Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK

Diajukan Sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Teknik Bimbingan dan


Konseling

Dosen Pengampu : Sabila Idzni, M.Pd

Disusun Oleh :

Jainal Mauludin 22060347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN INSTITUT KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN

SILIWANGI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Teknik Role Playing...............................................................................................2
2.2 Teknik Home Room...............................................................................................3
2.3 Teknik Karyawisata...............................................................................................4
2.4 Teknik Diskusi Kelompok.....................................................................................5
2.5 Sosiodrama.............................................................................................................6
2.6 Psikodrama.............................................................................................................6
2.7 Pemberian informasi..............................................................................................7
2.8 Problem Solving.....................................................................................................8
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tohirin (Sitompul, 2015) mendefinisikan layanan bimbingan kelompok
merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa)
melalui kegiatan kelompok. dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan
dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang
berguna bagi pengembangan atau pemecahan bagi masalah individu (siswa) yang
menjadi peserta layanan.

Pada bimbingan kelompok, peserta didik juga perlu mengalami berbagai


kondisi yang terkadang mereka ketakutan, khawatirkan, atau bahkan harapkan.
Oleh karena itu, perlu adanya pengalaman yang dapat dilakukan oleh peserta didik
jika kejadian itu benar benar dialami.

Dari pendapat di atas jelas diketahui bahwa pengembangan pribadi siswa


tentang rasa empati, saling menolong, bekerjasama, menjaga persaudaraan dan
kemampuan hubungan sosial siswa khususnya yang berkenaan sikap solidaritas
yang sering disalahartikan yang seharusnya solidaritas ini bersifat baik tapi malah
menjadi buruk dan dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.
Layanannya dapat lebih difokuskan lewat upaya-upaya pengembangan wawasan,
pembangunan karakter dan kemampuan berorganisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teknik bimbingan kelompok?
2. Bagaimana tahap teknik-teknik bimbingan kelompok?
3. Apa saja manfaat dari teknik-teknik bimbingan kelompok?
4. Apa saja tujuan dari teknik-teknik bimbingan kelompok?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui teknik bimbingan kelompok.
2. Mengetahui tahapan teknik-teknik bimbingan kelompok.
3. Memahami manfaat dari teknik-teknik bimbingan kelompok.
4. Memahami tujuan dari teknik-teknik bimbingan kelompok.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teknik Role Playing
Metode bermain peran adalah salah satu cara untuk meningkatkan rasa
percaya diri pada anak usia dini. Pendidikan usia dini 4-5 tahun merupakan
pendidikan paling dasar , hal ini merupakan baik untuk tahapan selanjutnya.
Bermain peran atau di sebut berpura pura mempunyai sifat edukatif sangat efektif
digunakan untuk melakukan proses peningkataan percaya diri ,perasaan pada anak
usia dini sangat sensitive apabila ketika memberikan gambaran atau contoh yang
baik anak tersebut sangat lebih cepat menanggapi apa yang mereka lihat.

Bermain Peran yang dimaksud dapat berupa role playing. Menurut Joyce
(Irmayanti, 2020) Role playing dapat membuat peserta didik mengeksplorasi
berbagai masalah tentang hubungan antar manusia dengan cara memainkan peran
dalam situasi permasalahan kemudian mendiskusikan peraturan peraturan.

Irmayanti (2020) Menyebutkan tujuan role playing yaitu memunculkan


kenyamanan serta memahami apa yang muncul dari keterlibatan tersebut.

Manfaat role playing menurut penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi


(Dewi dkk, 2021) pada kegiatan role playing dalam bimbingan kelompok, siswa
dapat mendalami peran serta dapat mengetahui perasaan orang lain sehingga
siswa dapat menghargai orang lain serta lebih mudah menerima perbedaan.

Berikut adalah tahapan teknik role playing berdasarkan beberapa sumber:

1. Persiapan atau Pemanasan


a. Mengidentifikasi dan mengenalkan masalah
b. Memperjelas masalah
c. Menafsirkan masalah
d. Menjelaskan role playing
2. Memilih Pemain/Pemeran Drama
a. Menganalisis peran
b. Memilih pemain yang akan melakukan peran
3. Mendekorasi Panggung (Ruang Kelas)
a. Menata ruang kelas
4. Menunjuk Siswa Menjadi Pengamat (Observasi)
a. Menyiapkan pengamat
5. Memainkan Peran

2
a. Memainkan peran yang telah dipilih
6. Diskusi dan Evaluasi
a. Membahas penampilan masing-masing kelompok
b. Diskusi dan evaluasi
7. Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan
a. Berbagi pengalaman dan pengetahuan

Teknik role playing ini efektif untuk memfasilitasi siswa dalam


mempelajari perilaku sosial dan nilai-nilai, serta dapat meningkatkan pengalaman
belajar siswa. Namun, seperti metode pembelajaran lainnya, teknik role playing
juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan dalam
implementasinya.

2.2 Teknik Home Room


Suteja (2017) menyebutkan suatu program kegiatan yang dilakukan
dengan tujuan agar guru dapat mengenal peserta didiknya lebih baik, sehingga
dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam
bentuk pertemuan antara guru dengan siswa diluar jam-jam pelajaran untuk
membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini
hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan,sehingga
murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah.

Tujuan dari teknik homeroom adalah untuk menciptakan suasana


kekeluargaan yang digunakan untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok
siswa baik didalam kelas maupun di luar kelas pada saat jam pelajaran atau di luar
jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama
bidang belajar, sosial, peribadi dan karir. Dalam program Homeroom ini
hendaknya menciptakan suasana yang bebas dan menyenangkan, sehingga peserta
didik dapat mengutarakan perasaannya dan mengekspresikan dirinya seperti
halnya di rumah.

Manfaat dari teknik Homeroom adalah untuk guru pembimbing dapat


lebih mengenal dan memahami siswa, guru juga dapat membangun hubungan
yang akrab antara guru dengan murid. Sedangkan bagi siswa, teknik Homeroom
dapat menciptakan suasana yang akrab antara sesama siswa sehingga tercipta
suasana yang harmonis di sekolah, prososial, timbulnya rasa bekerjasama dan
gotong royong. Manfaat teknik Homeroom juga tak jauh beda dengan bimbingan
kelompok, manfaat bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri Hastiti adalah
adanya kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh peserta didik dapat menerima dirinya setelah menyadari
bahwa.

3
Tahapan pelaksanaan teknik Home Room umumnya meliputi:

1. Perkenalan: Tahap ini melibatkan membangun suasana kekeluargaan dan


memperkenalkan tujuan dari kegiatan Home Room.

2. Kontrak forum dan tujuan: Pada tahap ini, dilakukan diskusi atau dialog
terbuka untuk menetapkan kontrak forum dan tujuan kegiatan.

3. Kegiatan yang membahas kecerdasan interpersonal: Tahap ini melibatkan


kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal
siswa.

4. Penutupan kegiatan: Tahap terakhir adalah penutupan kegiatan, di mana


dilakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan Home Room yang telah
dilakukan.

Tahapan-tahapan ini membantu menciptakan suasana yang menyenangkan


dan membantu siswa memecahkan masalah atau mengembangkan potensi mereka
dalam suasana yang akrab dan harmonis.

2.3 Teknik Karyawisata


Suteja (2017) mendefinisikan karyawisata merupakan kegiatan rekreasi
yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan tujuan
siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan
penuh tanggung jawab.

Tujuan dari teknik karya wisata (karyawisata) dapat bervariasi tergantung


pada konteksnya. Namun, secara umum, tujuan dari metode karya wisata adalah
sebagai Memberi kesempatan kepada peserta karya wisata untuk memperoleh
pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, Memperluas pengetahuan
peserta karya wisata dalam hubungannya dengan pekerjaan atau topik tertentu.

Manfaat dari teknik karya wisata (karyawisata) Membangkitkan minat


anak terhadap suatu hal, Memperluas perolehan informasi anak, Memperkaya
lingkup program kegiatan belajar anak usia dini yang tidak mungkin dihadirkan di
dalam kelas.

Tahapan teknik karya wisata dalam konteks bimbingan dan konseling


umumnya meliputi:

4
1. Perencanaan: Tahap ini meliputi penetapan tujuan karya wisata, persiapan,
dan perencanaan kegiatan karya wisata. Ini termasuk pengumpulan data
tentang obyek yang akan dikunjungi, lokasi, aspek yang akan dipelajari,
jarak tempuh, transportasi, penginapan, serta pembentukan panitia
kegiatan di bawah bimbingan guru atau konselor.
2. Pelaksanaan: Tahap ini melibatkan pelaksanaan kegiatan karya wisata
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Ini mencakup pembahasan hasil
survei, penyusunan acara yang terstruktur, menentukan metode
pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan langsung, atau
dokumentasi.
3. Evaluasi: Setelah kegiatan karya wisata dilaksanakan, tahap evaluasi
dilakukan untuk menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai,
mengidentifikasi kesulitan selama perjalanan atau kunjungan, serta
memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

2.4 Teknik Diskusi Kelompok


Suteja (2017) menyebutkan diskusi kelompok merupakan tehnik yang baik
dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu
untuk berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih
berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan
menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggung jawab.

Tujuan penggunaan diskusi kelompok yaitu membantu siswa memperoleh


informasi yang berharga dari teman diskusi serta membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dengan saling bertukar pikiran yang terarah
dan teratur antara anggota kelompok untuk mendapatkan kesepakatan dan
keputusan penyelesaian masalah dalam kelompok.

Manfaat dari teknik diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok antara


lain untuk mendorong siswa dalam memulai interaksi dan memberikan
kesempatan siswa dalam mengutarakan pendapatnya, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Tahapan dari Teknik Diskusi Kelompok dalam bimbingan kelompok dapat


meliputi beberapa langkah, yaitu :

1. Tahap Pembentukan: Pada tahapan ini, dilakukan berbagai kegiatan yang


akan dilakukan oleh pemimpin kelompok sebagai pengatur sekaligus
pelaksana diskusi kelompok. Diantaranya yaitu mengungkapkan
pengertian dan tujuan dari kegiatan bimbingan kelompok itu sendiri,
menjelaskan mengenai cara-cara pelaksanaan.
2. Tahap Menyampaikan Tujuan dari Diskusi: Pada tahap ini, guru BK
menjelaskan makna diadakannya kegiatan bimbingan kelompok, serta
tujuan diadakannya bimbingan kelompok.

5
3. Tahap Mengarahkan Diskusi: Tahap ini melibatkan pengarahan diskusi
agar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Tahap Menyelenggarakan Diskusi: Pada tahap ini, diskusi kelompok
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun, dengan anggota
kelompok mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-
sama.
5. Tahap Mengakhiri Diskusi: Tahap terakhir adalah mengakhiri diskusi, di
mana dapat dilakukan penarikan kesimpulan, evaluasi, dan penutupan
diskusi.

Tahapan-tahapan ini membantu memastikan bahwa diskusi kelompok


dilaksanakan secara terencana, terstruktur, dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

2.5 Sosiodrama
Suteja (2017) mengemukakan sosiodrama dipergunakan sebagai suatu
teknik didalam memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan
bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu
peranan tertentu dari suatu masalah sosial.

Tujuan dari teknik sosiodrama adalah agar anak dapat menghargai dan
menghormati perasaan orang lain, sehingga mereka dapat belajar untuk
bertanggung jawab, mengambil keputusan, dan meningkatkan keterampilan
komunikasi dan bahasa.

Manfaat teknik sosiodrama ini dapat meningkatkan motivasi belajar,


kreativitas, pengaturan diri, dan kemampuan memori/ingatan. Teknik sosiodrama
juga efektif untuk mengatasi siswa yang sulit berkomunikasi interpersonal.

Berikut adalah tahapan teknik sosiodrama dalam bimbingan kelompok :

1. Pengaturan adegan, tujuan memberikan kesempatan dan membangun


makna karakter, perasaan yang dapat diperoleh dari situasi yang dihadapi.

2. Pemilihan peran, yaitu memilih peran yang akan dimainkan oleh setiap
anggota kelompok.

3. Pertunjukan sosiodrama, yaitu memainkan peran yang telah dipilih dan


menghadapi situasi yang telah ditentukan.

4. Refleksi, yaitu membahas dan memutarkan hasil dari pelaksanaan


sosiodrama.

6
2.6 Psikodrama
Suteja (2017) berpendapat psikodrama adalah tehnik untuk memecahkan
masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu
peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi
atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang
didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psychis yang dialami individu.

Menurut Moreno (Irmayanti, 2019) tujuan teknik psikodrama antara lain


adalah membantu seorang pasien atau sekelompok pasien untuk mengatasi
masalah, membantu dalam mengembangkan kontrol diri, serta membantu dalam
mengatasi perilaku merokok.

Terapi psikodrama juga memiliki manfaat untuk mengatasi gangguan


mental, membantu mengatasi kondisi yang mempengaruhi citra diri, emosi, dan
suasana hati.

Teknik psikodrama juga dapat membantu individu untuk mengeksplorasi


permasalahan atau peristiwa yang pernah terjadi dalam hidupnya, serta bertujuan
untuk mengatasi akar permasalahan yang dialami individu.

Teknik ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan dilakukan untuk
memotivasi anggota kelompok agar berpartisipasi aktif dalam permainan,
menentukan tujuan permainan, serta menciptakan rasa aman dan percaya dalam
kelompok. Tahap aksi terdiri dari kegiatan dimana pemain utama dan pemain
pendukung menjalankan perannya. Tahap diskusi atau berbagi adalah saat anggota
kelompok memberikan umpan balik dan bertukar pikiran tentang peran
protagonis.

2.7 Pemberian informasi


Martha (2019) menjelaskan teknik pemberian informasi dalam bimbingan
kelompok merupakan proses pemberian penjelasan oleh seorang pembicara
kepada sekelompok pendengar.

Tujuan dari teknik ini adalah untuk memberikan pemahaman, peningkatan


wawasan, ilmu pengetahuan, dan informasi kepada sekelompok individu. Dalam
konteks bimbingan kelompok dengan teknik pemberian informasi, tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan kemantapan rencana karir siswa.

Manfaatnya antara lain adalah dapat melayani banyak orang, efisien dalam
penggunaan waktu, dan tidak terlalu memerlukan banyak fasilitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan teknik pemberian informasi dalam bimbingan
kelompok dapat signifikan meningkatkan kemantapan rencana karir siswa. Oleh
karena itu, teknik pemberian informasi dalam bimbingan kelompok merupakan

7
salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemantapan rencana karir pada
siswa.

Dalam konteks teknik pemberian informasi, tahapannya dapat meliputi:

1. Perencanaan: persiapan yang dilakukan sebelum memberikan layanan


dengan ceramah.
2. Pelaksanaan: proses pemberian informasi kepada kelompok peserta didik.
3. Penilaian: mengevaluasi apakah tujuan pemberian informasi telah tercapai.

Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa pemberian informasi


dilakukan secara terencana dan efektif.

2.8 Problem Solving


Teknik problem solving merupakan pendekatan untuk memecahkan
masalah yang melibatkan serangkaian langkah-langkah. Berdasarkan beberapa
sumber, berikut adalah tahapan teknik problem solving yang umumnya
diterapkan:

1. Mendefinisikan Masalah
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2. Mengumpulkan Data dan Informasi
a. Mencari informasi yang relevan terkait masalah yang dihadapi
3. Menganalisis Penyebab Masalah
a. Menentukan sebab-sebab masalah
4. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
a. Menghasilkan alternatif pemecahan masalah
5. Menguji Masing-masing Alternatif
a. Mengevaluasi dan memilih alternatif pemecahan masalah
6. Implementasi Solusi
a. Menerapkan solusi yang dipilih

Tahapan ini membantu individu atau tim dalam memecahkan masalah


secara sistematis dan efektif. Dengan demikian, teknik problem solving dapat
diterapkan dalam berbagai konteks, baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan
(bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Teknik dalam
bimbingan kelompok memiliki peran penting dalam membantu individu
mengatasi masalah, meningkatkan keterampilan sosial, dan mempromosikan
pertumbuhan pribadi. Kesuksesan bimbingan kelompok tergantung pada
efektivitas penerapan teknik-teknik ini dalam menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu secara kolektif.

9
DAFTAR PUSTAKA
Sitompul. D. N. (2015). Pengaruh Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok

Teknik Role-Playing Terhadap Perilaku Solidaritas Siswa dalam Menolong

Teman. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(01).

Retrieved from

https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/edutech/article/view/265/pdf_1

Yunia Shinta Dewi, Siti Fatimah, & Reza Pahlevi. (2021). PENERAPAN

TEKNIK ROLE PLAYING DALAM BIMBINGAN KELOMPOK

TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA DI MASA PANDEMI

COVID-19. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling Dalam

Pendidikan), 4(4), 269–269. https://doi.org/10.22460/fokus.v4i4.7334

Irmayanti. R. (2020). TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING : RUANG

LINGKUP SEKOLAH. Bandung: Edupotensia

Program, S., Bimbingan, D., Konseling, S., Muhammadiyah, P., Lampung,

Rosidah, A., … Lampung, P. (2016). BIMBINGAN KELOMPOK

MELALUI TEKNIK PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN

PENYESUAIAN DIRI SISWA TERISOLIR. Jurnal Fokus Konseling, 2(2),

136. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/229583387.pdf

admin. (2021, February 18). Apa yang Dimaksud Problem Solving ? Langkah,

Prosesnya. Retrieved November 20, 2023, from Universitas KH. A. Wahab

Hasbullah website: https://unwaha.ac.id/artikel/apa-yang-dimaksud-

problem-solving-langkah-prosesnya/

Herlina. U. (2015). TEKNIK ROLE PLAYING DALAM KONSELING

KELOMPOK

https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/sosial/article/download/

55/54

10
Hadi Pranoto, Mudaim, Wibowo, A., & Yuli Diniawati. (2023). EFEKTIVITAS

BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK LINGKARAN (ROUND)

UNTUK MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN

KELAS. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (SNPPM) UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH METRO, 5(1), 172–180. Retrieved from

https://prosiding.ummetro.ac.id/index.php/snppm/article/view/158 ‌

Suteja. J. (2017). Teknik Bimbingan Konseling dalam Mengembangkan Potensi

Siswa di Sekolah. Retrieved November 21, 2023, from Syekhnurjati.ac.id

website: https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/holistik

Ibrahim, S. (2021). EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN TEKNIK HOMEROOM DALAM MENINGKATKAN

KEMANDIRIAN BELAJAR DI SMPN 12 BANDAR LAMPUNG - Raden

Intan Repository. Radenintan.ac.id.

http://repository.radenintan.ac.id/16178/1/PERPUS%20PUSAT%20BAB

%201%20DAN%202.pdf

Sukardi. D. K. (1983) Teori, K., & Homeroom, A. (n.d.). Retrieved from

http://digilib.uinsa.ac.id/10346/3/BAB%20II.pdf

‌ Rahmawati. D. L. (2013). Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran

Menulis Karya Sastra (Cerpen). Anterior Jurnal, 13(1), 43–51.

https://doi.org/10.33084/anterior.v13i1.290

Nisa, D., Heris Hendriana, & Riesa Rismawati Siddik. (2022). LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI DALAM

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMA KELAS XI

PADA MASA PANDEMI COVID-19. FOKUS (Kajian Bimbingan &

11
Konseling Dalam Pendidikan), 5(1), 9–9.

https://doi.org/10.22460/fokus.v5i1.8784

Cici Febrianti, & Irmayanti, R. (2019). TEKNIK PSIKODRAMA DALAM

BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGATASI PERILAKU

MEROKOK SISWA SMA. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling

Dalam Pendidikan), 2(3), 105–105.

https://doi.org/10.22460/fokus.v2i3.4631

‌ Martha, O., Damai, S., & Keguruan, F. (2019). PENGGUNAAN BIMBINGAN

KELOMPOK DENGAN TEKNIK PEMBERIAN INFORMASI DALAM

PEMANTAPAN RENCANA KARIR SISWA KELAS IX DI SMP 22 BANDAR

LAMPUNG. Retrieved from https://digilib.unila.ac.id/58961/3/SKRIPSI

%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai