Cahaya Dan Optik
Cahaya Dan Optik
A. Sifat-Sifat Cahaya
1. Cahaya Merambat Lurus
Bukti cahaya merampat lurus dapat dilihat pada cahaya matahari yang melalui
jendela atau lubang ventilasi ke dalam rumah. Cahaya tersebut akan membentuk
sebuah garis lurus. Pembuktian lainnya dapat dilihat pada lampu senter yang
disorotkon ke suatu tembok. Cahaya yang berasal dari lampu senter akan
membentuk lintasan lurus. Cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-
hari terlihat pada lampu mobil atau motor. Lampu mobil dan motor dimanfaatkan
untuk menerangi perjalanan pada malam hari.
2. Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pemantulan teratur
dan baur. Pemantulan teratur adalah pemantulan berkas cahaya sejajar yang terjadi
jika cahaya mengenai benda dengan permukaan rata dan mengkilap, contohnya
pada cermin. Sementara, pemantulan baur atau difus yakni pemantulan cahaya
tidak teratur yang terjadi saat cahaya mengenai benda dengan permukaan kasar,
bergelombang dan tidak mengkilap. Contohnya cahaya yang mengenai air, batu
dan aspal.
Berkas sinar yang mengenai cermin disebut sinar datang. Sedangkan berkas sinar
yang meninggalkan cermin disebut sinar pantul. Sebuah garis putus-putus yang digambar
tegak lurus permukaan cermin disebut garis normal. Sudut yang dibentuk oleh sinar
datang dan garis normal disebut sudut datang, yang dilambangkan dengan i. Sedangkan
sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal disebut sudut pantul, yang
dilambangkan dengan r. Sinar yang jatuh pada permukaan yang rata akan dipantulkan
sesuai dengan hukum pemantulan sebagai berikut:
a. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar
b. Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
b) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan
melalui titik pusat kelengkungan cermin pula.
1. Pilih sebuah titik pada bagian ujung atas benda dan lukis dua sinar
datang melalui titik tersebut menuju cermin.
2. Setelah sinar-sinar datang tersebut mengenai cermin, pantulkan kedua
sinar tersebut sesuai kaidah sinar istimewa cermin cekung.
3. Tandai titik potong sinar pantul sebagai tempat bayangan benda.
4. Lukis perpotongan sinar-sinar pantul tersebut.
Berdasarkan gambar tersebut bayangan yang terbentuk bersifat
maya, tegak, dan diperbesar.
Keterangan gambar:
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) di- pantulkan sejajar sumbu
utama
C. Lensa
1. Pembentukan Bayangan pada Lensa
Lensa adalah benda bening yang memiliki permukaan berbentuk cekung atau
cembung dan berfungsi untuk membiaskan cahaya. Lensa secara umumnya ada
yang berbentuk cembung dan cekung. Lensa cembung bagian tengahnya lebih
tebal dari bagian pinggir. Lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis dari bagian
pinggirnya.
2. Pembiasan pada Lensa Cembung
Penerapan hukum pembiasan cahaya pada benda ternyata menentukan sinar-sinar
istimewa pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung. Sinar-sinar istimewa pada
lensa cembung dapat dilihat pada Tabel berikut.
Jika ketiga sinar istimewa yang berasal dari suatu benda di lukiskan pada satu
lensa, maka akan terbentuk bayangan hal-hal seperti gambar berikutnya.
Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa cekung bergantung pada posisi
benda. Sifat bayangan pada lensa cekung dapat ditentukan melalui bantuan
diagram sinar-sinar istimewa. Dalam lensa cekung, benda yang terletak di depan
lensa akan selalu menghasilkan bayangan maya, tegak,, perkecil dan terletak di
depan lensa.
4. Persamaan Lensa
Persamaan pada lensa cembung sama dengan persamaan pada lensa cekung.
Hubungan antara jarak fokus (f), jarak bayangan (s’), dan jarak (s) adalah sebagai
berikut.
1 1 1
= +
f s s'
Perbesarannya :
M= =
s ||||
s' h'
h
Pada lensa cembung titik focus bernilai positif (sama seperti pada cermin cekung),
sedangkan pada lensa cekung, titik focus bernilai negative (sama seperti pada
cermin cembung). Setiap lensa mempunyai kemampuan yang berbeda- beda
dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar. Kemampuan lensa dalam
mengumpulkan atau menyebarkan sinar disebut kuat lensa (D) dan memiliki
satuan dioptri. Kuat lensa merupakan kebalikan dari panjang focus. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
1
D=
f
Dengan syarat f harus dinyatakan dalam meter (m). Jika f dalam sentimeter (cm)
maka rumus menjadi :
100
D=
f
Organ penglihatan yang dimiliki oleh manusia adalah mata. Organ ini
berbentuk bulat. Organ ini tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang
masing-masing bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata kita dibalut
oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera,
lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan
ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam, yaitu retina.
a) Kornea
Mata memiliki bentuk seperti bola dengan diameter ± 2,5 cm. lapisan
terluar mata disebut sklera yang membentuk putih mata, dan
bersambung dengan bagian depan bening yang disebut kornea. Cahaya
masuk kemata melewati kornea. Lapisan kornea mata terluar bersifat
kuat dan tembus cahaya. Kornea berfungsi untuk melindungi bagian
yang sensitif yang berada di belakangnya dan membantu memfokuskan
bayangan pada retina.
d) Lensa Mata
Setelah melewati pupil, cahaya bergerak merambat ke lensa. Lensa mata
berbentuk biconvex (Cembung depan-belakang), seperti lensa pada kaca
pembesar. Lensa mata bersifat fleksibel. Otot siliar yang ada dalam
mata akan membantu mengubah lensa mata. Ketika melihat benda yang
berada pada jarak jauh, otot siliaris akan mengalami relaksasi. Hal ini
akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih datar atau mata melihat
tanpa berakomodasi. Ketika melihat benda yang berada pada jarak dekat,
otot siliaris akan mengalami kontraksi. Hal ini akan menyebabkan lensa
mata menjadi lebih cembung.
e) Retina
Cahaya yang melewati lensa selanjutnya akan membentuk bayangan
yang kemudian ditangkap oleh retina. Retina merupakan sel yang
sensitive terhadap cahaya matahari atau saraf penerima rangsang sinar
(Fotoreseptor) yang terletak pada bagian belakang mata. Retina terdiri
dari dua macam sel fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel
kerucut memungkinkan untuk melihat warna, tetapi membutuhkan
cahaya yang lebih terang dibandngkan sel batang. Sel batang akan
menunjukkan responsnya ketika berada pada tempat yang redup. Sel
batang mampu menerima rangsangan sinar tidak berwarna, jumlahnya
sekitar 125 juta. Sel kerucut mampu menerima rangsang sinar yang kuat
dan warna, jumlanya 6,5-7 juta.
f) Sklera
Sklera adalah bagian dinding putih mata. Sklera ini berfungsi untuk
melindungi struktur mata dan membantu mempertahankan bentuk mata.
g) Koroid
Koroid adalah dinding mata yang berfungsi sebagai penyuplai oksigen
dan nutrisi untuk bagian-bagian mata yang lain, khususnya
retina. Koroid biasanya berwarna cokelat kehitaman atau hitam. Warna
ini bertujuan agar cahaya tidak dipantulkan kembali.
h) Bintik Buta
Bintik buta adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan dan
membelokkan berkas saraf menuju otak. Di bagian mata ini, tidak ada
sel-sel yang peka terhadap rangsangan cahaya. Itu artinya, ketika ada
bayangan benda yang jatuh ke titik ini, kita tidak akan bisa melihatnya.
i) Saraf Optik
Saraf optik berfungsi untuk meneruskan informasi visual benda yang
diterima retina menuju ke otak. Nah, saraf optik ini lah yang membuat
kita dapat mengetahui bagaimana bentuk suatu benda yang kita lihat.
Oleh karena itu, jika saraf optik ini rusak, maka kita tidak akan bisa
melihat.
c) Buta Warna
Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang disebabkan oleh
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap warna
tertentu. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada yang buta
warna total dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu
melihat warna hitam dan putih saja, sedangkan buta warna sebagian
tidak dapat melihat warna tertentu, yaitu merah, hijau, atau biru.
d) Presbiopi
Presbiopi disebut juga rabun jauh dan dekat atau rabun tua, karena
kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua.
Kelainan jenis ini membuat si penderita tidak mampu melihat dengan
jelas benda-benda yang ada di jarak jauh atau benda yang berada di
dekat jarak. Hal tersebut diakibatkan oleh berkurangnya daya
akomodasi mata. Kelainan ini biasanya diatasi dengan kacamata
rangkap, yaitu kacamata cembung dan cekung. Pada kacamata dengan
lensa rangkap atau kacamata bifokal, lensa negatif bekerja seperti
kacamata untuk penderita miopi, sedangkan kacamata positif bekerja
seperti kacamata untuk penderita hipermetropi.
e) Astigmatisma
Astigmatisme atau dikenal sebagai silinder adalah sebuah gangguan
pada mata karena penyimpangan dalam pembentukan bayangan pada
lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat
memberikan gambar atau bayangan horizontal secara bersamaan.
Penglihatan si penderita menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan
ini, dapat menggunakan lensa silindris.
Mata serangga memiliki struktur yang khas. Mata serangga berbeda pada
manusia yang hanya memiliki satu lensa karena mata serangga tersusun atas
puluhan hingga ratusan lensa sehingga mata serangga disebut sebagai mata
majemuk. Sebagian serangga memiliki kepala yang sebagian besar atau
seluruhnya terdapat susunan lensa sehigga memungkinkan untuk serangga
tersebut untuk melihat pada jangkauan yang sangat lebar. Mata serangga juga
mampu untuk melihat gerakan yang sangat cepat sehingga serangga dapat
terhindar dari bahaya atau digunakan untuk menangkap mangsa yang memiliki
gerakan yang sangat lincah. Setiap mata serangga disebut sebagai omatidium yang
berfungsi sebagai reseptor penglihatan yang terpisah dan serangga memiliki
banyak ommatidium. Setiap omatidium terdiri atas:
a. Kamera
Prinsip kerja kamera mirip dengan mata manusia. Lensa kamera merupakan
bagian dari kamera yang berfungsi untuk membentuk bayangan, mirip lensa mata
pada mata. Kamera dilengkapi dengan film yang berfungsi sebagai tempat
bayangan, mirip dengan retina pada mata. Jika mata memiliki kemampuan untuk
berakomodasi, pada kamera pengaturan bayangan agar jatuh tepat pada film
dilakukan dengan cara menggerakkan lensa.
Prinsip kerja kamera secara umum sebagai berikut. Objek yang hendak difoto
harus berada di depan lensa. Ketika diafragma dibuka, cahaya yang melewati
objek masuk melalui celah diafragma menuju lensa mata. Lensa mata akan
membentuk bayangan benda. Supaya bayangan benda tepat jatuh pada film
dengan jelas maka letak lensa harus digeser-geser mendekati atau menjauhi film.
Mengeser-geser lensa pada kamera, seperti mengatur jarak fokus lensa pada mata
(akomodasi). Diagram pembentukan bayangan pada kamera ditunjukkan pada
gambar berikut ini.
Meskipun jarak terdekat objek yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh
mata adalah 25 cm (untuk jenis mata normal atau emetropi), lup
memungkinkan kalian untuk menempatkan objek lebih dekat dari 25 cm,
bahkan harus lebih kecil daripada jarak fokus lup. Hal ini karena ketika kalian
mengamati objek dengan menggunakan lup, yang kalian lihat adalah bayangan
objek, bukan objek yang sebenarnya. Ketika objek lebih dekat ke mata, sudut
pandangan mata akan menjadi lebih besar sehingga objek terlihat lebih besar.
Perbandingan sudut pandangan mata ketika menggunakan lup dan sudut
pandangan mata ketika tidak menggunakan lup disebut perbesaran sudut.
Dengan demikian, perbesaran yang terjadi pada lup adalah perbesaran anguler
(perbesaran sudut). Secara matematis, perbesaran anguler pada lup dituliskan
sebagai berikut.
tanθ '
m θ=γ =
tanθ
Keterangan:
h
θ=
Sn
Keterangan:
h
θ '=
f
Dengan demikian, perbesaran anguler oleh lup untuk mata tidak
berakomodasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Sn
m θ=
f
h
θ=
Sn
1 sn + f
=
s sn f
h
θ '=
s
s n+ f
θ '= h
sn f
Jadi, perbesaran anguler oleh lup untuk mata berakomodasi maksimum
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut.
sn
θ '= +1
f
Untuk mata normal, nilai sn (jarak baca normal) adalah 25 cm. Proses
pembentukan bayangan pada lup untuk pengamatan dengan mata
berakomodasi maksimum diperlihatkan pada gambar berikut ini.
3. Mikroskop
Mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa cembung). Lensa yang
terletak di dekat mata (lensa bagian atas) disebut lensa okuler. Sedangkan lensa
yang terletak dekat dengan objek benda yang diamati (lensa bagian bawah)
disebut lensa objektif. Hal yang perlu diingat adalah fokus pada lensa obyektif
lebih pendek dari fokus pada lensa okuler (fob < fok).
Prinsip kerja atau cara kerja mikroskop secara sederhana adalah lensa objektif
akan membentuk bayangan benda yang bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Bayangan benda oleh lensa objektif akan ditangkap sebagai benda oleh lensa
okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh mata.
Pada mikroskop, objek yang akan diamati harus diletakkan di depan lensa objektif
pada jarak antara fob dan 2fob sehingga bayangannya akan terbentuk pada jarak
lebih besar dari 2fob di belakang lensa objektif dengan sifat nyata dan terbalik.
Bayangan pada lensa objektif dipandang sebagai objek oleh lensa okuler dan
terbentuklah bayangan pada lensa okuler.
Agar bayangan pada lensa okuler dapat dilihat atau diamati oleh mata, bayangan
ini harus berada di depan lensa okuler dan bersifat maya. Hal ini dapat terjadi jika
bayangan pada lensa objektif jatuh pada jarak kurang dari fok dari lensa okuler.
Proses terbentuknya bayangan pada mikroskop, seperti yang diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Dari gambar ini, terlihat bahwa bayangan akhir yang
dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
4. Teleskop
Teropong bintang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Kedunya
menggunakan lensa positif (lensa cembung). Seperti halnya pada mikroskop,
penggunaan teropong bintang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mata
berakomodasi maksimum dan mata tanpa akomodasi.
s ' ob =f ob
f ok s n
sok =
f ok + s n
f ob
m θ=
sok
Perbesaran sudut ini merupakan perbesaran total oleh teropong bintang. Jadi,
perbesaran pada teropong bintang dapat dihitung dengan persamaan berikut
ini.
f ob
M=
sok
Keterangan:
mθ = perbesaran anguler
M = perbesaran lateral
d=s ' ob +s ok
d=f ob + s ok
s ' ob =f ob
Untuk lensa okuler, bayangan terbentuk di titik jauh mata (s’ok = ∞), sehingga
berlaku persamaan berikut.
sok =f ok
f ob
m θ=
f ok
f ob
M=
f ok
Keterangan:
Keterangan: