Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS ALASAN KEBIJAKAN PEMBAYARAN SEBAGIAN BIAYA PELAYANAN


KACAMATA OLEH BPJS KESEHATAN DI INDONESIA

OLEH :
NORMA RASYID
B1E123011

PROGRAM STUDI D-III OPTOMETRI


UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka memenuhi persyaratan
mata kuliah Kewarganegaraan di Universitas Megarezky.
Makalah ini bertujuan untuk menggali dan menyampaikan informasi serta pemahaman
yang lebih mendalam tentang Analisis Alasan Kebijakan Pembayaran Sebagian Biaya Pelayanan
Kacamata oleh BPJS Kesehatan di Indonesia.Melalui makalah ini, penulis berharap dapat
memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca dalam memahami secara lebih
komprehensif.
Tak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang
selalu memberikan dukungan moral dan motivasi selama proses ini berlangsung.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik, saran, dan masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi serta dapat menjadi bahan
referensi yang berguna bagi pembaca. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah
diberikan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah salah satu
inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Program ini berkomitmen untuk memberikan perlindungan
finansial dan akses pelayanan medis kepada semua warga negara Indonesia. Dalam
pelaksanaannya, BPJS Kesehatan memberikan jaminan kesehatan dengan memberikan
subsidi terhadap berbagai jenis perawatan medis, obat-obatan, dan tindakan medis yang
diperlukan oleh pesertanya.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dari peserta BPJS Kesehatan adalah mengenai
kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata. Di tengah upaya memperluas
cakupan dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan, kacamata tetap menjadi salah satu
aspek yang masih memerlukan kontribusi finansial dari peserta. Hal ini menimbulkan
pertanyaan tentang alasan di balik kebijakan ini dan mengapa BPJS Kesehatan tidak
membayar sepenuhnya biaya pelayanan kacamata, seperti halnya dengan banyak layanan
medis lainnya.

Makalah ini akan menggali lebih dalam mengenai alasan-alasan utama yang mendasari
kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata oleh BPJS Kesehatan di
Indonesia. Melalui analisis yang komprehensif, penulis akan mencoba memahami
pertimbangan ekonomi, strategis, dan kebijakan yang memengaruhi keputusan BPJS
Kesehatan dalam hal ini. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang konteks dan pertimbangan yang melatarbelakangi
kebijakan ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah alasan utama di balik kebijakan BPJS Kesehatan untuk hanya membayar
sebagian biaya pelayanan kacamata, sementara sebagian besar biaya menjadi tanggung
jawab peserta, dan bagaimana hal ini memengaruhi akses masyarakat terhadap layanan
kacamata?
2. Bagaimana dampak kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata oleh BPJS
Kesehatan terhadap kesadaran masyarakat terhadap manfaat jaminan kesehatan dan
bagaimana hal ini dapat memengaruhi pemilihan dan penggunaan layanan kesehatan oleh
peserta?
3. Apakah terdapat alternatif atau model lain yang dapat digunakan oleh BPJS Kesehatan
untuk meningkatkan cakupan dan aksesibilitas layanan kacamata, sambil
mempertimbangkan keterbatasan dana dan sumber daya yang tersedia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis alasan utama di balik kebijakan BPJS
Kesehatan untuk hanya membayar sebagian biaya pelayanan kacamata di Indonesia.
Dengan demikian, akan terungkap faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan ini,
termasuk pertimbangan ekonomi, strategis, dan kebijakan.
2. Mengidentifikasi dampak dari kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan
kacamata terhadap akses masyarakat terhadap layanan kacamata yang dibutuhkan.
3. Mengidentifikasi alternatif atau model lain yang dapat digunakan oleh BPJS
Kesehatan untuk meningkatkan cakupan dan aksesibilitas layanan kacamata, sambil
mempertimbangkan keterbatasan dana dan sumber daya yang tersedia.

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pembaca tentang alasan di
balik kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata oleh BPJS Kesehatan di
Indonesia. Ini akan membantu pembaca memahami konteks dan faktor-faktor yang memengaruhi
kebijakan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterbatasan Dana


Salah satu alasan utama di balik kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata
adalah keterbatasan dana yang tersedia untuk BPJS Kesehatan. Program ini bergantung pada
iuran yang dibayarkan oleh peserta dan subsidi pemerintah untuk mendanai layanan kesehatan.
Dengan pertumbuhan jumlah peserta dan meningkatnya biaya layanan kesehatan, BPJS
Kesehatan dihadapkan pada tekanan anggaran yang signifikan. Oleh karena itu, dalam
mengalokasikan dana yang tersedia, kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata mungkin
dianggap sebagai cara untuk menjaga keseimbangan anggaran dan memprioritaskan layanan
kesehatan yang dianggap lebih mendesak.
Keterbatasan dana adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi kebijakan
pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata oleh BPJS Kesehatan di Indonesia. Dalam
konteks ini, kita akan lebih rinci menjelaskan dampak keterbatasan dana tersebut dalam
pengambilan keputusan dan pengelolaan program jaminan kesehatan:
2.1.1 Pertumbuhan Peserta
Salah satu aspek utama dari keterbatasan dana adalah pertumbuhan peserta BPJS Kesehatan
yang cepat. Sejak didirikan, jumlah peserta BPJS Kesehatan terus meningkat, mencapai jutaan
orang. Pertumbuhan ini menghasilkan peningkatan beban finansial pada program ini, karena
BPJS Kesehatan harus memastikan ketersediaan dana untuk memberikan layanan kesehatan
kepada semua peserta.
2.1.2 Biaya Layanan Kesehatan yang Meningkat
Biaya layanan kesehatan, termasuk pelayanan kacamata, telah mengalami peningkatan yang
signifikan. Kemajuan teknologi medis, biaya bahan baku, dan meningkatnya permintaan
pelayanan kesehatan telah menyebabkan kenaikan biaya secara keseluruhan. Hal ini
mengakibatkan BPJS Kesehatan harus mengelola dana dengan lebih cermat untuk mengimbangi
pertumbuhan biaya.
2.1.3 Upaya untuk Mencegah Kebangkrutan Finansial
BPJS Kesehatan bertujuan untuk menyediakan jaminan kesehatan yang terjangkau bagi
masyarakat. Namun, dalam konteks keterbatasan dana, organisasi ini juga harus menjaga agar
tidak mengalami risiko kebangkrutan finansial. Kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata
mungkin diambil untuk meminimalkan risiko keuangan dan memastikan kelangsungan program
jaminan kesehatan.
2.1.4 Pengalokasian Sumber Daya yang Efisien
Keterbatasan dana juga memaksa BPJS Kesehatan untuk mengalokasikan sumber daya
dengan efisien. Ini mencakup pertimbangan dalam menentukan prioritas pelayanan kesehatan
mana yang akan mendapatkan dana yang lebih besar. Dalam konteks ini, pembayaran sebagian
biaya kacamata mungkin dianggap sebagai pilihan yang memungkinkan untuk menjaga
keseimbangan anggaran.
2.1.5 Meningkatnya Kesadaran Akan Keterbatasan
Meningkatnya kesadaran akan keterbatasan dana BPJS Kesehatan juga dapat
memengaruhi pola penggunaan layanan kesehatan oleh peserta. Peserta mungkin lebih berhati-
hati dalam mengakses layanan yang mungkin dianggap kurang mendesak, termasuk pelayanan
kacamata, sebagai akibat dari pemahaman ini.
Dengan memahami lebih rinci dampak keterbatasan dana dalam konteks kebijakan
pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata oleh BPJS Kesehatan, kita dapat
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh program jaminan kesehatan ini dalam mengelola
sumber daya finansialnya. Hal ini juga memberikan landasan untuk merumuskan strategi yang
lebih efisien dalam mengatasi keterbatasan dana sambil tetap memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat.
2.2 Prioritas Pelayanan Kesehatan Lainnya
Pertimbangan prioritas pelayanan kesehatan lainnya juga memainkan peran penting
dalam pembuatan kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata oleh BPJS
Kesehatan. Dalam bagian ini, penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi prioritas pelayanan kesehatan dalam konteks kebijakan ini.
2.2.1 Tingkat Kritisitas Kondisi Medis
Salah satu pertimbangan utama dalam menentukan prioritas pelayanan kesehatan adalah
tingkat kritisitas kondisi medis yang harus diatasi. Layanan kesehatan yang berkaitan dengan
kondisi medis yang mengancam jiwa atau memiliki dampak kesehatan yang signifikan mungkin
diberikan prioritas yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pelayanan kacamata, meskipun penting,
mungkin dianggap sebagai kondisi yang tidak segera mengancam jiwa.
2.2.2 Anggaran Terbatas
Kebijakan kesehatan seringkali terbatas oleh anggaran yang tersedia. Dalam konteks ini, BPJS
Kesehatan harus mengalokasikan anggaran dengan cermat untuk memenuhi berbagai kebutuhan
pelayanan kesehatan. Pemberian prioritas kepada layanan kesehatan yang dianggap lebih
mendesak dapat menjadi strategi untuk memaksimalkan manfaat dari anggaran terbatas tersebut.
2.2.3 Preferensi dan Tuntutan Masyarakat
Preferensi dan tuntutan masyarakat juga dapat memengaruhi prioritas pelayanan
kesehatan. Jika masyarakat memiliki tuntutan yang tinggi terhadap layanan kesehatan tertentu
atau memandangnya sebagai prioritas utama, maka BPJS Kesehatan mungkin merespons dengan
meningkatkan aksesibilitas dan cakupan layanan tersebut. Namun, tuntutan ini dapat berubah
seiring waktu dan dinamika sosial.
2.2.4 Evaluasi Manfaat Terhadap Biaya
Keputusan terkait prioritas pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh evaluasi
manfaat terhadap biaya. Ini mencakup pertimbangan mengenai seberapa efektif suatu layanan
kesehatan dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup peserta dalam perbandingan dengan
biaya yang dikeluarkan. Dalam beberapa kasus, kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata
mungkin diambil karena dianggap sebagai langkah yang lebih efisien dalam penggunaan sumber
daya.
2.2.5 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Lainnya
Selain pelayanan kesehatan, masyarakat juga memiliki kebutuhan dasar lainnya seperti
pendidikan, perumahan, dan pekerjaan. Prioritas pelayanan kesehatan harus diimbangi dengan
pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Oleh karena itu, dalam konteks keterbatasan sumber daya,
kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata mungkin diambil sebagai bagian dari strategi
yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi prioritas
pelayanan kesehatan membantu dalam merangkul kebijakan yang lebih efektif dan adil. Dengan
mempertimbangkan berbagai pertimbangan ini, BPJS Kesehatan dapat lebih baik
mengalokasikan sumber daya finansialnya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat
secara menyeluruh.
2.3 Upaya untuk Mendorong Swadaya Peserta
Dalam pembahasan ini, penulis akan menguraikan lebih rinci tentang upaya untuk mendorong
swadaya peserta sebagai salah satu alasan di balik kebijakan pembayaran sebagian biaya
pelayanan kacamata oleh BPJS Kesehatan.
2.3.1 Tanggung Jawab Finansial Peserta
Kebijakan pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata menciptakan tanggung jawab
finansial bagi peserta BPJS Kesehatan dalam pemenuhan kebutuhan mereka akan kacamata.
Peserta diharapkan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan sebagian biaya pelayanan ini. Hal ini
mendorong peserta untuk lebih bertanggung jawab dalam penggunaan jaminan kesehatan mereka
dan mempertimbangkan dengan cermat penggunaan layanan kacamata.

2.3.2 Pengendalian Pengeluaran


Dengan mendorong swadaya peserta, BPJS Kesehatan juga dapat mengendalikan
pengeluaran program. Jika semua biaya pelayanan kacamata sepenuhnya ditanggung oleh BPJS
Kesehatan, ada potensi untuk penyalahgunaan atau penggunaan yang tidak efisien dari layanan
ini. Dengan peserta membayar sebagian biaya, ada insentif untuk memanfaatkan layanan dengan
bijak dan hanya ketika benar-benar diperlukan.
2.3.3 Kesadaran Pemakaian Layanan
Kebijakan ini juga dapat meningkatkan kesadaran peserta tentang manfaat dan nilai dari
jaminan kesehatan yang mereka miliki. Dengan berkontribusi pada biaya pelayanan kacamata,
peserta mungkin lebih cenderung untuk memahami nilai jaminan kesehatan mereka dan
memanfaatkannya sebaik mungkin. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap
kesehatan mata dan perawatan yang diperlukan.
2.3.4 Pengaruh pada Keputusan Penggunaan Layanan
Upaya untuk mendorong swadaya peserta juga dapat memengaruhi keputusan mereka
dalam menggunakan layanan kacamata. Peserta mungkin akan lebih cermat dalam memilih
layanan kacamata yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan memprioritaskan layanan tersebut
jika mereka harus membayar sebagian biaya sendiri. Ini dapat membantu memastikan bahwa
peserta benar-benar menggunakan layanan kacamata dengan penuh pertimbangan.
2.3.5 Pengendalian Pengeluaran Sistem Jaminan Kesehatan
Dalam konteks pengendalian pengeluaran sistem jaminan kesehatan, kebijakan ini dapat
membantu mengurangi beban finansial yang dikenakan pada BPJS Kesehatan. Dengan peserta
ikut berpartisipasi dalam pembiayaan layanan kacamata, BPJS Kesehatan dapat menjaga
keseimbangan anggaran yang lebih baik dan tetap berkomitmen untuk memberikan layanan
kesehatan yang luas kepada peserta.
Melalui upaya untuk mendorong swadaya peserta, BPJS Kesehatan berharap dapat
menciptakan partisipasi yang lebih bertanggung jawab dalam program jaminan kesehatan,
mengendalikan pengeluaran, dan meningkatkan pemahaman peserta tentang manfaat kesehatan
mata.
2.4 Alternatif dan Solusi
Dalam pembahasan ini, kita akan lebih rinci menjelaskan alternatif dan solusi yang
mungkin dipertimbangkan oleh BPJS Kesehatan dalam konteks kebijakan pembayaran sebagian
biaya pelayanan kacamata:

2.4.1 Subsidi Khusus untuk Kasus yang Memerlukan


Salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan adalah memberikan subsidi khusus untuk
peserta dengan masalah penglihatan yang serius atau kondisi medis yang memerlukan kacamata
untuk fungsi sehari-hari. Dalam hal ini, BPJS Kesehatan dapat menilai kondisi medis peserta dan
memberikan dukungan finansial tambahan untuk pelayanan kacamata bagi mereka yang
membutuhkannya dengan mendesak. Ini dapat membantu menjaga aksesibilitas terhadap layanan
kacamata bagi mereka yang paling membutuhkannya.
2.4.2 Perluasan Cakupan untuk Kondisi Medis Tertentu
Sebagai alternatif, BPJS Kesehatan juga dapat mempertimbangkan perluasan cakupan
untuk kondisi medis tertentu yang berhubungan dengan mata. Misalnya, untuk kondisi medis
yang sering memerlukan pelayanan kacamata, seperti glaukoma atau degenerasi makula, BPJS
Kesehatan dapat mempertimbangkan untuk memberikan cakupan penuh untuk layanan kacamata
kepada peserta yang menderita kondisi tersebut. Hal ini akan memastikan bahwa mereka
mendapatkan perawatan yang diperlukan tanpa beban finansial tambahan.
2.4.3 Kolaborasi dengan Sektor Swasta
BPJS Kesehatan juga dapat menjalin kolaborasi dengan sektor swasta dalam penyediaan
layanan kacamata. Kerjasama ini dapat mencakup kesepakatan dengan optometris atau toko
kacamata untuk memberikan potongan harga khusus atau diskon kepada peserta BPJS
Kesehatan. Dengan demikian, peserta dapat memanfaatkan layanan kacamata dengan harga yang
lebih terjangkau tanpa harus membayar seluruh biaya.
2.4.4 Edukasi dan Promosi Kesehatan Mata
Selain itu, BPJS Kesehatan dapat meluncurkan kampanye edukasi dan promosi kesehatan
mata. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan mata, tanda-tanda masalah penglihatan, dan pencegahan gangguan mata. Dengan
meningkatnya kesadaran, masyarakat dapat lebih proaktif dalam merawat mata mereka dan
menghindari masalah penglihatan yang serius.
2.4.5 Evaluasi Keefektifan dan Efisiensi Kebijakan
Terlepas dari alternatif yang dipertimbangkan, BPJS Kesehatan perlu terus melakukan
evaluasi keefektifan dan efisiensi kebijakan yang ada. Ini mencakup pengumpulan data dan
analisis terkait dengan dampak kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata terhadap peserta
dan anggaran program. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hasil kebijakan saat ini,
BPJS Kesehatan dapat membuat penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa akses
peserta terhadap layanan kacamata tetap terjaga.

Dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dan solusi ini, BPJS Kesehatan dapat
merumuskan strategi yang lebih efektif dalam menjaga aksesibilitas layanan kacamata bagi
peserta sambil mempertimbangkan keterbatasan dana dan sumber daya yang tersedia. Ini akan
membantu dalam memenuhi kebutuhan kesehatan mata peserta dengan lebih baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dibahas secara mendalam alasan-alasan di balik kebijakan
pembayaran sebagian biaya pelayanan kacamata oleh BPJS Kesehatan di Indonesia.
Beberapa faktor kunci yang memengaruhi kebijakan ini telah diidentifikasi, termasuk
keterbatasan dana, prioritas pelayanan kesehatan lainnya, upaya untuk mendorong
swadaya peserta, dan alternatif serta solusi yang mungkin dipertimbangkan.

Salah satu faktor utama yang memengaruhi kebijakan ini adalah keterbatasan dana yang
tersedia untuk BPJS Kesehatan. Pertumbuhan peserta dan biaya layanan kesehatan yang
meningkat telah menempatkan tekanan finansial pada program ini. Oleh karena itu,
kebijakan pembayaran sebagian biaya kacamata mungkin diambil sebagai langkah untuk
menjaga keseimbangan anggaran.

Selain itu, pertimbangan prioritas pelayanan kesehatan lainnya juga memainkan peran
penting. Layanan kacamata mungkin dianggap sebagai prioritas yang lebih rendah
dibandingkan dengan kondisi medis lainnya. Hal ini dapat mencerminkan pemilihan
prioritas dalam pengalokasian sumber daya.

BPJS Kesehatan juga berupaya untuk mendorong swadaya peserta melalui kebijakan
ini. Dengan membuat peserta harus membayar sebagian biaya pelayanan kacamata, BPJS
Kesehatan mendorong tanggung jawab finansial peserta dan mengendalikan pengeluaran
program. Dimana dapat meningkatkan kesadaran peserta tentang manfaat kesehatan
mata.

Terakhir, alternatif dan solusi lain yang mungkin dipertimbangkan termasuk subsidi
khusus untuk kasus yang memerlukan, perluasan cakupan untuk kondisi medis tertentu,
kolaborasi dengan sektor swasta, dan kampanye edukasi kesehatan mata. BPJS Kesehatan
perlu terus mengevaluasi kebijakan yang ada dan mempertimbangkan langkah-langkah
yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mata peserta.
B. Saran
BPJS Kesehatan sebaiknya terus melakukan evaluasi kebijakan pembayaran
sebagian biaya kacamata, termasuk dampaknya terhadap akses peserta dan efisiensi
pengeluaran. Dimana hal tersebut akan membantu dalam membuat perubahan yang
diperlukan.Serta Kerjasama dengan toko kacamata dan optometris swasta dapat
membantu mengurangi biaya layanan kacamata untuk peserta. BPJS Kesehatan dapat
menjajaki opsi ini untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada peserta.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, BPJS Kesehatan dapat memastikan


bahwa kebijakan jaminan kesehatan tetap efektif dalam menyediakan akses pelayanan
kacamata yang berkualitas kepada peserta sambil mengatasi keterbatasan dana dan
sumber daya yang tersedia. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan
peserta dan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Kalsum Komaryani, M. (2020). Jaminan Kesehatan Nasional dilaksanakan dengan. Retrieved from
https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/08/materi_drkalsum_web290820.pdf

Eko Wahyu Basuki, D. S. (2016). Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional oleh. Retrieved
from Diponegoro Journal Of Social And Political Of Science:
https://media.neliti.com/media/publications/137186-ID-implementasi-kebijakan-jaminan-
kesehatan.pdf

NISP, R. O. (2022, Januari 3). Pengertian, Jenis, dan Layanan yang Disediakan. Retrieved from
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/03/bpjs-adalah

Anda mungkin juga menyukai