Anda di halaman 1dari 9

Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MENGENAL RANGKA


MANUSIA PADA MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS IV SD 1 KRISTEN

Improving Students' Learning Ability To Recognize The Human Framework In Science


Courses Using Images In Class IV Students Of Sd 1 Kristen

Oleh: Arona
e-mail: aronagigin17@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga gambar
terhadap upaya peningkatan kemampuan belajar siswa mengenal rangka manusia dalam mata
pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD 1 Kristen , penelitian ini bersifat deskriptif artinya
mencoba memaparkan hasil penelitian dari hasil pengolahan data yang ada.
Penelitian ini melibatkan 26 siswa kelas IV SD 1 Kristen yang dilaksanakan melalui 2
siklus. Siklus I dan siklus Il menggunakan pokok bahasan fungsi rangka manusia dan
perawatannya, masing-masing siklus mengikuti tahap-tahap model Kemmis dan Mc Taggart,
yaitu (1) penyusunan rencana, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan, (4) retleksi
tindakan yang akan dilaksanakan. Data diperoleh melalui tes hasil belajar, observasi, dan
dianalisis menggunakan teknik deskriptif.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menggunakan alai peraga gambar
mencapai kualifikasi baik atau (70 - 90 %) dan kriteria ketuntasan belajar. Respon siswa
terhadap menggunakan alat peraga gambar dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hasil
belajar siswa mengikuti Pre-Tes pada siklus I memiliki rata-rata 63,62, sedangkan pada siklus
II memiliki rata-rata 75,08. Hasil belajar siswa mengikuti Pos-Tes pada siklus I memiliki rata-
rata 80,54, sedangkan pada siklus II memiliki rata-rata 89,69 Meningkatkan hasil belajar yang
diperoleh siswa tersebut didukung pula oleh data hasil. Dan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa
mengenal rangka manusia dalam mata pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD 1 Kristen.

Kata Kunci : Kemampuan Belajar, Meja Gambar, Rangka Manusia.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of using picture props on efforts to increase
students' learning abilities to recognize the human skeleton in science subjects in Grade IV
students of SD 1 Kristen, this research is descriptive, meaning that it tries to explain the
results of research from the results of existing data processing.
This study involved 26 fourth grade students of SD 1 Kristen which was carried out
through 2 cycles. Cycle I and cycle II used the subject of the function of the human skeleton
and its maintenance, each cycle following the stages of the Kemmis and Mc Taggart model,
namely (1) planning, (2) implementing actions, (3) observing actions, (4) reflection of the
actions to be carried out. Data were obtained through learning outcomes tests, observations,
and were analyzed using descriptive techniques.
The results of data analysis showed that the ability to use the visual aids achieved good
qualifications or (70 - 90 %) and the criteria for learning completeness. Student responses to
using picture props were well received by students.1Student learning outcomes taking the Pre-
Arona
SD 1 KRISTEN 1
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

Test in the first cycle had an average of 63.62, while in the second cycle had an average of
75.08. Student learning outcomes following the Post-Test in the first cycle had an average of
80.54, while in the second cycle it had an average of 89.69. Increasing the learning outcomes
obtained by these students was also supported by the result data. And from these results it can
be concluded that using picture props can improve students' learning abilities to recognize
the human skeleton in science subjects in Grade IV students of SD 1 Kristen.

Keywords : Learning Ability, Drawing Table, Human Skeleton.

PENDAHULUAN
Kemampuan siswa dalam mengikuti tetapi membutuhkan pemikiran, pengetahuan,
pelajaran selalu berbeda-beda hal ini pengalaman, dan beberapa langkah lainnya
disebabkan oleh karena kondisi individual yang dipandang, dapat memberikan masukan
anak juga tidak sama antara yang satu dengan dan arahkan kepada guru. B3eranjak dari
yang lainnya. Perbedaan dimaksud tentu pengalaman saya sebagai guru selama ini
akan membawa pengaruh yang cukup besar mengajar di tingkat sekolah dasar, telah
dalam kemampuan mereka mengikuti menemukan beberapa hal yang berkaitan
pelajaran yang disampaikan oleh guru di dengan kurangnya kemampuan siswa dalam
kelas. Perbedaan kemampuan tersebut antara menyerap pelajaran dari guru di sekolah,
lain meliputi ; kemampuan IQ, kemampuan yakni terlihat bahwa sebahagian besar siswa
ekonomi keluarga, kemampuan jiwa, kelas IV SD 1 Kristen, ini yang mendapat
kemampuan sosial, kemampuan fisik anak nilai rendah, yakni rata-rata sebesar 57,71%
dan lain-lain. Pada saat mengikuti proses siswa mendapat nilai dibawah 6, dan
belajar mengajar di kelas masing¬-masing, sebahagian kecil saja siswa yang mendapat
anak sering menghadapi kesulitan, artinya nilai diatas 6 yakni sebesar 42,29 °o saja.
masih banyak kendala-kendala yang Jadi kondisi belajar seperti ini tentu sangat
dihadapi, terutama yang berkaitan dengan menyedihkan sekali untuk mata pelajaran
faktor guru, faktor metode/pendekatan, faktor sains terutama dalam proses belajar sains
sarana atau alat pelajaran, faktor siswa, yang dipandang cukup penting bagi bekal
kondisi tempat belajar dan lain-lain. Namun pengetahuan dan pengalaman siswa di
faktor yang sangat dominan sekali adalah masyarakat.
faktor kemampuan belajar siswa itu sendiri Faktor penyebab permasalahan
yang lebih besar dalam mengikuti seluruh dimaksud, diindikasikan oleh karena
proses pembelajaran yang disampaikan guru pendekatan pembelajaran yang digunakan
di kelas. Tanpa adanya motivasi siswa dalam guru selama ini kurang begitu tepat dan
mengikuti pembelajaran di kelas, maka selain cocok dengan kondisi siswa, dimana kegiatan
bagi mereka untuk bisa meraih suatu prestasi belajar mengajarnya disajikan dalam bentuk
belajar yang memadai Untuk dapat ceramah melulu di dalam kelas, tanpa ada
meningkatkan kemampuan belajar siswa selingan kegiatan lainnya, misalnva
dimaksud, tentu tidak luput dari faktor penampakkan gambar-gambar atau foto-foto
ketepatan guru dalam memilih metode yang berhubungan langsung dengan kegiatan
mengajar yang tepat. mengenal rangka manusia sehingga bisa
Ketepatan memilih metode mengajar menumbuhkan semangat siswa untuk
tersebut bukan suatu hal yang mudah, akan 2
menikuti pelajaran dengan baik di kelas.
Arona
SD 1 KRISTEN 2
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

kecendrungan yang sering terlihat di pihak yang, memberikan relevansi yang cukup
siswa adalah mereka menjadi malas, kurang besar dalam kehidupan sehari-hari.
rajin, kurang memperhatikan penjelasan Berdasarkan gejala diatas terlihat nyata
guru, berbicara dalam kelas, kurang antusias pada saat kegiatan pembelajaran
ketika pelajaran berlangsung, rendahnya berlangsung, dimana guru menyajikan
respon dan umpan balik dan siswa terhadap pelajaran di kelas sambil memperlihatkan
pertanyaan dan penjelasan dan guru, gambar-gambar atau foto-foto yang ada
pemusatan perhatian siswa sangat kurang dan keterkaitan dengan topik materi bahasan itu.
lain-lain, sehingga akhirnya sulit menerima Maka oleh sebab itu kendala ini tidak bisa
pelajaran yang disampaikan gurunya, karena dibiarkan berlarut-larut, lama kelamaan tentu
proses pembelajaran yang dilakukan saat itu bisa mempengaruhi perkembangan belajar
cendrung menggunakan metode ceramah siswa selanjutnya dan juga berpengaruh
melulu. Jadi dalam penyajian konsep terhadap pengembangan kreativitas dan
pengajaran IPA di sekolah dasar selama ini semangat kerja yang positif untuk waktu-
masih kecendrungannya menekankan pada waktu yang akan datang. Sedangkan di suatu
konsep-konsep yang terdapat di dalam buku sisi bahwa siswa itu hams mampu
saja, akan tetapi kurang banyak menampilkan berkembang dengan penuh kreasi dan
beberapa peragaan, seperti gambar-gambar, imajinasi yang cukup tinggi sebagai bekal
foto-foto, dan berbagai bentuk tampilan pengetahuan dan pengalaman bagi dirinya
lainnya kepada siswa, sehingga dalam rangka berintereaksi di masyarakat.
menyebabkan siswa dapat dengan mudah Namun, di lain pihak masyarakat juga
mengenal apa yang akan diajarkan guru. membutuhkan sumber daya manusia yang
Disamping itu pula bahwa konsep pengajaran handal dan mampu bekerja secara mandiri.
sains yang diajarkan kepada siswa di sekolah Penggunaan alat peraga gambar dan foto-foto
dasar selama ini cenderung bersifat hafalan dalam penyajian materi pelajaran sains
dan kurang mementingkan proses pengenalan tersebut bagi siswa dimaksud merupakan
terhadap sesuatu yam, dipandang lebih suatu pendekatan baru yang diharapkan
berharga dan lebih bernilai tinggi. Jadi proses mampu mengatasi permasalahan belajar yang
pengenalan terhadap pokok bahasan dalam dihadapi oleh siswa di sekolah dasar selama
mata pelajaran sains tersebut oleh siswa ini. Dalam rangka memilih dan
kurang diperhatikan, pada hal konsep menggunakan alat peraga di dalam proses
pengenalan tersebut baru bisa berkembang belajar bukan suatu hal sulit, namun
apabila guru mampu membawa anak didik ke penggunaan alat peraga juga sering kali
dalam kegiatan nyata yang bisa dilihat diabaikan oleh guru-guru, pada hal media itu
olehnya, yakni dengan melihat gambar- adalah merupakan suatu jernbatan
gambar atau foto-foto yang menghubungkan penghubung yang amat penting dalam
dengan topik bahasan guru di sekolah pembelajaran. Penggunaan media gambar
sehingga mampu menciptakan suatu kontek atau foto seperti ini diharapkan akan lebih
pembelajaran-yang cukup bermakna. Jika hal membantu kemampuan anak didik terutama
mum dapat dilaksanakan oleh guru dengan di dalam usaha membangkitkan rangsangan
baik, maka diharapkan mampu membawa panca indra si anak, terutama dalam melihat
siswa yang lebih bermakna dalam belajar obyek persoalan yang akan disampaikan
3
sains, yakni mampu mendapatkan konsep kepada mereka dalam belajar. Hal ini sebagai
Arona
SD 1 KRISTEN 3
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

mana yang diungkapkan berikut ini bahwa : menjamin terjadinya pembelajaran. media
"Simbol-simbol tersebut perlu dipahami pembelajaran adalah alat, metode dan teknik
benar artinya agar proses penyampaian pesan yang digunakan dalam rangka lebih
dapat berhasil dan efisien". (Dr. Arief S. mengefektifkan komunikasi dan interaksi
Sadiman, M.Sc, Drs. R. Rahardjo, M.Sc, antara guru dan siswa dalam proses
Anung Haryono, M.Sc, C.A.S., Rahard.lito, pembelajaran di sekolah (Oemar Hamalik.
2007. Hal. 28). Berdasarkan uraian-uraian 1989) Perkembangan ilmu pengetahuan dan
yang telah dipaparkan di dalam latar teknologi makin mendorong upaya-upaya
belakang dan rumusan masalah diatas, maka pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
dapat dirumuskan tujuan dalam penelitian teknologi dalam proses belajar mengajar.
ini. Adapun Para guru dituntut agar mampu menggunakan
tujuan utama melakukan kegiatan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah,
penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-
mengetahui pengaruh penggunaan alat alat tersebut sesuai perkembangan dan
peraga gambar terhadap upaya peningkatan tuntutan zaman.
kemampuan belajar siswa mengenal rangka Guru sekurang-kurangnya dapat
manusia dalam mata pelajaran IPA Pada menggunakan alat yang murah dan efisien
Siswa kelas IV SD 1 Kristen. Adapun yang meskipun sederhana dan bersahaja
perkembangan media dewasa ini dalam tetapi merupakan keharusan dalam upaya
kegiatan pembelajaran tidak saja berfungsi mencapai tujuan pengajaran yang
sebagai alat bantu mengajar, akan tetapi lebih diharapkan.
sari itu dapat dipandang sebagai obyek dan 1. Mengenal Rangka Manusia
sarana untuk memberikan pengalaman Pernahkah kamu melihat orang bongkok
kongkrit pada peserta didik. Salah satu ciri atau berjalan dengan badan miring? Kondisi
media pembelajaran adalah bahwa media badan yang demikian itu adalah kondisi
mengandung dan membawa pesan atau badan yang tidak normal. Hal itu bisa terjadi
informasi kepada penerima yaitu siswa. bermula dari kebiasaan memposisikan badan
Sebagian media dapat mengolah pesan dan ketika berbaring, duduk, dan berdiri yang
respons siswa sehingga media itu sering tidak benar. Lihatlah berbagai contoh posisi
disebut media interaktif. Pesan dan duduk di bawah ini. Pilihlah gambar mana
infiormasi yang dibawa oleh media bisa yang menunjukkan posisi duduk yang benar!
berupa pesan yang sederhana dan bisa pula
pesan van,, anrat kompleks Akan tetapi, yang
terpenting adalah media itu disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan belajar dan
kemampuan siswa serta siswa dapat aktif
berpartisipasi dalam proses belajar mengajar 2. Penyakit Pada Rangka manusia
oleh karena itu, perlu dirancang dan Penyakit pada rangka manusia disebabkan
dikembangkan lingkungan pembela1aran oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
yang interaktif yang dapat menjawab dan dapat menyebabkan timbulnya berbagai
memenuhi kebutuhan belajar perorangan penyakit pada rangka manusia antara lain
dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran kekurangan gizi, keturunan, kecelakaan, dan
4
kebiasaan buruk seperti contoh sikap badan
dengan medianva yang efektif guna
Arona
SD 1 KRISTEN 4
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

yang tertera pada gambar-gambar di atas. gambar rangka manusia berikut ini:
Berikut beberapa penyakit dan gangguan
pada tulang.
1) Penyakit rakhitis.
Penyakit rakhitis adalah penyakit pada
tulang di mana keadaan tulang tidak keras
sehingga tubuh tidak normal atau
membengkok. Misalnya, kedua kaki Sumber : Ensiklopedi Saing untuk Pelajar
mengarah membentuk huruf O atau huruf X Rangka kepala (tengkorak) ranoka
hal ini disebabkan karena kekurangan kepala manusia terdiri atas tulang-tulang
vitamin D. pipih yang saling mengait sehingga
2) Penyakit osteoporosis. membentuk tempurung yang kokoh. Jumlah
Penyakit osteoporosis adalah penyakit tulang pada tengkorak kurang lebih 30 buah.
dimana keadaan tulang dan penyakit ini Tulang kepala terdiri atas sambungan
biasanya dialami oleh orang tua tulang-tulang. Rangka kepala terdiri atas dua
3) Fififosis adalah, tulang belakang dengan sisi, yaitu tulang tengkorak bagian muka
keadaan kebelakang (wajah) dan tulang tengkorak bagian
4) Lordosis belakang (tempurung). Rangka badan terdiri
Lordosis adalah kelainan tulang belakang atas tulang belakang, tulang dada, rusuk,
dengan keadaan membungkuk ke depan. tulang gelang bahu, dan tulang panggul.
Lordosis adalah kelainan tulang belakang Bagian anggota gerak rangka anggota
dengan keadaan membelok samping. gerak terdiri dari tulang-tulang pipih yang
Memeragakan posisi duduk, berdiri, dan beruas-ruas Tulang anggota gerak dibagi
tidur. menjadi dua bagian, yaitu tulang anggota
3. Struktur Rangka Manusia dan Fungsinya gerak atas (tulang tangan) dan tulang anggota
1) Bagian Rangka gerak bawah (tulang kaki). Perhatikan
Rangka manusia terdiri atas susunan gambar di bawah ini.
tulang-tulang yang saling berkaitan sehingga
membentuk tubuh. Berdasarkan bentuknya,
tulang digolongkan menjadi tiga macam.
a. Tulang pipa, contohnya tulang paha,
tulang betis, dan tulang kering. 2) Fungsi Rangka
b. Tulang pipih, contohnya tulang rusuk, Rangka memiliki berbagai macam fungsi,
tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang antara lain sebagai berikut :
tengkorak (1) Menguatkan tubuh.
c. Tulang pendek, contohnya tulang (2) Melindungi organ-organ lunak dalam
pangkal tangan, tulang pangkal kaki, tubuh.
dan tulang rusuk-rusuk tulang (3) Sebagai tempat menempelnya otot-otot.
belakang. (4) Sebagai pembentuk badan atau tubuh.
Rangka manusia dibagi menjadi tiga (5) Untuk memudahkan gerak.
bagian, yaitu rangka kepala, rangka badan, Dengan adanya rangka, tubuh manusia
dan rangka anggota gerak. Perhatikan menjadi kuat. Hal ini disebabkan adanya
5
Arona
SD 1 KRISTEN 5
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

tulang-tulang penyusun rangka Tubuh IPA yang mengajar di kelas IV oleh siswa
manusia yang tidak mempunyai rangka tidak dan salah seorang teman sejawat yaitu guru
dapat berdiri tegak dan tidak kuat (lemas). Di satu sekolah dengan peneliti. Pengamat
dalam tubuh manusia terdapat organ-organ dilakukan selama proses pembelajaran
yang lunak. Dengan rangka, organ-organ berlangsung Pengolahan data meliputi
seperti otak, paru-paru, jantung, hati, dart memberi skor pada hasil jawaban siswa,
sebagainya akan terlindung dari benturan mendeskripsikan data yang, diperoleh dari
maupun tekanan dart luar. hasi tes, pengamatan. dan wawancara.
Rangka manusia terdiri dari tulang-
tulang. Kesehatan tulang berarti kesehatan HASIL PENELITIAN DAN
rangka tubuh. Agar rangka tubuh tetap sehat PEMBAHASAN
maka harus dijaga kesehatan tulang beberapa Penelitian tindakan kelas ini
usaha agar rangka tubuh tetap sehat adalah dilaksanakan di kelas IV SD 1 Kristen, data-
sebagai berikut data yang di uraikan di dalam penelitian ini,
(1) Membiasakan mengkonsumsi makanan yang pertama adalah data tentang hasil
yang bergizi. belajar siswa tentang materi pada pokok
(2) Olahraga secara teratur di pagi hari bahasan rangka manusia, sebelum diadakan
(3) Membiasakan mengatur sikap tubuh tindakan atau data awal, kemudian
yang baik untuk kesehatan pengambilan data hasil belajar siklus I,
(4) Segera periksa ke dokter dan berobat kemudian pengambilan data hasil belajar
jika terasa sakit. pada siklus II pada materi mengenal rangka
manusia, selanjutnya data yang diuraikan
METODE PENELITIAN adalah hasil kemampuan guru mengajar pada
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan siklus satu dan siklus dua dan hasil aktivitas
menurut pendekatan kualitatif dengan belajar siswa pada siklus I dan siklus dua.
metode model Kemmis dan Mc Taggart Siklus I
(Depdikbud :1999) yang dalam Hasil ketuntasan belajar siswa kelas IV
pelaksanaannya mencakup empat langkah, SD 1 Kristen, pada pokok bahasan mengenal
yaitu : 1) perencanaan tindakan; 2) rangka manusia dengan menggunakan media
pelaksanaan tindakan; 3) observasi tindakan; gambar diperoleh ketuntasan pembelajaran
4) refleksi atas tindakan yang dilaksanakan. tingkat ketercapaian sebesar 63,62% dan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, hasil Pre-Tes dan Pre-Tes dan 75,08% dan
mengobservasi aktivitas guru dan murid pada hasil Pos-Tes. Hal ini menunjukkan bahwa
saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, pada saat Pre-Test nampaknya penguasaan
memberikan test pada awal siklus dan pada pembelajaran masih belum terpenuhi, namun
akhir seluruh siklus. Sesuai dengan materi setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan
kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga (3) baru ada perubahan, maka dengan demikian
siklus. Tempat pelaksanaan penelitian adalah penggunaan media gambar baik dalam
pada SD 1 Kristen. Kegiatan pengamatan rangka menyajikan pokok bahasan mengenal
dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru rangka manusia dalam mata pelajaran IPA di
dan murid dalam proses pembelajaran sekolah dasar.
dengan menggunakan alat peraga gambar. Data distribusi nilai ketuntasan belajar
6 siklus I dapat dilihat tingkat ketuntasan
pada
Pengamatan dilakukan oleh guru bidan, studi
Arona
SD 1 KRISTEN 6
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

belajar dari hasil Pre-Tes pada pokok rangka manusia dengan menggunakan media
bahasan mengenal rangka manusia dengan gambar yaitu sebesar 80,54%dan vane tidak
menggunakan media gambar yaitu sebesar tuntas sebesar 19,46%', sedangkan dan hasil
63,62% dan yang tidak tuntas sebesar Pos-Tes pada pokok bahasan Mengenal
36,38%. Sedangkan dari hasil Pos-Tes pada rangka manusia dengan menggunakan media
pokok bahasan ciri-ciri mahluk hidup dengan gambar yang tuntas adalah sebesar 89,69%
menggunakan pendekatan individual adalah dan yang tidak tuntas adalah sebesar 10,31%.
sebesar 75,08°'o dan yang tidak tuntas adalah Adapun indikator keberhasilan dari siklus II
sebesar 24,92%. Adapun indicator ini adalah sebagai berikut :
keberhasilan dari siklus I adalah sebagai 1) Siswa berminat terhadap pelajaran,
berikut : siswa berminat terhadap pelajaran jawabannva - sangat baik
jawabannva: cukup baik. Perhatian siswa 2) Siswa mampu untuk memahami pelajaran,
terhadap kegiatan pembelajaran, jawabannva jawabannya - sangat baik.
cukup baik Siswa aktif untuk memberikan 3) Siswa mampu untuk memperhatikan
kritik dan saran, jawabannya cukup baik. proses pelajaran, jawabannya : sangat baik
Berdasarkan hasil observasi terhadap 4) Siswa aktif untuk bertanya dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memberikan pendapat, jawabannya :
dilaksanakan di kelas IV SD 1 Kristen pada sangat baik.
siklus I tersebut, observer mengambil 5) Siswa aktif untuk memberikan kritik dan
kesimpulan bahwa hasil PTK pada siklus I saran, jawabannya sangat baik
sudah dapat dikatakan mencapai sasaran, 6) Siswa mampu mengerjakan soal latihan
tetapi masih belum sesuai dengan harapan, dengan baik, jawabannya : sangat baik
karena masih ada jawaban yang kategori Dari hasil penelitian tindakan kelas
kurang baik. Perlu adanya langkah¬-langkah terhadap kegiatan pembelajaran dengan
perbaikan pada siklus II sesuai dengan menggunakan media gambar pada pokok
beberapa indikator yang belum dikategorikan bahasan mengenal rangka manusia di kelas
sangat baik atau masih ada kategori jawaban IV SD 1 Kristen, ternyata dapat
yang masih kurang baik, dan kategori meningkatkan kemampuan siswa terhadap
tersebut diusahakan dapat diperbaiki pada pembelajaran IPA pada pokok bahasan
siklus ke II. mengenal rangka manusia. Hal ini dapat
Siklus II dilihat dari hasil observasi (pengamatan) dan
Hasil belajar siswa kelas IV SD 1 analisa terhadap beberapa indikator
Kristen pada pokok bahasan mengenal keberhasilan yang telah dicapai dalam
rangka manusia dengan menggunakan media kegiatan penelitian tindakan kelas kali ini.
gambar diperoleh nilai ketuntasan belajar Adapun indikator keberhasilan yang
sebesar 80,54% dan tidak tuntas sebesar dimaksud adalah sebagai mana yang
19,46% dari hasil Pre-Tes dan ketuntasan diuraikan berikut ini :
belajar dari hasil Pos-Test sebesar 89.69% 1) Siswa sangat berminat terhadap pelajaran.
dan tidak tuntas sebesar 10.31%. 2) Siswa sangat mampu memahami materi
Dari data distribusi nilai ketuntasan pelajaran.
belajar pada siklus II tersebut diatas. dapat 3) Siswa sangat mampu untuk
dilihat tingkat ketuntasan belajar dan hasil memperhatikan proses belajar mengajar.
7
Pre-Tes pada pokok bahasan Mengenal 4) Siswa sangat aktif dalam bertanya
Arona
SD 1 KRISTEN 7
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

5) Siswa sangat aktif dalam memberikan dalam hal pemahaman siswa tentang
kritik dan saran-saran. materi, daya ingat siswa, dan keaktifan
6) Siswa sangat mampu dalam mengerjakan siswa dalam belajar. Dengan demikian
soal-soal latihan pembelajaran dapat dikategorikan tercapai
7) Siswa sangat mampu dalam menjalin mampu memenuhi harapan. Oleh karena
kerjasama itu, penggunaan media gambar ini dapat
digunakan sebagai teknik pembelajaran
KESIMPULAN dalam proses belajar mengajar IPA di
Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah dasar.
kelas dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD (4)Tingkat Ketercapaian (TK) dan tingkat
1 Kristen kali ini, maka dapat disimpulkan ketuntasan belajar siswa setelah diajarkan
sebagai mana dalam uraian berikut ini : dengan menggunakan media gambar mi
(1)Peningkatan kemampuan siswa Kelas mampu memperoleh nilai Pos-tes pada
kelas IV SD 1 Kristen dalam mengajar siklus I selalu meningkat untuk Siklus II,
IPA pada pokok bahasan mengenal rangka pokok bahasan mengenal rangka manusia,
manusia dapat dilakukan melalui dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar
penggunaan media gambar mengalami peningkatan dimana pada
(2)Hasil observasi memperlihatkan bahwa siklus I sebesar 75,08% dan pada siklus II
terjadi peningkatan kemampuan siswa sebesar 89,69%.
kelas IV SD 1 Kristen dalam mengajar
IPA dapat dilakukan melalui penggunaan DAFTAR PUSTAKA
media gambar yang mana pada siklus I
hanya mencapai angka rata-rata 63,62% Dalyono, M. 1997 Psikologi pendidikan
saja, naik pada siklus ke II menjadi Jakarta Rineka Cipta.
89,69%. Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
1999. Penelitian Tindakan Kelas.
(3)Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Jakarta : Departemen Pendidikan dan
pembelajaran dengan menggunakan media Kebudayaan
gambar dipandang cocok sebagai salah Departemen Pendidikan Naswnal 2005.
satu upaya untuk meningkatkan Materi Pelatihan terintegrasi Ilmu
kemampuan siswa, menyenangkan siswa Pengetahuan Alam. . Jakarta
sehingga siswa antusias mengikuti Departemen Pendidikan Nasional
pembelajaran, siswa lebih mudah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
2003, Pedoman pembelajaran Tuntas
memahami materi yang ; diberikan,
(Mastery Learning)Jakarta Direktorat
khususnya pada pokok bahasan mengenal Pendidikan Menengah Umum.
rangka manusia, yang banyak FKIP UNPAR. 2007. Pedoman Penulisan
menampilkan berbagai media gambar proposal dan Skripsi. Palangka Raya
dalam mengajarkan topik bahasan rangka FKIP UNPAR
manusia kepada para siswa, hal inilah Kardi, S. 1997.Model Pembelajaran
yang menyebabkan siswa menjadi Langsung. Surabaya : IKIP Surabaya
Naparin, Akhmad. 2004. Upaya
terdorong untuk memperhatikan
Memaksimalkan pemahaman Konsep
pembelajaran. Pembelajaran dengan Makh;uk Hidup Murid Kelas VI SD
men8gunakan media gambar ini dapat Negeri Sungai Miai 7 Banjarmasin
pula meningkatkan hasil belajar siswa 8 dengan Menggunakan Pendekatan
Arona
SD 1 KRISTEN 8
Pedagogik Jurnal Pendidikan, September 2021, Volume 16 Nomor 2, (1-9)

Lingkungan. Banjarmasin : Lembaga Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Penelitian Universitas Lambung Rosdakarya.
Mangkurat Usman U. 1995. Menjadi Guru Profesional:
Nasution, S. 2004. Didaktik Asas-asas Edisi Kedua : Remaja Rosdakarva.
Mengajar. Jakarta : Buki Aksara
Nuryani, R. 2005. Strategi Belajar Mengajar
Biologi. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Permadi, Ade S dan Febriana Mentari. 2020.
Penerapan Media Pembelajaran
Powerpoint Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Di
SMP Negeri 1 Kahayan Kuala.
Bitnet: Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi. 5:1(55-62).
Piter, Y. 2001,Kompetensi Guru dalam
pengelolaan Kelas, Buletin pelangi
Pendidikan. 2000. Volume ;_ Nomor
I : 23
Sadiman, Arief S., Dr. MSc, Rahardjo, R.
Drs , M.Sc, Haryono, Anun", M.Sc,
CAS., Rahardjito, Media Pendidikan
Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
Sadirman, 2001 Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta Raja
Grafindo Persada
Seiawan, Muhammad Andi dan Agung
Riadin. 2021. Meningkatkan Hasil
Belajar Ipa Peserta Didik Dengan
Bimbingan Teman Sebaya Berbasis
Nilai-Nilai Huma Betang. JBKI
(Jurnal Bimbingan Konseling
Indonesia). 6:1(27-31).
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya, Jakarta -
Rineka Cipta.
Sudjana, N 1994. Penilaian Proses Hasil

9
Arona
SD 1 KRISTEN 9

Anda mungkin juga menyukai