Anda di halaman 1dari 2

BAB V

HUBUNGAN PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU

Satu pertanyaan penting akan timbul ketika kita mulai mempelajari Alkitab Perjanjian Lama (PL)
secara serius, yaitu apa hubungan Perjanjian Lama (PL) dengan Perjanjian Baru (PB)? Memang PL
adalah bagian dari Alkitab, yang berotoritas, namun bagaimana menempatkannya dalam
keseluruhan kebenaran Firman Tuhan? Apakah PL dan PB mempunyai nilai dan arti yang sama?
Hal ini sering kali membingungkan, karena seringkali peranan PL dalam iman dan kehidupan tidak
begitu ditekankan dan dipahami oleh gereja. Sebaliknya PB kelihatan lebih sering ditonjolkan
karena dianggap maksud-maksud dan pernyataan Allah bagi gereja-Nya lebih nyata diungkapkan
di dalam PB.

1. Perbedaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

No. PL PB
01. Bercerita tentang hubungan Allah dengan Bercerita tentang hubungan Allah (melalui
bangsa Israel Yesus dan Para Rasul) dengan jemaat-Nya
(gereja-Nya)
02. Menolong kita mengerti sifat-sifat Allah Menekankan kepada sifat-sifat Allah yang kasih,
yang suci, adil dan benar sabar dan pemurah
03. Memberikan panggilan keselamatan dari Memberikan panggilan keselamatan dari satu
satu orang (Abraham) kepada satu bangsa bangsa (Israel) kepada bangsa-bangsa lain
(Israel)
04. Memberikan gambaran penebusan dosa Memberikan aplikasi penebusan yang
melalui korban bakaran yang tidak sempurna dalam Yesus Kristus, yang dilakukan
sempurna karena harus dilakukan berkali- sekali dan untuk selama-lamanya
kali

No. PL PB
01. KGK 121 KGK 124
02. KGK 122 KGK 125
03. KGK 123 KGK 127

2. Persamaan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

No. PL PB
01. Percaya pada Allah sebagai Pencipta alam Percaya pada Allah sebagai Pencipta alam
semesta dan isinya semesta dan isinya
02. Menceritakan tentang kejatuhan manusia Menegaskan bahwa dosa telah menguasai
ke dalam dosa manusia
03. Mencatat bagaimana Allah menyatakan Secara konsisten melihat penyataan Diri Allah
Diri-Nya dan kehendak-Nya itu secara lebih luas dan lengkap
04. Melihat bayang-bayang janji keselamatan Melihat fakta janji keselamatan itu dengan jelas
05. Membicarakan nubuat Mesias yang akan Menggenapkan nubuat datangnya Mesias di
datang dalam Yesus Kristus
06. KGK 128, KGK 129, KGK 130
Mari kita bersama membaca Kitab Suci dengan selalu memperhatikan kesatuan antara Perjanjian
Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Jangan lupa, sekitar 2/3 Kitab Suci terdiri dari Perjanjian Lama;
maka terdapat pengajaran-pengajaran di PL yang memang masih sangat relevan bagi kita untuk
dikaitkan dengan PB, sehingga kita dapat semakin lebih menghargai dan menghayati
penggenapannya di dalam diri Kristus Yesus Tuhan kita. Yesus memang tidak menghendaki
siapapun untuk menghilangkan satu titikpun dari hukum Taurat (lih. Mat 5: 17 – 19), sebab Ia ingin
agar kita dapat melihat secara utuh penggenapan dan penyempurnaan hukum Taurat itu dalam
diri-Nya.

Kitab Suci terdiri dari kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama (PL) yang
melatarbelakangi Perjanjian Baru (PB), merupakan satu kesatuan dengan PB; keduanya tidak
berdiri sendiri-sendiri. Tuhan Yesus sendirilah yang mengajarkan kepada kita tentang hal ini.
Ketika setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada dua orang murid-Nya dalam
perjalanan ke Emaus, Yesus “menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam
seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi” (Luk 24: 27). Kitab Suci
pada zaman Yesus adalah kitab-kitab Perjanjian Lama. Maka Yesus menjelaskan isi kitab Perjanjian
Lama dalam hubungan dengan penggenapannya di dalam diri-Nya, yang menjadi inti kitab
Perjanjian Baru. Karena Yesus telah mengajarkan demikian, maka cara inilah yang diajarkan oleh
para rasul dan para penerus mereka dalam menginterpretasikan Kitab Suci, yang kemudian
diteruskan oleh Gereja.

Karena itu, untuk mempelajari Kitab Suci, perlu dilihat kaitan antara kitab Perjanjian Lama
(sebelum kedatangan Kristus) dan Perjanjian Baru (saat dan setelah kedatangan Kristus), dan
antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, agar diperoleh pengertian yang menyeluruh dan
pemahaman yang benar akan Sabda Allah. Hubungan PL dan PB dikenal dengan hubungan
tipologis: PL merupakan gambaran samar-samar bagi apa yang digenapi dalam PB.

Katekismus, mengutip perkataan St. Agustinus, mengajarkan, “Perjanjian Baru terselubung dalam
Perjanjian Lama, sedangkan Perjanjian Lama tersingkap dalam Perjanjian Baru.” 1 Sama seperti
suatu kisah tak akan lengkap jika hanya dibaca awalnya saja, atau akhirnya saja, tanpa
memperhatikan kaitannya, demikianlah Kitab Suci hanya akan dapat dipahami secara menyeluruh
dengan memperhatikan kesatuan antara PL dan PB.

Uskup Hilary dari Poitiers, Perancis (315-368 M) menjelaskan cara pembacaan PL ini sebagai
berikut:
"Setiap karya yang termuat di dalam kitab-kitab suci mengumumkan melalui kata, menjelaskan
melalui fakta, dan mensahkan melalui contoh- contoh kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus ....
Sejak permulaan dunia ini, Kristus melalui prafigurasi yang otentik dan mutlak dalam pribadi para
patriakh melahirkan, membersihkan, menguduskan, memilih, memisahkan dan menebus gereja:
melalui tidurnya Adam, banjir besar pada masa Nuh, berkat dari Melkisedek, pembenaran
Abraham, kelahiran Ishak, penawanan Yakub ... Tujuan karya ini adalah untuk menunjukkan
bahwa dalam setiap pribadi dalam setiap masa, dan dalam setiap tindakan, gambaran tentang
kedatangan, pengajaran, kebangkitan-Nya, dan tentang gereja kita direfleksikan seperti pada
cermin" (Hilary, Introduction to The Treatise of Mysteries).
Peringatan Santo Alfonsus Maria de Liguori
Selasa, 1 Agustus 2023
RP. Ignasius Supriyatno, MSF

1
Lih. KGK 129, “Novum in Vetere latet et in Novo Vetus patet” (St. Agustinus, Hept. 2, 73)

Anda mungkin juga menyukai