Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN

JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP NILAI


TUKAR RP/US$
2016-2019

Oleh

Nama : Agung Gunawan


Nim : 25189107

Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Manajemen

Program Studi Ilmu Manajemen


Konsentrasi Keuangan

Oleh :

Abdulah Rakhman

UNIVERSITAS BAKRIE

i
Abstrak (Indo)
Globalisasi menyebabkan kegiatan atau aktivitas ekonomi menjadi satu
kesatuan global (globally unified). Perubahan yang terjadi pada ekonomi
suatu negara secara cepat memengaruhi ekonomi negara lain terutama
negara-negara yang menjadi partner ekonomi atau yang mempunyai
hubungan ekonomi yang sangat erat. Menurut Puspitaningrum dkk (2016),
perdagangan internasional melibatkan suatu negara dengan negara lain
dan menjadikan negara-negara di dunia menjadi lebih terikat.
Penggunaan uang dalam perekonomian terbuka tersebut ditetapkan
dengan menggunakan mata uang yang telah disepakati. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai tukar mata uang yang
timbul karena adanya ketidakpastian nilai tukar itu sendiri. Perubahan nilai
tukar ini berpengaruh langsung terhadap perkembangan harga barang
dan jasa di dalam negeri.
Pada aktivitas ekonomi terdapat perubahan biasanya tercermin dalam
fluktuasi nilai mata uang. Tentu saja, konsekuensinya bagi perusahaan-
perusahaan multinasional atau perusahaan-perusahaan eksportir atau
importir akan menghadapi kecemasan depresiasi atau apresiasi. Belum
lagi mengantisipasi aktivitas para spekulan mata uang yang kadang cukup
signifikan mempengaruhi nilai mata uang. Menurut Berlianta dalam
penelitian Zahroh dkk, (2016) Mata uang yang digunakan sebagai
pembanding dalam tukar menukar mata uang adalah Dolar Amerika
Serikat (US Dolar) karena Dolar Amerika merupakan salah satu mata
uang yang kuat dan merupakan mata uang acuan bagi sebagian besar
negara berkembang. H2O

Abstrak (Bhs Inggris)

Globalisasi menyebabkan kegiatan atau aktivitas ekonomi menjadi satu


kesatuan global (globally unified). Perubahan yang terjadi pada ekonomi
suatu negara secara cepat memengaruhi ekonomi negara lain terutama
negara-negara yang menjadi partner ekonomi atau yang mempunyai
hubungan ekonomi yang sangat erat. Menurut Puspitaningrum dkk (2016),
perdagangan internasional melibatkan suatu negara dengan negara lain
dan menjadikan negara-negara di dunia menjadi lebih terikat.
Penggunaan uang dalam perekonomian terbuka tersebut ditetapkan
dengan menggunakan mata uang yang telah disepakati. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai tukar mata uang yang
timbul karena adanya ketidakpastian nilai tukar itu sendiri. Perubahan nilai
tukar ini berpengaruh langsung terhadap perkembangan harga barang
dan jasa di dalam negeri.

ii
Daftar Isi

Abstrak (Indo)...................................................................................................................ii
Abstrak (Bhs Inggris).......................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................6
C. Batasan Masalah....................................................................................................6
D. Batasan Penelitian.................................................................................................6
E. Rumusan Masalah..................................................................................................7
F. Tujuan Penelitian....................................................................................................7
G. Manfaat Penelitian................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi menyebabkan kegiatan atau aktivitas ekonomi menjadi satu
kesatuan global (globally unified). Perubahan yang terjadi pada ekonomi
suatu negara secara cepat memengaruhi ekonomi negara lain terutama
negara-negara yang menjadi partner ekonomi atau yang mempunyai
hubungan ekonomi yang sangat erat. Menurut Puspitaningrum dkk (2016),
perdagangan internasional melibatkan suatu negara dengan negara lain
dan menjadikan negara-negara di dunia menjadi lebih terikat.
Penggunaan uang dalam perekonomian terbuka tersebut ditetapkan
dengan menggunakan mata uang yang telah disepakati. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai tukar mata uang yang
timbul karena adanya ketidakpastian nilai tukar itu sendiri. Perubahan nilai
tukar ini berpengaruh langsung terhadap perkembangan harga barang
dan jasa di dalam negeri.
Pada aktivitas ekonomi terdapat perubahan biasanya tercermin dalam
fluktuasi nilai mata uang. Tentu saja, konsekuensinya bagi perusahaan-
perusahaan multinasional atau perusahaan-perusahaan eksportir atau
importir akan menghadapi kecemasan depresiasi atau apresiasi. Belum
lagi mengantisipasi aktivitas para spekulan mata uang yang kadang cukup
signifikan mempengaruhi nilai mata uang. Menurut Berlianta dalam
penelitian Zahroh dkk, (2016) Mata uang yang digunakan sebagai
pembanding dalam tukar menukar mata uang adalah Dolar Amerika
Serikat (US Dolar) karena Dolar Amerika merupakan salah satu mata
uang yang kuat dan merupakan mata uang acuan bagi sebagian besar
negara berkembang. H2O
Nilai tukar (Kurs) sendiri merupakan salah satu harga yang penting bagi
negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, pergerakan kurs
ditentukan oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang
terjadi di pasar, karena nilai tukar (kurs) memiliki pengaruh yang besar
bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi
lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian
suatu negara. Negara dengan kondisi nilai tukar yang stabil, menunjukkan
bahwa perekonomian negara tersebut pun relatif stabil (Marina, 2016).
Nilai tukar mеrupakan salah satu indikator yang mеnunjukkan bahwa
pеrеkonomian suatu nеgara lеbih baik dari nеgara lain. Sеmakin tinggi
nilai tukar mata uang sеbuah nеgara tеrhadap nеgara lain mеnunjukkan
bahwa nеgara tеrsеbut mеmiliki pеrеkonomian yang lеbih baik dari pada
nеgara lain (Musyaffa,2017). Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing
menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam
nilai mata uang negara lain atau jumlah uang domestik yang dibutuhkan,
yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata
uang asing. (Sukirno dalam Penelitian Kadek,2019)

2
Gambar 1.1
Nilai Tukar Rupiah ke Dolar

Sumber : https://www.bi.go.id/id/default.aspx
Menurut data yang diperoleh dari Bank Indonesia, kurs rupiah terhadap
dolar Amerika sejak tahun 2016 cenderung mengalami tren depresiasi
yang Fluktuatif dan berkelanjutan bahkan terus-menerus mencapai level
terendah sejak Agustus 1998. Hal ini salah satunya disebabkan dampak
ketidakstabilan kondisi perekonomian global dan banyaknya fenomena
yang merubah perekonomian global. Seperti saat turunnya harga emas
dan minyak dunia hingga tekanan perekonomian dunia yang didominasi
Amerika dan China.
Pada negara Indonesia sendiri kenaikan harga minyak dunia berimbas
pada kenaikan harga dan semakin tingginya nilai subsidi yang harus
dianggarkan oleh pemerintah Indonesia. Karakteristik tingkat inflasi yang
kurang stabil di Indonesia menyebabkan deviasi yang lebih besar dari
proyeksi inflasi tahunan, akibat dari ketidakjelasan inflasi semacam ini
adalah terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti biaya peminjaman yang
lebih tinggi di negara ini (domestik dan internasional) dibandingkan
dengan negara-negara berkembang lainnya. Selain itu inflasi yang naik
akibat reformasi harga BBM bersubsidi menyebabkan capital outflows
besar-besaran dari negara-negara berkembang dan menyebabkan
pelemahan tajam mata uang pada negara-negara tersebut sehingga
menimbulkan tingginya ancaman kenaikan suku bunga AS.
Berdasarkan sudut pandang teori makro ekonomi, menurut Miranda dalam
penelitian Zulfiki (2016) ada empat faktor yang dapat mempengaruhi nilai
tukar, yaitu tingkat suku bunga, tingkat inflasi, peredaran uang dan neraca
pembayaran. Ketiga faktor yang pertama merupakan faktor-faktor yang
sangat penting dalam mempengaruhi atau menentukan nilai tukar. Neraca
pembayaran merupakan faktor yang cukup kompleks, karena
mempertimbangkan lebih banyak faktor ekonomi dibanding ketiga lainnya.

3
Inflasi merupakan fenomena moneter dalam suatu negara di mana naik
turunnya inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi
karena inflasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, neraca
perdagangan internasional, nilai utang piutang antarnegara, tingkat bunga,
tabungan, domestik, pengangguran, dan kesejahteraan masyarakat
(Kadek,2019) Inflasi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang
memiliki hubungan erat dengan nilai tukar. “Inflasi adalah kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus” sehingga
perubahan dalam laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan
internasional. (Zahroh dkk,2016) Apabila inflasi itu ringan justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang semangat bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi
yang tak terkendali (hiperinflasi), keadaan ekonomi menjadi kacau dan
perekonomian dikatakan lesu orang tidak bersemangat kerja, menabung
dan mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan
cepat (Litka,2019).
Indikator makro ekonomi lain yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah
adalah tingkat suku bunga SBI. Fluktuasi nilai tukar yang berimplikasi
pada perubahan tingkat inflasi pada akhirnya mengakibatkan pula
peningkatan dan penurunan suku bunga domestik. Perubahan tingkat
suku bunga akan memberikan pengaruh terhadap aliran dana suatu
negara sehingga akan memengaruhi pula permintaan maupun penawaran
nilai tukar mata uang. Suku bunga yang relatif tinggi dapat menarik arus
masuk asing (untuk berinvestasi pada sekuritas yang menawarkan
pengembalian yang tinggi), tetapi suku bunga relatif yang tinggi
mencerminkan prediksi inflasi yang relatif tinggi. Inflasi yang tinggi dapat
memberikan tekanan yang dapat menyebabkan mata uang lokal
terdepresiasi sehingga beberapa investor asing mungkin tidak berminat
untuk melakukan investasi pada sekuritas dalam mata uang tersebut.
Karena alasan ini, sangatlah perlu untuk mempertimbangkan suku bunga
riil (real interest rate), yang berupa penyesuaian suku bunga nominal
terhadap inflasi (Kusuma,2018).
Tingkat suku bunga SBI digunakan sebagai acuan bagi tingkat
pengembalian yang didapatkan oleh investor apabila berinvestasi pada
investasi yang bebas risiko. Peningkatan dan penurunan tingkat suku
bunga SBI mencerminkan tingkat bunga rupiah yang berlaku di pasar.
Fluktuasi nilai tukar yang berimplikasi pada perubahan tingkat inflasi pada
akhirnya mengakibatkan pula kenaikkan dan penurunan suku bunga
domestik. Melalui Bank Indonesia yang memiliki kebijakan dalam
mengontrol suku bunga, diharapkan dapat menciptakan stabilisasi nilai
Rupiah. Hal ini karena, perubahan tingkat suku bunga akan memberikan
pengaruh terhadap aliran dana suatu negara sehingga akan
mempengaruhi pula permintaan maupun penawaran nilai tukar mata uang
(Zahroh dkk, 2016).
Tingkat bunga mempunyai arti penting dalam mengendalikan stabilitas
ekonomi oleh karena itu tingkat bunga harus dibentuk sedemikian rupa

4
agar berdampak positif pada perekonomian secara keseluruhan. Bank
Indonesia selaku otoritas moneter terus melakukan intervensi yaitu
campur tangan dalam mengatur perekonomian yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi suatu sektor tertentu melalui pengeluaran
kebijakan moneter dan fiskal, Bank Indonesia telah melakukan berbagai
langkah antara lain menetapkan suku bunga SBI dengan harapan
melebarkan intervensi dan pengetatan likuidasi (Ferinand, 2015).
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia dan merupakan salah satu komponen yang
digunakan pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang beredar.
Berbagai cara ditempuh oleh pemerintah untuk menstabilkan kembali nilai
tukar, salah satunya cara yang ditempu yaitu dengan mepenetapan suku
bunga SBI agar menarik jumlah uang beredar yang ada di masyarakat
(Ferdinand,2015). Jumlah uang beredar sendiri memiliki pengertian jumlah
mata uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral yang terdiri
dari uang logam dan uang kertas termasuk uang kuasi atau near money
yang meliputi deposito berjangka, tabungan serta rekening valuta asing
milik swasta domestik (Hudaya dalam Lutfiah,2020).
Hubungan uang beredar dan kurs yaitu apabila rupiah terapresiasi maka
akan meningkatkan konsumsi khususnya barang-barang import yang
berpengaruh terhadap jumlah uang beredar (Suhesti dkk, 2018). Bank
Indonеsia dalam mеnjaga kondisi еkonomi mеnеtapkan suatu kеbijakan
monеtеr untuk mеlindungi kеstabilan faktor makro еkonomi yang
diharapkan dapat mеmpеrkuat pеrеkonomian dalam jangka panjang.
Salah satu faktor makro еkonomi adalah jumlah uang beredar, dimana
dalam pеndеkatan monеtеr, jumlah uang bеrеdar (monеy supply)
mеmеgang pеranan yang pеnting dalam pеrеkonomian suatu nеgara.
Jumlah uang bеrеdar yang bеrlеbihan dalam pеrеkonomian suatu nеgara
akan dapat mеmbеrikan tеkanan pada nilai tukar mata uangnya tеrhadap
mata uang asing. Naiknya pеnawaran uang atau jumlah uang bеrеdar
akan mеnaikkan harga barang yang diukur dеngan tеrm of monеy
sеkaligus akan mеnaikkan harga valuta asing yang diukur dеngan mata
uang domеstik (Triyono dalam penelitian Kusuma 2018).
Tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan jumlah uang beredar terhadap nilai
tukar (kurs) memiliki pengaruh yang signifikan maupun tidak signifikan dari
hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dari itu
perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh antara
masing-masing variabel tersebut. Pada penelitian Lailatul (2019), Utari dkk
(2018), Litka (2019), Puspitaningrum dkk (2016) inflasi memiliki pengaruh
positif yang signifikan, sementara pada penelitian Marina (2016) inflasi
tidak berhubungan positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
tukar dan, Musyaffa (2017), Noor (2015) inflasi memiliki hubungan yang
positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai tukar dan pada penelitian Helen
(2020), Henny (2019), Yemima (2019), Silviana (2018), Listika (2018) dan
Theo (2014) inflasi memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap
nilai tukar.
Penelitian yang dilakukan oleh Ferdinandus (2015), Asri dkk (2016),
Kusuma (2018), Aminah (2016), Ansori (2015), Kirana (2017)

5
menunjukan bahwa tingkat suku bunga SBI memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap tingkat nilai tukar rupiah terhadap Dolar amerika
sementara pada penelitian yang di lakukan oleh Puspitaningrum dkk
(2016), Kajjah (2015) suku bunga SBI memiliki hasil perhitungan yang
berbeda yaitu tingkat suku bunga SBI memberi pengaruh negatif tetapi
signifikan terhadap nilai tukar,
Jumlah uang beredar pada penelitian (Hidayati, 2018) Marina (2016),
Magfiroh dan Widiastuti (2019), Demak dkk (2018), Musyafa (2017), Asri
dkk (2016), Ulfa (2016), Hellen (2020) menyimpulkan bahwa jumlah uang
beredar memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai tukar
rupiah, namun pada penelitian yang di lakukan oleh Noor (2016) Jumlah
uang beredar memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai tukar
rupiah.
Fenomena dan perbedaan hasil penelitian tersebut menandakan perlu
adanya kajian ulang atau penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
pengaruh yang terjadi antar masing-masing variabel yaitu pada variabel
tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan jumlah uang beredar terhadap nilai
tukar (kurs). Berdasarkan data dan hasil penelitian terdahulu yang masih
menunjukkan hasil kontradiktif, maka penulis tertarik untuk menelaah lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kurs rupiah/dolar AS.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul “ANALISIS
PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN JUMLAH
UANG BEREDAR TERHADAP NILAI TUKAR (Rp/US$) PERIODE 2016-
2019
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dapat
diidentifikasi antara lain,
1. Apakah neraca perdagangan memengaruhi terhadap nilai tukar
(Rp/US$)
2. Apakah neraca pembayaran memengaruhi nilai tukar (Rp/US$)?
3. Apakah cadangan devisa memengaruhi nilai tukar (Rp/US$)?
4. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar (Rp/US$)?
5. Bagaimana pengaruh suku bunga SBI terhadap nilai tukar (Rp/US$)?
6. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar (JUB) terhadap nilai tukar
(Rp/US$)?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian dan bidang yang diteliti lebih terarah, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar (Rp/US$)?
2. Bagaimana pengaruh suku bunga SBI terhadap nilai tukar
(Rp/US$)?
3. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar (JUB) terhadap nilai
tukar (Rp/US$)?

6
D. Batasan Penelitian
Penulis membatasi penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Kurs Rupiah terhadap dolar Amerika (Rp/US$) yang digunakan
yaitu dengan menggunakan kurs tengah. Kurs tengah merupakan
penjumlahan antara kurs jual dan kurs beli kemudian dibagi dua,
digunakannya kurs tengah ini yaitu agar data yang digunakan lebih
objektif dan lebih empirik dengan tidak melihat nilai dari tingkat
harga saat jual atau beli.
2. Jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
M2.
3. Untuk setiap variabel dalam penelitian ini, data yang digunakan
adalah data bulanan.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah,
maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimana Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
SBI, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Tukar (Rp/US$) Periode
2016 - 2019?”

F. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat inflasi
terhadap nilai tukar (Rp/US$).
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh suku bunga SBI
terhadap nilai tukar (Rp/US$).
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah uang
beredar (JUB) terhadap nilai tukar (Rp/US$).

G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Kegunaan yang diperoleh yaitu sebagai bahan
pertimbangan bagi para investor untuk memilih forex trading
sebagai instrumen investasi yang cocok dengan melihat dari
pergerakan yang terjadi pada tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan
jumlah uang beredar.

2. Bagi Peneliti
a. Untuk menambah wawasan penulis sesuai dengan
disiplin ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan.(Hidayati,
2018)
b. Sebagai praktek atas ilmu yang telah dipelajari selama
perkuliahan.
3. Bagi Lembaga Pendidikan

7
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat bagi pengembangan disiplin ilmu ekonomi serta mampu
memberikan informasi pembanding dengan penelitian-penelitian
terdahulu dan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya
yang akan melakukan penelitian dengan judul dan topik yang
sejenis.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, Rizki. (2015). “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, SBI, Jumlah


Uang Beredar dan Tingkat Pendapatan Terhadap Nilai Tukar
Rupiah ke Dolar Amerika” Universitas Syariff Hidayatullah Jakarta.

Asri, Fattahilah, dkk. (2016). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluktiasu


Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat” Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.

Azizah, Luthfiah, dkk. (2020) “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah
Uang Beredar Luas Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 2010-
2029” Universitas Kristen Satya Wacana

Donald R Cooper dan Pamela S.Schindler. (2017). Metode Penelitian


Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Ghozali, Imam. (2015). Partial least squares Smartpls 3.0. Edisi Kedua.
Universitas Diponegoro. Semarang.

Haryono, Siwoyo. (2017). Metode SEM untuk penelitian manajemen


AMOS LISREL PLS. Jakarta. Penerbit : Luxima.

Helen, Felinda, (2020). “Pengaruh Tingkat Inflasi Jumlah Uang Beredar,


dan Cadangan Devisa terhadap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar
Amerika (2016-2018)” Kwikkiangie School Of business Jakarta.

Hidayati, W. N. (2018). Pengaruh Audit Delay, Reputasi Auditor,


Pergantian Manajemen, Financial Distress, Pertumbuhan
Perusahaan Dan Kepemilikan Publik Terhadap Auditor Switching
Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (Bei) 2010-2015. Scientific Journal Of Reflection:
Economic, Accounting, Management and Business, 1(4), 461-470.

Kajjah, Minkhattul, (2015). “ Pengaruh Inflasi dan tingkat suku bunga SBI
terhadap nilai tukar U$D/Rp 2011-2013” Fakultas Ekonomi
Universitas Negri Semarang.

Kusuma, Keffi. (2018) “Pengaruh inflasi, jumlah uang beredar, dan suku
bunga SBI terhadap nilai tukar kurs (2015-2017)” Kwikkiangie
School Of business Jakarta.

Litka, Henny. (2019) “Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Nilai
Tukar Rupiah Pada Dolar Amerika Periode Tahun 2015-
2017”Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Madura, Jeff. Internasional Financial Management. 13th edition Florida


Atlantic University. (2018).

9
Maghfiroh, Lailatul. (2019) “Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia, Jumlah
Uang Beredar dan Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Tukar atas Dolar
AS Periode 2012-2017 di Indonesia” Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga.

Marrinah, Amiruddin. (2016). “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi dan


Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia”
Universitas Alaudin Makasar.

Musyaffa,Arfifan. (2017). “Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan


Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar (Studi
pada Bank Indonesia 2011-2015)” Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya.

Natsir, M. (2014). “Ekonomi Moneter & Kebanksentralan” , Kendari :


Penerbit Mitra Wacana Media

Ningsih, Suhesti. (2018) “Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga


dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 2014-2016”
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta.

Noor, Zulki. (2015) “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Jumlah Uang
Beredar Terhadap Nilai Tukar” Program Studi Magister Manajemen
Universitas Winaya Mukti.

Puspitaningrum, Roshinta, dkk. (2016). “Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat


Suku Bunga SBI, dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Nilai Tukar
Rupiah BI 2013-2012” Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang.

Rahardja Pratama dan Manurung Mandala. Pengantar Ilmu Ekonomi


(microeconomic dan macroeconomi). Jakarta. Penerbit: Salemba
Empat.

Sancaya, Kadek. (2019) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Kurs


Dolar Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia” Faultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali.

Stenley, Ferdinandus. (2015). “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat


Bank Indonesia terhadap Perubahan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah atas
dolla amerika” Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura.

Utari, Demak. (2018) “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Jumlah Uang


Beredar, Dan Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar”
Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Hidayati, W. N. (2018). Pengaruh Audit Delay, Reputasi Auditor,


Pergantian Manajemen, Financial Distress, Pertumbuhan Perusahaan
dan Kepemilikan Publik Terhadap Auditor Switching pada

10
Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI 2010-2015.
Scientific Journal of Reflection: Economic, Accounting, Management
and Business, 1(4), 461–470. https://doi.org/10.5281/zenodo.1437016

KOMPUTER BISNIS

11

Anda mungkin juga menyukai