Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Keluarga
lingkungan masyarakat. Kelompok ini terdiri dari suami, istri, dan anak-
definisi keluarga yang bersifat universal. Salah satu ilmuan yang memulai
kelompok dua orang atau lebih yang hidup bersama yang dipersatukan oleh
1
Lestari, Psikologi Keluarga: Penanamna Nilai dan Penanganan dalam Kelaurga (Edisi
Pertama), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 13
2
Kartini Kartono, Psikologi Perkembangan Keluarga (Jakarta: Graha Ilmu, 2003), hal. 62
kerjasama ekonomi dan mempunyai peran masing-masing dan membina
2. Struktur Keluarga
macam, diantaranya: 3
ayah.
garis ibu.
sedarah istri.
sedarah suami.
3. Fungsi Keluarga
3
Efendy N, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Edisi Ke-2), (Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC Anggota IKAPI, 1998), hal.33
Keluarga sebagai sistem sosial terkecil selain memiliki struktur juga
1) Reproduksi
masyarakat.
2) Sosialisasi/Edukasi
4) Dukungan Ekonomi
lainnya.
4
Lestari, Psikologi Keluarga...., hal. 22
5) Dukungan Emosi/Pemeliharaan
B. Keharmonisan Keluarga
berarti serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah keadaan selaras
dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling
5
Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), hal. 299
6
Singgih D. Gunarsa & Yulia, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 1986),
hal. 299
mencintai ilmu pengetahuan, dan memanfaatkan waktu luang dengan hal
diperoleh dari peran yang mereka mainkan bersama, mempunyai cinta yang
matang dan mantap satu sama lain, dan dapat melakukan penyesuaian
seksual dengan baik, serta dapat menerima peran sebagai orang tua.8
anggota keluarga merasa bahagia dan saling membantu satu dengan lainnya.
dipenuhi oleh cinta dan kasih, karena kedua hal tersebut adalah tali pengikat
7
Hasan Basri, Merawat Cinta Kasih, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 111
8
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1980), hal. 299
9
Qiami Ali, Menggapai Langit Masa Depan Anak, (Bogor: Cahaya, 2002), hal. 14
10
Sarlito Wirawan Sarwono, Menuju Keluarga Bahagia, (Jakarta, Bathara Karya Aksara,
1982), hal. 2
perasaan cinta; cinta terhadap suami/istri, cinta terhadap anak, juga cinta
masing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagimana
mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama kita, maka
interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga itu akan dapat
diciptakan.12
pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan
11
Muhammad M. Dlori, Dicintai Suami (Istri) Sampai Mati, (Yogyakarta: Katahati,
2005), hal. 30-32
12
M. Hawari, Membentuk Keluarga Sakinah (Surabaya: Mitra Ummat, ,2004), hal. 84
13
Muhammad M. Dlori, Dicintai Suami (Istri) Sampai Mati...., (2005), hal 16-23
1) Rasa cinta kasih sayang. Tanpa keduanya rumah tangga tidak akan
ide, tujuan, kesukaan, kemauan, dan semua hal yang melatar belakangi
masalah. Hal itu harus didasarkan pada satu tujuan yaitu keharmonisan
rumah tangga.
rasa cinta dan kasih sayang antara suami dan istri, orang tua dengan anak,
nafkah lahir batin dalam keluarga sehingga dapat terbentuk keluarga yang
harmonis.
14
Sedangkan, menurut Rutter, keluarga yang tidak harmonis
perhatian.
14
Safaria, (1980), hal.51
2) Kedua orang tua bercerai. Perceraian bagi anak biasanya menjadi
hidup bersama secara harmonis. Anak sering kali menjadi korban dari
diri, merasa hidupnya hampa, dan tak berdaya. Sebagai akibat dari
3) Hubungan kedua orang tua tidak harmonis (penuh konflik). Anak akan
Jika suasana keluarga penuh dengan konflik dan ketegangan, maka jiwa
dan kasih sayang dalam keluarga akan menjadi wadah yang positif bagi
orang tua jarang berada di rumah dan tidak punya waktu untuk proses
bimbingan dan didikan kedua orang tuanya. Apalagi jika kedua orang
yang tidak harmonis dapat terjadi karena adanya konflik antar anggota
keluarga baik dari kedua orang tua sendiri, kedua orang tua dan anak, dan
kurangnya komunikasi dan interaksi antara orang tua dan anak, serta
keharmonisan keluarga.
sebagai berikut:15
ketaqwaan.
15
Qiami Ali, Menggapai Langit Masa Depan Anak....., hal. 16-22
2) Tujuan pembentukan keluarga. Keharmonisan rumah tangga akan
masing.
Stinnet dan john De Frain, ada enam aspek sebagai suatu pegangan
16
Meichiati, Membangun Keharmonisan Keluarga (Bandung: Alfabeta, 2004), hal. 61
Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya
dalam keluarga; dengan suasana yang seperti ini anak akan merasa tidak
dapat menerimanya.
tinggal di rumah.
dalam keluarga. Anak akan merasa aman apabila orang tuanya tampak
ketenangan bagi anak. Komunikasi yang baik dalam keluarga juga akan
setiap masalah.
pengertian-pengertian.
17
M. Hawari, Membentuk Keluarga Sakinah (Surabaya: Mitra Ummat, 2004), hal. 68
18
Singgih D. Gunarsa & Yulia, Psikologi untuk Keluarga...., hal. 42-44
4) Sikap menerima. Sikap menerima akan menghasilkan suasana positif
harmonis harus mengikuti perubahan baik fisik orang tua maupun anak.
C. Prestasi Akademik
langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang standar. 19
tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah
19
Sobur A, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal. 27
20
Sobur A, Psikologi Umum...., hal. 29
prestasi akademik adalah hasil belajar berupa pemecahan masalah lisan atau
tulisan dan ketrampilan dari seorang siswa yang diwujudkan dalam bentuk
berguna untuk:
kesiapan mereka.
yang dilakukan dapat diketahui segala potensi yang dimiliki oleh siswa.
penentuan jurusan.
21
Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2002)
3) Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh siswa sesuai
memperoleh nilai yang lebih rendah dari kapasitasnya, maka perlu dicari
dengan kapasitasnya.
siswa memperoleh hasil yang baik maka dapat dianggap siswa cukup
yaitu faktor internal dan faktor eksternal belajar.22 Faktor internal yang
1) Kemampuan intelektual
2) Minat
adalah individu yang sangat tertarik dan menaruh minat dengan mata
perhatiannya dan akan belajar lebih giat dan pada akhirnya individu
3) Bakat khusus
22
Syah M, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002)
prestasi akademik di masa mendatang. Prestasi yang diraih individu
suatu prestasi atau kesuksesan. Motivasi yang rendah pada individu akan
5) Sikap
sekolah.
7) Kemandirian
kelompok. Siswa yang mandiri adalah siswa yang memiliki sifat kreatif,
1) Lingkungan sekolah
guru terhadap siswa. Prestasi belajar siswa dapat tercapai bila lingkungan
khususnya orang tua. Pola asuh keadaan sosial ekonomi dan sosial
3) Lingungan situasional
prestasi akademik adalah faktor lingkungan yang dibagi menjadi tiga yaitu
a. Kemampuan bahasa
b. Kemampuan Matematika
angka.
c. Berpikir logis
d. Berpikir matematis
e. Berpikir analitis
kelompok terkecil yang ada dalam lingkungan masyarakat, yang terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga juga merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi anak. Bagi anak, keluarga adalah
diraih anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah M. (Muhibbin Syah),
M., pola asuh, keadaan sosial ekonomi dan sosial kultural menentukan
sarana belajar, dan dukungan langsung dari orang tua anak akan
dapat dilihat dari keluarga yang di dalamnya terdapat suasana yang penuh cinta
dan kasih sayang, saling mengerti antara ide, pendapat, kesukaan yang melatar
diharapkan dapat membuat anak merasa nyaman dan betah untuk tetap berada
di dalam rumah; karena jika keadaan keluarga tidak harmonis, misalnya sering
terjadi percecokan atau kegaduhan, tidak adanya rasa cinta dan kasih ataupun
tidak adanya rasa saling mengerti dan menghargai, tentu saja anak tidak akan
betah di dalam rumah dan lebih memilih tempat lain daripada rumahnya
sendiri. Keadaan rumah yang tenang dengan keluarga yang harmonis tanpa
Suasana di dalam rumah yang tenang dan nyaman, yang penuh cinta
dan kasih tentu saja dapat membuat anak juga merasa nyaman dan tentram. Hal
ini berarti keluarga yang harmonis dengan suasana rumah yang nyaman dan
tentram dapat menstimulus anak dalam kegiatan belajarnya, yang tentunya jika
anak dapat belajar dengan baik akan berpengaruh pada prestasi akademik yang
baik. Karena dengan cara belajar yang baik akan menghasilkan prestasi yang
baik pula.
selaras dengan prestasi akademik. Artinya, banyak juga siswa yang berangkat
belajar yang memadai; salah satunya adalah siswa yang menjadi obyek