Anda di halaman 1dari 2

2.

4 Gangguan Sistem Distribusi

Gangguan sistem distribusi adalah terganggunya pendistribusian tenaga listrik yang dapat
mengakibatkan bekerjanya alat proteksi (rele proteksi), sehingga dapat memberikan perintah
kepada alat pemutus jaringan sehingga pendistribusian tenaga listrik akan terputus.

Adapun macam-macam gangguan yang sering teradi pada sistem tenaga listrik sebagai berikut:

Gangguan Beban Lebih

Gangguan ini tidak bersifat gangguan murni. Akan tetapi, bila dibiarkan secara terus menerus dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralata-peralatan yang dialiri oleh arus tersebut.

Gangguan Hubung Singkat

Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (2 fasa maupun 3 fasa), 1 fasa ketanah, 2 fasa ke
tanah dan 3 fasa ke tanah yang sifatnya bisa temporer maupunPermanen.

Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan tegangan lebih terjadi diakibatkan karena adanya kelainan dari sistem tenaga listrik,
seperti adanya tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir yang mengenai peralatan
tenaga listrik.

4. Gangguan kerusakan peralatan atau usia peralatan, ranting pohon atau binatang dan hujan, petir
atau cuaca.

Berdasarkan sifatnya gangguan sistem distribusi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

Gangguan Temporer

Gangguan yang bersifat sementara, karena gangguan ini bisa hilang dengan sendirinya karena
ranting pohon terangkat kembali karena hembusan angin maupun binatang yang mati lalu terjatuh
dari jaringan atau bahkan gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya pada saat beroperasinya alat
pengaman distribusi seperti penutup balik otomatis (Recloser) atau Sectonalizer.

Gangguan Permanen

Gangguan yang bersifat tetap, karena gangguan terhadap tenaga listrik ini tidak dapat hilang dengan
sendirinya. Sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan atau penghilangan penyebab gangguan.
Supaya sistem distribusi tenaga listrik dapat beroperasi kembali seperti semula.

Pemilihan elemen fuse pada sistem tegangan menengah

1. Sebagai pengaman trafo tenaga 20 kV/400 V Dihitung dengan mengantisipasi inrush current
trafo I fuse = 1,02 s/d 1,3 In trafo (Ampere). Biasanya diambil 1,1 sid 1,2 In trafo,
2. Sebagai pengaman pada jaringan SUTM

Dihitung dengan mengantisipasi inrush current dari seluru trafo yang tersambung sesudah peleburan
terpasang

I fuse = 1,02 s/d 1,3 In trafo (jumlah daya trafo yang terpasang) (Amp) Biasanya diambil antara
antara 1,1 s/d 1,2 x In traf o (jumlah daya trafo yang terpasang) (Amp).

2.8.1 Karakteristik Fuse


Untuk memutuskan arus gangguan, di dalam fuse terjadi 2 proses: Proses melelehnya fuse link

Proses pemadaman busur api listrik. Karena itu daerah operasi fuse:

a. Batas bawah berdasarkan waktu minimum mulai melelehnya fuse link dari sejak terjadi arus
lebih (minimum melting time).
b. Batas atas ditentukan oleh total waktu maksimum yang dibutuhkan untuk memadamkan
busur api listrik dan memutuskan gangguan (total clearing time).

Standar Fuse Link

Ada sejumah standar yang dianut fuse link, salah satu standar pengenal fuse link yang terdahulu
dikenal dengan sebutan pengenal N. Pengenal N dispesifikasi fuse link tersebut mampu untuk
disalurkan arus listrik sebesar 100% secara continue dan akan melebur pada nilai tidak lebih dari
230% dari angka pengenalnya dalam waktu 5 menit. Setelah fuse link dengan pengenal N kemudian
muncul standar industri fuse link dengan pengenal Kdan Pengenal T pada tahun 1951. Pengenal K
untuk menyatakan fuse link dapat bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan waktu
kerja lebih “cepat dan pengenal Tuntuk menyatakan fuse link bekerja memutus jaringan listrik yang
berbeban dengan waktu kerja lebih “lambat”. Fuse link tipe T dan tipe K ini merupakan rancangan
yang universal karena fuse link ini bisa ditukar-tukar (interchangeability) kemampuan elektris dan
mekanisnya yang dispesifikasi dalam standar. Fase link tipe K dan tipe yang diproduksi suatu pabrik
satu pabrik lain. Karakteristik Fuse link tipe K dan Fuse link tipe T sudah distandarisasi dan sebagai
titik temu nilai arus maksimum dan minimum yang diperlukan untuk melelehkan fuse link ditetapkan
pada tiga titik waktu dalam kurva karakteristik kondisi ini lebih menjamin koordinasi antara fuse link
yang dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih baik dari pada yang dimiliki fuse link N.

Jenis, Type, Dan Karakteristik Yang Digunakan Sesuai Standar PLN

SPLN 64 1985 untuk keperluan peningkatan efisiensi dan tingkat keandalan pelayanan sistem di PT
PLN (Persero), jenis, tipe dan karakteristik perlu dipilih fuse cut out yang sesuai dengan sistem dan
kondisi yang ada di lingkungan PT PLN (Persero) sebagai perusahaan yang mengelola distribusi
tenaga listrik. Untuk keperluan ini PLN merumuskan kebijaksanaanya dalam standar PLN: SPLN 64:
1985 mengenai petunjuk dan penggunaan pelebur pada sistem tegangan menengah. Sesuai dengan
Standar kemampuan dari fuse link cut out (FCO) yang diproduksi oleh sejumlah pabrik yang telah
dikemukakan di fuse cut out dan pada pemilihan arus pengenal fuse link FCO. Untuk menentukan
arus pengenal (rating) fuse link yang dipilih dapat dilakukan sebagai berikut:

Pilih fuse link Cut Out (FCO) yang sesuai dengan standar PLN: SPLN 64:1985 menentukan pilihan type
K T dan H. Bagilah Arus beban maksimum yang sudah ditentukan dengan kemampuan arus kontinue
fuse link.

Anda mungkin juga menyukai