Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.
Faktor manusia
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia adalah sebagai berikut :
˗ Ketidak tauhan
Dalam menjalankan mesin-mesin, dan peralatan diperlukan pengetahuan yang cukup oleh
teknisi. Apabila teknisi tidak cukup pengetahuannya, maka dapat menjadi penyebab terjadinya
kecelakaan. Pengetahuan dari operator dalam menjalankan peralatan kerja, memahami karakter
dari masing-masing mesin, dan lain sebagainya. Hal tersebut, menjadi sangat penting , apabila
hal tersebut hanya asal-asalan, maka akan membahayakan peralatan dan manusia itu sendir.
Tingkat pendidikan teknisi sangat dibutuhkan untuk proses produksi dan proses maintenance
(perawatan). Orang yang memiliki kemampuan tinggi, biasanya akan bekerja dengan lebih baik,
serta memperhatikan faktor keselamatan kerja pada pekerjaanya. Oleh sebab itu, untuk selalu
mengasah kemampuan, agar memperkecil dan terhindar dari kecelakaan kerja.
Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan secara terus menerus agar
keterampilan semakin baik. Hal ini untuk meningkatkan ketrampilan, supaya meminimalkan
kesalahan dalam bekerja, dan mengurangi angka kecelakan kerja.
Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja dituntut untuk konsentrasi tinggi. Mesin-mesin yang
beroperasi, berputar, dan bergerak, tidak memiliki toleransi apabila karyawan salah dalam
mengoprasikannya. Banyak hal yang meyebabkan hilangnya konsentrasi manusia, seperti
masalah pribadi atau keluarga, masalah ekonomi, maupun faktor-faktor yang datangnya dari
lingkungan, seperti kondisi panas, dingin, bising dan sebagainya.
˗ Bermain-main
Karakter seseorang yang suka bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi salah satu penyebab
terjadinya kecelakaan kerja. Demikian juga dalam bekerja yang tergesa-gesa dan sembrono juga
bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Oleh karena itu, dalam setiap melakukan
pekerjaan, sebaiknya dilakukan dengan cermat, teliti, dan hati-hati, agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
Karena tidak mau repot dalam bekerja, pekerja terkadang melakukan tindakan yang
mencerminkan tindakan tidak selamat. Sebagai contoh pekerja las malas mengambil topeng las
atau kacamata las dirak keselamatan kerja, pekerja langsung mengelas tanpa pelindung mata,
tanpa diguga ada percikan api yang mengenai mata pekerja. Setelah dilakukan pengobatan,
ternyata biaya pengobatan tak sebanding dengan beberapa detik untuk mengambil peralatan
keselamatan kerja.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga ikut andil dalam menyumbang terjadinya kecelakan kerja. Faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
Tempat kerja harus memenuhi sarat-sarat keselamatan kerja. Seperti ukuran tempat kerja,
ventilasi udara, penerangan, dan lain sebagainya. Jika tempat kerja tidak memenuhi persaratan
keselamatan kerja yang ditentukan, maka kecelakan kerja sangat mungkin terjadi.
Pemindahan barang-barang yang berat atau yang berbahaya, dari satu tempat ketempat yang lain,
sangat memungkinkan terjadinya kecelakan kerja. Untuk menghindari kecelakan kerja tersebut,
perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang sangat matang, baik metode memindahkannya,
alat yang digunakan, jalur yang akan dilalui, siapa yang akan memindahkan, dan lain sebaginya.
Untuk bahan dan peralatan yang berat, diperlukan alat bantu untuk memindahkannya, alat
tersebut adalah forklift.
˗ Transportrasi
Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga cukup banyak. Dari
penggunaan alat yang tidak tepat, beban yang berlebihan (overload), jalan yang tidak baik,
kecepatan kendaraan yang berlebihan, penempatan beban yang tidak baik, semua bisa berpotensi
untuk terjadinya kecelakaan kerja.