Anda di halaman 1dari 3

Nama : Azizah

Nim : 211B10127

Kelas : AD5

Prodi : Bimbingan dan konseling

Matkul : Pengantar pendidikan

Dosen pembimbing : Ibu ika Romika mawaddati

Mencari konsep manusia menurut Alquran meliputi Al insan, an naasu dan Al Basyar.

Adapun konsep manusia menurut Alquran meliputi Al insan, an naasu dan Al Basyar ialah
sebagai berikut:

1. Al-Insan: Term al-Insan yang berasal dari kata al-Ins yang mendapatkan tambahan
alif dan nun. Kata Insan ini dinyatakan dalam Alquran sebanyak 65 kali dan tersebar
dalam 43 surat.

Ada yang berpendapat bahwa, penggunaan kata Insan bagi manusia dalam Alquran
bertujuan untuk menguatkan karakter manusia sebagai makhluk sosial. Ataupun
dengan istilah lain, manusia adalah makhluk yang tidak bisa menjalankan aktivitas
hidupnya dengan sempurna kecuali ada keterlibatan pihak lain.Atau bisa juga
dipahami dengan menggunakan kaidah al-Ziyadah fi Bin’ya al-Kalimah – bahwa
penggunaan kata Insan dimaksudkan untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai
makhluk jasmani dan rohani.

Sebagi firman Allah :

firman Allah Surah al-Mu’minun ayat 12-14:

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِم ْن ُس ٰل َلٍة ِّم ْن ِطْيٍن ۚ ُثَّم َج َعْلٰن ُه ُنْطَفًة ِفْي َقَر اٍر َّم ِكْيٍن ۖ ُثَّم َخ َلْقَنا الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَعَلَقَة ُم ْض َغًة‬
‫َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغَة ِع ٰظ ًم ا َفَك َسْو َنا اْلِع ٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َاْنَش ْأٰن ُه َخ ْلًقا ٰا َخ َۗر َفَتَباَر َك ُهّٰللا َاْح َس ُن اْلَخ اِلِقْيَۗن‬
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah (12).
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang
kukuh (rahim) (13). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat,
lalu dari yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain.
Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (Surah Al-Mu’minun: 12 -14).
penjelasan kata Al-insan.

Kata al-Insan dalam ayat ini berarti menguatkan karakter manusia sebagai insan,
makhluk yang berdimensi rohani dan jasmani. Ini bisa dipahami dari redaksi Tsumma,
oleh para ulama disebut fase peniupan ruh, yang penyebutannya setelah menjelaskan
proses fisik manusia di dalam rahim. Karena itu term Insan kepada manusia dalam
Alquran bisa menunjukkan sifat dan karakter manusia tersebut sebagai makhluk
rohani yang berjasad kasar.

2. Al basyar: Term al-Basyar yang juga berarti manusia. Al-Basyar dinyatakan dalam
Alquran sebanyak 36 kali dan tersebat dalam 26 surat. Namun perbedaannya adalah
bahwa term ini menunjuk pada keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan berjasad
kasar.

Sebagaimana dalam firman Allah:

‫َفَلَّم ا َسِمَعْت ِبَم ْك ِر ِهَّن َأْر َس َلْت ِإَلْيِهَّن َو َأْعَتَدْت َلُهَّن ُم َّتَك ًأ َو آَتْت ُك َّل َو اِح َد ٍة ِم ْنُهَّن ِس ِّك يًنا َو َقاَلِت اْخ ُرْج َع َلْيِهَّن ۖ َفَلَّم ا‬
‫َر َأْيَنُه َأْك َبْر َنُه َو َقَّطْعَن َأْيِدَيُهَّن َو ُقْلَن َح اَش ِهَّلِل َم ا َٰه َذ ا َبَش ًر ا ِإْن َٰه َذ ا ِإاَّل َم َلٌك َك ِر يٌم‬

“Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka,


diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat
duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk
memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah
(nampakkanlah dirimu) kepada mereka”. Maka tatkala wanita-wanita itu
melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai
(jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”.

Ayat ini mengisahkan kaum perempuan saat itu, yang begitu terpana dengan
ketampanan Yusuf. Coba perhatikan perkataanya: “Maha sempurna Allah, ini
bukanlah manusia (basyar). Ini benar-benar malaikat yang mulia.” Kata manusia pada
ayat ini diungkapkan dengan term basyar, sebab kekaguman mereka hanya pada
ketampanan Yusuf dari segi fisik.

3. An nas: Term an-Naas berasal dari kata nawasa yang artinya goncangan atau
fluktuatif. An-Nas dalam Alquran disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam
55 surat. Dikatakan goncangan atau fluktuatif, karena manusia itu cenderung berubah
jika bertemu dengan sesamanya. Dari karakter manusia semacam ini, maka wajar jika
Islam menganjurkan agar selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang baik.
Sebagai mana firman Allah:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُك وُنوا َم َع الَّص اِدِقيَن‬

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah


kamu bersama orang-orang yang benar.”

Ayat ini menyeru kepada manusia yang beriman agar senantiasa bertakwa di mana
saja berada dan selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang jujur. Namun, ada
juga yang memahami term A-Nas itu menunjuk arti manusia dewasa dan
berakal.Karena itu, kalimat ya *ayyuhannaas* menurut pendapat ini, seruan itu bukan
diarahkan kepada semua umat manusia, tapi hanya manusia yang sudah dewasa dan
akalnya sehat. Begitu juga term An-Nas yang lain, semuanya ditujukan kepada
manusia yang dewasa dan berakal sehat, tidak ditujukan kepada anak kecil dan orang
gila, meski keduanya juga manusia.

=> Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan, kalau term Insan menunjuk kepada karakteristik
manusia sebagai makhluk jasmani-rohani, sementara term basyar berarti manusia dari segi
fisik – jasmaniah.Dan juga untuk perbedaan an nas dalam pendapat yang lain, dikatakan
bahwa konsep An-Nas selalu berhubungan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam
artian bahwa manusia harus mengutamakan kepentingan bersama dan menjaga keharmonisan
hidup bermasyarakat. Inilah esensi daripada konsep An-Nas itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai