Anda di halaman 1dari 28

PENGGUNAAN ALAT SUNTIK

AUTO-DISABLE (AD)
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

Pengertian Alat suntik Auto Disable Adalah alat suntik yang setelah dipakai mengunci
sendiri dan hanya dapat dipakai sekali. Alat suntik ini yang direkomendasikan
untuk semua jenis pelayanan imunisasi. Setiap alat suntikAD adalah steril dan
diberi segel oleh pabrik. Ada beberapa jenis alat suntik AD yang berbeda-
beda antara lain : Uniject, Soloshot, Destroject, Univec, Terumo, K1, Medico
injet.
Semua alat suntik AD mempunyai penutup plastic untuk menjaga agar jarum
tetap steril dan beberapa juga memiliki penutup pada pistolnya.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan penggunaan
alat suntik Auto Disable.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI No.42 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012
5. Alat dan Bahan 1 Alat Suntik Disable
2 Alat tulis
3 APD Lengkap

6. Prosedur Langkah-langkah umum penggunaan alat suntik AD :


1. Keluarkan alat suntik dan jarum dari bungkus plastic(lepaskan dan buka
ujung piston alat suntik dari paket) atau lepaskan tutup plastiknya.
2. Pasang jarum pada alat suntik jika belum terpasang
3. Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum.
4. Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan arahkan ujung jarum ke
bagian paling rendah dari asal vial/ampul(di bawah permukaan vaksin)
5. Tarik piston untuk mengisi alat suntik, piston secara otomatis akan
berhenti setelah melewati tanda 0,05 ml/0,5 ml dan anda akan
mendengarkan bunyi ‘klik’.
6. Tekan/dorong piston hingga alat suntik sesuai dosis 0,05 ml/0,5
ml,lepaskan jarum dari botol. Untuk menghilangkan
gelembungudara,pegang alat suntik tegak lurus dan buka
penyumbatannya.
7. Kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup
8. Tentukan tempat suntikan.
9. Dorong piston kedepan dan suntikan vaksin. Setelah suntikan, piston
secara otomatis akan mengunci dan alat suntik tidak bias digunakan lagi.
Jangan lagi menutup jarum setelah digunakan.
10.Segera masukkan jarum dan alat suntik langsung ke dalam safety box.
Safety box adalah penampungan ADS bekas yang tahan bocor dan tahan
tusukan.
Catatan :
Keuntungan alat suntik AD:
- Sterilisasi ADS terjamin
- Alat ini mengeliminasi penyebaran penyakit dari penerima vaksin ke
orang lain yang disebabkan oleh penggunaan jarum dan alat suntik yang
terkontaminasi
- Tidak perlu disterilisasi
7. Bagan Alir
Mengeluarkan alat suntik dan
jarum dari bungkus plastiknya

Pasang jarum pada alat suntik jika belum


terpasang

Lepaskan tutup jarum tanpa Masukkan jarum kedalam


menyentuh jarum vial/ampul

Tekan/dorong piston hingga isi Tarik piston untuk mengisi


alat suntik sesuai dosis 0,05 alat suntik
ml/0,5 ml.

Tekan dengan hati-hati Tenukan tempat suntikan


ketanda tutup

Segera masukkan jarum dan alat Dorong piston kedepan dan


suntik langsung kedalam safety suntikan vaksin.
box.

8. Unit terkait 1. Puskesmas


2. Posyandu
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN
VAKSIN BCG
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Vaksin Bcg Merupakan vaksin beku kering yang mengandung mycrobacterium
bovis hidup yang dilemahkan( Bacillus calmette Guerin) untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap tuberculosis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan penyuntikan
Bcg.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan 1. Alat suntik Disable
2. Vaksin Bcg
3. Apd Lengkap
4. Kapas alcohol
5. Safety box
6. Buku register

6. Prosedur Cara pemberian dan dosis vaksin Bcg :


- Sebelum disuntikan vaksin Bcg dilarutkan terlebuh dahulu dengan
menggunakan alat suntik steril ( ADS 5 ml)
- Dosi pemberian 0,05 ml sebnyak 1 x
- Disuntikan secara intra kutan didaerah lengan kanan atas (insertion
musculus deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml
- Sebelum vaksin dipergunakan periksa dahulu masa kadarluarsanya
- Vaksin yang telah dilarutkan tidak segera digunakan maka disimpan pada
suhu 2-8 derajat celcius selama maksimal 3 jam
Cara Penyuntikan :
1. Suntikan diberikan intrakutan pada lengan kanan atas bagian luar
dengan dosis 0,05 ml
2. Letakkan bayi pada posisi miring diatas pangkuan ibu dan lepas baju bayi
dari lengan kanan dan bahu
3. Ibu sebaiknya memegang bayi dekat dengan tubuhnya, menyangga
kepala bayi dan memegang lengan dekat tubuh
4. Selanjutnya disinfeksi bagian lengan kanan yang akan disuntik
5. Pegang alat suntik dengan tangan kanan, dengan lubang pada ujung
jarum menghadap kedepan
6. Buatlah permukaan kulit menjadi datar dengan menggunakan ibu jari kiri
dan jari telunjun anda
7. Letakkan alat suntik dan jarum dengan posisi hamper datar dengan kulit
bayi
8. Masukkan ujung jarum tepat berada dipermukaan kulit tetapi dalam
kulit yang tebal, cukup memasukkan bevel ( lubang diujung jarum)
9. Jaga agar posisi jarum agar tetap datar disepanjang kulit sehingga jarum
masuk pada lapisan kulit atas saja. Jaga agar lubang pada ujung jarum
menghadap kedepan
10. Jgan menekan jarum terlalu dalam dan jangan menurunkan jarum
karena jarum akan masuk kedalam kulit, sehingga yang terjadi suntikan
kedalam otot atau subkutan bukan intra kutan
11. Untuk memegang jarum dalam posisi yang tepat letakkan ibu jari kiri
pada ujung bawah alat suntik dekat jarum tapi jangan menyentuh jarum
12. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan jari tengah kanan anda.
Tekan penyedot dengan ibi jari anda
13. Suntikkan 0,05 ml vaksin dan lepaskan jarum

7. Bagan Alir
Bayi datang

Pendaftaran

Penimbangan

pasien

Pengisian buku KMS

Penyuluhan

Pelayanan imunisasi Pada Bayi


dengan suntikan Bcg
8. Unit terkait 1. Puskesmas
2. Posyandu
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PELAYANAN IMUNISASI RUTIN
DI POSYANDU
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

a. Pengertian Iunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan


kaekebalanatau vaksin ( suatu obat yang digunakan untuk membantu
mencegah suatu penyakit ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari
penyakit. Pemberian imunisasi biasanya dilakukan dengan cara injeksi
intra muskuler ( pada area vastus lateralis paha luar), intra kutan, dan
sub kutan.
b. Tujuan Secra umum tujuan imunissasi adalah menurunkan angka kesakitan ,
kematian serta kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi ( PD3I)
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan Imunisasi


5. Alat dan Bahan 1. Alat transportasi dan kelengkapan
2. Buku kuning/ buku kohort bayi dan kohort ibu
3. Alat tulis
4. Vaccine carrier dan coolpack
5. ADS 5 ml, 0,05 ml, 0,5 ml dan safety box
6. Vaksin dan pelarut
7. Kapas alcohol, kantong plastic dan air bersih
6. Prosedur a. Sehari sebelum pelayanan, pastikan kepada kader bahwa semua
sasaran sudah mendapatkan informasi dan kesiapan pelaksanaan
posyandu
b. 30 menit sebelum keposyandu, pastikan semua vaksin dan logistic
dalam kondisi VVM A/B dan Tidak kadaluarsa, jumlah sesuai sasaran
serta siap untuk dibawa
c. Jgan lupa membawa surat tugas dan buku catatan hasil imunisasi
( buku kuning/ kohort bayi)
d. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke posyandu
e. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan
f. Setiba di posyand, letakkan semua logistic ditempat yang aman
g. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik ,kapas
alkoholformat pencatatan, safety box dan plastic sampah dibawah
meja
h. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memulai tindakan
i. Lakukan skrining setiap sasaran meliputinama, umur, vaksin
sebelumnya, KIPI yang pernah di alami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat in
j. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat in
k. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B
tidak Beku dan kadaluarsa
l. Untuk imunisasi oral, ambil alat penates, keluarkan dari plastic
kemasan , buang kemasan kedalam plastic sampah
m. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari
plastic kemasan, buang kemasan kedalam plastic sampah
n. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik kedalam plastic
sampah
o. Untuk vaksin yang membutukan pelarut,larutan vakasinsesuai
dengan SOP persiapan vaksin
p. Tusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin, sedot vaksin sesuai
vaksin yang dibutuhkan
q. Apabila terdapat gelembung pada jarum suntik, hilangkan terlebih
gelembungnya yang ada
r. Berikan informasi kepada orang tua tentang vaksin yang diberikan,
efek samping yang terjadi, dan cara penanganannya
s. Berikan suntikan kepada sasaran sesuai kebutuhan pemberian
vaksin.
t. Catat hasil imunisasi pada buku kohort bayi/ibu/buku kuning
u. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantong plastik
v. Cuci tangan dengan menggunakan sabun setiap selesai pemberian
imunisasi
w. Setelah selesai semua pelayanan, lakukan evaluasi kegiatan bersama
kader dengan tahapan
x. Bawa pulang sisa logistic yang belum digunakan dan limbah
kepuskesmas
y. Setiba dipuskesmas,simpan kembali vaksin di dalam lemari es pada
tempat yang terpisah atau diberi tanda
z. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistic diserahkan kepada
Koordinator imunisasi
7. Bagan Alir
Mulai

Penanggung jawab program menerima laporan masalah-masalah


dalam penyelenggaraan kegiatan

Tim pelaksana kegiatan bersama penanggung jawab


kegiatan mendiskusikan masalah-masalah dalam
penyelenggaraan kegiatan

8. Unit terkait 1. Puskesmas


2. Posyandu
3. Sekolah
9. Dokumen Terkait
10.Rekaman histori No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
perubahan
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN
VAKSIN CAMPAK
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis
0,5 ml mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70
dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu
erythromycin. Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap campak.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan penyuntikan
Campak.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan 1. Alat suntik Disable
2. Vaksin Campak
3. Apd Lengkap
4. Kapas alcohol
5. Safety box
6. Buku register

6. Prosedur Cara pemberian dan dosis vaksin Campak :


- Sebelum disuntikan vaksin Bcg dilarutkan terlebuh dahulu dengan
pelarut steril menggunakan alat suntik steril ( ADS 5 ml)
- Dosi pemberian 0,5 ml sebnyak 2 x, diberikan pada umur pada usia 9-11
bulan dan ulangan ( BOOSTER) Pada usia 2-3 tahun,disuntikkan secara
subkutan pada lengan kiri atas.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 6 jam
Cara Penyuntikan :
1. Suntikan diberikan pada lengan kiri atas, pertengahan M.Deltoideus
secara subkutan dengan dosis 0,5 cc
2. Atur bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh
lengan telanjang
3. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-jari kiri anda
untuk menekan keatas lengan bayi
4. Pegang lengan seperti mencubit menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
Kemudian jarum suntik disuntikkan dengan sudut 45 derajat
5. Terhadap permukaan kulit, dengan kedalaman jarum tidak lebih dari ½
inchi.( lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah)
6. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.

7. Bagan Alir
Bayi datang

Pendaftaran

Penimbangan

pasien

Pengisian buku KMS

Penyuluhan

Pelayanan imunisasi Pada Bayi


dengan suntikan Campak

8. Unit terkait 1. Puskesmas


2. Posyandu
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN
VAKSIN DPT/HB/Hib
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Vaksin DPT/HB/Hib adalah vaksin jerap Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis B
Rekombinaan,Haemophilus influenza tipe B, Berupa suspense Homogen yang
mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertussis ( batuk rejan
) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius,
dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan penyuntikan
Vaksin DPT/HB/Hib
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan a. Alat suntik Disable
b. Vaksin DPT/HB/Hib
c. Apd Lengkap
d. Kapas alcohol
e. Safety box
f. Buku register

6. Prosedur Cara pemberian dan dosis vaksin DPTH/HB/Hib :


- Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular
- Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas
- Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan luka saraf
siatik dan tidak dianjurkan
- Suntikan yang digunakan adalah spuit 0,5 ml
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dam
label VVM
Cara Penyuntikan DPT/HB/Hib :
a. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk
b. Suntikkan vaksin dengan posisi jarum suntik 90 derajat terhadap
permukaan kulit ( lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum
tidak menembus pembuluh darah )
c. Tekan seluruh jarum langsung kebawah melalui kulit sehingga masuk
kedalam otot
d. Suntikkan pelan – pelan untuk mengurangi rasa sakit

7. Bagan Alir
Bayi datang

Pendaftaran

Penimbangan

pasien

Pengisian buku KMS

Penyuluhan

Pelayanan imunisasi Pada Bayi


dengan suntikan DPT/HB/Hib

8. Unit terkait 1. Puskesmas


2. Posyandu
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN
VAKSIN POLIO
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Vaksin Oral Polio Hidup ( Oral Polio Vaccine = OPV ) adalah vaksin polio
trivalent yang terdiri dari suspense virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 ( strai
sabin ) yang ssudah dilemahkan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemberian
dan penyuntikan Vaksin Polio.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan a. Alat suntik Disable
b. Vaksin Oral Polio
c. Apd Lengkap
d. Safety box
e. Buku register

6. Prosedur Cara pemberian dan dosis vaksin Bcg :


- Diberikan secara oral ( melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4
kali( dosis) pemberian, dengan interval setiap pemberian dosis minimal 4
minggu
- Setiap membuka vial baru harus menggunakan penates (dropper) yang
baru
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa terlebih dahulu masa kadaluarsa
dan label VVM
7. Bagan Alir
Bayi datang

8. Unit terkait a. 1. Puskesmas


b.2. Posyandu
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN
VAKSIN TETANUS TOXOID
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Vaksin TT merupakan suspense kolodial homogeny berwarna putih susu


dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus murni, teradsorbsi kedalam
aluminium fosfat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Pemberian
dan penyuntikan Vaksin TT
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan a. Alat suntik Disable
b. Vaksin TT
c. Apd Lengkap
d. Kapas alcohol
e. Safety box
f. Buku register

6. Prosedur Cara pemberian dan dosis vaksin TT :


- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspense
menjadi homogen
- Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer
yang disuntikkan secara intra muscular atau subkutan alam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan
dosis ke 3 setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan
kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan
diberikan 5 dosis. Dosis ke 4 dan ke 5 diberikan dengan interval minimal
1 tahun setelah pemberian dosis ke 3 dan ke 4. Imunisasi TT dapat
diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode
trimester pertama.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
7. Bagan Alir
Ibu Hamil datang

8. Unit terkait a. 1. Puskesmas


b.2. Posyandu
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN
VAKSIN DT/TD
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Vaksin DT/TD merupakan suspense kolodial homogeny berwarna putih susu
dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni yang
teradsorbsi kedalam alumunium fosfat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan penyuntikan
Vaksin DT/TD.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan a. Alat suntik Disable
b. Vaksin DT
c. Apd Lengkap
d. Kapas alcohol
e. Safety box
f. Buku register

6. Prosedur Cara pemberian dan dosis vaksin DT/TD :


- Sebelum digunakan vaksin terlebih dahulu dikocok agar suspense
menjadi homogeny
- Disuntikkan secara intra muscular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml. dianjurkan untuk anak usia dibawah 7 tahun. Untuk
usia 7 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin TD.
- Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
7. Bagan Alir
Petugas datang disekolah

8. Unit terkait a. 1. Puskesmas


b.2. Sekolah Dasar
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
SWEEPING IMUNISASI
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Sweeping imunisasi adalah upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi
bagi bayi dan balita supaya jangan sampai drop out pada akhir tahun
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan sweeping imunisasi.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi 1. Permenkes NO.12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.


2. Undang-undang nomor 35 tahun 2014
5. Alat dan Bahan a. Alat suntik Disable 0,5 cc/ 0,05 cc
b. Vaksin sesuai kebutuhan
c. Alcohol swab/ kapas alkohol
d. Buku register

6. Prosedur 1. Petugas melakukan pendataan bayi atau balita yang tidak berkunjung
sesuai jadwal imunisasi melalui kohort bayi dan balita
2. Petugas melakukan kunjungan ke rumah bayi atau balita yang
disweeping
3. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan pada bayi atau balita yang di
sweeping
4. Petugas menentukan apakah bayi atau balita yang bersangkutan bias
di berikan imunisasi
5. Sebelum melakukan pelayanan imunisasi petugas memberikan
konseling, informasi dan edukasi sebelum melakukan tindakan
imunisasi
6. Petugas memberikan pelayanan imunisasi pada bayi dan balita yang
disweeping sesuai jadwal pemberian imunisasi
7. Petugas melakukan pendokumentasian di Buku KIA Pasien ( Petugas
wajib menuliskan tanggal pemberian imunisasi dan jenis imunisasi
yang diberikan) dan dibuku register kohort bayi atau balita
7. Bagan Alir
Pendataan Bayi dan balita

8. Unit terkait a. 1. Posyandu


b.2. Desa
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
BULAN IMUNISASI ANAK
SEKOLAH ( BIAS) CAMPAK
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian - Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan system kekebalan


tubuh dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh.
- Vakin adalah senyawa antigenic yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif dan meningkatan imunitas terhadap suatu penyakit.
- Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles.
- VVM (Vaccine Vials Monitor ) adalah indicator kimiwi untuk
menunjukkan paparan suhu panas dimana terjadi perubahan warna
secara bertahap dan menetap.
2. Tujuan Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit
campak
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Petunjuk tehnik pelaksanaan BIAS, Kementerian Kesehatan RI tahun 2013


5. Alat dan Bahan a. Alat suntik Disable 0,5 ml, 5 ml
b. Vaksin Campak
c. coolpack
d. Kapas alcohol
e. Safety box
f. Buku register
g. Pelarut Campak
h. Vaksin carrier

6. Prosedur 1. Tentukan jumlah sasaran anak sekolah kelas 1 baru


2. Tentukan berapa banyak vaksin yang dibutuhkan untuk pelayanan BIAS
3. Siapkan alat sesuai kebutuhan
4. Siapkan vaksin campak dan pelarut kemudian masukkan kedalam vaksin
carrier yang berisi 4 coolpack, pastikan vaksin masih berkualitas ( VVM A
atau B, belum kadaluarsa, label kemasan masih ada dan terbaca)
5. Cuci tangan
6. Siapkan anak untuk dipanggil satu persatu, pastikan anak dalam keadaan
sehat
7. Larutkan vaksin campak dengan pelarut menggunakan spit 5 ml
8. Ambil vaksin denagn dosis 0,5 ml
9. Disinfektan bagian lengan atas sedikit dibawah insertion M.Deltoid
dengan kapas swab
10. Tunggu hingga kering
11. Lakukan aspirasi untuk memastikan gelembung udara tidak masuk
kepembuluh darah
12. Suntikkan secara pelan-pelan vaksin campak dilokasi secara intra
muskuler/ IM ( posisi jarum suntik 90 derajat terhadap permukaan kulit)
13. Setelah vaksin disuntikkan, jarum dikeluarkan
14. Alat suntik bekas langsung dimasukkan kedalam safety box tanpa ditutup
kembali
15. Pada lokasi suntikan kemudian ditekankan dengan kapas
16. Jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikkan hingga
darah berhenti
17. Cuci tangan
18. Pengawasan anak post imunisasi ( untuk mengantisipasi KIPI)
7. Bagan Alir
Petugas datang disekolah

Bertemu dengan kepala sekolah Mendata Sasaraan


dan wali kelas

Melakukan Sosialisasi Menyiapkan Vaksin BIAS


Vaksin BIAS Campak Campak dan Logistik sesuai
kebutuhan

Melakukan Imunisasi
Vaksin BIAS Campak

Mencatat hasil pemberian imunisasi


BIAS campak Pada Buku Register
Sekolah

8. Unit terkait a. 1. Puskesmas


b.2. Sekolah Dasar
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PENGAMBILAN DAN
PENYIMPANAN VAKSIN
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian Pengambilan dan penyimpanan vaksin adalah prosedur yang digunakan


untuk mengambil dan menyimpan vaksin dengan tujuan menjaga vaksin agar
tetap mempunyai potensi yang baik saat diberikan ke sasaran.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas penanggung jawab program imunisasi untuk
mengambil dan menyimpan vaksin didalam kulkas vaksin.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Permenkes RI NO.42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Modul


Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI Tahun 2012.
5. Alat dan Bahan a. Kendaraan
b. Box vaksin
c. Permintaan vaksin
d. coolpack

6. Prosedur 1. Petugas imunisasi berangkat kedinas kesehatan kabupaten dengan


membawa box vaksin , coolpack, dan permintaan vaksin
2. Petugas imunissasi menyerahkan catatan pengambilan vaksin kepetugas
gudang vaksin
3. Petugas gudang mengambilkan vaksin sesuai permintaan dan disesuaikan
dengan persediaan vaksin
4. Petugas imunisasi mengganti coolpack dengan coolpack yang dingin, lalu
memasukkan vaksin kedalam box vaksin dan meminta arsip catatan
pengambilan vaksin, dan pulang
5. Petugas imunisasi tiba dipuskesmas dan memasukkan vaksin kedalam
kulkas dengan meletakkan vaksin yang sensitive dengan panas ( Bcg,
Polio, MR) Dekat dengan evaporator, meletakkan vaksin yang sensitive
dingin ( DPTHB Hib,Td,HB Uniject) jauh dri evaporator
7. Bagan Alir
Petugas imunisasi berangkat
kedinas kesehatan kabupaten

8. Unit terkait a. 1. Gudang penyimpanan vaksin didinas kesehatan kabupaten


b.2. Ruang penyimpanan Vaksin di Puskesmas.
9. Dokumen
Terkait
10.Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan
PELAKSANAAN SURVAY KIPI
No.Dokumen :
No.Revisi :
Tgl terbit :
SOP Halaman :

UPTD PUSKESMAS Ditetapkan oleh


TOMINI Kepala UPTD
Puskesmas Tomini

FATMA BAKAR IDRUS


NIP: 196505031988112002

1. Pengertian
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi. Pada kejadian tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai 42
hari ( arthritis kronik pasca imunisasi rubella), atau sampai 6 bulan ( infeksi
virus campak, vaccine strain pada resipen non imunodefisiensi atau resipen
imunodefisiensi pasca vaksinasi polio).
2. Tujuan Mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat, mengurangi
dampak negative imunisasi untuk kesehatan individu dan pada program
imunisasi dan merupakan indicator kualitas program.
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tomini No.

4. Referensi Petunjuk teknis pencatatan dan pelaporan upaya penguatan surveilans KIPI,
Direktorat Jenderal PP & PL Kemrnterian Kesehatan RI,2014
5. Alat dan Bahan a. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch
b. Pemberian imunisasi dan dokter yang bertanggung jawab
c. Blangko/format KIPI

6. Prosedur Survailans KIPI :


1. Mendeteksi, memperbaiki, dan mencegah kesalahan program.
2. Mengidentifikas peningkatan resiko KIPI yang tidak wajar pada batch
vaksin atau merk vaksin tertentu.
3. Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI nerupakan
koinsidens( suatu kebetulan)
4. Menimbulkan kepercayaan masyarakat pada program imunisasi dan
memberikan respons yang tepat terhadap perhatian orang
tua/masyarakat tentang keamanan imunisasi di tengah
kepedulian( masyarakat dan professional) tentang adanya risiko
imunisasi.
5. Memperkirakan angka kejadian KIPI( rasio KIPI) pada suatu populasi
Pelaporan KIPI:
1. Identitas: Nama anak, tanggal dan tahun lahir ( umur ),jenis kelamin,
nama orang tua dan alamat
2. Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang memberikan
3. Nama dokter yang bertanggung jawab
4. Riwayat KIPI terdahulu
5. Gejala klinis yang timbul, pengobatan yang diberikan dan perjalanan
penyakit, hasil laboratorium yang pernah dilakukan, serta jika ada
penyakit lain yang menyertai.
6. Waktu pemberian imunisasi ( tanggal, jam)
7. Berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan
terjadinya KIPI
8. Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
9. Cara menyelesaikan masalah KIPI(Kronologis)
10. Adakah tuntutan dari keluarga

Tatalaksana Kasus KIPI :


1. Vaksin reaksi local Ringan: kompres hangat, jika nyeri menggangu dapat
diberikan paracetamol – 1 tab. Pengobatan dapat dilakukan pleh guru
UKS/Orang Tua
2. Timbul kurang dari 48 jam setelah imunisasi : kompres hangat,
paracetamol -1 tab, jika tidak ada perubahan hubungi puskesmas
terdekat
3. Reaksi arthus : kompres, paracetamol -1 tab, dirujuk dan dirawat di
Rumah Sakit.
4. Reaksi umum( SISTEMIK,KOLAPS/KEADAAN SEPERTI SYOK): memberi
minum hangat dan selimiut, rangsang dengan wangian atau barang yang
merangsang, paracetamol – 1 tab. Bila belum dapat diatasi dalam waktu
30 menit segera rujuk ke puskesmas terdekat.
5. Sindrom gullain barre ( jarang terjadi) : rujuk segera ke Rumah Sakit
untuk perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut, perlu survey AFP.
6. Neurithis brachial : paracetamol – 1 tab, bila gejala menetap rujuk ke
rumah sakit untuk fisioterapi
7. Syok anafilatik : suntikan adrenalin 1: 1000, dosis `1- 0,3 ml. jika pasien
membaik dan stabil dilanjutkan dengan suntikan dexa methasone 1 amp
secara iv/im, segera pasang infus Nacl 0,9 % 12 tetes per menit. Rujuk ke
Rumah Sakit Terdekat.

Tatalaksana Program :
1. Abses dingin : kompres hangat, paracetamol -1 tab, dan jika tidak ada
perubahan hubungi puskesmas terdekat.
2. Bembengkakan : kompres hangat, jika tidak ada perubahan hubungi
puskesmas terdekat
3. Sepsis : kompres hangat, paracetamol – 1 tab, rujuk ke Rumah Sakit
terdekat
4. Tetanus : rujuk ke Rumah Sakit terdekat
5. Kelumpuhan atau kelemahan otot : rujuk ke Rumah sakit terdekat untuk
fisioterapi
Factor penerima pejamu :
1. Alergi : suntikkan dexa methasine 1 amp IM/IV. Jika berlanjut pasang
infus Nacl 0,9 % 12 tetes per menit, tanyakan pada orang tua adakah
penyakit alergi
2. Factor psikologis : tenangkan penderita, memberi minum air hangat,
memberi wangian/ alcohol, setelah sadara memberi minum the manis
hangat
3. Koinsidens( factor kebutuhan ): tangani penderita sesuai gejala, cari
informasi apakah ada kasus lain disekitarnya pada anak yang tidak di
imunisasi. Kirim ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut
6. Bagan Alir
Survailans KIPI

Melaporkan kasus KIPI

Melakukan tatalaksana kasus


KIPI

Melakukan tatalaksana Program

Faktor Penerima Jamu

7. Unit terkait 1. Puskesmas


2. RSUD
3. Desa
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman No Diubah Isi perubaan Tgl mulai berlaku
histori
perubahan

Anda mungkin juga menyukai