Anda di halaman 1dari 4

BAB VII

PERAWATAN BERKALA SISTEM REM ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM (ABS)


PADA KENDARAAN RINGAN

A. KONSEP DASAR SISTEM REM ANTI LOCK BRAKE SYSTEM ( ABS )


Sistem rem anti terkunci atau anti-
lock braking system (ABS) merupakan sistem
pengereman pada mobil agar tidak terjadi
penguncian roda ketika terjadi pengereman
mendadak/keras. Sistem ABS merupakan
fitur keselamatan pada kendaraan untuk
mempertahankan traksi ban terhadap jalan
saat pengemudi melakukan pengereman,
mencegah roda kendaraan agar tidak terkunci,
dan menghindari laju kendaraan yang tak
terkendali. Rem ABS dapat melakukan proses
tersebut karena didukung oleh rangkaian elektronika berupa motor dan electric valve yang akan
mengatur besar kecilnya penekan pada pengereman. Sistem ini diadopsi dari teknologi serupa di
pesawat térbang. ABS bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga sebagian atau
semua roda berhenti sementara mobil masih melaju dan membuat kendaraan tidak terkendali. Hal ini
tentu sangat berbahaya terutama jalan licin dan kelokan. Pada mobil yang dilengkapi dengan ABS,
ketika sensor mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk melepaskan
tekanan kembali ke titik normal, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu
berlangsung sangat cepat, yaitu mencapai 15 kali/detik. Sehingga, mobil tetap dapat dikendalikan dan
jarak pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecglakaan.

Kelebihan penggunaan rem ABS antara lain


sebagai berikut.
1. Pengereman dapat dilakukan lebih cepat
daripada sistem biasa yang terdapat pada mobil.
2. Pengeremannya lebih stabil apabila terjadi
pengereman mendadak namun tidak membuat
mobil kehilangan pengendalian sebesar 5-30%
dibandingkan dengan pengereman standar yang
terdapat di mobil yang umumnya menggunakan
dua buah rem cakram dan dua buah tromol
tekanan gas yang diatur oleh pabrik.
3. Sistem keamanan lebih terjamin karena meminimalisir terjadinya selip saat pengereman.
4. Cocok digunakan untuk menjelajahijalanan licin dan saat hujan
5. Saat roda mobil terperosok lumpur, cenderung lebih mudah lepas.
Sedangkan, beberapa kekurangan penggunaan rem ABS, antara lain.
1. Jika terjadi masuk angin/ada udara di dalam sistem rem, maka sulit untuk mengeluarkannya.
2. Minyak rem tidak boleh kosong.
3, Wheel speed sensor lebih sensitif sehingga mudah mengalami kerusakan.
4. Rem tidak pakem saat digunakan di jalan berkerikil, kontur jalan tidak rata, atau saat rem basah
terkena air.

B. KOMPONEN DAN CARA KERJA REM ABS


Rem ABS merupakan sistem rem
yang diciptakan tidak hanya untuk
mencegah terkuncinya roda-roda belakang
selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi
juga untuk mengontol roda-roda depan agar
kendaraan tidak berputar (slip) serta
menjaga pengendalian kendaraan menjadi
lebih baik. Rem ABS memanfaatkan sistem
hidrolis dan sistem elektrik. Komponen-
komponen hidrolis,pada rem ABS, antara
lain sebagai berikut
1. Komponen hidrolis.
Komponen hidrolis pada sistem rem ABS terdiri dari
katup-katup, booster pump, booster, master cylinder,
dan accumulator hidrolik. Berikut merupakan
penjelasan mengenai
komponen hidrolis pada rem ABS.
a. Katup kontrol berfungsi untuk mengontrol tekanan
fluida pada sistem rem.
b. Booster pump berfungsi untuk meningkatkan tekanan
hidrolik fluida pada sistem ABS.
c. Booster/master cylinder terdiri dari katup dan piston yang berfungsi untuk mengatur tekanan hidrolik
saat ABS bekerja.
d. Accumulator hidro lik bertungsi untuk menyimpan kelebihan fluida saat rem ABS bekerja.
e. Katup hidrolik merupakan katup yang mengontrol tekanan hidrolik secara langsung. Katup
hidrolik terdiri dari katup solenoid, katup utama, dan katup sirkuit pada roda.

2. Komponen elektrik.
Komponen elektrik pada sistem rem ABS terdiri dari sensor-sensor, controller,
dan aktuator. Berikut merupakan penjelasan mengenai komponen elektrik pada rem ABS.
a. Sensor
Sensor merupakan komponen elektrik pada kendaraan yang digunakan untuk mendeteksi suatu
kondisi kendaraan, seperti kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kendaraan. Sekarang ini, kendaraan
telah dilengkapi dengan banyak sensor-sensor yang akan langsung mendeteksi kerusakan pada
kendaraan tersebut. Apabila terjadi kerusakan, maka sensor akan mengirimkannya ke dalam mesin
(ECU)! Demikian halnya pada sistem rem ABS juga dilengkapi dengan sensor-sensor, seperti:
1) Wheel speed sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya slip pada
roda kendaraan. Wheel speed sensor bekerja layaknya CKP sensor dengan memanfaatkan
perpotongan GGM untuk mengetahui RPM. Data sensor tersebut dikirim ke control module.
2) Brake fluid level sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ketinggian
minyak rem di reservoir. Saat ketinggian minyak rem tidak mencukupi, sistem ‘akan
memberitahu pengemudi lewat MIL (Malfungcion Indicator Lamp) di dasboard.
b. Controller
Komponen ini hampir sama seperti Engine Control Modul (ECM) pada mesin, hanya
pengaturan yang dilakukan adalah pada sistem pengereman. ABS Control Modul (ABSCM) merupakan
suatu unit yang memproses semua data yang dikirim oleh sensor untuk mengendalikan kerja sistem rem
ABS dengan cara mengatur kerja setiap solenoid yang ada di dalam hidrolik unit (aktuator).

Wheel speed sensor Tone ring ABS Pump Wirring Harness ABS warning

c. Aktuator
Aktuator merupakan komponen yang berfungsi melakukan perintah yang diperoleh dari ABS
Control mesin (ABSCM). Aktuator tersusun atas beberapa komponen yaitu sebagai berikut.
1) Katup selenoid atau solenoid valve merupakan komponen yang berfungsi untuk menutup
aliran minyak rem saat terjadi penekanan yang berlebihan.
2) Motor ABS merupakan komponen yang berfungsi untuk menekan minyak rem melalui sistem
elektrik.
C. PERAWATAB BERKALA PADA REM ABS
Rem ABS merupakan salah satu fasilitas pada sistem rem yang membuat pengemudi dapat
mengerem kendaraan dengan aman walaupun dilakukan secara mendadak. Dengan adanya fitur rem
ABS, pengemudi akan merasa aman ketika melaju di jalanan yang licin. Namun, pengemudi perlu
berhati-hati ketika mengemudikan kendaraan pada kecepatan tinggi di jalanan berkerikil, atau kontur
jalan tidak rata, atau saat rem basah terkena air, sistem rem ABS tidak dapat bekerja dengan optimal
pada kondisi jalan tersebut. Rem ABS kadang rentan mengalami masalah, terutama apabila rem ABS
tidak dirawat secara berkala. Apabila telah terjadi kerusakan, perbaikan rem ABS ini cukup memakan
waktu dan cukup rumit. Oleh sebab itu, sistem rem ABS pada kendaraan perlu dirawat dengan rutin
agar tetap maksimal kerjanya.
Sebagian mobil yang mengalami kerusakan pada sistem rem ABS, maka rem ABS itu tidak
akan berfungsi dan pengereman kendaraan kembali mengandalkan rem konvensional saja. Sehingga,
ketika pengemudi melakukan pengereman normal, dia tidak akan merasakan ada masalah pada sistem
rem. ABS. Namun, ketika pengemudi mengerem mendadak, pengereman mobil akan terasa kurang jika
dibandingkan ketika ABS masih berfungsi normal. Selain itu, kerusakan pada sistem rem ABS juga
dapat dilihat pada lampu indikator ABS serta lampu rem tangan pada panel instrumen yang terus
menyala. Namun, ada juga di beberapa mobil yang jika ABS nya rusak maka mobil akan berhenti diam
dan roda seperti mengunci.
Kerusakan pada sistem ABS biasanya kemungkinan akan disebabkan oleh dua hal yaitu sistem
ABS nya yang bermasalah atau jalur rem konvensional yang menuju sistem rem ABS yang bermasalah
dan menyebabkan ABS menjadi ikut tidak berfungsi. Untuk mengetahui sensor ABS dari roda sebelah
mana yang rusak dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat scanner atau diagnostic untuk
mobil tersebut. Selain itu, indikator kerusakan pada sistem rem ABS dapat dirasakan pengemudi saat
menginjak pedal rem. Apabila setelah menginjak pedal rem dalam, pengemudi tidak merasakan adanya
denyutan, maka rem ABS mengalami masalah.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pemeliharaan pada rem ABS kendaraan.


1. Memastikan Sensor Selalu dalam Keadaan Bersih
2. Menghindari Menginjak Rem Berkali-Kali
3. Melakukan Penggantian pada Minyak Rem Secara Teratur
4. Memeriksa Kondisi Kampas Rem

Anda mungkin juga menyukai