Pandangan Filsafat Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional KEl.13
Pandangan Filsafat Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional KEl.13
Kelompok 13
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telahmemberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tanpa
pertolongan-Nya, kami mungkin tidak dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
PANDANGAN FILSAFAT TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL” tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan makalah ini, kami mengalami banyak kesulitan dan menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diinginkan oleh pembaca.Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat mengetahui
kekurangan dari makalah ini sehingga makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan . Terimakasih
Kelompok 13
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup yaitu
merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa
tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan. Filsafat yang dikembangkan harus
berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa, sedangkan pendidikan merupakan
suatu cara atau mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat tersebut
pada gilirannya pembangunan pendidikan nasional adalah arti lain dari upaya untuk
pembangunan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional.
Namun yang menjadi masalah apa yang daiamanatkan dalam Pembukaan UUD
1945 belum dapat dilakukan sepenuhnya dengan konsekuen. Para penyelenggara negara
hendaknya harus memperhatikan bahwa prioritas utama dalam pembangunan bangsa
adalah pendidikan. Masyarakat juga harus memahami pendidikan adalah hal yang teramat
penting karena mencerdaskan bangsa telah menjadi tujuan bangsa semenjak Indonesia
lahir.
Pendidikan sebagai suatu lembaga harusnya berfungsi menanamkan dan
mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar
filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat.Untuk menjamin supaya pendidikan dan prosesnya efektif, maka dibutuhkan
landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman
pelaksanaanya.Maka perlu dalam makalah ini untuk membahas pandangan filsafat
Pancasila tentang pendidikan.
PEMBAHASAN
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila telah menjadi dasar negara dan pandangan hidup
segenap bangsa Indonesia. Nilai yang terkandung dalam Pancasila sepatutnya menjadi acuan
dasar dalam kehidupan manusia Indonesia. Dengan demikian, pembangunan pendidikan
nasional sebagai usaha sadar dan sistimatis untuk membina manusia Indonesia.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan
menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai
oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan nasional harus mampu membawa segenap bangsa Indonesia untuk menjadi
manusia Pancasila seperti telah dirumuskan dalam GBHN (1993) yaitu “Pendidikan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani, menimbulkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah
bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke masa depan.
Filsafat Pancasila adalah sebuah konsep pemikiran filosofis yang berfokus pada nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Tap MPR No. II/MPR/1978 memberi petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan
kelima sila Pancasila, bagi bidang pendidikan, hal ini sangat penting karena akan terdapat
kepastian nilai yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Petunjuk pengamalan
tersebut dapat pula disebut sebagai 36 butir nilai-nilai pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanaan Yang Maha Esa.
➢ Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
➢ Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan pemeluk-pemeluk
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
➢ Saling menghormati kebebesan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan.
➢ Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
3. Persatuan Indonesia
Serupa yang tercantum Dalam Undang - undang Sistem Pendidikan Nasional 20 Tahun
2003/1dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk terwujud suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan rohani keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,
kecerdasaan , akhlakmulia , sereta keterampilan yang/1diperlukan dirinya , Masyarakat ,
bangsa dan negara. Pendidikan menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif
mengembangkan dirinya sendiri yang aktif adalah peserta didik . Sedangkan pendidik berperan
sebagai fasilitator, penyelenggara, motivator, memfalisitasi pelajaran, mengarahkan atau
memimpin dan mengemudi peserta didik dalam aktifitas belajarnya agar berlangsung efektif
dan efisien. Pendidik harus memiliki kemampuan atau kompetensi untuk berkomunikasi.
Filsafat Pancasila memiliki peran penting dalam pendidikan di Indonesia. Berikut adalah
beberapa peran dan fungsi filsafat Pancasila dalam pendidikan:
• Sebagai pandangan hidup bangsa: Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat
Indonesia yang di dalamnya memuat lima dasar yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia. Filsafat Pancasila menjadi gambaran kehidupan bangsa yang menjiwai
dalam kehidupan sehari-hari.
• Sebagai landasan ideologi negara: Filsafat Pancasila menjadi landasan ideologi negara
Indonesia. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila dijadikan pedoman dalam
pembentukan hukum, kebijakan, dan institusi negara.
• Sebagai pedoman etika dan moral: Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila
membantu membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran etika dan moral yang
tinggi.
• Sebagai sarana mencetak dan mentransmisikan nilai-nilai falsafah: Pendidikan
merupakan sarana atau mekanisme untuk mencetak dan mentransmisikan nilai-nilai
falsafah Pancasila. Pendidikan sebagai suatu organisasi yang mempunyai fungsi
mencerminkan dan mentransmisikan suatu sistem norma perilaku berdasarkan
landasan filosofis yang didukung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat.
• Sebagai panduan dalam pendidikan multikultural: Pancasila memiliki sinergi yang kuat
dengan pendidikan multikultural karena sama-sama memaknai keberagaman.
Pendidikan multikultural di Indonesia menanamkan keyakinan bahwa keragaman
budaya yang ada di Indonesia adalah anugerah yang patut mendapat penghargaan
dalam rasa kebersamaan, kebersamaan, dan simpati.
➢ setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
➢ pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.yang diatur dengan undang-undang.
➢ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya pendidikan adalah suatu proses sosial
budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian pendidikan secara
nyata merupakan proses sosialisasi antar warga melalui interaksi insani menuju masyarakat
yang berbudaya. Nana Sudjana (1989) menyebutkan tiga gejala yang diwujudkan dalam
kebudayaan umat manusia yaitu berupa:
✓ Ide dan gagasan seperti: konsep, nilai, norma, peraturan sebagi hasil ciptaan dan
karya manusia.
✓ Kegiatan seperti tindakan yang berpola dari manusia dalam bermasyarakat.
✓ Hasil karya cipta manusia
Pendidikan merupakan suatu proses budaya, maka senantiasa dalam upaya membina
dan mengembangkan cipta, rasa dan karsa ke dalam tiga wujud di atas. Wujud pertama, yaitu
ide dan gagasan sifatnya cenderung abstrak. Adanya dalam pikiran manusia dan warga
masyarakat di tempat kebudayaan itu berada. Gagasan itu menjadi motivasi, pendorong, serta
memberi jiwa dan makna bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat sehingga pola pikir
tersebut menjadi suatu sistem yang dianut. Wujud yang kedua adalah kegiatan yang berpola
dari manusia, yaitu aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam sistem sosial, aktivitas manusia cenderung bersifat konkret, bisa dilihat dan bisa
di observasi secara langsung. Sedangkan wujud yang ketiga adalah seluruh hasil fisik atau non
fisik serta perbuatan atau karya manusia dalam masyarakat. Sudah barang tentu wujud fisik
dan non fisik ini hasil dari karya manusia sesuai dengan kebudayaan pertama dan kedua.
Artinya, wujud ketiga merupakan hasil buah pikir dan keterampilan manusia sesuai dengan
gagasan atau ide dan aktivitas manusia dalam struktur sistem sosialnya
Perkembangan sosial budaya akan memberi warna dan corak kepada perencanaan dan
implementasi kurikulum pendidikan. Namun demikian, asas sosiologis tak berarti program
pendidikan hanya berorientasi kepada tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat tanpa
menghiraukan kebutuhan peserta didik sebagai pribadi yang mandiri. Oleh sebab itu, harus
dijaga keseimbangan kurikulum (curiculum balance) antara kepentingan peserta didik sebagai
individu yang unik dan mandiri dengan kepentingan peserta didik sebagai anggota masyarakat.
Asas lain yang mempengaruhi pendidikan adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam beberapa dasa
warsa terakhir ini maju dengan pesat. Sebagai buah dari kegiatan penelitian dalam bidang ilmu
murni (pure science) dan ilmu terapan (applied science) yang berkembang pesat.
Perkembangan ini jelas memberi pengaruh dan dampak yang sangat kuat pada pendidikan.
Sedangkan isi kurikulum itu sendiri merupakan kumpulan pengalaman manusia yang disusun
secara sistematis dan sistemik sebagai hasil atau buah karya kebudayaan umat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu karakteristik perkembangan
sosial budaya, akan memberi corak dan warna bagi perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan pendidikan.
Dalam pemahaman yang hampir sama, Daoed Joesoef dalam Raka Joni (1983: 40)
menyebutkan bahwa Sumber ratusan ribu nilai yang ada dalam masyarakat untuk
dikembangkan melalu proses pendidikan ada tiga hal yaitu:
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung akan menjadi isi /
materi pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan tugas pada pendidikan untuk
membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi sebagai
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan seni juga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
pendidikan.
• Ketuhanan Yang Maha Esa: Sistem pendidikan nasional Indonesia harus didasarkan
pada nilai-nilai agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan
butir pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Kemanusiaan yang adil dan beradab: Sistem pendidikan nasional Indonesia harus
mengutamakan hak asasi manusia dan mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab.
• Persatuan Indonesia: Sistem pendidikan nasional Indonesia harus mempersatukan
masyarakat Indonesia yang beragam suku, agama, budaya, dan bahasa. Prinsip
Bhinneka Tunggal Ika mencerminkan semangat toleransi dan keragaman, yang
membantu menjaga keharmonisan dan persatuan dalam masyarakat
• Keadilan sosial: Sistem pendidikan nasional Indonesia harus mengajarkan nilai-nilai
keadilan sosial dan mengupayakan kesetaraan dalam pendidikan.
• Pendidikan karakter: Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila membantu
membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran etika dan moral yang tinggi serta
membentuk karakter bangsa yang berkarakter
• Pendidikan multikultural: Sistem pendidikan nasional Indonesia harus mencerminkan
identitas Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pancasila memiliki
sinergi yang kuat dengan pendidikan multikultural karena sama-sama memaknai
keberagaman.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan
pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan
guna diabadikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan
teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat
bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna
memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan
menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai
oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
3.2 Saran
Menurut pendapat kami pandangan pancasila terhadap sistem/1pendidikan nasional
haruslah tetap dijaga , karena pancasila merupakan dasar yang teguh dalam
menjalankan/1pendidikan di Indonesia. Dengan melestarikan pendidikan di Indonesia maka
pola pikir masyarakat Indonesia semakin maju serta cara kerja Indonesia juga akan
semakin berkembang.
DAFTAR PUSTAKA