Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Gaya Belajar

terhadap Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 2


SD Negeri 2 Ciulu
1)
Arni Sariningsih
2)
Akhmad Nugraha
3)
Catur Retno Lestari
1)
Mahasiswa Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
3)
Dosen Karya Ilmiah, Universitas Ivet

KUTIFAN LANSUNG ARTIKEL

1. Artikel 1
Berikut adalah penjelasan Susi Lestari & Muhammad Widda Djuhan dalam jurnal Meningkatkan

Keterampilan Menulis Teks dengan Penggabungan Metode Pembelajaran Berbasis Teks dan

Kerja Kelompok (2021) “Seseorang dikatakan guru yang sukses apabila mengetahui apa

yang dibutuhkan siswa dan memperlakukan mereka sesuai apa yang mereka butuhkan

termasuk gaya belajar, Oleh karena itu, guru harus melakukan identifikasi gaya belajar

siswa yang diajarnya agar mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa yang diajarnya”.

2. Artikel 2
“Gaya belajar sebagai bagian dari karakteristik unik individu, guru diharapkan menjadi lebih
kreatif dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Kreativitas guru
merupakan kemampuan guru dalam menciptakan suatu gagasan atau produk baru yang dapat
mendukung perannya dalam proses pembelajaran.Dalam hal ini, konteks tepat dapat diartikan
bahwa media yang digunakan haruslah tepat guna dan tepat sasaran serta disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan tetap megikuti perkembangan teknologi.Guru dituntut kreatif dalam
menyediakan dan memanfaatkan media ajar variatif sesuai dengan kebutuhan siswa.”
(Dewantara. et.al., 2020).
3. Artikel 3
“…hambatan kegiatan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya minimnya
minat siswa dalam menyerap materi pelajaran, serta kurangnya siswa pemahaman dalam
menerima materi yang disajikan. Oleh karena itu struktur pembelajaran harusnya di desain
sebaik mungkin untuk membantu kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa Sekolah Dasar.
Ditinjau lagi, siswa terdiri dari berbagai macam jenis, mulai dari yang mudah paham
pembelajaran hingga kepada siswa yang lambat menerima pembelajaran. Dalam pembelajaran,
siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan guru maupun siswa lain sehingga suatu proses
pembelajaran dapat lebih natural untuk memperoleh hasil yang diinginkan guna mencapai tujuan
sesuai dengan kebutuhan yang akan dihasilkan. Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen pembelajaran yang memiliki peran vital dalam pembelajaran.” (Wandini. et.al., 2021)
4. ARTIKEL 4
“Pentingnya teknologi digital yang digunakan pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
karena pendidikan tersebut memiliki tujuan tertentu, seperti menanamkan nilai - nilai ideologi
pancasila. Pendidikan di indonesia sedang menghadapi masalah yang besar dengan adanya
tantangan globalisasi yang semakin luas di segala aspek kehidupan, pendidikan. Warga global
merupakan bentuk pengembangan nilai - nilai dasar kemanusiaan dalam pengembangan hak dan
kewajiban negara untuk menjalankan tugasnyaa. Secara umum masing - masing negara memiliki
perbedaan dalam mengembangkan dan menjalankan tugas sebagai wargva negara di masing -
masing negara. Warga negara memiliki tugas dan tanggung jawab untuk bisa menjalankan
tugasnya sebagai warga negara dengan baik. Dengan demikian pendidikan dianggap menjadi
lembaga yang penting untuk menanamkan konsep - konsep warga negara global melalui
pendidikan kewarganegaraan didalam kelas maupun diluar kelas.”(Hidayat. et.al., 2020)
5. ARTIKEL 5
“Profil pembelajaran guru dalam memfasilitasi gaya belajar siswa sudah cukup baik, namun
masih perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode belajar yang lebih bervariasi, serta
penyediaan media pembelajaran yang relevan. Kendala yang dialami guru dalam memfasilitasi
gaya belajar siswa yaitu jarang menggunakan proyektor, kesulitan memfasilitasi siswa bergaya
belajar auditori, kesulitan mengelola waktu, dan siswa belum tentu memahami materi pelajaran.
Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah disiplin waktu, belajar dari
pengalaman, meningkatkan pemahaman tentang perbedaan gaya belajar siswa, menjalin
kerjasama antara guru, siswa dan orang tua serta memperluas wawasan”.(Hafizha. et.al., 2022)
6. ARTIKEL 6
“Guru yang memahami gaya belajar peserta didik akan menumbuhkan sinergi untuk terciptanya
suasana belajar dan mengajar, kondisi yang tercipta itu akan merangsang peserta didik. Hasil
positif yang dapat dicapai dengan gaya mengajar itu adalah: Pertama, gaya mengajar guru
merupakan suatu cara untuk mempermudah bagi peserta didik dalam rangka menerima materi
pelajaran yang disampaikan, sekaligus sebagai alat untuk mengatasi kebosanan siswa dan
meningkatkan minat belajar peserta didik dalam menerima pelajaran. Kedua, gaya mengajar guru
akan menimbulkan kecerdasan psikomotorik yaitu: kemampuan general manusia untuk
melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan. Gaya mengajar guru yang kreatif,
inspiratif dan inovatif akan menghasilkan peserta didik yang mempunyai gaya belajar yang
handal dan mampu menghadapi masa depannya”. (Madjan, 2023)

KUTIFAN TIDAK LANSUNG ARTIKEL

1. Artikel 1
Menurut Susi Lestari dan Muhammad Widda Djuhan (2021) “Seseorang dikatakan guru yang
sukses apabila mengetahui apa yang dibutuhkan siswa dan memperlakukan mereka sesuai apa
yang mereka butuhkan termasuk gaya belajar, Oleh karena itu, guru harus melakukan identifikasi
gaya belajar siswa yang diajarnya agar mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa yang
diajarnya”
2. Artikel 2
Dewantara, et.al (2020) menyatakan bahwa dengan memahami secara mendalam tentang gaya
belajar sebagai bagian dari karakteristik unik individu, guru diharapkan menjadi lebih kreatif
dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Kreativitas guru merupakan
kemampuan guru dalam menciptakan suatu gagasan atau produk baru yang dapat mendukung
perannya dalam proses pembelajaran.Dalam hal ini, konteks tepat dapat diartikan bahwa media
yang digunakan haruslah tepat guna dan tepat sasaran serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa
dan tetap megikuti perkembangan teknologi.Guru dituntut kreatif dalam menyediakan dan
memanfaatkan media ajar variatif sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Artikel 3
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “kegiatan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya minimnya minat siswa dalam menyerap materi pelajaran, serta kurangnya
siswa pemahaman dalam menerima materi yang disajikan. Oleh karena itu struktur pembelajaran
harusnya di desain sebaik mungkin untuk membantu kegiatan pembelajaran antara guru dan
siswa Sekolah Dasar. Ditinjau lagi, siswa terdiri dari berbagai macam jenis, mulai dari yang
mudah paham pembelajaran hingga kepada siswa yang lambat menerima pembelajaran. Dalam
pembelajaran, siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan guru maupun siswa lain sehingga
suatu proses pembelajaran dapat lebih natural untuk memperoleh hasil yang diinginkan guna
mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhan yang akan dihasilkan. Media pembelajaran merupakan
salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peran vital dalam pembelajaran” (Wandini.
et.al., 2021).
4. ARTIKEL 4
Menurut Heri Hidayat. et.al., (2020) “ Pentingnya teknologi digital yang digunakan pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karena pendidikan tersebut memiliki tujuan tertentu,
seperti menanamkan nilai - nilai ideologi pancasila. Pendidikan di indonesia sedang menghadapi
masalah yang besar dengan adanya tantangan globalisasi yang semakin luas di segala aspek
kehidupan, pendidikan. Warga global merupakan bentuk pengembangan nilai - nilai dasar
kemanusiaan dalam pengembangan hak dan kewajiban negara untuk menjalankan tugasnyaa.
Secara umum masing - masing negara memiliki perbedaan dalam mengembangkan dan
menjalankan tugas sebagai wargva negara di masing - masing negara. Warga negara memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai warga negara dengan baik.
Dengan demikian pendidikan dianggap menjadi lembaga yang penting untuk menanamkan
konsep - konsep warga negara global melalui pendidikan kewarganegaraan didalam kelas
maupun diluar kelas.”
5. ARTIKEL 5
Berkaitan dengan gaya belajar siswa, Dina Hafizha. et.al., (2022) mengemukakan bahwa “Profil
pembelajaran guru dalam memfasilitasi gaya belajar siswa sudah cukup baik, namun masih perlu
ditingkatkan dengan menggunakan metode belajar yang lebih bervariasi, serta penyediaan media
pembelajaran yang relevan. Kendala yang dialami guru dalam memfasilitasi gaya belajar siswa
yaitu jarang menggunakan proyektor, kesulitan memfasilitasi siswa bergaya belajar auditori,
kesulitan mengelola waktu, dan siswa belum tentu memahami materi pelajaran. Upaya yang
dilakukan guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah disiplin waktu, belajar dari pengalaman,
meningkatkan pemahaman tentang perbedaan gaya belajar siswa, menjalin kerjasama antara
guru, siswa dan orang tua serta memperluas wawasan”.
6. ARTIKEL 6
Menurut Herman Pratikno Madjan (2023) “Guru yang memahami gaya belajar peserta didik
akan menumbuhkan sinergi untuk terciptanya suasana belajar dan mengajar, kondisi yang
tercipta itu akan merangsang peserta didik. Hasil positif yang dapat dicapai dengan gaya
mengajar itu adalah: Pertama, gaya mengajar guru merupakan suatu cara untuk mempermudah
bagi peserta didik dalam rangka menerima materi pelajaran yang disampaikan, sekaligus sebagai
alat untuk mengatasi kebosanan siswa dan meningkatkan minat belajar peserta didik dalam
menerima pelajaran. Kedua, gaya mengajar guru akan menimbulkan kecerdasan psikomotorik
yaitu: kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan.
Gaya mengajar guru yang kreatif, inspiratif dan inovatif akan menghasilkan peserta didik yang
mempunyai gaya belajar yang handal dan mampu menghadapi masa depannya”.

KUTIFAN LANSUNG BUKU

1. BUKU 1
Proses adalah sesuatu tuntutan perubahan dari suatu peris tiwa perkembangan sesuatu
yang dilakukan secara terus -menerus. Setiap proses yang berja lan selalu
menghasilkan sesuatu. Hasil yang diciptakan tersebut bisa berupa hasil yang memang
diinginkan at au hasil yang tidak diinginkan (Soewarno, 1981). Proses sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu keadaan atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Proses yang dikemukakan oleh Gibson sebagai berikut :
"Aktivitas yang memberikan nafas kehidupan bagi kehidupan organisasi, proses yang
umum adalah komunikasi, evaluasi, prestasi kerja, keputusan, sosialisasi dan
pengembangan karier" (Gibson, 1989) B. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran
adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik.239: 2006).
Pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti." Belajar 2
dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di
masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja, dari apa, bagaimana, dan siapa
saja. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau tingkah laku
(afektif). Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan
terjadinya aktivitas belajar dalam individu. Sedangkan pembelajaran menurut
(Pribadi,2009). Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan
debgan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar (Gegne.2009).
Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar
atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita.2008).
2. BUKU 2
“PKn adalah sebuah mata pelajaran yang kelak akan menjadi sebuah pionir utama
dalam upaya menerapkan sebuah perilaku berkarakter kepada siswa SD sehingga para
guru maupun calon guru diharapkan memiliki sebuah kemampuan dalam melakukan
sebuah inovasi dan strategi guna mengembangkan pembelajaran pada mata pelajaran
PKn di sekolah dasar. Profesor Warsono salah satu dosen saya di pascasarjana pernah
mengatakan bahwa PKN adalah sebuah mata pelajaran yang harus terus dikaji yang
dilakukan sebuah pengembangan yang lebih visioner dan revolutioner agar terus eksis
seperti mata pelajaran yang lain disatu sisi lainnya guru adalah aset yang sangat
utama yang bertugas untuk melakukan pembenahan terhadap masalah pembelajaran
serta menganalisis melalui teori pendidikan iii yang ada sehingga ditemukanlah
sebuah permasalahan nyata lalu guru melalui disiplin ilmunya bisa memecahkan
permasalahan tersebut serta menciptakan solusi yang aplikatif sehingga muncul
sebuah perspektif yang berbeda serta paradigma baru dalam melakukan pembelajaran
PKn pada tingkat sekolah dasar. Sehingga didalam buku ini nantinya berisi sebuah
pengkajian tentang bagaimana melakukan Sebuah upaya yang sistematis dan
terencana dalam sebuah proses pembelajaran, sampai pada akhirnya PKN menjadi
sebuah mata pelajaran yang dapat memberikan sebuah dampak pengiring terhadap
aktivitas siswa serta habituasi yang telah di integrasikan di sekolah maupun saat siswa
kembali ke rumah masing-masing.”(Tirtoni, 2018)
3. BUKU 3
Umumnya, anak-anak yang berada pada kelompok usia dini menyukai gambar-
gambar dan menjadikan aktivitas menggambar sebagai media belajarnya. (Chatib dan
Said, 2012: 87).
4. BUKU 4
-
5. BUKU 5
“…Profesionalitas guru zaman dahulu mendekatkan pada pendekatan Teacher center dimana
proses pembelajaran lebih berpusat pada guru yang artinya guru sangat menentukan proses
pembelajaran karena guru menjadi salah satu sumber ilmu yang didapat oleh siswa atau peserta
didik. Guru akan berperan sepenuhnya dalam sistem pembelajaran. Dalam pendekatan ini guru
akan semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar saja karena dalam
pendekatan ini guru akan selalu memberikan penjelasan dan presentasi kepada murid-muridnya.
Murid-murid tidak berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan mencari
bahan-bahan pendukung pendidikan mereka dengan sendiri. Setiap masalahmasalah yang
muncul dalam pembelajaran akan diselesaikan oleh guru dan semua solusi akan berasal dari
guru. Dengan pendekatan ini siswa yang dihasilkan pun kurang mengapresiasikan ilmu
pengetahuan mereka, mereka akan cenderung takut berpendapat, tidak berani mencoba sesuatu
yang dirasa menemukan hal baru. Yang akhirnya cenderung menjadi pelajar yang pasif dan
miskin kreatifitas.”(Tirtoni, 2016)
KUTIFAN TIDAK LANSUNG BUKU
1. BUKU 4
Menurut Sedana Suci, (2020) menjelaskan bahwa ada 3 gaya belajar dengan
penjelasannya yaitu :
1. Auditori: Aktivitas yang melibatkan unsur indriawi telinga—
mendengar, serta indriawi lidah— rasa (berbicara). Modalitas auditori dapat
dilakukan dengan cara mendengar dan berbicara: melalui suara, musik, nada,
irama, dialog, cerita, debat, tanya jawab, dan lain-lain yang terkait.
2. Visual: Aktivitas yang melibatkan unsur indriawi mata—melihat.
Modalitas visual dapat dilakukan dengan cara melihat: melihat gambar/warna,
membaca gambar/warna dan membedakan gambar/warna, melihat dan
menelaah catatan, diagram, table.
3. Kinestetik: Aktivitas yang melibatkan unsur indriawi kulit—meraba
(merasakan), termasuk unsur gerakan olah tubuh. Modalitas kinestetik dapat
dilakukan dengan cara melakukan untuk merasakan, di antaranya: menulis,
melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh, koordinasi antartubuh,
seperti memegang dan mempraktikkan alat ukur satuan milimikro dan hal-hal
lain yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Napitu, V. (2021) Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks dengan Penggabungan Metode


Pembelajaran Berbasis Teks dan Kerja Kelompok. Journal of Education Action
Research, 5(4), 1-6
Dewantara, A. H., Amir. B., & Harinda, (2020) Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan Media
Berbasis It Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. Journal of Primary Education,1(1) 15-28
Rora, R.W., Siti. M., & Ahmad. T. H., (2021) Analisis Desain Pembelajaran Pkn di Sd/Mi Kelas
Tinggi. Jurnal Magistra, 12(1) 50-71
Hidayat, H., Mulyani, H., Nurhasanah, D. S., Khairunnisa, W., & Sholihah, Z., (2020) Peranan
Teknologi Dan Media Pembelajaran Bagi Siswa Sekolah Dasar Di Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 8 (2) 1-9
Hafizal, D., Ananda, R., & Aprinawati, I., (2022) Analisis Pemahaman Guru Terhadap Gaya
Belajar Siswa di SDN 020 Ridan Permai. Jurnal Review Pendidikan Dasar, 8(1) 1-9
Madjan, H. P., (2023) Pemahaman Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Kecerdasan
Psikomotorik dalam Mendorong Belajar Peserta Didik. Jurnal Kadesi I Jurnal Teologi, 4
(2) 1-26
Alliyah, R. R., Damayanti, R., & Raihani, S. S., (2021) Proses dan Inovasi Pembelajaran di SD,
Dr. Rusi Rusmiati Alliyah, M. Pd
Tritoni, F., (2018) Pengembangan Pembelajaran Pkn Di Sekolah Dasar, Efendi Pradana, M.Pd
Said, A., & Budimanjaya, A., (2017) 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, Kencana.
Suci, G, S., Indrawan, I., Wijoyo, H., & Kurniawan, F., (2020) Transformasi Digital dan Gaya
Belajar, CV. Pena Persada
Tirtoni, F., (2016) Pembelajaran Pkn Di Sekolah Dasar, CV. Buku Baik Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai