MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Sikka.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sikka.
3. Bupati adalah Bupati Sikka.
4. Desa adalah desa-desa dalam wilayah Kabupaten Sikka.
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disingkat LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas
mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
8. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,
tugas dan kewajban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
9. Kepala Urusan yang selanjutnya disebut Kaur adalah perangkat Desa yang
berkedudukan sebagai unsur staf sekretaris Desa yang menjalankan tugas
Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD).
Pasal 3
Peraturan Bupati ini bertujuan agar Pengadaan dilakukan sesuai dengan tata
kelola yang baik dan sesuai dengan prinsip Pengadaan.
BAB III
TATA NILAI PENGADAAN
Pasal 4
(1) Pengadaan menerapkan prinsip sebagai berikut:
a. efisien;
b. efektif;
c. transparan;
d. terbuka;
e. pemberdayaan masyarakat;
f. gotong royong;
g. bersaing;
h. adil; dan
i. akuntabel.
(2) Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berarti Pengadaan
harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum
untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan
atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil
dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.
(3) Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berarti Pengadaan
harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
(4) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berarti semua
ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan bersifat jelas dan dapat
diketahui secara luas oleh masyarakat dan Penyedia yang berminat.
Pasal 5
Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pengadaan harus mematuhi
etika sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan;
b. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
penyimpangan Pengadaan;
c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan;
BAB IV
RUANG LINGKUP PENGADAAN
Pasal 6
(1) Pengadaan merupakan pelaksanaan Kewenangan Desa yang kegiatan
dan anggarannya bersumber dari APBDesa.
(2) Kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak termasuk
pengadaan tanah untuk keperluan Desa.
Pasal 7
(1) Pengadaan mengutamakan peran serta masyarakat melalui Swakelola
dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di Desa
secara gotong-royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan
tujuan memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat
setempat.
(2) Dalam hal Pengadaan tidak dapat dilakukan secara Swakelola
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengadaan dapat dilakukan melalui
Penyedia baik sebagian maupun seluruhnya.
(3) Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan secara
elektronik.
Pasal 8
Pengadaan melalui Penyedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),
dapat dilakukan untuk:
a. mendukung Swakelola; atau
b. kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan Swakelola.
Pasal 10
(1) Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b,
mengelola Pengadaan untuk kegiatan sesuai bidang tugasnya.
(2) Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam mengelola
Pengadaan berfungsi :
a. menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan kepada TPK;
c. melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang batas nilai yang
ditetapkan Musrenbangdes;
d. menandatangani administrasi Pengadaan;
e. mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
f. menerima hasil Pengadaan;
g. melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai bidang tugasnya kepada
Kepala Desa; dan
h. menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan sesuai bidang tugasnya
kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
Pasal 11
(1) TPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, terdiri dari
unsur:
a. perangkat desa dari unsur pelaksana kewilayahan;
b. lembaga kemasyarakatan Desa; dan
c. masyarakat.
(2) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) , ditetapkan dengan jumlah
personil paling sedikit 3 (tiga) orang.
(3) Jumlah personil sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berdasarkan
kompleksitas Pengadaan, TPK dan personil TPK dapat ditambah
sepanjang berjumlah gasal, paling banyak 5 (lima) orang.
(4) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
(5) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diutamakan yang memahami
proses Pengadaan.
( 6 ) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam pengadaan bertugas :
a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Lelang;
c. mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan melalui
Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur;
dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
Pasal 12
(1) Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf d, dalam
pengadaan memiliki peran :
a. berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Swakelola; dan
b. berperan aktif dalam pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan.
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
disampaikan kepada kepala Desa.
Pasal 13
(1) Penyedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e, dalam
Pengadaan di Desa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki tempat/lokasi usaha, kecuali untuk tukang batu, tukang
kayu, dan sejenisnya;
b. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain
yang diperlukan dalam Pengadaan;
c. memiliki kemampuan untuk menyediakan barang/jasa yang
dibutuhkan;
d. tidak termasuk dalam daftar penyedia yang di black list.
e. memiliki alamat tempat tinggal tetap dan jelas; dan
f. khusus untuk pekerjaan konstruksi, mampu menyediakan tenaga ahli
dan/atau peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(2) Dalam hal terjadi sengketa dalam pengadaan, penyedia yang bertanggung
jawab di hadapan hukum adalah yang tercantum dalam perjanjian kerja.
BAB VI
PERENCANAAN PENGADAAN
Pasal 14
(1) Perencanaan Pengadaan dilakukan pada saat penyusunan RKP Desa.
Pasal 15
(1) Hasil perencanaan Pengadaan yang ada di dalam RKP Desa
diumumkan oleh Kepala Desa melalui media informasi yang mudah
diakses oleh Masyarakat, sekurang-kurangnya pada papan pengumuman
Desa.
(2) Pengumuman perencanaan pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), paling sedikit memuat:
a. nama kegiatan;
b. nilai Pengadaan;
c. jenis Pengadaan;
d. metode pengadaan;
e. keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
f. nama TPK;
g. lokasi; dan
h. waktu Pelaksanaan.
Bagian Kedua
Persiapan Pengadaan melalui Penyedia
Pasal 17
(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan melalui Penyedia
berdasarkan DPA yang terdiri dari:
a. waktu pelaksanaan pekerjaan;
b. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
c. kerangka acuan kerja (KAK)/spesifikasi teknis (apabila diperlukan)/
daftar kuantitas dan harga (apabila diperlukan);
d. HPS; dan
e. rancangan surat perjanjian.
(2) HPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, ditetapkan oleh
Kasi/Kaur menjelang dilaksanakannya kegiatan pengadaan melalui
Penyedia dengan merujuk pada harga pasar.
(3) Harga pasar diperoleh dengan cara mencari informasi tentang harga
barang/jasa di Desa setempat dan/atau Desa sekitar lainnya, menjelang
dilaksanakannya pemilihan Penyedia.
(4) Kasi/Kaur dapat menggunakan harga pasar di Desa sekitar lainnya,
apabila barang/jasa yang dibutuhkan tidak ada di Desa setempat.
(5) Kasi/Kaur menentukan harga pasar dengan memperhatikan kondisi
sebagai berikut:
a. dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Penyedia, maka harga pasar
adalah harga yang berlaku pada Penyedia tersebut.
b. dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia, maka harga pasar
adalah :
1. harga yang paling banyak ditemukan; atau
2. harga yang paling rendah jika tidak ada harga sebagaimana
dimaksud pada angka 1.
(6) Kasi/Kaur menyusun dan menetapkan HPS yang dihitung dengan cara:
a. menggunakan harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3);
BAB VIII
PELAKSANAAN PENGADAAN
Bagian Kesatu
Pengadaan Melalui Swakelola
Pasal 18
(1) Swakelola dilaksanakan berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan
yang disusun oleh Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) atau ayat (2).
(2) Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh:
a. TPK; atau
b. TPK dengan melibatkan masyarakat.
(3) Pelaksanaan Swakelola dilakukan dengan panduan antara lain sebagai
berikut:
a. TPK melakukan rapat pembahasan kegiatan yang menghasilkan
catatan hasil pembahasan dalam bentuk berita acara;
Bagian Kedua
Pengadaan Melalui Penyedia
Pasal 19
(1) Pengadaan melalui Penyedia dilakukan dengan cara :
a. pembelian langsung;
b. permintaan penawaran; dan
c. lelang.
(2) Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan:
a. berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan yang disusun oleh
Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1);
b. untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa dalam rangka mendukung
pelaksanaan Swakelola maupun memenuhi kebutuhan barang/jasa
secara langsung di Desa; dan
c. mengutamakan Penyedia dari Desa setempat dengan
mempertimbangkan prinsip Pengadaan.
(3) Dalam hal Pengadaan melalui Penyedia dengan cara Lelang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, TPK menyusun Dokumen Lelang.
(4) Dokumen Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
mencantumkan antara lain:
a. ruang lingkup pekerjaan dalam bentuk kerangka acuan kerja (KAK);
b. daftar kuantitas dan harga;
c. spesifikasi teknis;
d. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
e. waktu pelaksanaan pekerjaan;
f. persyaratan administrasi;
g. rancangan surat perjanjian; dan
h. nilai total HPS.
Paragraf 1
Pembelian Langsung
Pasal 20
(1) Pembelian Langsung dilaksanakan untuk Pengadaan sampai dengan
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
(2) Pembelian Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. Kasi/Kaur/TPK membeli barang/jasa kepada satu Penyedia;
b. TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan Penyedia untuk
memperoleh harga yang lebih murah; dan
c. transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian atas nama Kasi/
Kaur sebagai pelaksana kegiatan anggaran.
(3) Pelaksanaan Pengadaan dengan metode Pembelian Langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilakukan kepada Penyedia
yang sama dalam jangka waktu 2 (dua) tahun anggaran berturut-turut.
(4) Setelah jangka waktu 2 (dua) tahun anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Kasi/Kaur/TPK melakukan Pembelian Langsung kepada
Penyedia lain di Desa setempat atau sekitar.
(5) Apabila tidak terdapat Penyedia lain yang mampu menyediakan barang/
jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kasi/Kaur/TPK dapat
melakukan Pembelian Langsung kepada Penyedia yang sama.
Paragraf 3
Lelang
Pasal 22
(1) Lelang dilaksanakan untuk Pengadaan di atas Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
(2) Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan tata
cara sebagai berikut:
a. pengumuman Lelang;
b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang;
c. pemasukan Dokumen Penawaran;
d. evaluasi penawaran;
e. negosiasi; dan
f. penetapan pemenang.
(3) Mekanisme pengumuman Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, dilakukan dengan cara:
a. TPK mengumumkan Pengadaan dan meminta Penyedia
menyampaikan penawaran tertulis;
b. pengumuman dilakukan melalui media informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat, sekurang-kurangnya di papan
pengumuman Desa;
c. pengumuman Pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf b,
paling sedikit berisi:
1. nama paket pekerjaan;
2. nama TPK;
3. lokasi pekerjaan;
4. ruang lingkup pekerjaan;
5. nilai total HPS;
6. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
Bagian Ketiga
Bukti Transaksi
Pasal 24
(1) Bukti transaksi Pengadaan terdiri atas:
a. surat perjanjian; dan
b. bukti pembelian.
(2) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat
berupa struk, nota dan kuitansi.
(3) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
digunakan untuk Pengadaan dengan metode Pembelian Langsung atau
Permintaan Penawaran.
Bagian Keempat
Perubahan Surat Perjanjian
Pasal 25
(1) Perubahan Surat Perjanjian dilakukan dalam hal:
a. terjadi keadaan kahar; atau
b. terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Kasi/Kaur bersama
Penyedia melakukan perubahan surat perjanjian yang meliputi:
a. spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
Bagian Kelima
Pengumuman
Pasal 26
(1) TPK mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Penyedia di
media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, sekurang-
kurangnya pada papan pengumuman Desa.
(2) Pengumuman kepada masyarakat atas hasil Pengadaan melalui Penyedia
dengan metode Permintaan Penawaran dan Lelang sebagai dimaksud
pada ayat (1), meliputi:
a. nama Kegiatan;
b. nama Penyedia;
c. metode Pengadaan;
d. nilai Pengadaan;
e. keluaran/Output (terdiri dari volume dan satuan);
f. lokasi; dan
g. waktu penyelesaian pekerjaan (tanggal mulai dan tanggal selesai).
Bagian Keenam
Pembayaran Prestasi Kerja
Pasal 27
(1) Pembayaran atas prestasi pekerjaan diberikan kepada penyedia
Barang/Jasa setelah pekerjaan selesai sesuai ketentuan perjanjian.
Pasal 28
Format dokumen persiapan pengadaan secara swakelola, dokumen persiapan
pengadaan melalui penyedia, dokumen pembelian langsung, dokumen
permintaan penawaran dan format lelang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1), Pasal 17 ayat (1), Pasal 20, Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 22
ayat (1), tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB IX
KEADAAN KAHAR
Pasal 29
(1) Keadaan kahar merupakan salah satu keadaan yang terjadi di luar
kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Surat Perjanjian menjadi tidak dapat
dipenuhi.
(2) Keadaan kahar dalam Surat Perjanjian Pengadaan Barang/Jasa di Desa
meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial; dan/atau
d. kebakaran.
(3) Dalam hal terjadi keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
penyedia Barang/Jasa memberitahukan tentang terjadinya keadaan
kahar kepada TPK secara tertulis dalam waktu paling lambat 7 (tujuh)
hari kalender sejak terjadinya keadaan kahar, dengan menyertakan
salinan asli pernyataan kahar yang dikeluarkan oleh pihak/instansi yang
berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Apabila terdapat hal yang merugikan dalam Pengadaan Barang/Jasa yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian pihak penyedia Barang tidak
termasuk kategori keadaan kahar.
BAB X
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN
Pasal 30
(1) Kasi/Kaur secara sepihak dapat melakukan pemutusan Surat Perjanjian
Kerja apabila:
a. waktu keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia Barang/Jasa sudah melampaui 15 (lima belas) hari kalender;
dan
b. penyedia barang/jasa lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan oleh Kasi/Kaur.
(2) Selain alasan pemutusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemutusan
dapat dilakukan apabila penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan
Korupsi, Kolusi, Nepotisme, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang.
BAB XI
SANKSI
Pasal 31
(1) Penyedia Barang/Jasa dapat diberikan sanksi jika terbukti melakukan
dengan sengaja perbuatan atau tindakan sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi Kasi/Kaur, TPK atau pihak lain yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun
tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan
dengan ketentuan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Perjanjian Kerja, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
BAB XII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 32
(1) Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Pengadaan, para
pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui
musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), tidak mencapai mufakat, maka penyelesaian perselisihan dilakukan
melalui musyawarah yang dipimpin oleh Kepala Desa.
(3) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan
melalui Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan atau
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIII
PELAPORAN DAN SERAH TERIMA
Pasal 33
(1) TPK melaporkan kepada Kasi/Kaur tentang :
a. kemajuan pelaksanaan Pengadaan; dan
b. pelaksanaan Pengadaan yang telah selesai 100% (seratus persen).
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai dengan
dokumen pendukungnya.
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
Kasi/Kaur menerima hasil kegiatan Pengadaan:
a. melalui Swakelola dari TPK dengan menandatangani Berita Acara
Serah Terima (BAST); atau
b. melalui Penyedia dengan menandatangani Berita Acara Serah Terima
(BAST).
(4) Kasi/Kaur menyerahkan hasil kegiatan dari Pengadaan sesuai bidang
tugasnya kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
BAB XIV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 34
(1) Pembinaan Pengadaan dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, dan Bagian Pembangunan dan Bagian Pengadaan
Barang/Jasa.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan Pengadaan, Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melibatkan Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa (UKPBJ).
(3) Apabila diperlukan, Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dapat berkonsultasi kepada LKPP.
Pasal 35
(1) Pengawasan pengelolaan Pengadaan dilaksanakan oleh Bupati sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan.
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang
memerlukan tindak lanjut, dilaksanakan oleh Bupati melalui APIP.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 36
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Sikka Nomor
21 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa (Berita Daerah
Kabupaten Sikka Tahun 2015 Nomor 21), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bupati Sikka Nomor 48 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Sikka Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa di Desa (Berita Daerah Kabupaten Sikka Tahun 2018 Nomor
48), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di Maumere
pada tanggal 18 Agustus 2020
BUPATI SIKKA,
CAP,TTD.
FRANSISKUS ROBERTO DIOGO
Diundangkan di Maumere
pada tanggal 18 Agustus 2020
Pj. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIKKA,
CAP,TTD.
WILHELMUS SIRILUS
MADERLUNG
Pasal Nama No
No. Judul Formulir
terkait Form Lampiran
7 Lelang Pasal 22
7.1 Surat Undangan Lelang F. XVII 17
7.2 Surat Penawaran F. XIV 14
7.2 Kerangka Acuan Kerja F.IX 9
7.3 Surat Kebenaran Usaha F. XV 15
7.4 Spesifikasi Teknis F.V 5
7.5 Gambar Rencana Kerja (bila diperlukan) F.IV 4
7.6 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan F.VIII 8
7.7 BA Negosiasi F. XII 12
7.8 Rancangan Surat Perjanjian F. XVI 16
8 Dokumen lain
Minggu I Dst
No Uraian Pekerjaan Vol Sat Bobot Hari Hari
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Pembersihan Lokasi
2 Dst….
3 Dst…
Jumlah
Rencana HOK
Tukang
Pekerja
Rencana Kumulatif HOK
Tukang
Pekerja
Rencana Kemajuan Kegiatan
Rencana Kumulatif Kemajuan Kegiatan
Minggu I Dst
No Uraian Vol Sat Hari Hari
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Pekerjaan Pondasi
BAHAN :
Batu kali
Pasir
Semen
ALAT :
Sekop
Piguel
Linggis
2 Pekerjaan ........
BAHAN
…
…
…
Jumlah
Lembar…..Dari…..Lembar
7. Survey Harga
PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA
KECAMATAN .........
DESA .........
Alamat : Jl. .........................
SURVEY HARGA
Jumlah
Rencana Kemajuan Kegiatan
Rencana Kumulatif Kemajuan Kegiatan
Mengetahui, Diteliti/diperiksa Disusun Oleh :
Kepala Desa ....... oleh :
Sekretaris Desa
Kepala Seksi ..........
......................... Kaur ..........
........................
I. Latar Belakang
II. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan bangunan …
sesuai kebutuhannya, Sedangkan Tujuannya adalah untuk
mendapatkan kualitas dan mutu sesuai ketentuan yang berlaku.
V. Target/Sasaran Pekerjaan
Tersedianya sarana …. Desa …. Kecamatan ….. yang memadai.
JUMLAH TOTAL
Pekerjaan : …
Nomor : …
Tanggal : …
Lampiran : 1 ( Satu) Jepitan
MASING-MASING PIHAK
Menyetujui:
Penyedia …… Ketua TPK ………
………………. ........................
No Nama Jabatan
…………….
Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pekerjaan
/Kegiatan …, maka kami selaku Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
Desa …, meminta penawaran tertulis kepada saudara atas
barang/jasa sebagaimana terlampir.
Kami harapkan penawaran tertulis dari saudara dapat
disampaikan kepada kami paling lambat …. Hari …. Tanggal ….
dan disampaikan kepada :
Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
Desa …………..
Alamat ……………
Demikian surat ini kami buat, atas perhatian dan kerjasamanya
kami ucapkan terimakasih.
(………………..)
Ketua
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa ….
(……………..)
Nomor : …. …. Kepada
Lampiran: 1 (satu) jepitan Yth. Ketua TPK Desa
Perihal : Penawaran Barang …………
dan/atau Jasa di
Tempat
……………….
Lampiran
Penawaran Pengadaan Barang, sebagai berikut :
JUMLAH
Penyedia Barang dan/atau Jasa,
…………………….
4. Apabila data yang saya berikan tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar
Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.
……, …………
Rekanan
…………………
Materai 6000
…………
PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor : …………..
Pada hari ini … Tanggal … Tahun … yang bertandatangan di
bawah ini :
1. Nama : ………
Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Kecamatan …
Kabupaten Sikka.
Jabatan : Ketua TPK
Alamat : ………
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama :…………
Jabatan : ………..
Alamat : ………..
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Berdasarkan hasil Berita Acara Negosiasi/Klarifikasi Nomor … Tanggal
… Tahun … atas pekerjaan …
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA Menyatakan setuju/sepakat dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan: … (Uraian Pengadaan Barang dan/atau Jasa
terlampir).
2. Nilai Pekerjaan : Rp.....,- (…. terbilang … )
3. Hak dan Kewajiban para pihak.
a. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk meneliti, menerima,
menolak atau memerintahkan PIHAK KEDUA untuk
menyempurnakan atau mengganti barang dan/jasa yang
diadakan oleh PIHAK KEDUA apabila tidak sesuai spesifikasi,
jumlah/volume, berdasarkan hasil negosiasi/klarifikasi antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
b. PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban untuk membantu
penyelesaian pembayaran atas pekerjaan yang telah diadakan
oleh PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA telah melaksanakan
kewajibannya atas pengadaan barang dan/atau jasa yang telah
disepakati oleh KEDUA BELAH PIHAK;
c. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai waktu pengadaan, spesifikasi teknis, jumlah
atau volume pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang telah
disepakati oleh KEDUA BELAH PIHAK (serta membayar pajak-
pajak atau dalam bentuk lain sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku);
d. PIHAK KEDUA mempunyai hak untuk mendapat pembayaran
apabila PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan sesuai
waktu pengadaan, spesifikasi teknis, jumlah atau volume
pekerjaan berdasarkan hasil negosiasi/klarifikasi antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
…………………. .......................
Lampiran
Pengadaan Barang dan/atau Jasa, sebagai berikut :
Nama
Volume/ Harga Jumlah Spesifi
No Barang/Jasa/Ruang Ket
Satuan Satuan Harga kasi
Lingkup Pekerjaan
…………………. ..............................
…., …….......
Nomor : …. ……. Kepada
Lampiran: - Yth. ………
Perihal : Undangan di
Tempat
KETUA TPK,
(_____________)
Pada hari … Tanggal … Bulan … Tahun ..., kami yang bertanda tangan
dibawah ini:
1. Nama : ..........
Jabatan : Ketua TPK Desa ……
Alamat : ..........
Selanjutnya dalam hal ini disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : ………
Jabatan : ………
Alamat : ………
Selanjutnya dalam hal ini disebut PIHAK KEDUA
Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA dan menyatakan bersedia,
setuju dan sanggup untuk melaksanakan pengadaan:
1. Jenis pekerjaan : …….
2. Lokasi pekerjaan : …….
Pasal 2
NILAI PEKERJAAN
Nilai pekerjaan yang disepakati oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sebesar:
NAMA/JENIS SPESIFIKASI HARGA
JUMLAH
NO BAHAN ATAU TEKNIS VOLUME SATUAN
(Rp)
PERALATAN (Rp)
Jumlah Rp
Pasal 4
SERAH TERIMA PEKERJAAN
(1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia barang
mengajukan penyerahan barang secara tertulis kepada Tim Pengelola
Kegiatan.
(2) Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan melakukan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia barang selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan dari
penyedia barang. Selanjutnya dibuat Berita Acara Pemeriksaan Barang.
(3) Apabila pada waktu serah terima barang dimaksud terdapat kekeliruan,
tidak sesuai dan lain sebagainya, maka PIHAK KEDUA bersedia untuk
memperbaiki sesuai dalam perencanaan yang tertuang dalam dokumen
surat perjanjian kerja.
Pasal 5
CARA PEMBAYARAN
(1) Pembayaran pekerjaan 100% (seratus persen) dilakukan oleh TPK setelah
penyedia barang menyelesaikan seluruh pekerjaan pengadaan barang yang
dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang dan Serah Terima
Barang.
(2) Pembayaran dilakukan melalui DPA ... untuk Belanja Modal Pengadaan ...
kode rekening belanja ... secara cash/kontan sejumlah nilai dalam kontrak
sebedsar Rp. .... (....).
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) HAK DAN KEWAJIBAN Tim Pengelola Kegiatan, sebagai berikut:
a. Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia barang;
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia barang;
c. Menangguhkan pembayaran;
d. Mengenakan denda keterlambatan;
e. Membayar nilai SPK kepada penyedia barang; dan
f. Memberi instruksi sesuai jadwal.
(2) Hak dan kewajiban Penyedia Barang, sebagai berikut:
a. Menerima pembayaran sesuai dengan nilai SPK;
b. Menerima pembayaran ganti rugi/kompensasi (bila ada);
c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
Pasal 7
SANKSI DAN DENSDA
(1) Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia barang
karena telah melakukan cidera janji.
(2) Besarnya denda yang harus dibayar penyedia barang atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan adalah 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK atau
bagian kontrak lannyai untuk setiap hari keterlambatan.
Pasal 8
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan kahar (Force Majeure) adalah kejadian di
luar kemampuan penyedia barang untuk mengatasinya termasuk di
dalamnya, tetapi tidak terbatas kejadian-kejadian sebagai akibat dari
Peraturan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah, Departemen, Instansi
Sipil atau Militer, halilintar, banjir, gempa bumi, huru-hara,
pemberontakan dan epidemi yang secara langsung dapat mengakibatkan
keterlambatan penyerahan pekerjaan.
(2) Dalam hal terjadinya keadaan kahar (Force Majeure) penyedia barang wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran, selambat-
lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
terjadinya Force Majeure disertai keterangan dari pihak yang
berwenang/berwajib.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas
penyedia barang tidak memberitahukan kejadian Force Majeure tersebut
kepada Tim Pengelola Kegiatan, maka keterlambatan penyerahan
pekerjaan dianggap bukan sebagai akibat Force Majeure.
(4) Dalam pemberitahuan mengenai kejadian Force Majeure sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), harus disertai dengan keterangan dari yang
berwenang mengenai peristiwa tersebut dan penyedia barang dapat
sekaligus mengajukan permohonan perpanjangan waktu penyerahan
pekerjaan kepada Tim Pengelola Kegiatan.
(5) Tim Pengelola Kegiatan dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
diterimanya permohonan perpanjangan akan memberikan jawaban
mengenai permohonan dimaksud kepada penyedia barang.
(6) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Tim
Pengelola Kegiatan tidak memberikan jawaban terhadap permohonan
perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan dari penyedia barang, maka
Tim Pengelola Kegiatan dianggap telah memberikan persetujuan terhadap
permohonan dimaksud.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya
akan diselesaikan secara musyawarah.
(2) Jika dalam musyawarah tersebut tidak ditemukan kesepakatan, maka
kedua belah pihak sepakat untuk penyelesaikan menurut prosedur hukum
yang berlaku melalui Kantor Kepaniteraan Pengadilan.
(3) Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Perjanjian ini, kedua belah
pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Maumere.
Pasal 11
KETENTUAN LAIN-LAIN
(1) Biaya administrasi dan materai sebagai akibat keluarnya Surat Perintah
Kerja ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(2) SPK ini dibuat 4 (empat) rangkap terdiri dari 2 (dua) asli bermaterai dan
ditandatangani oleh masing masing pihak dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama. Selebihnya diberikan kepada pihak yang
berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan ini.
Pasal 12
PENUTUP
Demikian Surat Perintah Kerja ini di buat dan ditandatangani pada tanggal
yang telah ditetapkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
...................... ......................
Barang yang kondisi baik yang kami beri tanda √ yang selanjutnya akan
diserahkan oleh rekanan kepada Tim Pengelola Kegiatan sedangkan yang tidak
baik telah kami beri tanda X.
Demikian Berita Acara ini dibuat dalam 3 (tiga) rangkap untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
....., .........
Pada hari ini ... tanggal ... bulan ... tahun ..., kami yang bertanda tangan
di bawah ini:
1. Nama : ..........
Jabatan : ..........
Alamat : ..........
dalam hal ini bertindak atas nama ... yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.
2. Nama : ..........
Jabatan : ..........
Alamat : ..........
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
……….. ………
NAMA VOLUME
NO TANDA KETERANGAN
PEKERJAAN BARANG
........., ..................
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
…………..
........, .......
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
…………..
KEPUTUSAN
KEPALA DESA … KECAMATAN … KABUPATEN SIKKA
NOMOR : … TAHUN …
TENTANG
KEPALA DESA …,
Menimbang : a. ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Desa … Kecamatan … Kabupaten Sikka tentang
Penetapan Tim Pelaksana Kegiatan Desa … Kecamatan
…. Kabupaten Sikka Tahun Anggaran …;
Mengingat : 1. ;
2. ;
3. ;
4. Keputusan Kepala Desa … Nomor … Tahun … tentang
Pelaksanaan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belaja Desa … Tahun Anggaran ….
(Berita Desa … Tahun … Nomor ..);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA : Menetapkan nama-nama yang tercantum pada Lampiran
Surat Keputusan ini sebagai Tim Pelaksana Kegiatan Desa
... Kecamatan ... Kabupaten Sikka Tahun ...
KEDUA : Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
diktum PERTAMA mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan Swakelola;
b. Menyususn Dokumen Lelang
c. Mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk
Pengadaan Melalui Penyedia);
d. Memilih dan menetapkan penyedia;
Ditetapkan di …..
Pada tanggal …...
KEPALA DESA ….,
(____________________)
Tembusan:
1. Bupati Sikka di Maumere.
2. Inspektorat Daerah Kabupaten Sikka di Maumere.
3. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Maumere.
4. Kepala ULP Kabupaten Sikka di Maumere..
5. Camat………………………..
(____________)
PAKTA INTERGRITAS
…….., ………..
a. ……………………,……………………
b. ……………………,……………………
c. ……………………,……………………
d. ……………………,……………………
e. ……………………,……………………
KEPUTUSAN
KEPALA DESA … KECAMATAN …
KABUPATEN SIKKA
NOMOR : …. TAHUN ….
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di …..........
Pada tanggal …...........
KEPALA DESA …....….,
(________________________)
Tembusan:
1. Bupati Sikka di Maumere;
2. Inspektorat Daerah Kabupaten Sikka di Maumere;
3. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Maumere;
4. Kepala ULP Kabupaten Sikka di Maumere;
5. Camat …….
....................
BUPATI SIKKA,
CAP,TTD.
FRANSISKUS ROBERTO DIOGO