Makalah Kelompok 7
Makalah Kelompok 7
TEKNIK SOSIODRAMA
Dosen Pembimbing:
WENI KURNIAWATI,S.Pd.M.Pd.
Oleh
Ulfatus sholewati (211B10253)
Imam hambali (211B10345)
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Teknik Sosiodrama......................................................................................6
2.2 Jenis-jenis Teknik Sosiodrama.......................................................................................6
2.3 Tujuan Teknik Sosiodrama............................................................................................8
2.4 Manfaat Teknik Sosiodrama............................................................................................
2.5 Tahap-tahap Teknik Sosiodrama......................................................................................
2.6 Aplikasi Verbatim............................................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita hantarkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu
kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan
pemahaman mengenai Teknik Sosiodrama dan juga dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan Kelompok tentang Teknik Sosiodrama.
Masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dari penulis sehingga penulis mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Kelompok 7
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini penerapan asertif para siswa dianggap masih sangat kurang.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan layanan BK. Dalam layanan BK
sendiri terdapat beberapa macam diantaranya layanan bimbingan klasikal dan layanan
bimbingan kelompok. Pada layanan bimbingan kelompok banyak metode diantaranya
home rome program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi murid,
bermain peran seperti sosiodrama dan psikodrama, remidial teaching.
Dengan cara ini, sosiodrama mengurangi isolasi antara anggotanya dan membantu
dalam peningkatan harga diri. Selanjutnya, sosiodrama menawarkan praktek dalam
mengembangkan dan mengasah keterampilan sosial, khususnya komunikasi yang menjadi
lebih baik. Klien juga dapat berlatih sikap baru dan mencoba peran baru dalam lingkungan
yang aman. Sutradara dapat memfasilitasi proses ini melalui penggunaan terapi tugas peran di
mana klien diminta untuk bermain peran sehingga klien akan merasakan manfaatnya. Karena
4
sosiodrama didasarkan pada spontanitas, klien berpartisipasi dengan spontanitas tanpa
perlu untuk fokus padahal itu sebagai masalah.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Penggunaan kalimat efektif dapat menghemat penggunaan kata maupun kalimat yang
kurang sesuai, sehingga menjadi suatu kalimat yang padu tanpa menggunakan kalimat yang
mubazir. Dengan demikian, kalimat yang digunakan lebih mudah untuk dipahami pembaca
atau pendengar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
5
Bahasa merupakan
kemampuan yang dimiliki
manusia agar dapat
berkomunikasi dengan
manusia lainnya, seperti istilah
dan gerakan. Bahasa itu berisi
pikiran, keinginan, atau
perasaan
yang terdapat dalam diri
pembicara atau penulis. Dalam
bahasa ada ide, gagasan
pikiran, dan
perasaan yang mewakili diri
sendiri. Setiap gagasan pikiran
atau konsep yang dimiliki
seseorang
6
dalam prakteknya wajib
dituangkan kedalam bentuk
kalimat.
Dalam karangan ilmiah tak
jarang kita jumpai kalimat-
kalimat yg tidak memenuhi
syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini
mungkin ditimbulkan oleh
kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur,
kacau, tidak logis, atau
bertele-tele. Dengan adanya
permasalahan itu, pembaca
mengalami
7
kesulitan untuk memahami
kalimat yang kita sampaikan
karena kalimat tersebut tidak
efektif.
Berdasarkan hal inilah kami
menyajikan makalah ini agar
dapat memahami mengenai
kalimat
efektif.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan
kemampuan yang dimiliki
manusia agar dapat
berkomunikasi dengan
8
manusia lainnya, seperti istilah
dan gerakan. Bahasa itu berisi
pikiran, keinginan, atau
perasaan
yang terdapat dalam diri
pembicara atau penulis. Dalam
bahasa ada ide, gagasan
pikiran, dan
perasaan yang mewakili diri
sendiri. Setiap gagasan pikiran
atau konsep yang dimiliki
seseorang
dalam prakteknya wajib
dituangkan kedalam bentuk
kalimat.
9
Dalam karangan ilmiah tak
jarang kita jumpai kalimat-
kalimat yg tidak memenuhi
syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini
mungkin ditimbulkan oleh
kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur,
kacau, tidak logis, atau
bertele-tele. Dengan adanya
permasalahan itu, pembaca
mengalami
kesulitan untuk memahami
kalimat yang kita sampaikan
karena kalimat tersebut tidak
efektif.
10
Berdasarkan hal inilah kami
menyajikan makalah ini agar
dapat memahami mengenai
kalimat
efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
11
Metode sosiodrama adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pengajaran dengan cara memeragakan masalah dalam situasi tertentu dengan gerak
dan dialog. Konflik-konflik sosial yang disosiodramakan adalah konflik-konflik yang tidak
mendalam yang tidak menyangkut gangguan kepribadian. Dalam metode sosiodrama, siswa
dibina agar terampil menggambarkan atau mengekspresikan sesuatu yang dihayati.
Sosiodrama juga merupakan drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya
lebih dahulu, tidak pula diadakan pemberian tugas yang harus mengalami latihan lebih
dahulu. Sosiodrama dilakukan dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-
masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan
sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa di bawah pimpinan guru. Melalui metode ini guru
ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama.
Beberapa definisi dan pengertian metode sosiodrama dari beberapa sumber buku dan
referensi:
12
siswa memainkan peranan-peranan tertentu sesuai dengan isi cerita dalam sebuah
drama.
- Menurut Arief (2002), sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran
tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
Menurut Rahman, dkk (2020), jenis-jenis metode sosiodrama adalah sebagai berikut:
a. Permainan Penuh
Permainan penuh dapat digunakan untuk proyek besar yang tidak dibatasi waktu
dan sumber. Permainan penuh ini merupakan alat yang sangat baik untuk
menangani masalah yang kompleks dan kelompok yang berhubungan dengan
masalah itu. Permainan mungkin asli atau disesuaikan dengan situasi, untuk
memenuhi permintaan distributor komersial atau organisasi perjuangan,
keagamaan, sosial, pendidikan, industri, dan profesional.
b. Pementasan situasi atau kreasi baru
Teknik ini mungkin setingkat dengan permainan penuh, tetapi dirancang hanya
untuk memainkan sebagian masalah atau situasi. Bentuk permainan drama
memerlukan orientasi awal dan diskusi tambahan atau pengembangan lanjutan
kesimpulan dengan menggunakan metode lain. Pementasan situasi dapat
digunakan untuk memerankan kembali persidangan pengadilan, pertemuan dan
persidangan badan legislatif.
c. Playlet
Playlet adalah jenis permainan drama ketiga. Playlet meliputi kegiatan berskala
kecil untuk menangani masalah kecil atau bagian kecil dari masalah besar. Jenis
ini dapat digunakan secara tunggal atau untuk mengemas pementasan masalah
yang menggunakan metode lain, atau serangkaian playlet dapat digunakan
bersama untuk menggambarkan perkembangan masalah secara bertahap.
d. Blackout
Blackout adalah jenis permainan drama yang ke empat. Jenis ini biasanya hanya
meliputi dua atau tiga orang dengan dialog singkat mengembangkan latar
belakang secukupnya dalam pementasan yang cepat berakhir.
13
2.3 Tujuan Sosiodrama
Menurut Priyandono (2018), sosiodrama adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana pengajaran dengan cara memeragakan masalah dalam situasi
tertentu dengan gerak dan dialog. Manfaat sosiodrama bagi siswa, dalam pendidikan antara
lain yaitu; menyadari keterlibatannya dalam persoalan hidup, mendapat kesempatan dalam
pembentukan watak, terlatih berkomunikasi dengan baik dan benar, dan terlatih berpikir
cepat, baik, dan benar.
Menurut Djamarah (2012), tujuan dari sosiodrama antara lain yaitu sebagai berikut:
Adapun menurut Hamalik (2009), tujuan dari metode sosiodrama dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan interaktif atau ketrampilan-ketrampilan reaktif.
2. Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama menyamakan diri
dengan pelaku (aktor) dan tingkah laku mereka.
3. Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku para
pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari
perilaku ketrampilan yang telah didramatisasikan.
4. Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat
memperbaiki ketrampilan-ketrampilan merekan dengan mengulanginya dalam
penampilan berikutnya.
14
Sedangkan menurut Daradjat, dkk (2014), metode belajar sosiodrama memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak
canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menghilangkan perasaan-perasaan malu dan rendah diri yang tidak pada tempatnya,
maka ia dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan dalam sesuatu hal.
Hal ini disebabkan karena memang ada anak didik yang disuruh ke depan kelas saja
tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti bicara di depan orang dan sebagainya.
3. Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat di depan
teman sendiri atau orang lain.
4. Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.
Sosiodrama adalah salah satu bentuk peran yang ditujukan untuk memecahkan
masalah-masalah yang sering dilihat dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Sosiodrama ini bagus untuk menambah pengetahuan, terutama saat mereka mencoba
hal baru selama bermain tersebut. Bahkan mereka juga bisa saja dapat mengubah
cara/alur berfikir saat memerankan tokoh yang mereka mainkan dan masih banyak
manfaat lainnya, sebagaimana berikut ini.
1. Meningkatkan pengaturan diri, saat bermain anak-anak akan berinteraksi satu
sama lain tentang apa yang ingin mereka lakukan dan bagaimana mereka akan
bermain. Interaksi tersebut akan membantu meningkatkan pengaturan diri,
terutama bagi anak-anak yang impulsif atau kurang maju dalam
pengembangan pengaturan diri .
2. Membangun kepercayaan diri, permainan ini membantu anak menjadi lebih
percaya diri, misalnya: ketika mereka berpura-pura menjadi sosok tertentu,
seperti menjadi Cinderella atau jadi superhero, maka ia akan merasakan
bagaimana memerankan karakter-karakter tersebut sehingga menambah
kepercayaan dirinya.
3. Sosiodrama dapat mendukung pengembangan memori/ingatan, saat anak-anak
memerankan skenario kehidupan nyata, mereka menggunakan informasi yang
15
mereka ingat saat bermain untuk membuat hubungan yang berarti pada
kehidupan nyata.
4. Meningkatkan kreatifitas, dengan bermain sosiodrama kreativitas anak sedikit
demi sedikit akan semakin terasah, karena mereka akan membayangkan dunia
impiannya dan mencari cara untuk mewujudkannya.
5. Meningkatkan motivasi mereka untuk belajar, ketekunan dalam
menyelesaikan tanggung jawab, kemandirian, rasa ingin tahu terhadap suatu
hal yang baru akan terbangun selama bermain sosiodrama.
6. Memperkaya praliterasi, saat bermain anak mengeksplorasi ide matematika
dan membangun pemahaman praliterasi. Mereka mengembangkan
pemahaman tentang sains, konsep teknologi dan mempelajari proses dasar
serta keterampilan untuk melakukan penemuan. Permainan ini juga
merupakan jalan penting untuk belajar dalam studi sosial dan seni bagi anak.
Selain itu juga dapat meningkatkan kosakata bahkan membuka kesempatan
untuk mengeluarkan pendapat seluas-luasnya.
2.5Langkah-langkah Penerapan Metode Sosiodrama
Menurut Armai Arief (2002:181) mengemukakan bahwa langkahlangkah penerapan
metode sosiodrama sebagai berikut :
a. Menentukan secara pasti situasi masalah.
b. Menentukan pelaku atau pemeran.
c. Permainan sosiodrama atau peragaan situasi.
d. Menghentikan peragaan setelah mencapai klimaks.
e. Menganalisa dan membahas permainan peran.
f. Mengadakan evaluasi.
a. Guru menerangkan teknik/cara ini dengan jelas dan wajar bila kelas
tersebut untuk pertama kali diperkenalkan dengan metode
sosiodrama.
b. Situasi masalah yang diperankan ditetapkan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik perhatian siswa dan sesuai dengan taraf
perkembangannya.
16
c. Guru menceritakan peristiwa yang akan dimainkan itu selengkapnya
sehingga memungkinkan siswa untuk mengatur adegan atau
memberikan kesiapan mental.
d. Jika sosiodrama untuk pertama kalinya dilakukan, sebaiknya guru
sendiri memilih siswa yang kiranya dapat melaksanakan cara
memerankan tugas tersebut.
e. Guru menetapkan peran pendengar atau pengamat, yaitu siswa yang
tidak memerankan suatu kegiatan dalam peristiwa dramatisasi itu.
f. Guru menyarankan kalimat pertama atau pembuka yang baik
diucapkan oleh siswa untuk memulai memainkan peranan sehingga
seluruh peristiwa itu dapat berlangsung sebagaimana diharapkan.
g. Guru menghentikan sosiodrama pada saat-saat situasi sedang
memuncak, kemudian membuka diskusi umum yang diikuti oleh
seluruh anggota kelas.
h. Sebagai hasil diskusi, memungkinkan saja diminta salah seorang atau
siswa yang berperan tadi untuk memerankan kembali perannya
karena dipandang kurang tepat atau dalam rangka mencari ketepatan
tingkah laku yang dilakonkan.
i. Guru dan siswa bersama-sama menarik dan menetapkan kesimpulan-
kesimpulan sebagai keputusan yang dihasilkan dari diskusi itu dan
merupakan penilaian bersama terhadap lakon yang telah dimainkan
tersebut.
17
b. Pelaksanaan; setelah masalah dan pemainnya dipersiapkan,
dipersilahkan kepada mereka untuk mendramatisasikan masalah yang
diminta selama 4-5 menit menurut pendapat dan inisiasi mereka
sendiri. Diharapkan dengan peran yang mereka lakukan secara spontan
dapat mewujudkan jalannya cerita dan guru hanya mengawasi dan
memberikan kebebasan kepada siswa. Bila terjadi kemacetan,
sebaiknya guru cepat bertindak dengan menunjuk siswa lain untuk
menggantikannya atau siswa yang memainkan peran tersebut diberi
isyarat atau aba-aba agar mereka dapat mebetulkan permainannya.
Pelaksanaan sosiodrama ini tidak perlu selesai dan juga dapat oleh
siswa lainnya sebagai lanjutan.
c. Tindak Lanjut; sebagai metode mengajar, sosiodrama tidak hanya
berakhir pada pelaksanaan dramatisasi melainkan hendaknya dapat
dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau analisis persoalan.
Bila perlu siswa lainnya mengulang kembali untuk memainkan
peranan yang lebih baik jika dramatisasi yang lalu kurang memuaskan.
Sementara menurut Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah (2013:82-83)
bahwa langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama adalah sebagai berikut :
18
e. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi
kesempatan untuk berembug beberapa menit untuk menyiapkan diri
bagaimana sosiodrama itu akan dimainkan. Setelah siap dimulai permainan,
masing-masing memerankan perannya berdasarkan imajinasinya tentang peran
yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memeragakan konflik-konflik
yang terjadi, mengekspresikan perasaan-perasaan, dan memperagakan sikap-
sikap tertentu sesuai dengan peranan yang dimainkannya. Dalam permainan
ini diharapkan terjadi identifikasi yang sebesar-besarnya. Antara pemain
maupun penonton dengan peran-peran yang dimainkannya.
f. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai
pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan
penonton. Diskusi diarahkan untuk membicarakan tanggapan mengenai
bagaimana para pemain membawakan perannya sesuai dengan karakteristik
masing-masing peran, cara pemecahan masalah, kesan-kesan pemain dalam
memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah melalui video yang
diambil pada waktu permainan langsung dan kemudian diputar kembali.
Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan
bahwa langkah-langkah pelaksanaan metode sosiodrama adalah sebagai berikut :
Persiapan. Dalam persiapan ini guru harus menyampaikan teknis sosiodrama yang
akan dilakukan, menentukan situasi permasalahan yang akan disosiodramakan,
menentukan kelompok pemain atau pemeran, menentukan kelompok pengamat,
membuat skenario dan mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung jalannya
sosiodrama.
Pelaksanaan. Dalam pelaksanaan ini setelah semua peran terisi, para pemain diberi
kesempatan untuk berembug beberapa menit untuk menyiapkan diri bagaimana
sosiodrama itu akan dimainkan. Setelah siap dimulai permainan, masing-masing
memerankan perannya berdasarkan imajinasinya tentang peran yang dimainkannya.
Pemain diharapkan dapat memeragakan konflik-konflik yang terjadi,
mengekspresikan perasaan-perasaan, dan memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai
dengan peranan yang dimainkannya.
Evaluasi dan diskusi. Sosiodrama tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi
melainkan hendaknya dapat dilanjutkan dengan evaluasi dan diskusi. Setelah selesai
permainan diadakan evaluasi dan diskusi mengenai pelaksanaan permainan
19
berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan penonton. Diskusi diarahkan
untuk membicarakan tanggapan mengenai bagaimana para pemain membawakan
perannya sesuai dengan karakteristik masing-masing peran, cara pemecahan masalah,
kesan-kesan pemain dalam memainkan perannya. Bila perlu siswa lainnya mengulang
kembali untuk memainkan peranan yang lebih baik jika dramatisasi yang lalu kurang
memuaskan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
3.2 Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah ini pun masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-indraprasta-pgri/praktik-lab-bk-
kelompok/makalah-teknik-sosiodrama/50559253
https://repository.uin-suska.ac.id/4513/3/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/17731186/SOSIODRAMA
23
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“Kalimat Efektif”
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
MEDAN
2021
24
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“Kalimat Efektif”
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
MEDAN
2021
25
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“Kalimat Efektif”
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
MEDAN
2021
26