Anda di halaman 1dari 4

Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi

salah satu titik nasional pengamatan hilal penentuan 1 Ramadan 1442 H.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) sebagai universitas swasta terkemuka di


Medan ternyata tidak memiliki banyak ahli yang mumpuni di bidang Ilmu Falak yang mampu
berkiprah baik di tingkat lokal maupun nasional, apalah lagi internasional. Tidak dipungkiri,
ketiadaan dan kelangkaan ini efeknya dirasakan di tengah masyarakat, dimana masyarakat hingga
kini belum mengerti esensi penentuan waktu ibadah, khususnya penentuan puasa dan hari raya.
Menyadari fakta di atas dan guna mendorong percepatan kemajuan UMSU di bidang Ilmu Falak,
maka jalan terbaik yang perlu dilakukan adalah membangun pengkaderan, pelatihan dan penelitian
bidang ini secara profesional dan simultan, dimana hal ini sebagai bagian dari upaya melahirkan
sumber daya manusia berkualitas, yang mempunyai keunggulan tehnikal, dan siap menjawab
berbagai pertanyaan masyarakat terkait Ilmu Falak. Oleh karena itu, dengan penuh kesadaran
dipandang perlu mendirikan “Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara” (OIF UMSU)

Pemerintah Kota Medan menetapkan Observatorium Ilmu Falaq (OIF) Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara sebagai pusat pengamatan hilal dalam penentuan awal Ramadhan 1442 H karena
dinilai memiliki fasilitas pemantauan berupa teropong sangat lengkap dan canggih.

Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution menghadiri pemantauan rukyatul hilal penentuan awal
Ramadhan 1442H/2021 M dari ruang Observatorium Ilmu Falak (OIF) Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara (UMSU), Jalan Denai, Senin (12/4)
Rubu’ Al-Mujayyab / Sine Quadrant adalah Instrumen berbentuk seperempat lingkaran yang terdiri
dari sepasang baling-baling untuk mengamati objek ditemukan di atas instrumen dan garis pengukur
yang tegak lurus terpasang di puncak. Terdapat dua busur, busur pertama dengan skala 90°, dan
busur kedua dengan skala 15 bagian dengan jarak yang sama, masing-masing 6°. Selain itu, 30 garis
berjarak sama, disebut garis Sines, terdapat di bawah baling-baling.

Rashdul Kiblat adalah ketentuan waktu dimana bayangan benda yang terkena sinar Matahari
menunjukkan arah kiblat. Secara umum Rashdul Kiblat tahunan terjadi pada tanggal 27 atau 28 Mei
dan 15 atau 16 Juli pada setiap tahunnya, diman ahari tersebut dikenal sebagai “Yaumi Rashdil
Kiblat”.

Mizwala merupakan sebuah instrumen falak yang berfungsi untuk menentukan arah kiblat.
instrumen ini menggunakan bayangan Matahari sebagai acuan dalam menentukan arah kiblat.
Sehingga akurasi dalam menentukan arah kiblat cukup tinggi.

Replika Mizwala Qibla Finder adalah instrumen penentu Arah Kiblat dan waktu siang hari yang
merupakan pengembangan dari Mizwala Qibla Finder Versi Awal. Fungsi:Menentukan Arah kiblat,
waktu siang hari, menentukan waktu Zuhur dan Asar.
Kubah adalah bangunan berbentuk separuh bola dimana
permukaannya melengkung ke atas dan rangka penyangganya dapat
diputar. Pada umumnya, sebuah kubah observatorium diletakkan di
tempat tinggi. Kubah sendiri dapat dibuat dari berbagai bahan seperti
batu bata, beton, stenlis, dan bahan-bahan lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
OIF memiliki dua kubah yaitu Kubah Ahmad Dahlan I dan Kubah
Ahmad Dahlan II, yang mana di dalamnya terdapat teleskop yang
digunakan untuk penelitian benda-benda langit dan menjadi ikon
observatorium.

Jam Istiwa adalah instrumen yang menggambarkan waktu istiwak dengan seting lokasi kota Medan
(03° 38’ LU & 98° 43’ BT). Fungsi: menentukan waktu siang hari, menentukan waktu Zuhur dan
Asar, dan lain-lain.

Horizontal Sundial adalah instrumen penentu waktu siang hari. Alat ini telah di seting untuk lokasi
kota Medan (03° 34’ LU & 98° 43’ BT). Fungsi: Penentu waktu siang hari, menentukan waktu
Zuhur dan Asar.

Tim OIF UMSU mencoba membuat sebuah teleskop sederhana dengan menggunakan alat dan
bahan dasar yang sederhana pula. Lensa objektif yang digunakan berasal dari lensa fotokopi bekas
yang bisa di dapatkan dari tempat servis.
Peta bintang atau disebut juga Peta langit, adalah peta dari langit
malam. Astronom membaginya menjadi kisi-kisi supaya lebih mudah
digunakan. Peta bintang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menemukan konstelasi dan objek astronomi seperti bintang, nebula,
dan galaksi.

Anda mungkin juga menyukai