Makalah QH Kel. 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HORMAT DAN PATUH KEPADA KEDUA


ORANG TUA DAN GURU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran Qur’an Hadis


Guru Pembimbing: Syahir Rezeki Surbakti

Disusun Oleh:
Anggota Kelompok 2:
1. Afdhal Rafif Pasaribu
2. Famila Siagian
3. Izama Hendra Situmorang
4. Julian Bagus Pangestu
5. Sakhila Zahra Ramadhani
6. Sellyna Wardania
7. Tia Nur Ningsih

Kelas XI Mipa 2 TKJ

MAN 2 LABUHANBATU UTARA


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan syukur penulis
ucapkan kepada Allah Subhanahu WaTa’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hormat dan Patuh Kepada Orang
Tua dan Guru”. Selanjutnya, shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Rasulullah Sallallahu’alaihi Wa
Sallam, beserta keluarga dan para sahabat Beliau. Karena Beliau telah membawa umat manusia dari zaman
kebodohan kezaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada orangtua dan keluarga atas segala doa dan dukungannya selama
ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Guru Pengampu Mata Pelajaran Qur’an Hadis yang
telah memberikan bimbingan dan pengetahuan yang baru bagi penulis.
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii

1. PENDAHULUAN........................................................................1
A.Latar belakang penulisan makalah...........................................................1
B.Rumusan Masalah ...................................................................................1
C.Tujuan masalah .......................................................................................1

2. PEMBAHASAN..........................................................................2
2.1 Pengertian Hormat Dan Patuh....................................................................2
2.2 Dalil Hormat Dan Patuh Kepada Orangtua Dan Guru..........................2
2.3 Contoh Perilaku Menghormati Orang Tua dan Guru.............................4
2.4 Hikmah Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru.....................6

3. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................7


3.1 Kesimpulan............................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................7
DAFTAR PUSATAKA...................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah


Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan dalam agama.
Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar
memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau
dengan kata lain dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu‘alaihi wa
sallam. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari sekadar berbuat ihsan (baik)
kepada keduanya. Namun birrul walidain memiliki nilai-nilai tambah yang semakin melejitkan makna
kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah bakti. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun bukanlah
balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua. Namun setidaknya, sudah dapat
menggolongkan pelakunya sebagai orangyang bersyukur. Orang tua kita adalah manusia yang paling
berhak mendapatkan dan merasakan budi baik seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara baik
oleh si anak, ketimbang orang lain. Ada beragam cara yang bisa dilakukan seorang muslim, untuk
menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru?
2. Apa saja dalil tentang hormat dan patuh kepada kedua orangtua dan guru?
3. Bagaimana contoh perilaku menghormati dan patuh kepada kedua orangtua dan guru?
4. Apa saja hikmah dan manfaat dari hormat dan patuh kepada orangtua dan guru?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru.
2. Untuk mengetahui dalil tentang hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru.
3. Untuk mengetahui contoh perilaku menghormati kedua orang tua dan guru.
4. Untuk mengetahui hikmah dan manfaat dari hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormat Dan Patuh


Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Bagaimana cara
membalas kebaikan orang tua? Salah satu cara membalas kebaikan orang tua yaitu bersikap patuh
kepada orang tua. Selain kepada orang tua, kita harus bersikap patuh kepada guru dan sesama anggota
keluarga. Berikut pengertian mengenai hormat dan patuh.

Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua,
gurusesama anggota keluarga. Sedangkan patuh bisa diartikan sebagai sikap taat, suka menuruti
perintah. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan dengan berbakti kepada orang
tua. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua merupakan
salah satu amal saleh yang mulia.

Perintah berbakti kepada orang tua terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an diantaranya QS.Al
Baqarah ayat : 83 yang artinya :“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian
kecil dari pada kamu, dan kamu selalu berpaling”.

2.2 Dalil Hormat Dan Patuh Kepada Orangtua Dan Guru


Pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, termasuk guru sangatlah ditekankan dalam
Islam. Banyak sekali ayat di dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa segenap mukmin harus berbuat
baik dan menghormati orang tua. Selain menyeru untuk beribadah kepada AllahSwt. semata dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apa pun, al-Qur’an juga menegaskan kepada umat Islam untuk hormat dan
patuh kepada kedua orang tuanya.

Muslim yang baik tentu memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, baik ibu maupun
ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu
dan ayah. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat manusia untuk
menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut antara lain sebagai berikut:

1. QS al-Isrā’ [17]: 23 – 24

۞ ‫َو َقٰض ى َر ُّبَك َااَّل َتۡع ُبُد ۤۡو ا ِاۤاَّل ِاَّياُه َو ِباۡل َو اِلَد ۡي ِن ِاۡح َس اًناؕ ِاَّم ا َيـۡب ُلَغَّن ِع ۡن َدَك اۡل ِكَبَر َاَح ُدُهَم ۤا َاۡو ِكٰل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َّلُهَم ۤا ُاٍّف َّو اَل َتۡن َهۡر ُهَم ا‬
٢٤ ﴿ ؕ‫﴾َو اۡخ ِفۡض َلُهَم ا َج َناَح الُّذ ِّل ِم َن الَّر ۡح َم ِة َو ُقْل َّرِّب اۡر َح ۡم ُهَم ا َك َم ا َر َّبٰي ِنۡى َصِغ ۡي ًرا‬٢٣ ﴿‫﴾َو ُقْل َّلُهَم ا َقۡو اًل َك ِرۡي ًم ا‬

a. Terjemah Ayat
2
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. al-Isra’/17: 23-24)

b. Penjelasan Ayat
Ibnu Kaṡır menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk
menyembah Allah semata. Allah juga memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada ibu-bapak,
dan melarang kita mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga kata-kata “ah”
pun, yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan, tidak diperbolehkan. Dan melarang kita
bersikap buruk kepada mereka dengan ungkapan, ‚Dan janganlah kamu membentak mereka‛, yaitu
jangan kamu menolakkan tangan kepada keduanya.

Setelah melarang mengeluarkan perkataan jelek dan melakukan perbuatan buruk terhadap
kedua orang tua, Allah swt. memerintahkan kita untuk berbuat baik, bertutur sapa baik, dan berlaku
sopan santun kepada kedua orang tua dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya.

Sementara itu, Quraish Shihab, menyatakan bahwa ayat-ayat di atas memberi tuntunan
kepada kita agar berbakti kepada kedua orang tua secara bertahap. Dimulai dengan, janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”. Lalu dilanjutkan dengan adanya keharusan
mengucapkan kata-kata yang mulia. Ini lebih tinggi tingkatannya dari tuntunan yang pertama
karena mengandung pesan atas penghormatan dan pengagungan melalui ucapan. Selanjutnya
meningkat lagi dengan perintah untuk berperilaku yang menggambarkan kasih sayang sekaligus
kerendahan hati di hadapan kedua orang tua. Sang anak selalu memperhatikan dan memenuhi
keinginan orang tuanya. Akhirnya sang anak dituntut untuk mendoakan orang tua sambil
mengingat jasa-jasa mereka terlebih di saat masih kecil.

2. QS Luqmān [31]: 13 – 17

‫)َو َو َّص ۡي َنا اِاۡل ۡن ٰس َن ِبَو اِلَد ۡي ِهۚ َح َم َلۡت ُه ُاُّم ٗه َو ۡه ًنا َع ٰل ى َو ۡه ٍن‬١٣( ‫َو ِاۡذ َقاَل ُلۡق ٰم ُن اِل ۡب ِنٖه َو ُهَو َيِع ُظٗه ٰي ُبَنَّى اَل ُتۡش ِرۡك ِباِهّٰللؕ ِاَّن الِّشۡر َك َلـُظۡل ٌم َع ِظ ۡي ٌم‬
‫)َو ِاۡن َج اَهٰد َك َع ٰٓلى َاۡن ُتۡش ِرَك ِبۡى َم ا َلۡي َس َلَك ِبٖه ِع ۡل ٌم ۙ  َفاَل ُتِط ۡع ُهَم ا‬١٤( ‫َّو ِفٰص ُلٗه ِفۡى َعاَم ۡي ِن َاِن اۡش ُكۡر ِلۡى َو ِلـَو اِلَد ۡي َؕك ِاَلَّى اۡل َم ِص ۡي ُر‬
‫)ٰي ُبَنَّى ِاَّنَهۤا ِاۡن َتُك ِم ۡث َقاَل َح َّبٍة ِّم ۡن‬١٥( ‫َو َص اِح ۡب ُهَم ا ِفى الُّد ۡن َيا َم ۡع ُر ۡو ًفا َّو اَّتِبۡع َس ِبۡي َل َم ۡن َاَناَب ِاَلَّى ۚ ُثَّم ِاَلَّى َم ۡر ِج ُع ُك ۡم َفُاَنِّبُئُك ۡم ِبَم ا ُك ۡن ُتۡم َتۡع َم ُلۡو َن‬
‫)ٰي ُبَنَّى َاِقِم الَّص ٰل وَة َو ۡا ُم ۡر ِباۡل َم ۡع ُر ۡو ِف َو اۡن َه َع ِن‬١٦( ‫َخ ۡر َد ٍل َفَتُكۡن ِفۡى َص ۡخ َر ٍة َاۡو ِفى الَّسٰم ٰو ِت َاۡو ِفى اَاۡلۡر ِض َيۡا ِت ِبَها ُهّٰللا ؕ ِاَّن َهّٰللا َلِط ۡي ٌف َخ ِبۡي ٌر‬
)١٧( ۚ‫اۡل ُم ۡن َك ِر َو اۡص ِبۡر َع ٰل ى َم ۤا َاَص اَبَك ؕ ِاَّن ٰذ ِلَك ِم ۡن َع ۡز ِم اُاۡلُم ۡو ِر‬

a. Terjemah Ayat
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya,
‛Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (13). Dan Kami perintahkan kepada manusia
(agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (14). Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu

3
tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduan-ya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku
tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (15).
(Lukman berkata), ‛Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan).
Sesungguhnya Allah Maha halus, Maha teliti (16). Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan
suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menim-pamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara
yang penting (17) (QS Luqmān [31]: 13-17).

b. Penjelasan ayat
Ayat 13 menjelaskan bahwa syarat untuk mendidik anak hendaknya dilandasi dengan
lemah lembut dan kasih sayang. Kata ya’iẓuhu diambil dari kata wa’ẓ yang bermakna nasihat yang
meyangkut berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati, dengan penyampaian yang lemah
lembut, tidak membentak, dan panggilan sayang kepada anak. Kata bunayya juga mengisyaratkan
kasih sayang. Hal ini tentunya juga berlaku kepada para guru dalam mendidik para peserta
didiknya.

Dalam ayat 14, Allah menggambarkan kesusahan seorang ibu dalam merawat anaknya, luar
bisa. Dan penggambaran jasa ibu yang sedemikian luar biasa ini, dikarenakan peranan ibu sangat
berat, mulai dari proses mengandung, hingga melahirkan, menyapih, dan merawatnya. Kata
wahnan berarti kelemahan atau kerapuhan, yaitu ibu dalam kondisi sangat lemah saat mengandung
anaknya.

Ayat 15 menjelaskan tentang larangan untuk taat kepada orang tua dalam hal mendurhakai
Allah swt. dan nasihat Luqman kepada anaknya tentang menolak segala bentuk kemusyrikan di
manapun mereka berada. Ayat ini sekaligus juga memberitahu bahwa memperlakukan keduanya
dengan baik hanya terkait dalam urusan dunia, bukan keagamaan. Seperti halnya Nabi Ibrahim a.s.
yang tetap berlaku santun kepada bapaknya sekalipun pembuat berhala, namun Nabi Ibrahim a.s.
tidak sependapat dalam hal akidah dengan ayahnya.

Pada ayat 16, terdapat kata laṭīf, yang memiliki arti lembut, halus, atau kecil. Dari makna
ini, muncul makna ‘ketersembunyian’ dan ‘ketelitian’. Imam al-Gazālı menjelaskan bahwa yang
berhak menyandang sifat ini hanyalah Allah swt. Dialah yang mengetahui perincian semua
kemashlahatan dan seluk beluk rahasianya. Karena Allah swt. selalu menghendaki kemaslahatan
untuk makhluk-Nya. Ayat ini juga tegas menggambarkan atas kekuasaan Allah swt. dalam
menghitung amal manusia betapapun sedikitnya.

Ayat 17 menjelaskan tentang adanya perintah amar-ma’rūf nahī-munkar, yang puncak dan
pangkalnya adalah salat, serta amal kebaikan yang tercermin adalah buah dari salat yang dilaksanakan
dengan benar. Kata ‘azm dari segi bahasa berarti kekuatan hati atau tekad.

3. Hadis
4
a. Riwayat Muslim
Kami diceritakan oleh Syaiban bin Farukh dari Abu ‘Awanah dari Suhail dari ayahnya dari Abu
Hurairah dari Nabi Muhammad saw. Dari Abū Hurairah dari Nabi Muhammad saw., beliau : ‚Dia
celaka! Dia celaka! Dia celaka!‛ lalu beliau ditanya; ‚Siapakah yang celaka, ya Rasūlullāh ?‛ Jawab
Nabi : ‚Barang siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari
keduanya (namun ia tidak berbakti kepadanya dengan sebaik-baiknya), maka dia tidak akan masuk
surga.‛ (HR. Muslim).

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tersebut menjelaskan bahwa seseorang akan
celaka ketika tidak berbakti kepada orang tua. Kata‚ ”Dia celaka” diulang oleh Rasulullah
sebanyak tiga kali, yang menunjukkan bahwa celaka akan benar-benar terjadi kepada seseorang
yang tidak berbakti kepada orang tua. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya berbakti
kepada kedua orang tua, terlebih lagi ketika kedua orang tua atau salah satu dari mereka masih
hidup.

b. Riwayat al-Bukhārī dan Muslim


Aku mendengar ‘Abdullāh bin ‘Amr Ra. berkata : ‚Seorang laki-laki datang kepada Nabi, lalu
meminta izin untuk ikut berjihad. Maka beliau bertanya: ‚Apakah kedua orang tuamu masih
hidup?‛ Laki-laki itu menjawab: ‚Iya‛. Maka beliau berkata: ‚Kepada keduanyalah kamu berjihad
(berbakti)‛ (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa berbakti kepada
kedua orang tua memiliki nilai pahala yang sangat besar. Bahkan nilai pahala berbakti kepada
kedua orang tua oleh Rasulullah disamakan dengan nilai pahala jihad, berperang, dan melawan
kaum kafir.1

Dalam hadis lain rasulullah saw pernah bersabda yang artinya :


Bahwa rasulullah bersabda “sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah seseorang memelihara
hubungan baik dengan orang tuanya.” (HR Muslim)

Seorang anak selayaknya meminta doa restu dari kedua orang tuanya pada setiap keinginan dan
kegiatannya, hal itu karena restu Allah Swt. disebabkan restu orang tua. Anak yang berbakti kepada
orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah Swt.

Apalagi seorang anak akan melakukan atau menginginkan sesuatu. misalnya mencari ilmu,
mencari pekerjaan, dan lain lain, yang paling penting adalah meminta restu kedua orangtuanya. Dalam
sebuah hadis disebutkan: Artinya: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak
pada kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi)

Dalam hadis lain :

1
https://man3tanahdatar.sch.id/wp-content/uploads/2021/06/ALQURAN-HADIS_XI_MA__compressed.pdf

5
“Aku bertanya kepada Nabi saw., “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Swt.?” Beliau
menjawab, “Shalat pada waktunya. ”Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti
kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Kemudian
jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Dari Ubadah bin As-Samat bahwa Rasulullah SAW bersabda: Bukan termasuk golongan kami
orang tidak menghormati orangtua dan guru, tidak menyanyangi yang muda, dan tidak mengerti hak
(guru) ulama kami (HR. Ahmad).

Kaitan dengan pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua, perlu ditegaskan kembali,
bahwa berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain), tidak hanya sekadar berbuat ihsan(baik) saja.
Akan tetapi, birrul walidain memiliki ‘bakti’. Bakti itu pun bukanlah merupakan balasan yang setara
jika dibandingkan dengan kebaikan yang telah diberikan orang tua. Namun setidaknya, berbakti sudah
dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur. Imam An-Nawawi menjelaskan, “Arti
birrul walidain, yaitu berbuat baik kepada kedua orangtua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan
berbagai hal yang menggembirakan mereka, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”

Tentu saja, kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan guru bukanlah tanpa
alasan. Penjelasan di atas merupakan alasan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang tua
dan guru.2

2.3 Contoh Perilaku Menghormati Orang Tua dan Guru


Orang tua dan guru adalah orang yang bejasa dalam kehidupan kita sehingga harus dihormati
dan disayangi. Berikut ini contoh perilaku menghormati kedua orang tua dan guru.

Contoh Perilaku Menghormati Kedua Orang Tua


1. Melaksanakan nasihat dan perintah orang tua
Cara menghormati orang tua yang dapat kamu lakukan adalah dengan melaksanakan
nasihat dan perintah orang tua. Pada dasarnya tidak ada orang tua yang menginginkan
keburukan bagi anaknya. Selama nasihat yang disampaikan tidak melanggar aturan agama atau
hukum yang berlaku, maka sebagai anak yang baik harus melaksanakan perintah dan nasihat
yang mereka berikan.

2. Merawat dengan orang tua dengan penuh keikhlasan dan kesabaran


Dengan bertambahnya usia orang tua, maka kita memiliki kewajiban untuk merawat dan
menjaga mereka.

3. Berkata halus dan sopan


Salah satu wujud penghormatan kita kepada orang tua adalah dengan selalu berkata
lemah lembut dan sopan.

4. Berbuat baik kepada orang tua


2
https://id.scribd.com/document/433182140/Makalah-Taat-Dan-Patuh-Kepada-Orang-Tua-Dan-Guru

6
Orang tua juga manusia, mereka pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Apapun yang
mereka lakukan, kita tetap wajib untuk berbuat baik kepada mereka. Sebagai anak tidak boleh
menelantarkan mereka apalagi jika mereka sudah tua dan membutuhkan perhatian dan
perawatan dari anak-anaknya.

5. Mendoakan orang tua


Contoh bentuk sikap menghormati, menghargai, dan menyayangi orang tua baik yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal adalah dengan mendoakan mereka.

6. Menjaga nama baik orang tua


Segala sikap dan tindak tanduk kita pasti akan selalu dihubungkan dengan orang tua.
Oleh karena itu, kita perlu untuk berhati-hati dalam bersikap dan bertindak sehingga tidak
mencoreng nama baik mereka.

Contoh Perilaku Menghormati Guru


1. Memuliakan dan tidak meremehkan mereka
Bapak dan Ibu guru telah mencurahkan segala ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya
untuk kita. Sudah sepatutnya kita menghormati mereka, memuliakan mereka, dan mendoakan
mereka selalu.

2. Mengamalkan ilmunya dan membaginya kepada orang lain


Ilmu yang bermanfaat merupakan amal jariyah bagi seorang guru. Dengan
mengamalkan dan membagikannya ilmu yang telah diberikan di jalan kebaikan, akan menjadi
jalan pahala bagi Bapa Ibu guru kita.

3. Tidak bertindak kasar, menipu, atau membuka aib guru


Seperti orang tua, guru juga adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Jangan sampai menjadikan kekurangan guru sebagai celah untuk memperdaya mereka atau
mengumbarnya kepada siapa saja. Jika ingin mengingatkan lakukan dengan cara yang baik dan
sopan.

4. Bersikap sabar terhadap guru


Setiap orang, termasuk guru, memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tidak jarang
karakter dan kebiasaan guru tidak sesuai dengan kita inginkan. Hal ini tidak boleh dijadikan
alasan untuk bertindak tidak sopan atau bahkan kurang ajar terhadap guru. Berusaha bersikap
sabar menghadapinya dan menjaga rasa hormat kita akan membuat mereka ridho akan ilmu
yang diberikan sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat.

5. Selalu mendengarkan perkataan guru


Ketika guru sedang mengajar atau memberikan nasihat, haruslah kita dengarkan dengan
seksama. Jangan sampai menunjukkan sikap tidak sopan dengan mengabaikan mereka atau
acuh tidak acuh seperti berpaling atau menoleh tanpa keperluan jelas saat guru berbicara. 3

2.4 Hikmah Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru

3
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-menghormati-orang-tua-dan-guru

7
a. Hikmah Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua
Adapun hikmah yang bisa diambil dari berbakti kepada kedua orang tua antara lain sebagai
berikut.
1. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama.
2. Apabila orang tua kita riḍa atas apa yang kita perbuat, Allah Swt. pun riḍa.
3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami,
yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
4. Berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur.
5. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menjadikan kita dimasukkan ke jannah (surga)
oleh Allah Swt.
6. Berbakti dan Menghormati Orangtua dapat Melebur Dosa-Dosa Besar.
7. Berbakti Kepada Orangtua Merupakan Bagian dari Jihad fi Sabilillah (Berjuang di
Jalan Allah Swt.)

b. Hikmah Hormat dan Patuh Kepada Guru


Adapun hikmah yang bisa diambil antara lain seperti berikut.
1. Ilmu yang kita peroleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.
2. Akan lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikannya.
3. Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.
4. Akan selalu didoakan oleh guru.
5. Akan membawa berkah, memudahkan urusan, dianugerahi nikmat yang lebih dari
Allah Swt.
6. Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan
anugerah. Allah Swt. akan memberikan anugerah-Nya kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya.4

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
4
https://www.bacaanmadani.com/2020/11/hikmah-dan-manfaat-hormat-dan-patuh.html?m=1

8
1. KESIMPULAN
Sebagaimana pembahasan yang terdapat pada makalah ini, didapatkan kesimpulan bahwa:
1) Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat kepada orang lain, baik orang tua, guru
sesama anggota keluarga. Dalam hubungan dengan orang tua, perilaku hormat ditujukan
dengan berbakti kepada orang tua. Berbakti merupakan kewajiban anak kepada orang tua.

2) Perilaku hormat dan patuh kepada orang lain sangat baik dilakukan oleh seorang muslim.
Oleh karena itu, perilaku hormat dan patuh ini harus diterapkan kepada siapa saja.

3) Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat
manusia untuk menghormati orang tua. Dalil-dalil tentang perintah Allah Swt. tersebut
antara lain pada Surah Al-Isra' ayat 23-24.

2. SARAN
Sesuai dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, diharapkan para pemabaca dapat
memahami betapa pentingnya sikap hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru sekaligus bisa
menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
https://man3tanahdatar.sch.id/wp-content/uploads/2021/06/ALQURAN-HADIS_XI_MA__compressed.pdf
https://id.scribd.com/document/433182140/Makalah-Taat-Dan-Patuh-Kepada-Orang-Tua-Dan-Guru
9
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-menghormati-orang-tua-dan-guru
https://www.bacaanmadani.com/2020/11/hikmah-dan-manfaat-hormat-dan-patuh.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai