Keramik 221209 141304

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengolahan Bahan

Dalam membuat keramik terdapat bahan-bahan tertentu yang digunakan oleh pembuat
keramik, ada 3 macam bahan.

a. Tanah Liat

Pada tanah liat terdapat empat kandungan utama di antaranya ialah kaolinite,
montmorillonite, halloysite dan illite. Dengan adanya perbedaan di antara kandungan
tanah maka kemudian akan menghasilkan sifat yang berbeda pula.

Sifat yang penting pada tanah ini disebut juga sebagai plastisitas yang artinya
kemampuan ini akan dibentuk tanpa mudah retak, dengan kemampuan dilebur
(fusibilitas), bahan baku pasir (kwarsa), serta sebagai bahan non plastik atau
fungsi.

b. Pasir

Pasir berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahannya terlalu banyak
silika; maka pasir kemudian menyebabkan keretakan serta proses pembakaran yang
tengah berlangsung.

c. Feldspar

Feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik serta menurunkan
temperatur pembakaran. Terdapat beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya
adalah K-feldspar, Ca-feldspar dan Na-feldspar.

Pengolahan bahan ini merupakan proses mengolah bahan baku, di antaranya tanah liat
yang belum siap pakai hingga menjadi bahan keramik plastis yang siap pakai.
Pengolahan bahan sendiri umumnya dilakukan dengan dua metode yaitu basah maupun
kering. Baik dengan langkah manual maupun masimal.

Pengertian Teknik Pilin

Perlu diketahui bahwa keramik pada prinsipnya dibedakan menjadi 2 yakni keramik
tradisional serta keramik halus. Keramik Tradisional sebagai suatu keramik yang
komposisi utamanya berasal bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dan lain-lain.
Contoh dari keramik tradisional sendiri adalah industri refractory, barang pecah
belah atau dinnerware, serta berbagai keperluan rumah tangga tile dan bricks.

Selain itu terdapat juga Keramik Halus atau dalam bahasa inggris disebut fine
ceramics sebagai keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam
diantaranya ZrO2, MgO, AI2O3, dan lainnya. Penggunaan elemen tersebut kemudian
digunakan juga sebagai semikonduktor, komponen turbin pemanas, dan juga sangat
berguna dalam bidang medis.

Teknik pilin atau disebut juga sebagai teknik coiling dalam suatu proses pembuatan
kerajinan tangan dalam bentuk gerabah sendiri umumnya bersifat manual serta
menggunakan tangan secara langsung. Adapun cara melakukan teknik pilin adalah
dengan cara mengambil segumpal tanah liat terlebih dahulu lalu kemudian disatukan
oleh kedua telapak tangan dalam memilin tanah liat hingga akhirnya memiliki bentuk
memanjang menjadi sebuah tali.

Dalam penggunaan teknik pilin, seorang pengrajin juga dapat mengatur sendiri
diameter tanah liat yang dipilin sesuai dengan keinginan serta kebutuhannya masing-
masing. Setelah membuat pilinan tali tanah liat dengan jumlah dan diameter yang
diinginkan, setelahnya pengrajin dapat mulai membentuk kerajinan gerabah dengan
menempelkan tali pilinan yang satu dengan tali pilinan yang lainnya sambil
memberikannya sedikit air serta menekan tanah liat agar menyatu secara lebih kuat.

Teknik Pilin dalam Proses Pembuatan Keramik

Proses pembuatan keramik dapat dilakukan dalam 5 tahap pengerjaan. Keramik, umumnya
sendiri dibuat menggunakan bahan dasar tanah liat yang mengalami proses pembentukan
serta pembakaran.

Keramik sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
kemudian menghasilkan barang dari tanah liat, di antaranya gerabah, genteng,
porselin, dan lain sebagainya.

Teknik dan tahapan proses pembuatan keramik menjadi salah satu unsur yang penting
dalam membuat keramik. Dalam proses pembuatan keramik, terdapat juga beberapa
langkah atau proses pembuatan yang perlu diketahui.

Dalam pengolahan bahan terdapat beberapa proses tertentu yang harus dilakukan,
yakni:

• Pengurangan ukuran butir sendiri dapat dilakukan dengan melalui penumbukan atau
penggilingan dengan menggunakan ball mill. Penyaringan ini sendiri bertujuan untuk
memisahkan material dengan ukuran yang tak sama.

• Melakukan pencampuran serta pengadukan, yang bertujuan mendapatkan campuran bahan


yang sifatnya homogen. Pengadukan ini sendiri dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan sebelumnya menggunakan blunger maupun mixer.

• Pengurangan kadar air sendiri bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang
terkandung sehingga menjadi badan keramik dalam plastis, proses ini kemudian
dilakukan dengan cara diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat
filter press.

• Pengulian sendiri bertujuan untuk menghomogenkan massa badan pada tanah liat dan
membebaskan gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalamnya. Massa badan
keramik yang telah diuli sendiri kemudian disimpan dalam wadah tertutup, kemudian
diperam agar

Unsplash.com

2. Pembentukan Keramik

Langkah selanjutnya adalah proses pembentukan tanah liat sesuai dengan kreativitas
masing-masing. Terdapat empat teknik yang umumnya digunakan dalam pembentukan tanah
liat, yaitu teknik lintingan, teknik pijat, teknik butsir, dan teknik putar.

Teknik lintingan sebagai salah satu teknik yang digunakan dengan menyusun
lintingan-lintingan kecil. Teknik pijatan sendiri merupakan teknik yang digunakan
dengan menyusun keratan lempengan dengan bahan sesuai dengan rencana pembuat.

Teknik butsir merupakan suatu cara mengurangi sedikit-demi sedikit bahan dengan
menggunakan sudip sehingga bahan terbentuk. Sementara teknik putar adalah teknik
membuat keramik dengan cara menggunakan alat bernama kickwell atau handwell. Teknik
yang paling sering digunakan oleh para pengrajin keramik adalah teknik putar.

3. Pengeringan Keramik

Setelah proses pembentukan, keramik kemudian akan melalui tahap pengeringan untuk
dapat menghilangkan kadar air yang masih terjebak di dalamnya. Proses pengeringan
yang paling baik dilakukan dengan memanfaatkan angin alam serta suhu ruangan atau
penjemuran di luar ruangan dengan memanfaatkan terik matahari.

Pembakaran keramik Setelah melalui proses pengeringan untuk dapat mengurangi kadar
air, keramik selanjutnya akan masuk ke tahap pembakaran. Proses ini sendiri
dilakukan agar keramik memiliki bentuk yang keras, padat, dan kuat. Keramik yang
masih mentah ini sendiri sebaiknya dibakar dengan menggunakan suhu sekitar 700-1000
derajat celcius.

Untuk mendapatkan hasil keramik terbaik, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan pada tahapan pembakaran. Seperti diantaranya atmosfer tungku, suhu,
serta mineral yang terlibat. Pengglasiran atau setelah dibakar, keramik kemudian
akan masuk proses pengglasiran yang bertujuan melindungi keramik, memperkuat
struktur, serta memperindah tampilannya.


• mendapatkan hasil yang maksimal.

Keramik kemudian dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, juga di
kuas. Setelah diglasir, keramik juga dapat secara langsung didekorasi sesuai dengan
keinginan untuk memperindah keramik. Ada beberapa teknik dekorasi keramik yang
dapat dilakukan, seperti dekorasi ukir, dekorasi toreh, dekorasi melubangi,
dekorasi cap atau stempelan.

4. Tahap Finishing

Pada tahapan finishing, keramik dapat dihaluskan dan diwarnai sesuka hati. Alat
yang digunakan untuk menghaluskan umumnya ialah ampelas.

5. Pembakaran Kedua

Setelah keramik jadi sesuai dengan bentuk yang diinginkan, keramik kemudian dibakar
kembali

Unsplash.com

2. Teknik Putar

Teknik putar merupakan teknik pembuatan keramik paling populer. Teknik puter
sebagai suatu teknik pembuatan keramik dengan menggunakan alat putar yang dapat
menghasilkan banyak bentuk yang simetris dan bervariasi.

3. Teknik Lempengan

Teknik slab merupakan teknik pembuatan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan serta umumnya bentuknya kemudian tidak selalu
simetris.

Membuat Keramik dengan Teknik Pilin

Kreasi dalam bentuk gerabah yang akan dibuat kemudian menyesuaikan dengan fungsi
benda tersebut, seperti periuk dan belanga, tempayan, kendi. Peralatan yang dipakai
dalam membuat gerabah sendiri di antaranya pisau cukil yang terbuat dari kayu atau
bambu, sundi yang di buat dari kawat, butsir yang bertangkai kayu, meja putaran
(subang pelarik), tali pemotong, kayu salab atau kayu rool penggilas, serta pisau.
Dalam pembuatan gerabah ini dibutuhkan dengan menggunakan suatu teknik tertentu. Di
antara teknik yang di gunakan terdapat Teknik pilin.

Salah satu teknik dalam membuat keramik dengan tangan langsung adalah teknik pilin.
Sesuai dengan namanya maka keramik sendiri di susunan melalui pilinan-pilinan yang
disambung. Ketebalan pilinan yang digunakan sendiri kemudian disesuaikan dengan
ketebalan benda yang akan dibuat.

Pembuatan keramik dengan teknik pilin ini dapat diwujudkan dalam karakter aslinya
yang menampakkan pilinan atau permukaan yang dihaluskan sehingga kesan pilinan
tidak terlalu kelihatan.

Hal yang penting untuk diperhatikan ialah saat menyambung pilinan, permukaan
pilinan yang akan disambung ini hendaknya dibasahi dengan air atau ‘dilem’ dengan
menggunakan lumpur tanah liat. Agar lebih kuat, sebaiknya pada permukaan yang akan
disambung diberi goresan terlebih dahulu.

Nah, Berikut ini langkah-langkah singkat dalam membuat benda dengan teknik pilin:

• Dengan membuat pilinan dengan alas meja kerja atau tangan langsung.

• Alas benda kemudian dapat dibuat dengan pilinan atau lempengan tanah liat.

• Dengan menghaluskan alas benda

• Dengan memasang dan menyambung pilinan dengan alas.

• Dengan Menghaluskan permukaan benda

• Dengan menghaluskan keseluruhan permukaan hingga benda siap dikeringkan.

untuk membuatnya lebih kuat. Pembakaran kedua ini kemudian dilakukan pada suhu
1.220 derajat celcius dalam waktu 10 jam. Setelah pembakaran kedua, keramik
kemudian siap untuk dijual, dijadikan hiasan, atau digunakan juga dalam berbagai
kegiatan sehari-hari.

Perbedaan Teknik Pilin dengan Teknik Lainnya dalam Pembuatan Keramik

Tak hanya tahapan dalam pembuatan keramik, beberapa teknik-teknik pembuatan keramik
juga patut untuk diketahui. Mulai dari teknik pijat jari atau pinching sebagai
teknik membuat keramik nusantara dengan cara memijat tanah liat langsung dengan
menggunakan tangan.

Di bawah ini adalah teknik-teknik pembuatan keramik yang dapat kamu gunakan.

1. Teknik Coiling (Lilit Pilin)

Teknik pilin sebagai salah satu langkah pembuatan keramik dengan membentuk tanah
liat dengan bentuk bahan dasar tanah liat yang kemudian dipilin atau dibentuk
seperti tali. Coiling Teknik pilin coiling sebagai salah satu cara membentuk tanah
liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali.

Cara melakukan teknik pilin ini ialah dengan segumpal tanah liat dibentuk pilinan
dengan kedua telapak tangan. Ukuran tiap pilinan kemudian disesuaikan dengan ukuran
yang diinginkan. Panjangnya juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Kemudian, pilinan tanah liat tersebut dibuat secara melingkar sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Tekan tiap susunan serta tambahkan air agar menempel.
2. Teknik Putar

Teknik putar merupakan teknik pembuatan keramik paling populer. Teknik puter
sebagai suatu teknik pembuatan keramik dengan menggunakan alat putar yang dapat
menghasilkan banyak bentuk yang simetris dan bervariasi.
3. Teknik Lempengan

Teknik slab merupakan teknik pembuatan keramik tradisional yang bebas untuk membuat
bentuk-bentuk yang diinginkan serta umumnya bentuknya kemudian tidak selalu
simetris.

Membuat Keramik dengan Teknik Pilin

Kreasi dalam bentuk gerabah yang akan dibuat kemudian menyesuaikan dengan fungsi
benda tersebut, seperti periuk dan belanga, tempayan, kendi. Peralatan yang dipakai
dalam membuat gerabah sendiri di antaranya pisau cukil yang terbuat dari kayu atau
bambu, sundi yang di buat dari kawat, butsir yang bertangkai kayu, meja putaran
(subang pelarik), tali pemotong, kayu salab atau kayu rool penggilas, serta pisau.
Dalam pembuatan gerabah ini dibutuhkan dengan menggunakan suatu teknik tertentu. Di
antara teknik yang di gunakan terdapat Teknik pilin.

Salah satu teknik dalam membuat keramik dengan tangan langsung adalah teknik pilin.
Sesuai dengan namanya maka keramik sendiri di susunan melalui pilinan-pilinan yang
disambung. Ketebalan pilinan yang digunakan sendiri kemudian disesuaikan dengan
ketebalan benda yang akan dibuat.

Pembuatan keramik dengan teknik pilin ini dapat diwujudkan dalam karakter aslinya
yang menampakkan pilinan atau permukaan yang dihaluskan sehingga kesan pilinan
tidak terlalu kelihatan.

Hal yang penting untuk diperhatikan ialah saat menyambung pilinan, permukaan
pilinan yang akan disambung ini hendaknya dibasahi dengan air atau ‘dilem’ dengan
menggunakan lumpur tanah liat. Agar lebih kuat, sebaiknya pada permukaan yang akan
disambung diberi goresan terlebih dahulu.

Nah, Berikut ini langkah-langkah singkat dalam membuat benda dengan teknik pilin:

• Dengan membuat pilinan dengan alas meja kerja atau tangan langsung.

• Alas benda kemudian dapat dibuat dengan pilinan atau lempengan tanah liat.

• Dengan menghaluskan alas benda

• Dengan memasang dan menyambung pilinan dengan alas.

• Dengan Menghaluskan permukaan benda

• Dengan menghaluskan keseluruhan permukaan hingga benda siap dikeringkan.

Tentu kita semua pernah melihat kerajinan keramik, dalam berbagai bentuk kerajinan
hiasan, maupun perlengkapan dapur piring, gelas, mangkuk, cangkir, tatakan. Dan
kita mengakui keindahan dari warna dan polesan hingga mengkilap (glasirnya) pada
permukaan produk keramiknya.

Tentunya kita semua ingin tahu proses pembuatan kerajinan keramik dan sentuhan
akhir, sehingga produk kerajinan ini bisa memukau banyak orang khususnya para
pengagum/ pengumpul keramik. Selain keindahaan keramik memiliki nilai sejarah dari
masa ke masa, juga keunikan serta ciri khas dari produk asalnya (Indonesia, Eropa,
atau Cina).

Keramik itu sendiri, terbuat dari bahan dasar pembuatan kerak bumi, yaitu : SiO2,
Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O dst. Unsur-unsur tersebut bila diamati terdapat paduan
dua unsur yaitu logam dan non logam. Sehingga dapat dikatakan keramik adalah bahan
padat anorganik yang merupakan paduan dari unsur logam dan non logam.
Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan,
agar lebih kedap udara, dan menambahkan efek tertentu sesuai keinginan.

Dalam eksperimen yang menggunakan body keramik setengah kering, setelah di hias
atau di finishing, taruh hingga kering dan setelah kering langsung bisa di
bakar. Berikut adalah hasil dari campuran skip tanah dan oksida kopper, dengan
campuran 150 gr skip tanah dan 50 gr oksida copper.

campuran skip tanah dengan oksida copper


Setelah mengalami pembakaran dengan suhu 1200 oC yang timbul seperti lelehan-
lelehan besi yang dilebur dan mengeraskan, dari segi warna yang di hasilkan agak
hitam ke abu-abuan terlihat mengkilat bila terkena cahaya. Penyebab dari efek ini
adalah kandungan oksida tembaga, yakni berupa kandungan bahan logam tembanga.

Melihat dari hasil campuran skip tanah dan oksida copper ini, hanya cocok
diterapkan pada benda seni. Hal ini disebabkan karena finishing ini mengandung
bahan logam yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh jika digunakan karena sebahgai
benda pakai, serata hasil dari pembakaran ini pun agak kasar.

Tehnik Campuran Glasir


Pada campuran ini, lebih pada tehnik-tehnik yang akan digunakan. Adapun tehnik-
tehnik tersebut adalah.

Tehnik Cap
Tehnik ini dilakukan dengan cara, menuangkan glasir pada spon dan langsung di cap-
capkan pada body keramik yang sudah di bakar biskuit. Dalam penerapannya warna
glasir yang digunakan adalah warna hijau, coklat dan transparan, adapun hasil dari
tehnik ini adalah sebagai berikut.

Dari tehnik cap yang dilakukan dengan mengecap dan menumpuk-numpukan warna, ini
menghasilkan warna yang cenderung muncul adalah warna coklat, baik itu coklat agak
muda dan coklat tua. Warna coklat yang agak muda disebabkan oleh dominannya
tumpukan warna glasir transparan dan hijau, tetapi warna hijau disini cenderung
kalah oleh warna coklat dan transparan.

Tehnik Menghusap
Dalam tehnik ini, glasir dengan warna coklat, hijau dan tranpasran dituwangkan
dalam body keramik dan di husapkan untuk meratakan glasir ke seluruh body keramik,
ada pun hasil dari tehnik ini adalah.

Pada hasil tehnik husap ini, cenderung warna glasir yang kuat lebih dominan
menonjol dan menutupi warna glasir yang lain. Disini warna glasir yang kuat adalah
warna coklat, dengan tidak rata sehingga hanya tebal di beberapa tempat
saja. Tekstur pada tehnik ini berupa garis-garis lurus, yang timbul dari husapan
spon saat meratakan glasir ke seluruh tubuh keramik.

Tehnik Menggoyang
Tehnik menggoyang ini, dilakukan dengan menuangkan warna glasir ke body keramik dan
body keramik di goyang agar warna glasir menutupi seluruh body keramik. Adapun
hasil dari tehnik ini adalah sebagai berikut.

Pada tehnik ini tumpukan antara dua warna menghasilam suatu warna yang baru dan
unik, hasil dari menggoyang glasir memberikan efek dan pola yang tak bisa ditiru
kembali. Bila dari hasil yang didapatkan, rasanya tehnik ini cocok diterapkan pada
kaya seni, bilamana menginginkan suatu melihat finishing warna yang terkesan unik
dengan goretan-goretan yang natural.

Dari hasil esksperimen diatsa dapat dikatakan bahwa setiap campuran diatas memiliki
keunikan serta kekurangan masing-masing, semua itu tergantung bagaimana cara
menggunakan campuran-campuran tersebut dalm sebuah karya. (Adyan Soeseno)
Penjelasanya alat dan bahan pembuatan karya seni dari tanah liat misalnya untuk
membuat gerabah adalah sebagai berikut:

Alat :

1. Meja putar : meja ini digunakan untuk memutar tanah liat menjadi gerabah seperti
pot, gelas, mangkok dan sebagainya. Meja putar dibuat agar tanah liat bahan bisa
menjadi rata, bersih dari kotoran seperti kerikil, dengan memutar tanah ini agar
kotoran bisa terpisah dan dikeluarkan. Meja putar ini juga untuk membuat gerabah
menjadi simetris.

2. Kawat : kawat digunakan untuk mengiris tanah liat dan membentuk atau menggambar
pola di tanah liat menjadi bentuk tanah liat yang kita inginkan.

3. Kuas: kuas digunakan untuk menambahkan tanah liat yang dibentuk dengan air, agar
mudah dibentuk, misalnya lengkungkan. Kuas juga berguna untuk mengecat hasil
kerajinan sebagai finishing atau penambah tampilan akhir.

4. Pisau pahat : digunakan mencungkil tanah untuk membuat pola di tanah liat yang
sedang dibentuk.

5. Kayu giling : digunakan untuk menggilas tanah liat agar mampat dan memiliki
konsistensi atau susunan pembentuk yang seragam.

6. Pembakar : digunakan untuk membakar tanah liat agar menjadi keras dan awet.

Bahan :

1. Tanah Liat : bahan utama dari kerajinan karya kerajinan ini.

2. Air : untuk mengatur susunan dan kekerasan tanah liat agar mudah dibentuk.

3. Abu : dicampurkan ke tanah liat saat dibakar agar hasilnya bisa keras dan kuat.

4. Kayu bakar : digunakan untuk membakar tanah liat setelah dibentuk.

Anda mungkin juga menyukai