Anda di halaman 1dari 20

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

DALAM PENGAWASAN OPERASIONAL BANK SYARIAH

Andi kurniawan (21.11.0004)


M. Pebri (21.11.002)
Agenda
01 Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

02 Sejarah Otoritas Jasa Keuangan

03 Peran dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan

04 Tugas Penting Otoritas Jasa Keuangan

05 Wewenang Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Lembaga


06 Keuangan Syariah
PENGERTIAN
PENGERTIAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa
keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
SEJARAH
SEJARAH OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 pasal 4 menyebutkan bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruh
an kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel dan mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepenting
an konsumen maupun masyarakat.

Setelah Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 disahkan, Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yu
dhoyono pada 16 Juli 2012 menetapkan sembilan anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan.
pada 15 Agustus 2012 dibentuklah Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap I, untuk membantu Dewan Komisi
oner Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas selama masa transisi.

Mulai 31 Desember 2012, Otoritas Jasa Keuangan secara efektif beroperasi dengan cakupan tugas Pengawasan
Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank.
Pada 18 Maret 2013 dibentuk Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap II untuk membantu Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan pengalihan fungsi, tugas dan wewenang Pengaturan dan Pengawa
san Perbankan dari Bank Indonesia.
Per 31 Desember 2013 Pengawasan Perbankan sepenuhnya beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keua
ngan, sekaligus menandai dimulainya operasional Otoritas Jasa Keuangan secara penuh.
Perluasan fungsi pengawasan Industri Keuangan Non-Bank, pada 1 Januari 2015 Otoritas Jasa Keuangan mem
ulai Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
PERAN DAN FUNGSI
PERAN DAN FUNGSI
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Peran OJK

1. Memberikan Izin Pendirian Bank

Peran OJK pada setiap kegiatan di sektor perbankan diatur melalui Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan
Pasal 7. Di mana, peran OJK adalah menetapkan setiap pengaturan serta melaksanakan pengawasan yang
meliputi beberapa hal.
Peran OJK sebagai pemberi izin untuk mendirikan bisnis atau usaha bank seperti membuka kantor cabang
menjadi bagian dari wewenang yang ditetapkan melalui undang-undang. Di mana, sebelumnya wewenang ini
menjadi bagian kewenangan Bank Indonesia.
Peran OJK dalam mengatur kegiatan usaha bank juga melalui pemberian persetujuan bagi bank untuk
menyelenggarakan kegiatan usahanya. Selain memberikan izin pendirian bank, OJK juga memiliki wewenang
dalam mencabut kembali izin usaha dan kegiatan bisnis bank. Hal ini dilakukan karena pihak bank yang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang telah dibuat.
Di mana, ketentuan dari wewenang yang ada pada OJK berhubungan dengan tugasnya dalam mengatur setiap
kegiatan bank berdasarkan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 8.
PERAN DAN FUNGSI
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Peran OJK

2. Memperkuat Ketahanan bagi Jasa Keuangan

Melalui Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan yang telah ditetapkan sejak tahun 2011, peran OJK secara
penuh mengawasi setiap sektor jasa keuangan termasuk kegiatan usaha bank.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan pada ketahanan jasa keuangan. Di mana, setiap bank akan
dibentuk sistem pengawasan keuangan secara jelas dan transparan. Hal ini juga dimaksudkan agar bank dapat
saling bersinergi dan bekerja sama dalam menutup kelemahan atau kekurangan yang ada di setiap sektor
keuangan.
PERAN DAN FUNGSI
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Peran OJK

3. Membenahi Kekurangan yang Ada

Selain mengatur dan mengawasi setiap kegiatan usaha bank, peran OJK juga sebagai pihak yang memberikan
edukasi kepada masyarakat umum tentang dunia perbankan.
Selama ini ketertarikan akan jasa keuangan mungkin menjadi permasalahan dan kekurangan yang harus
dibenahi. Pasalnya, masyarakat masih belum begitu percaya atau takut pada hal yang berkaitan dengan
perbankan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan akan dunia perbankan. Dengan hadirnya OJK sebagai
lembaga pengawas kegiatan jasa keuangan, OJK juga menjadi media untuk mensosialisasikan pengetahuan
akan dunia perbankan kepada masyarakat luas. Dengan begitu, peran OJK bisa menjadi pembenah kekurangan
yang ada pada sektor jasa keuangan satu ini.
PERAN DAN FUNGSI
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Fungsi OJK

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditegaskan dalam Pasal 5 Undang-Undang OJK yang menyebutkan bahwa:

“OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.”

Dari ketentuan Undang-Undang diatas, diketahui bahwa fungsi OJK adalah melakukan sistem pengaturan dan
pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan sektor jasa keuangan. Dimana pengaturan dan pengawasan seluruh
sektor jasa keuangan dilakukan secara terpadu oleh OJK.
TUGAS PENTING
TUGAS PENTING OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Dalam Sektor Perbankan

Menyusun sistem pengawasan bank dan juga melakukan penegakan hukum pada sektor bank. OJK juga harus
melakukan pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan dalam sektor bank. Seluruh hal ini selanjutnya bisa
dikembangkan lagi guna memaksimalkan performa perbankan demi kepentingan masyarakat luas.

Dalam Sektor IKNB

Maksud dari sektor IKNB dalam hal ini adalah berbagai Industri Keuangan Non-Bank. Peran OJK atas IKNB
adalah melaksanakan seluruh kebijakan IKNB sesuai dengan peraturan yang sedang berlaku. Lembaga ini juga
harus melakukan evaluasi, perumusan norma dan prosedur di dalam sektor IKNB. Selain itu, terdapat pula
peraturan pada bidang IKNB yang wajib dilakukan oleh lembaga Otoritas Jasa Keuangan.
TUGAS PENTING OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Dalam Sektor Pasar Modal

Otoritas Jasa keuangan atau OJK juga mempunyai tugas pada sektor pasar modal, diantaranya adalah dengan
melaksanakan seluruh manajemen dalam krisis pasar modal. Selain itu, lembaga OJK juga harus merumuskan
seluruh prinsip yang terdapat dalam pengelolaan dan transaksi serta melakukan berbagai analisa pengawasan
dan pengembangan pasar modal. Dengan begitu, pasar modal nantinya bisa berjalan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
WEWENANG
WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Pengaturan dan Pengawasan Mengenai kelembagaan Bank

Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank meliputi :


1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank
2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktiv
itas di bidang jasa
Pengaturan dan Pengawasan Mengenai kesehatan Bank

Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank meliputi :


1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank
2. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. Sistem informasi debitur;
4. Pengujian kredit (credit testing); dan
5. Standar akuntansi bank;
WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Pengaturan dan Pengawasan Mengenai Aspek Kehati-hatiian Bank

Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati- hatian bank, meliputi:


1. Manajemen risiko;
2. Tata kelola bank;
3. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang;
4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
5. Pemeriksaan bank.
TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHAHADAP LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH
OJK sebagai lembaga pengatur dan pengawas di keuangan syariah juga memiliki fungsi dan
kewenangan untuk melakukan integrasi arah kebijakan, strategi, dan tahapan pengembangan di
industri keuangan syariah, termasuk di IKNB Syariah. Tentu instrumen regulasi yang
dikeluarkan juga sesuai dengan prinsip syariah, dengan melibatkan Dewan Syariah Nasional
atau DSN MUI
OJK diharapkan dapat menghindarkan perbankan syariah dari perbuatan sewenang-wenang
yang dapat merugikan nasabah dalam hal ini penerapan kelausula eksonerasi atau pengalihan
tanggung jawab pada klausula baku yang dibuat oleh pihak perbankan syariah sebagai pelaku
usaha yang mana perbuatan tersebut jelas melanggar ketentuan yang berlaku.
Perbankan syariah saat ini diawasi oleh lembaga keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Tetapi peran OJK akan pengawasan perbankan
syariah terbatas dan membutuhkan peran dari pengawas lainnya yaitu Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
Terkait hubungan OJK dan DPS terdapat 2 (dua) sistem pada perbankan syariah. DPS
berwenang melakukan pengawasan secara internal yang lebih mengatur ke dalam dan
dilakukan agar mekanisme dan system control untuk kepentingan manajemen. Sedangkan OJK
berwenang melakukan pengawasan secara eksternal yang pada dasarnya diorientasikan untuk
memenuhi kepentingan nasabah dan publik secara umum.

Anda mungkin juga menyukai