Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

"Hakikat Pembelajaran Menulis di SD Kelas Tinggi"


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
"Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Kelas Tinggi"

Dosen Pengampu: Sopyan Sauri, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok II

YUVASILUL AYAT (202102080003)


RUMANAH (202102080004)
ARYATI (202102080191)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BABUNNAJAH PANDEGLANG-BANTEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Caringin, 12 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Menulis................................................................................................................. 3

2.2 Tujuan Pembelajaran Menulis di SD Kelas Tinggi............................................................ 4

2.3 Teknik Pembelajaran Menulis di SD Kelas Tinggi............................................................ 5

2.4 Strategi Pembelajaran Menulis di SD Kelas Tinggi......................................................... 11

2.5 Media Pembelajaran Menulis........................................................................................... 18

2.6 Pendekatan Pembelajaran Dalam Menulis....................................................................... 19

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan........................................................................................................................... 21

3.2 Saran................................................................................................................................. 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP).................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui proses
belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga
pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal
belajar menulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar
perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target kemampuan menulis
yang diharapkan.

Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu


perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran
yang efektif. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis di sekolah dasar, seorang
guru dituntut untuk memiliki kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
menulis secara tepat. Untuk itu, seorang guru harus memiliki pemahaman berkaitan dengan
pendekatan pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan menulis siswa, dan
perkembangan tulisan.

Pengajaran menulis di sekolah dasar diharapkan dapat membekali siswa dengan


kemampuan menulis yang baik. Pelaksanaan pengajaran menulis di sekolah dasar terutama di
kelas satu dan dua tidak dapat dipisahkan dari membaca permulaan, walaupun membaca dan
menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda.

Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan menulis


tidak diperoleh secara alamiah tetapi melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat
menuliskan huruf sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih mulai dari cara memegang alat
tulis. Siswa juga berlatih menggerakkan tangan dangan memperhatikan apa yang harus ditulis
atau digambarkan. Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi tersebut, memahami setiap
huruf sebagai lambang bunyi tertentu sampai dapat menuliskanya secara benar. Agar
bermakna, proses belajar menulis permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal
huruf-huruf yang diajarkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa hakikat menulis di SD kelas tinggi?

2. Apa tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?

3. Bagaimana teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?

4. Bagaimana strategi pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?

5. Apa saja media pembelajaran dalam menulis di SD kelas tinggi?

6. Bagaimana pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?

1.3 TUJUAN PERMASALAHAN

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hakikat menulis di SD kelas tinggi.

2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.

3. Untuk mengetahui teknik pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.

4. Untuk mengetahui strategi pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.

5. Untuk mengetahui media pembelajaran dalam menulis di SD kelas tinggi.

6. Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Menulis di SD Kelas Tinggi

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan


(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai
penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembacanya.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa
tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses
kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu
pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua istilah tersebut
memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif
yang sejenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang
berjenis nonilmiah.

Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau
kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya.
Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antarpenulis dan pembaca dengan baik.

Menurut Suparno dan Yunus (Dalman 2011:4) menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Selanjutnya, Tarigan (Dalman 2011:4) mengemukakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafis
tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Sejalan dengan pendapat diatas, Marwoto (Dalman 2011:4) menjelaskan bahwa


menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.
Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu
menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancer. Skemata itu sendiri adalah
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin
mudahlah ia menulis.
2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS TINGGI

Tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi adalah sebagai berikut:

1. Kelas 4

a. Memahami isi percakapan dan melengkapi percakapan.

b. Menulis deskripsi tentang benda di sekitar atau seseorang dengan bahasa yang runtut.

c. Mengisi formulir dengan benar.

d. Memahami isi cerita dan melengkapi cerita.

e. Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang
komunikatif.

f. Menyusun paragraf dengan bahan yang tersedia.

g. Menulis cerita berdasarkan pengalaman.

h. Menulis pengumuman dengan bahasa yang komunikatif.

i.Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dan
menggunakan EYD yang tepat.

j. Membuat pantun sederhana.

2. Kelas 5

a. Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang diacak.

b. Menulis karangan dengan bahan yang tersedia.

c. Menyusun karangan dengan menggunakan kerangka karangan.

d. Menulis alamat surat pada kartu pos dengan benar.

e. Menulis surat pribadi untuk berbagai tujuan dengan kalimat yang efektif.

f. Menyusun laporan melalui tahapan yang benar.


g. Menulis secara ringkas isi buku pengetahuan dari cerita dalam beberapa kalimat dengan
kata-kata sendiri.

h. Menulis kejadian penting dalam buku harian dengan ragam bahasa yang sesuai.

i. Menuangkan ide/gagasan dalam bentuk poster sederhana dengan bahasa yang komunikatif.

j. Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana.

k. Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi.

3. Kelas 6

a. Mengisi daftar riwayat hidup dengan benar.

b. Menyusun naskah pidato/sambutan dengan bahasa yang komunikatif dan santun.

c. Menyampaikan informasi dalam bentuk iklan dengan bahasa yang komunikatif.

d. Menulis wesel pos dengan benar.

e. Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau didengar.

f. Menyusun rangkuman dari berbagai teks bacaan yang memiliki kesamaan tema.

g. Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai dengan yang dituju.

h. Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap mempertahankan makna puisi.

i. Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar.

2.3 TEKNIK PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS TINGGI

Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Teknik pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau
memantapkan) bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek
ketrampilan menulis. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis

1. Teknik Pancingan Kata Kunci

Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi adalah dengan
aplikasi teknik pancingan kata kunci.
Langkah-langkah:

a. Guru bertindak sebagai pemancing dengan menawarkan kata kunci.

b. Siswa mencermati kata kunci model.

c. Siswa mengembangkan kata kunci dalam baris.

d. Siswa mengembangkan kata kunci dalam bait.

e. Siswa dapat menulis puisi utuh.

2. Teknik 3M

Teknik 3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi. Teknik


3M ini sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Teknik ini terilhami dari apa yang
diajarkan Mardjuki (dalam Harefa, 2002:31), seorang penulis kreatif yang cukup dikenal oleh
para wartawan di Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon penulis muda, yaitu dengan
3N-nya (niteni, norokke, nambahi). Teknik ini biasanya diterapkan dalam menulis teks berita.

Langkah-langkah:

a. Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti mengenai sebuah
objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis teks berita, siswa mengamati model
teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang disediakan guru. Hasil yang diharapkan
dari kegiatan mengamati adalah pembelajar menemukan unsur-unsur berita dan pola-pola
penulisan teks berita.

b. Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan “menjiplak ”. Hal
yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per kalimat tetapi unsur-unsur yang harus ada
dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks berita sehingga siswa dapat menulis teks berita
dalam berbagai pola dan variasi.

c. Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas terhadap
tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam objek tiruan ada
unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi sehingga menjadi lebih lengkap
unsur-unsur beritanya.

3. Teknik Field Trip


Field trip ialah teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat sesuai
untuk meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi. Langkah-langkah:

a. Guru membuka interaksi dengan siswa untuk memperkenalkan rencana kegiatan dalam
pembelajaran menulis deskripsi.

b. Guru dan siswa menyepakati trip yang akan dikunjungi dan waktu yang dipilih untuk
pemebelajaran menulis deskripsi.

c. Siswa dan guru bersama-sama mengunjungi tempat yang dituju, contohnya museum.

d. Guru membimbing siswa untuk segera menulis dan mendeskripsikan suatu objek yang
telah dipilih.

e. Guru merefleksi tulisan yang sudah ditulis oleh siswa.

4. Teknik Pengandaian 180o Berbeda

Teknik ini adalah teknik yang membantu siswa dalam menulis cerita khususnya
narasi. Teknik ini dinamakan dengan pengandaian 180o karena cara yang digunakan adalah
membalikkan tokoh cerita yang sudah ada atau lazim dimasyarakat. Misalnya cerita Malin
Kundang yang menjadi tokoh jahat adalah Malin. Dengan teknik ini siswa menulis dengan
tokoh jahatnya adalah Ibu Malin. Langkah-langkah:

a. Mencatat yang terlintas, yaitu tuliskan sebanyak mungkin kata yang terlintas dalam pikiran
setelah mendengar suatu kata. Misalnya, ketika dikatakan “sandal jepit ”, tuliskan “alas kaki,
murah, toilet, licin, santai, dsb”. Kegiatan ini adalah aktivitas pembuka untuk melepaskan
sekat-sekat keraguan serta melatih kreativitas berpikir. Umumnya kendala menulis adalah (a)
keraguan untuk memulai menulis, (b) keraguan untuk merangkai jalan cerita, dan (c)
keraguan apakah tulisannya bagus atau tidak.

b. Mendeskripsikan, yaitu memberikan gambaran tentang suatu objek, tempat, suasana,


tokoh, penokohan, dsb. sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan, melihat, mendengar,
mencium apa yang dideskripsikan penulis. Latihan pendeskripsian dilakukan dengan cara (a)
mendeskripsikan sesuatu yang terlihat, (b) mendeskripsikan sesuatu yang terdengar, (4)
mendeskripsikan sesuatu yang tercium, dan (d) mendeskripsikan sesuatu yang teraba. Latihan
ini dilakukan satu per satu agar pendeskripsian dapat lebih terfokus dan mendalam (detail).
c. Menggunakan pengandaian 180° berbeda. Latihan menulis cerita tidak harus dimulai
dengan sesuatu yang baru. Latihan dapat dimulai dengan sesuatu yang sudah dikenal semua
siswa. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki gambaran umum tentang apa yang akan
dituliskan. Tapi, agar cerita tetap menarik, siswa diharuskan menulis cerita dengan
karakteristik tokoh yang berbeda 180°. Misalnya, bila siswa hendak menuliskan kembali
cerita “Si Kancil”, maka karakteristik Kancil yang biasanya lebih cerdik daripada Buaya, kali
ini diubah 180° berbeda sehingga Buaya dibuat lebih cerdik.

d. Menggunakan berbagai sudut pandang (point of view). Sudut pandang artinya dari
pandangan mana peristiwa-peristiwa dalam cerita dipaparkan, apakah dari sudut pandang
pengarang, tokoh A, atau tokoh B. Di dalam cerita yang utuh, sudut pandang selalu berubah.
Oleh karena itu, perubahan sudut pandang merupakan bagian yang harus dilatihkan agar
siswa dapat membuat cerita yang lebih variatif dan menarik. Pada cerita Si Kancil (dengan
180° berbeda), pertama-tama siswa diminta untuk menuliskan cerita dengan sudut pandang Si
Kancil. Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat cerita tersebut dengan sudut pandang
Buaya.

5. Teknik Kancing Gemerincing

Teknik kancing gemerincing adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan


keterampilan menulis dalam melengkapi cerita rumpang. Teknik ini menggunakan kancing
sebagai alat perantara untuk membantu pembelajaran. Langkah-langkah:

a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang.

b. Cerita yang rumpang dibagikan kepada masing-masing siswa, kemudian siswa menelaah
dan membaca teks tersebut dengan maksud mengetahui maksud cerita asalnya.

c. Setiap siswa dalam kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama untuk
memikirkan kalimat-kalimat yang tepat dan memadukan kalimat dengan kalimat sehingga
cerita tersebut menjadi runtut.

d. Kancing-kancing dalam kotak dibagikan pada siswa masing-masing mendapat dua buah
kancing.

e. Guru memberikan penjelasan teknik melengkapi cerita rumpang dengan berdiskusi


menggunakan media kancing sebagai berikut:
1) Semua anggota kelompok harus mengemukakan pendapatnya yaitu kalimat yang tepat
untuk melengkapi cerita rumpang sehingga cerita menjadi padu.

2) Jika salah satu teman sedang berbicara mengemukakan pendapatnya, maka siswa yang lain
harus mendengarkan pendapat teman tersebut dan yang telah berbicara mengemukakan
pendapatnya harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah
kelompok.

3) Jika kancing yang dimiliki seorang siswa telah habis, dia tidak boleh berpendapat lagi
sampai rekan-rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

4) Jika kancing yang dimiliki oleh siswa dalam satu kelompok sudah habis, sedangkan tugas
belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagikan kancing lagi dan
prosedur atau caranya diulangi lagi.

f. Guru menugaskan siswa untuk melengkapi cerita rumpang dengan teknik kancing
gemerincing yang telah dijelaskan.

g. Siswa melengkapi cerita rumpang dengan bimbingan guru.

h. Guru memberikan kesempatan untuk bertanya.

i. Setelah siswa dalam kelompoknya menyelesaikan tugas melengkapi cerita rumpang, maka
kelompok tersebut harus mengoreksi hasil tulisannya.

j. Setelah semua kelompok mengoreksi, maka setiap kelompok mandapat kesempatan untuk
memamerkan hasil kerja pada kelompok lain dengan teknik keliling kelompok.

k. Setiap kelompok berkesempatan membaca hasil menulis cerita dari tiap-tiap kelompok, hal
ini dimaksudkan agar dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.

l. Guru melakukan penilaian terhadap hasil menulis siswa dalam menulis melengkapi cerita
rumpang dan menilai kelompok yang kerjanya bagus.

m. Diakhir kegiatan yaitu diskusi untuk memberi tanggapan terhadap hasil karya orang lain.

n. Merefleksikan hasil kegiatan siswa.

o. Siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan.


2.4 STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS TINGGI

Upaya yang dilakukan guru agar siswa senang menulis adalah memberi kebebasan
kepada siswa untuk mau menulis apa yang disenanginya sesuai dengan perkembangan tema
pembelajaran yang dilaksanakan.

1. Menulis abjad

Menulis abjad dilakukan dengan cara setiap siswa diberikan tugas untuk meniru
tulisan beberapa huruf lepas yang dicontohkan guru. Tujuannya adalah (1) pengenalan huruf,
dan (2) mengidentifikasi lafal. Materinya adalah huruf kapital dan huruf biasa dari Aa sampai
Zz. Huruf lepas yang akan ditulis berukuran besar +/- 15x10 cm. Adapun prosedur, yaitu (1)
guru menjelaskan tujuan, langkah-langkah pembelajaran dan memberikan apersepsi, (2)
siswa mengamati contoh huruf yang akan ditulis, (3) masing-masing siswa diberi tugas
menulis huruf-huruf tertentu, (4) masing-masing siswa menulis huruf yang telah ditentukan
guru. Setiap hasil kerja diberi nama pembuatnya, dan (5) setiap hasil kerja ditempel di papan
pajangan.

2. Menulis Kegiatan

Daya ingat anak sekolah dasar terhadap suatu kegiatan yang menarik atau yang
membawa kesan tersendiri akan sangat mudah diingat anak. Bagi siswa sekolah dasar, untuk
mengkonstruksi daya ingat terhadap peristiwa yang pernah dialami secara berulang-ulang
merupakan objek ide yang terdekat. Sehingga dengan ide tersebut anak dapat diajak untuk
menulis kegiatan atau membuat karangan sederhana. Tujuannya adalah (1) menulis cerita
yang paling dekat dan dialami siswa, (2) menulis karangan sederhana dengan menggunakan
pilihan kata yang tepat, dan (3) menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa
yang runtut dan penggunaan EYD yang tepat. Materinya adalah menulis kegiatan yang telah
dan pernah dilakukan siswa baik di rumah maupun di sekolah. Adapun prosedurnya, yaitu
sebagai berikut: (1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran menulis
yang akan dilaksanakan, dan memberikan apersepsi, (2) siswa diberikan peluang untuk
merekonstruksi ingatannya dengan cara bercerita dengan teman sebangku atau kelompok
kecil, (3) siswa diminta menuliskan hal-hal apa yang telah diceritakan dengan kalimat-
kalimat pendek yang merupakan inti cerita, (4) siswa mengembangkan kalimat-kalimat
pendek yang telah dibuat menjadi cerita yang telah diceritakan kepada teman, (5) siswa
secara berkelompok membacakan hasil karangannya, siswa lain menyimak dan memberi
masukan atas tulisan yang mereka simak, dan (6) secara cepat guru memilih hasil tulisan
siswa yang dianggap baik untuk ditempel di papan pajangan.

3. Menulisi Gambar Kesayangan

Gambar yang telah dibuat siswa ditulisi sesuai dengan keinginannya, seolaholah
gambar itu bercerita sesuai dengan apa yang ada pada imajinasi siswa. Tujuannya adalah (1)
meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa, (2) meningkatkan penguasaan
perbendaharaan kata, dan (3) menghubungkan pengalaman pribadi dengan pengalaman
membaca buku. Materinya adalah gambar yang telah dibuat dan siap diisi tulisan. Adapun
prosedurnya adalah sebagai berikut: (1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran, (2) siswa diminta untuk membuat gambar kesenangan dengan bentuk yang
sederhana, (3) gambar yang telah selesai dibuat ditulisi dengan keinginan masing-masing
siswa, (4) guru melaksanakan pengamatan, bimbingan, dan penilaian proses terhadap kerja
yang dilakukan siswa, dan (5) hasil kerja siswa yang dianggap baik dipajang di papan
pajangan.

4. Menulis Bentuk Gambar

Variasi menulis puisi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
baris-baris kalimat itu seolah-olah sebagai garis coretan yang membentuk gambar tertentu.
Tujuannya adalah (1) menulis kreatif, (2) mengidentifikasi suatu bentuk puisi untuk
menambah efek pengimajinasian dari wujud yang digambarkan, (3) menulis puisi yang
menggunakan suatu bentuk deskriptif kata-kata. Materi adalah pengalaman, dan pemahaman
siswa terhadap suatu bentuk benda yang mengesankan. Adapun prosedurnya, yaitu: (1) guru
menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, (2) guru memperlihatkan satu bentuk
puisi yang berbentuk sebuah benda, (3) berdasarkan contoh yang dilihat, siswa membuat
puisi sesuai dengan pengalaman, dan pemahaman siswa terhadap suatu bentuk benda yang
mengesankan, (4) guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, memotivasi,
memfasilitasi siswa saat pembelajaran menulis puisi, (5) siswa berlatih menulis draft puisi,
(6) siswa berdiskusi melakukan tukar pendapat atas draft puisi yang dibuat, (7) siswa
melakukan kegiatan revisi draft, dan melakukan proses akhir menulis puisi, (8) hasil tulisan
siswa dibacakan di depan kelas, (9) tulisan siswa yang representatif dengan tujuan
pembelajaran ditempel di papan pajangan, dan (10) guru memberikan tindak lanjut agar siswa
lebih kreatif dalam membuat puisi dengan bentuk-bentuk lain, dan hasilnya akan di pajang.
5. Menulis Cerita Bentuk Arkodion

Gambar berseri berupa foto yang biasanya merekam kejadian beruntun/kronologis,


akan membantu siswa untuk menemukan gagasan dalam bercerita. Tujuannya adalah (1)
mengembangkan keterampilan penulisan kreatif, dan (2) melatih siswa bercerita berdasarkan
kronologis waktu, kejadian, dan tempat. Materinya adalah menulis cerita dengan berpedoman
pada foto keluarga atau gambar berseri yang diperoleh dari media massa. Adapun prosedur,
yaitu: (1) minimal sehari sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru meminta siswa membawa
foto-foto keluarga atau gambar yang dianggap berseri, (2) sebelum pembelajaran dimulai,
siswa mengeluarkan foto atau gambar yang mereka bawa, (3) guru menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran, (4) siswa mengamati contoh karangan atau cerita dalam
bentuk arkodion, (5) siswa diarahkan untuk membuat bingkai arkodion dari kertas gambar,
dan menempel foto/gambar, (6) siswa menulis draft cerita berdasarkan gambar yang ada, (7)
saat siswa melakukan kegiatan menulis sedangkan guru melakukan pengamatan serta
bimbingan dan penilaian proses, (8) siswa mendiskusikan draft cerita untuk memperoleh
masukan dari unsur kronologis cerita, pilihan kata, serta susunan kalimat, dan lain-lainnya
yang berkenaan dengan unsur kebahasaan, (9) siswa melakukan revisi draft yang dilakukan
dengan menyelesaikannya menjadi sebuah cerita bersambung model arkodion, (10) selesai
menulis, siswa membacakan cerita yang dibuat, dan (11) tindak lanjut yang dilakukan guru
adalah menempelkan karya yang dianggap baik di papan pajangan.

6. Menulis Cara Memainkan Sesuatu

Menulis ekspossisi, akan terasa sulit jika apa yang akan ditulis jauh dari siswa.
Mulailah dengan cara menuliskan bagaimana cara siswa memainkan benda kesayangannya.
Tujuannya adalah: (1) menulis eksposisi, (2) menuliskan cerita secara runtut. Materinya
adalah mainan kesayangan sebagai objek penceritaan. Adapun prosedurnya, yaitu: (1) guru
menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, (2) siswa menyimak pembacaan
tulisan tentang cara membuat burung dari kertas, (3) berdasarkan contoh yang disimak, siswa
berlatih menulis karangan eksposisi sesuai dengan objek tulisan masing-masing dengan
langkah-langkah membuat kerangka karangan dan mengembangkan kerangka karangan
berupa draft karangan, (4) secara berpasangan siswa berbagi melakukan kegiatan perbaikan
dan penyuntingan, (5) guru mengamati, memotivasi, membimbing, serta menilai saat siswa
melakukan kegiatan pembelajaran menulis, (6) kegiatan menyelesaikan karangan eksposisi
dilanjutkan di rumah, dengan demikian tampilan karangan siswa yang akan dipajang di papan
pajangan dapat menarik minat siswa untuk membacanya, dan (7) hasil karangan siswa
dipajang di papan pajangan.

7. Menulis Poster atau Reklame

Tujuan dari menulis poster atau reklame adalah mengidentifikasi ciri kalimat poster
atau reklame, penggunaan kalimat pengharapan, anjuran, membuat poster atau reklame.
Materinya, yaitu membuat poster atau reklame. Adapun prosedurnya, yaitu: (1) menjelaskan
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, (2) melihat contoh poster atau reklame yang sering
dijumpai, (3) mengidentifikasi bentuk dan karakteristik bahasa poster atau reklame, (4) siswa
berlatih membuat poster atau reklame yang dapat dilakukan dengan cara berkelompok atau
mandiri dengan bahan guntingan huruf yang ditempelkan pada kertas manila, (5) guru
memberikan bimbingan, memotvasi, memfasilitasi saat siswa belajar membuat poster, dan (6)
Setelah menyimpulkan materi pelajaran tentang karakteristik bahasa poster atau reklame,
hasil pekerjaan siswa dapat dipajang di kelas.

8. Menulisi Benda-benda Pos

Benda-benda pos adalah benda-benda yang digunakan untuk menyelesaikan urusan


pos dan siswa perlu memiliki pengetahuan tentang benda-benda pos tersebut. Tujuannya
adalah mengenal bentuk benda-benda pos, mengetahui fungsi masing-masing benda pos, dan
mengetahui cara menulisi benda-benda pos. Materinya adalah menulis kartu ucapan dengan
menggunakan kartu pos. Adapun prosedurnya adalah (1) guru menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran, (2) memberikan apersepsi terkait dengan aktivitas surat
menyurat, (3) guru memperlihatkan berbagai macam kartu ucapan dengan menggunakan
kartu pos, (4) berdasarkan contoh bermacam-macam kartu ucapan siswa berlatih menulisi
kartu pos, (5) guru mengamati, memberikan bimbingan, menilai saat siswa melakukan
aktivitas menulisi kartu pos, dan (6) selesai menulis, hasil menulis kartu pos dapat
ditindaklanjuti dengan melengkapinya dengan perangko, kemudian mengirim surat itu ke
alamat teman yang dituju atau alamat sekolah.

9. Menulis catatan harian

Kegiatan menulis catatan harian merupakan lanjutan dari kegiatan yang berawal dari
menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Kegiatan yang sama dilakukan setiap hari,
terjadwal mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Adakalanya aktivitas yang
sama dilakukan setiap hari tetapi adakalanya saat melaksanakan kegiatan tersebut ada
peristiwa atau kejadian yang tidak sama dengan hari kemarin. Pola karangan yang akan
dibuat siswa bersifat bebas dan guru secara intensif dan berkelanjutan mengingatkan akan
tugas yang harus dikerjakan siswa sebab menulis catatan harian tidak harus dikerjakan dalam
sekali atau dua kali pertemuan. Tujuan dari menulis catatan harian adalah menulis kalimat
efektif dan menulis kejadian-kejadian lain yang secara kronologis dirangkai dalam satu cerita
yang dialami dalam sehari. Materi yang digunakan untuk menulis catatan harian adalah
kegiatan sehari-hari yang dilakukan di rumah ataupun di sekolah selama seminggu. Prosedur
dalam menulis catatan harian adalah sebagai berikut: (1) guru menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran dan apersepsi, (2) siswa berdiskusi kelompok mencermati,
menganalisis contoh diary/catatan harian, (3) masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil analisisnya, (4) guru menyimpulkan materi pelajaran yang terkait dengan bentuk, ciri-
ciri kalimat yang dipergunakan dalam diary/catatan harian, (5) guru memberikan tindak lanjut
menulis diary/catatan harian selama seminggu/kurun waktu yang disepakati, dan (6) hasil
kerja siswa dapat disimpan sebagai portofolio atau diteruskan oleh anak yang bersangkutan.

10. Menulis mainan kesenangan

Setiap siswa biasanya memiliki mainan yang disenangi di rumah. Mereka dekat
dengan objek ini karena setiap kesempatan yang ada dimanfaatkan untuk bermain, sehingga
siswa mengetahui setiap detail bagian dari mainannya. Menulis dengan menggunakan objek
mainan yang disenangi merupakan langkah awal bagi siswa untuk menulis deskripsi. Tujuan
dari menulis mainan kesenangan adalah menulis deskripsi tentang mainan kesayangan atau
benda di sekitar anak dengan bahasa yang runtut dan menulis kalimat efektif. Materi yang
digunakan untuk menulis mainan kesayangan adalah mainan kesayangan siswa/benda-benda
lingkungan yang dekat dengan anak. Prosedur dalam menulis mainan kesayangan adalah
sebagai berikut: (1) minimal sehari sebelum pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa
untuk membawa mainan/benda kecil yang disenangi dari rumah untuk pelajaran Bahasa
Indonesia berikutnya, (2) pada saat pembelajaran, siswa diminta mengeluarkan mainan/benda
kecil yang disenangi dari rumah, (3) guru menjelaskan tujuan dan langkah/langkah
pembelajaran dan apersepsi, (4) siswa mulai menulis dengan objek benda yang dibawa
masing-masing, (5) guru mengamati proses menulis yang dilakukan siswa, memberikan
motivasi, dan memfasilitasi, (6) setelah siswa selesai menulis, pekerjaannya ditukar dengan
teman terdekat. Masing-masing siswa membaca karangan temannya dan mengomentari
tulisan yang dibacanya. Komentar yang mungkin diberikan adalah runtut penceritaannya,
ketepatan penggunaan kosa katanya, ketepatan penggunaan EYD. Komentar tersebut ditulis
dikertas lain. Proses menukar pekerjaan ini dilakukan dua kali, (7) berdasarkan masukan yang
diberikan dari dua temannya, tulisan yang telah dibuat diperbaiki, (8) guru melakukan
pengamatan, bimbingan kepada siswa saat proses perbaikan karangan yang dilakukan siswa,
(9) berdasarkan hasil pengamatan, guru memperoleh masukan terhadap kreativitas siswa saat
mendeskripsikan mainan kesayangannya/benda yang dekat dengan anak. Masukan tersebut
mungkin dari penggunaan kosa katanya, susunan kalimatnya, dan penceritaannya.
Gunakanlah sebagai reinforcement, dan (10) tindaklanjut yang diberikan adalah siswa
diminta untuk menulis ulang tulisan dengan tulisan yang lebih rapi dan tampilan yang
menarik di rumah. Kemudian hasil tulisan tersebut dipajang di papan pajangan.

2.5 Media Pembelajaran Menulis

1. Menggunakan Gambar Seri

Melalui gambar seri ini siswa diharapkan mampu menuliskan peristiwa yang terjadi
secara berurutan berdasarkan gambar. Guru dapat membantu siswa untuk mendiskusikan
tema dari gambar disamping termasuk beberapa hikmah atau nilai-nilai yang akan
ditanamkan guru melalui cerita bergambar tersebut.

Dengan demikian siswa dapat memulai menulis berdasarkan urutan urutan gabar yang
disuguhkan kepada mereka. Bentuk tulisannya boleh juga ditekanakan untuk tingkat SD
menggunakan jenis tulisan deskriptif atau menggunakan tulisan jenis narasi, agar siswa dapat
secara langsung menbedakan jenis-jenis tulisan. Selain itu juga guru melalui gambar dapat
menekankan atau menanamkan nilai-nilai atau karakter tertentu kepada siswa melalu
visualisasi gambar yang diberikan.

2. Mading sekolah

Mading sekolah dapat dijadikan ajang berlatih menulis. Mungkin mading kalah
populer dari media lainnya. Namun sekali lagi, keberadaan mading menjadi wahana praktis
untuk berlatih dan belajar menulis buat siswa di sekolah. Tentunya, penerbitan mading yang
rutin akan mendorong siswa untuk menulis dan menghasilkan karya tulis. Misalnya puisi,
artikel pendek (Arpen), cerita pendek (Cerpen) atau berita sederhana tentang lingkungan
sekolah.
3. Buku diari

Siswa sudah memahami apa itu buku diari. Dalam batasan sederhana, diari adalah
catatan khusus perjalanan hidup seseorang. Jadi diari itu bersifat personal. Memuat catatan
perasaan dan pengalaman hidup sehari-hari. Apa yang dirasakan atau dialami dituangkan
dengan bebas ke dalam buku diari. Karena alasan ini sering siswa menyebut diari sebagai
teman curhat. Karena bersifat sangat pribadi maka buku diari hanya untuk dibaca sendiri.
Artinya pembaca diari terbatas pada si penulisnya. Meskipun demikian, cara ini cukup efektif
belajar dan berlatih menulis sesuatu.

2.6 Pendekatan Dalam Pembelajaran Menulis

Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi pendekatan


komunikatif, integratif, keterampilan proses, dan pendekatan tematis. Pendekatan
komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa
(untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran. Pendekatan integratif menekankan keterpaduan
empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam
pembelajaran. Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan tematis
menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa (1) pendekatan komunikatif tampak pada butir pembelajaran,
misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan; (2) pendekatan
integrative tampak pada butir pembelajaran, misalnya : menceritakan pengalaman yang
menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca bacaan kemudian membuat
ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar; (3) pendekatan keterampilan proses, tampak
pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan
pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kaiimat acak menjadi paragraf yang padu; dan
(4) pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman
dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.

Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karaktenstik yang sama dengan


pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek
pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator
dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun/mengkonstruk
gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan


(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai
penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembacanya. Tujuan pembelajaran
menulis di SD kelas tinggi adalah sebagai berikut : kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Teknik
pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) berikut
teknik pembelajaran menulis : teknik pancingan kata kunci,teknik 3M, teknik Field Trip,
teknik pengandaian 180o berbeda, dan teknik kancing gemerincing.

Strategi pembelajaran menulis upaya yang dilakukan guru agar siswa senang menulis
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mau menulis apa yang disenanginya sesuai
dengan perkembangan tema pembelajaran yang dilaksanakan. Media pembelajaran menulis
yaitu ada menggunakan gambar seri, madding sekolah, dan menulis diari. Pendekatan yang
disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi pendekatan komunikatif, integratif,
keterampilan proses, dan pendekatan tematis. Pendekatan komunikatif memfokuskan pada
keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam
pembelajaran.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih menyempurnakan dalam menjelaskan tentang isi makalah dari sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : IV / II

Alokasi Waktu : 1 x 30 Menit

Pertemuan Ke : 1 x Pertemuan

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan,
pengumuman, dan pantun anak.

B. Kompetensi Dasar

Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan dan
kepatuhan) sesuai dengan ciri-ciri pantun.

C. Indikator

1. Menyebutkan pengertian pantun

2. Menjelaskan ciri-ciri pantun

3. Membuat pantun sesuai ciri-ciri pantun

4. Membacakan pantun anak yang telah dibuat dengan lafal dan intonasi yang sesuai.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan pengertian pantun

2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri pantun

3. Siswa mendapat membuat pantun yang menarik sesuai dengan ciri-ciri pantun

4. Siswa dapat membaca pantun anak yang telah dibuat dengan lafal dan intonasi yang
sesuai.

E. Materi Pokok

Menulis pantun anak


F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendekatan : Pembelajaran Langsung

2. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas, Diskusi, dan Evaluasi

G. Langkah – Langkah Kegiatan

1. Kegiatan awal

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum memulai pembelajaran

c. Guru mengecek kehadiran siswa

d. Guru menyampiakan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

a. Guru menyebutkan pengertian pantun

b. Guru menjelaskan ciri-ciri pantun

c. Guru memberi contoh cara membuat pantun

d. Guru meminta siswa untuk melengkapi isi pantun

e. Guru meminta siswa membuat pantun sesuai dengan contoh yang telah diberikan guru

f. Guru meminta siswa membacakan hasil pantun yang telah mereka buat di depan kelas

g. Guru meminta siswa yang lain mendengarkan pembacaan pantun

h. Guru meminta teman sebangku untuk berdiskusi dengan menyempurnakan pantun-pantun


dengan memilih pasangan yang tepat dalam lembar kerja siswa

i. Guru bertanya pada siswa adakah hal-hal yang masih belum dipahami siswa tentang
pembelajaran yang telah dipelajari

j. Guru meluruskan kesalahapahaman

3. Kegiatan akhir
1. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

2. Guru memberikan anjuran pada siswa untuk selalu belajar di rumah

3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

H. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Papan tulis, spidol, proyektor dan laptop

Sumber Belajar : Buku bahasa Indonesia SD dan MI kelas 4

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik

Test Tertulis

2. Instrumen

Soal (Objektif)

Kunci Jawaban
DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Tarigan. Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa

Wicaksana. Andri, dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat).
Yogyakarta: Garudhawaca

https://www.matrapendidikan.com/2016/03/manfaatkan-media-ini-buat-belajar.html?m=1 (di
unduh pada tanggal 17 April 2018 pukul 19:00)

http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/02/metode-model-dan-teknik-pembelajaran.html?
m=1 (di unduh pada tanggal 17 April 2018 pukul 20:05)

https://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd/ (di
unduh pada tanggal 17 April 2018 pukul 18:30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai