP. Jenis cairan DG aa. 20 jam berikutnya: 150 ml/kg BB/20 jam atau
6
b. Dietetik (cara pemberian makanan).
Untuk anak di bawah I tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat
1) Susu (ASI dan atan susu formula yang mengandung laktosa rendah
dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenis
lainya)
2) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang
c. Obat-obatan.
elektrolit dan glukosa atu karbohidrat lain (gala,air tajin, tepung beras dan
d. Terapi farmakologi
1) Antibiotik
biakan
7
b) Pada pemeriksaan mikroskopis dan atau mikroskopis ditemukan
maternal
2) Obat antipiretik
(asetosal, aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/ tahun/ kali) selain berguna
untuk menurunkan panas akibat dehidrasi atau panas karena infeksi, juga
selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,
mengurangi frekuensi buang air besar (BAB). mengurangi volume tinja, serta
2011)
7. Komplikasi
a. Dehidrasi: Gejala seperti turgor kulit menurun, bibir kering, dan nadi
8
c. Penurunan Berat Badan: Jika anak terus muntah dan tidak makan
signifikan.
perkembangan anak.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
c. Hasil Pengkajian :
dihabiskan.
● Suhu 36, 5̊ C
● Berat badan 17 kg
9
Analisa Data
Do :
Do :
2. Diagnosa Keperawatan
10
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung
jawab perawat.
3. Intervensi Keperawatan
11
Terapeutik :
● Hitung kebutuhan
cairan
● Berikan asupan
Edukasi :
● Anjurkan
memperbanyak
Kolaborasi :
● Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
NaCl 0,4%)
12
dan mual ● Identifikasi kebutuhan
● Monitor asupan
makanan
Terapeutik :
● Sajikan makanan
secara menarik
● Berikan makanan
mencegah konstipasi
● Berikan makanan
protein
● Berikan suplemen
makanan
Kolaborasi :
● Kolaborasi dengan
menentukan jumlah
nutrien yang
dibutuhkan
13
DAFTAR PUSTAKA
Jap, A. L. S., & Widodo, A. D. (2021). Diare Akut yang Disebabkan oleh Infeksi.
Jurnal Kedokteran Meditek, 27(3), 282–288.
Supriasi, Ayu. (2019). Kejadian Diare Pada Balita. Journal of Holistic and Traditional
Medicine, 3(4), 327–330.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
14