Anda di halaman 1dari 14

SHALAT JUM’AT

MATERI KULIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG
PENGERTIAN DAN SEJARAH HARI JUM’AT

 Jum’at diambil dari kata ijtima’ yang berarti berkumpul. Karena di hari inilah umat
muslimin berkumpul dan beribadah bersama.
 Shalat Jum’at adalah shalat yang dilakukan dengan berjamaah di waktu siang hari (dzuhur)
namun pelaksanaannya berbeda dengan shalat dzuhur. Jika shalat dzuhur berjumlah empat
rakaat, shalat jum’at dua rakaat yang didahului dengan dua khutbah
 Syariat ini datang karena Rasulullah ingin menyelisihi hari raya kuffar, yaitu yahudi yang
berkumpul pada ahri sabtu dan nasrani yang berkumpul pada hari ahad
 Ketika beberapa shahabat melakukan hijrah pertama ke madinah Rasulullah mengutus
Mush’ab ibn Umair untuk mengajarkan Islam kepada penduduk madinah, mengumpulkan
orang Islam pada hari jum’at untuk melaksanakan shalat dua rakaat. Sehingga ulama sirah
menyimpulkan bahwa orang yang pertama yang mengadakan shalat jum’at adalah Mush’ab
bin Umair. Namun ada yang berpendapat yang pertama kali mendirikan shalat jum’at Abu
Umamah As’ad ibn Zurarah , dengan berpatukan pada dalil hadits yang diriwayatkan dalam
kitab Sunan Ibn Majah dari Abdurrahman Ibn Kaab Ibn Malik
HUKUM SHALAT JUM’AT DAN DASAR HUKUMNYA

 Hukum shalat jum‟at :


Fardhu „ain bagi setiap muslim yang mukallaf, laki-laki, merdeka, sehat dan bukan musafir
 Dasar hukum shalat jum‟at :
a. Al Quran Firman Allah Surah Al Jumu‟ah ayat 9
ٌ‫يأيها انديٍ أيُىا ادا َىدي نهصهىج يٍ يىو انجًعح فاسعىا اني دكر هللا ودروا انثيع دنكى خير نكى اٌ كُتى تعهًى‬ .b
“Hai orang-orang yang beriman apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari
jum‟at, maka segeralah kami mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”
b Hadits Rasulullah Saw :
‫ انجًعح حق واجة عهي كم يسهى في جًاعح اال‬: ‫عٍ طارق تٍ شهاب رضي هللا عُّ اٌ رسىل هللا صهي هللا عهيّ وسهى قال‬
) ‫ ويريض (رواِ أتى داؤد‬,‫ وصثي‬, ‫ وايرأج‬, ‫ يًهىك‬: ‫ارتعح‬
“Dari Thariq bin Syihab RA bahwa Rasulullah Saw bersabda ; Jum’at itu hak kewajiban
bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali empat ; hamba sahaya , wanita, anak-anak
dan orang sakit”
SYARAT MENDIRIKAN JUM’AT

1. Dikerjakan di waktu dzuhur


2. Dilaksanakan dengan berjamaah
3. Didahului dengan dua khutbah
4. Didirikan di area pemukiman warga
KHUTBAH JUM’AT

Rukun Khutbah :
1. Memuji Allah
2. Membaca Shalawat
3. Berwasiat taqwa
4. Membaca ayat Al Quran
5. Memohonkan ampunan bagi kaum muslimin
SYARAT KHATIB

1. Laki-laki, baligh dan memiliki kepribadian yang baik

2. Memiliki pengetahuan tentang ajaran keislaman

3. Mengetahui syarat, rukun, dan sunat khutbah

4. Mampu membaca ayat Quran dan Hadits dengan benar

5. Mampu menyampaikan khutbah dan pesan-pesan agama di depan umum


SYARAT-SYARAT KHUTBAH

1. Disampaikan dimana shalat jum’at didirikan

2. Dilakukan dengan berdiri (jika mampu) dan didahului dengan salam

3. Pilar-pilar khutbah dibaca dengan bahasa arab, sedangkan pesan dan penjelasan dengan bahasa lokal

4. Khutbah dilangsungkan pada waktu dzuhur dan sebelum shalat jum’at

5. Setelah khutbah berakhir, segera laksanakan shalat jum’at


SUNAT DALAM MENGKHUTBAH

1. Disampaikan di atas mimbar

2. Menghadap jamaah

3. Memberi salam pada khutbah pertama

4. Duduk sebentar di kursi mimbar setelah mengucapkan salam, dan bilal kemudian
melantunkan adzan

5. Duduk di antara dua khutbah

6. Memperhatikan dan menertibkan rukun khutbah


SUNAT DALAM MELAKSANAKAN SHALAT JUM’AT

1. Mandi sebelum berangkat ke masjid

2. Memakai pakaian yang bagus, sopan dan rapi

3. Memakai harum-haruman atau minyak wangi

4. Memotong kuku dan merapikan rambut

5. Bersegera ke masjid dan melakukan shalat tahiyatul masjid

6. Sambil menunggu waktu jum’at, membaca Quran, shalawat atau zikir

7. Mendengarkan dan memperhatikan dengan tekun khutbah jum’at yang disampaikan


khatib
PENYELENGGARAAN JENAZAH

MATERI KULIAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


SYEKH MUHAMMAD NAFIS TABALONG
MEMANDIKAN MAYIT

 Syarat mayit yang perlu dimandikan :


1. Muslim
2. Ada tubuhnya walau sedikit
3. Meninggal bukan karena mati syahid
 Tata Cara memsndikan mayit
 Dibersihkan semua najis yang ada pada badannya
 Meratakan air ke seluruh tubuhnya tiga kali atau lebih, siraman pertama dibersihkan
dengan sabun, yang kedua dengan air yang bersih, dan yang ketiga dengan air yang
dicampur kapur barus
 Yang perlu didahulukan dalam memandikan mayit ialah anggota wudhu, kemudian
seluruh tubuhnya sebelah kanan dan setelah itu sebelah kiri
MENGAFANI MAYIT

 Mengafani mayit hukumnya fardhu kifayah


 Mengafani mayit dilakukan setelah mayit dimandikan dengan sempurna
 Paling sedikit menggunakan selapis kain yang dapat menutup seluruh tubuhnya
 Disunatkan bagi mayit laki-laki dikafani sampai tiga lapis kain yang menutupi seluruh
tubuhnya, dan ditambah dengan baju kurung dan sorban
 Mayit wanita disunatkan lima lapis kain masing-masing berupa sarung, baju, kerudung dan
dua lapis kain yang menutup seluruh tubuhnya
 Kain yang digunakan untuk kafan ialah kain yang halal dipakai sewaktu hidupnya dan
disunatkan dengan kain baru yang berwarna putih, serta diberi wangi-wangian
SYARAT DAN RUKUN SHALAT JENAZAH

 Syarat Shalat Jenazah


1. Menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, bersih badan, pakaian dan tempat
2. Menghadap kiblat
3. Sudah dimandikan dan dikafani
4. Yang menshalatkan muslim dan mukallaf
5. Jenazah yang dishalatkan muslim
 Rukun Shalat Jenazah
1. Niat
2. Berdiri bagi yang kuasa
3. Takbir empat kali
4. Membaca shalawat
5. Mendo’akan mayit
6. Salam
MENGUBURKAN JENAZAH

 Membawa jenazah ke kubur :


1. Setelah kewajiban memandikan, mengafani dan menshalatkan dilakukan penguburan
2. Ketika membawa jenazah ke kubur dilakukan dengan tenang dan sopan
3. Ketika menuju kubur diiringi dengan bacaan dan do’a dan menghindari pembicaraan yang
tidak baik
 Menguburkan Mayit
1. Pembuatan liang kubur minimal jangan sampai bau busuk mayit dapat keluar, dan jangan
sampai dapat dibongkar oleh binatang
2. Wajib membaringkan mayit di atas lambung kanan
3. Menghadapkan muka ke kiblat. Muka dan ujung kaki mayit itu harus mengenai tanah dan
perlu dilepaskan kain kafan yang membalut muka dan telapak kakinya serta melepaskan
semua ikatan- tali-tali pada tubuh mayit itu
4. Mengubur mayit sebaiknya jangan pada malam hari, kecuali dalam keadaan darurat

Anda mungkin juga menyukai