Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS UNIVERSITAS TERBUKA

1.
Pemberian promo diskon hingga mencapai 100% oleh ojek online merupakan indikasi sebagai bentuk
praktik predatory pricing. Predatory pricing merupakan tindakan anti persaingan usaha dengan melakukan
jual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan
usaha pesaingnya di pasar yang bersangkutan.

Dalam ketentuan Pasal 20 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, dikatakan:
“Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara melakukan jual rugi atau
menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha
pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.”

Sehingga menurut ketentuan Pasal 20 terserbut, pemberian promo diskon hingga mencapai 100% oleh ojek
online demi upaya menguasai pangsa pasar merupakan bentuk predatory pricing yang dapat memicu
persaingan usaha tidak sehat.

2.
Dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat atau
dalam Hukum Persaingan Usaha terdapat aturan Kegiatan yang Dilarang, yaitu diatur dalam ketentuan
Pasal 17 – 24.

Kegiatan-kegiatan tertentu yang dilarang dan berdampak tidak baik untuk persaingan pasar terdiri dari:
a. monopoli,
b. monopsoni,
c. penguasaan pasar (predatory pricing, price war and price competition, penetapan biaya produksi
dengan curang),
d. dan persekongkolan (conspiracy)

Dalam ketentuan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, yaitu menurut Pasal 20 yang berbunyi:
“Pelaku Usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara melakukan jual rugi atau
menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha
pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.”

Jadi dapat disimpulkan, bahwa promo diskon oleh ojek online masuk dalam kategori “Kegiatan yang
Dilarang” sebagaimana diatur dalam Pasal 20 UU Anti Monopoli.

3.
Pelaku usaha mempunyai posisi dominan tidak dilarang dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang penting pencapaian posisi dominan tersebut
dilakukan melalui persaingan usaha yang sehat atau fair. Yang dilarang oleh UU terserbut adalah apabila
pelaku usaha menyalahgunakan posisi dominannya.

Dalam Pasal 25 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999 ditetapkan, bahwa pelaku usaha dilarang menggunakan posisi
dominan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk:
a. Menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan/atau menghalangi
konsumen memperoleh barang dan/atau jasa yang bersaing dari segi harga maupun kualitas,
b. Membatasi pasar dan pengembangan teknologi,
c. Menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar yang
bersangkutan.
BUKU JAWABAN TUGAS UNIVERSITAS TERBUKA

Kemudian, apakah kerjasama Grab dengan OVO tergolong dalam upaya penguasaan pasar yang mengarah
pada penyalahgunaan posisi dominan?
Menurut pendapat saya, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999, bahwa
kerjasama antara Grab dan OVO tentu menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing
untuk memasuki pasar yang bersangkutan. Sehingga dengan demikian, kerjasama tersebut mengarah
kepada penyalahgunaan posisi dominan.

Anda mungkin juga menyukai