Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA

“PEMAHAMAN TENTANG KONSEP SAKIT DAN PENYAKIT


DALAM AGAMA ISLAM”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. NAYA NAZWA NAREN


(220111040024)
2. SITINURHALISA
(220111040026)
3. WAHYUTI MOKOAGOW
(220111040028)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, dengan judul
“Konsep Sakit dan Penyakit dalam Agama Islam”. Penyusunan makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Manado, 07 September 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................1
1.4 Manfaat................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................2
2.1 Konsep Sakit Memiliki Dimensi Bio-psikososial .............2
2.2 Definisi Konsep Sakit Dan Penyakit
Menurut Agama Islam ......................................................2-3-4
BAB III PENUTUP 3................................................................5
3.1 Kesimpulan..........................................................................5
DAFTAR PUSTAKA 4.............................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian agama menurut J.H. Leuba, (dalam Sururin, 2004:4). agama adalah
cara bertingkah laku, sebagai system kepercayaan atau sebagai emosi yang bercorak
khusus. Sedangkan definisi agama menurut Thouless adalah hubungan praktis yang
dirasakan dengan apa yang dia percayai sebai mahluk atausebagai wujud yang lebih
tinggi dari manusia. (Sururin, 2007)
Islam merupakah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,untuk
mengatur kemakmuran dibumi guna menuju kebahagiaan didunia dan juga di
akhirat.salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang
sehat,sehingga dengannya kita dapat beribadah lebih baik kepada Allah.Agama islam
sangat mengutamakan Kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai
kenikmatan kedua setelah iman.Dalam perjalanan hidupnya didunia manusia menjalani
toga keadaan penting yaitu sehat,sakit dan mati.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan, maka rumusan masalah
yang dapat kami simpulkan yaitu:
1. Bagaimana pandangan agama islam mengenai konsep sakit dan penyakit ?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Dapat mengetahui pandangan agama islam mengenai konsep sakit dan penyakit.

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai sakit dan penyakit dalam pandangan islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep sakit memiliki dimensi bio-psikososial


Konsep sakit dalam dimensi bio-psikososial yaitu :
1. Disease Merupakan suatu dimensi sakit yang menggambarkan sakit dalam bentuk
fisik. Disease merupakan bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda
asing, ataupun luka (injury). Disease ini merupakan suatu fenomena objektif yang
ditandai oleh perubahan-perubahan fungsi tubuh sebagai organisme biologis, dimana
terdapat penyimpangan yang muncul melalui gejala-gejala tertentu. Disease dapat
ditemukan melalui suatu diagnosis. Adapun contoh disease, antara lain: demam,
influenza, kanker, AIDS, dan berbagai penyakit lain.
2. Sickness Dimensi sickness merupakan konsep sakit dalam dimensi psikologis.
Konsep sakit dalam dimensi sickness ini merupakan penilaian seseorang terhadap
penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Konsep sickness
muncul akibat adanya ketidaknyamanan dalam diri seseorang akibat faktor psikis.
3. Illness Konsep sakit dalam dimensi illness merupakan konsep sakit secara sosiologis.
Konsep sakit ini berkaitan dengan penerimaan sosial terhadap seseorang sebagai
orang yang sedang mengalami kesakitan (illness maupaun disease). Seseorang yang
dalam keadaan illness biasanya dibenarkan untuk melepaskan tanggung jawab, peran
atau kebiasaankebiasaan tertentu yang dilakukan saat sehat secara sementara akibat
dari ketidak-sehatannya. Sakit dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran
khusus yang dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan sekaligus
memiliki tanggung jawab baru, yaitu mencari kesembuhan (Wardhana, 2016).

B. Definisi Konsep Sakit dan Penyakit Menurut Agama Islam


Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup
manusia sejak zaman nabi Adam a.s kita memahami apapun yang menimpa manusia
adalah takdir,sakitpun merupakan takdir.
Penyakit merupakan ujian yang diberikan Allah Swt kepada hamba-hambanya
untuk menguji keimanannya. Ketika seorang menderita sakit, disana terkandung ampunan
Allah Swt dan mengarahkan seseorang untuk Kembali ingat (dzikir) kepada Allah Swt.
Sehat dan Sakit dalam Pandangan al-Quran “Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia
menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka
Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada
padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan
bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiya, 21: 83-84)
Q.S Al-anbiya ayat 83

‫َو َأُّيوَب ِإْذ َناَد ى َر َّبُه َأِّني َم َّسِنَي الُّض ُّر َو َأْنَت َأْر َح ُم الَّر اِح ِم يَن‬
Q.S Al-anbiya ayat 84

‫َفاْس َتَج ْبَنا َلُه َفَك َش ْفَنا َم ا ِبِه ِم ْن ُضٍّر َو آَتْيَناُه َأْه َلُه َو ِم ْثَلُهْم َم َعُهْم َرْح َم ًة ِم ْن‬
‫ِع ْنِد َنا َو ِذ ْك َر ى ِلْلَعاِبِد يَن‬
Ayat tersebut mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit,
kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang
tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan
digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan
Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan
dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada
Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah.
Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit
maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya
upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.
Sesuai dengan (Q.S Asy-syu’ara ayat 78-82) yang artinya “(yaitu Tuhan) Yang
telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia
memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku
(kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”
Sebagai umat Islam, tentunya kita menjadikan al-Qur‟an sebagai pedoman utama
dalam menjalani segala aspek kehidupan. Di dalam al-Qur‟an terdapat begitu banyak ayat
yang memerintahkan kita untuk berpikir, membaca dan merenungkan ayat-ayat serta
segala sesuatu yang ada di sekitar kita, karena semuanya merupakan tanda-tanda
kekuasaan Allah Swt. Akan tetapi, tidak semua orang dapat mengetahui dan memikirkan
kekuasaan dan kebesaran Allah karena di hati mereka terdapat penyakit seperti yang telah
disebutkan dalam Q.S Al-baqarah [2:10] yaitu :

Artinya:” Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”. Al-Qur‟an
menyebutkan macam-macam penyakit hati yang menimpa manusia. Selain itu, ia juga
telah mengajarkan kepada manusia agar tetap melestarikan lingkungan dan menjaga
kebersihan tempat tinggal supaya tidak menjadi sarang kuman dan bakteri. Al-Qur‟an
juga menghimbau untuk menjauhi makanan dan minuman yang mengandung penyakit
dan ia juga memberitahu tata cara mengobati diri kita ketika sakit. Mengingat al-
Qur‟an membantu manusia di bidang ini sehingga al-Qur‟an menyebut dirinya
sebagai “penyembuh penyakit”, yang oleh kaum muslimin diartikan sebagai petunjuk
yang
akan membawa manusia kepada kesehatan spiritual, psikologis .dan fisik. (Husin, 2014
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi
ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan sang khalik-nya (hablum minallah) atau hubungan manusia dengan manusia
(hablum minannas), namun islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat
komprehensif, harmonis, jelas, dan logis. Salah satu kelebihan islam dalam mengatur
kehidupan manusia adalah perihal perspektif islam dalam mengajarkan kesehatan bagi
individu maupun masyarakat. Pentingnya sebuah kesehatan bagi manusia dalam
melaksanakan aktifitas sehari-hari termasuk yang paling utama adalah melaksanakan
ibadah lima waktu sesuai dengan tuntutan dan tuntunan islam, menempatkan
kesehatan sebagai salah satu kenikmatan yang telah di anugerahkan allah swt. Selain
kenikmatan iman dan islam.
Meskipun al-Qur‟an bukanlah buku kesehatan, akan tetapi al-Qur‟an adalah
kitab petunjuk bagi manusia agar selamat baik di dunia maupun di akhirat dan salah
satu petunjuk itu adalah petunjuk untuk menjalani hidup sehat sehingga bisa
beraktivitas dan menjalankan ibadah dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S., 2018. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama.


Husin, A. F., n.d. ISLAM DAN KESEHATAN. Islamuna, Desember.Volume Vol.1 .
Sururin. 2007. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suryanti, P. E., 2021. konsep Sehat-Sakit : Sebuah Kajian Filsafat. Sanjiwani : jurnal filsafat,
maret.Volume 12.
Wardhana, M. (2016). Filsafat Kedokteran (Pertama). Denpasar: Vaikuntha International
Publication.

Anda mungkin juga menyukai