a072114b807240db84bd7a936167981e
a072114b807240db84bd7a936167981e
Penulis:
Mardia, Nurlina, Megawati Citra Alam
Mochamad Sugiarto, Amruddin, Dhanang Eka Putra
Maria Herawati, Budi Utomo
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Mardia., dkk.
Manajemen Agribisnis
Yayasan Kita Menulis, 2021
xiv; 130 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-147-8
Cetakan 1, Juli 2021
I. Manajemen Agribisnis
II. Yayasan Kita Menulis
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya serta kemampuan yang
diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku
kolaborasi Manajemen Agribisnis. Di dalam penyusunan buku kolaborasi
Manajemen Agribisnis penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan penulis dalam menyelesaikan buku ini. Tetapi
sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan maupun
kekhilafan baik dari segi teknik penulisan ataupun tata bahasa yang kami
gunakan.
Akhir kata, untuk penyempurnaan buku ini, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca sangatlah berguna untuk penulis kedepan.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat kepada pembaca serta generasi
penerus yang akan datang.
Mardia dkk
Daftar Isi
Tabel 2.1: Fungsi Manajer Agribisnis dari Sudut Proses dan Bidang ..........24
Tabel 5.1: Pengelompokan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berdasarkan
Umur ...............................................................................................55
Tabel 5.2: Jumlah Petani Menurut Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun
2013 Di Sulawesi Selatan, BPS Sulawesi Selatan, 2015.............56
Tabel 8.1: Bagan Analisis SWOT ...................................................................97
Tabel 8.2: Strategi Promosi dan Tahap Pertumbuhan dalam Daur
Hidup Produk...................................................................................113
xiv Manajemen Agribisnis
Bab 1
Manajemen Agribisnis dan
Sistem Agribisnis
1.1 Pendahuluan
Proses pembangunan pertanian dapat digambarkan sebagai suatu bentuk nyata
yang harus dilihat sebagai proses yang terjadi secara berkelanjutan untuk
mencapai pembangunan ekonomi. Selama ini sistem agribisnis Indonesia
masih memiliki kendala dan permasalahan serius yang hingga saat ini belum
dapat diselesaikan secara tuntas. Selama ini petani sebagai unit agribisnis
terkecil belum mampu mencapai nilai tambah yang wajar berdasarkan skala
pertanian secara terintegrasi. Melalui metode pengelolaan terintegrasi,
fenomena ini dipandang perlu untuk pengelolaan, pengelolaan, pengendalian
dan pengembangan sistem agribisnis. Pertanian dengan sistem agribisnis harus
memahami konsep manajemen, dan untuk berhasil mewujudkan sistem
agribisnis juga harus ditentukan oleh faktor-faktor manajemen tersebut
(Andayani, 2015).
Agribisnis muncul sebagai cabang ilmu khusus di bidang ilmu manajemen.
Dalam konteks ini, agribisnis dapat diartikan sebagai ilmu dan praktik
kegiatan, dengan keterkaitan ke belakang dan ke depan, terkait dengan
produksi, pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan distribusi pangan mentah
2 Manajemen Agribisnis
dan olahan, pakan dan serat, termasuk penyediaan input dan jasa untuk
aktivitas ini (Acharya, 2007).
Istilah agribisnis awalnya didefinisikan sebagai: “jumlah total semua operasi
yang terlibat dalam pembuatan dan distribusi persediaan pertanian; operasi
produksi pertanian; dan penyimpanan, pemrosesan, dan distribusi komoditas
pertanian yang dibuat darinya " (Ng and Siebert, 2009).
Dilihat dari perspektif kritis, agribisnis tampaknya lebih dari sekadar rezim
pertanian komersial yang dipraktikkan di pertanian berteknologi tinggi, tetapi
lebih merupakan pendekatan khusus untuk pengelolaan properti pedesaan,
mobilisasi sumber daya, dan pembiayaan serta komersialisasi produksi (Ioris,
2018).
Pengertian agribisnis telah dibahas oleh beberapa ahli, menurut Downey dan
Erickson bahwa “Agribisnis mencakup semua kegiatan bisnis dan manajemen
yang dilakukan oleh perusahaan yang memberikan masukan kepada sektor
pertanian, produk hasil pertanian, dan / atau proses, pengangkutan, membiayai,
menangani atau memasarkan produk pertanian ". Menurut Davis dan Goldberg
bahwa “Jumlah total dari semua operasi yang terlibat dalam pembuatan dan
distribusi persediaan pertanian; operasi produksi di pertanian; dan
penyimpanan, pemrosesan, dan distribusi komoditas dan barang pertanian
yang dihasilkan ”. Menurut Beierlein dan Woolverton menyatakan "Agribisnis
tidak hanya mencakup mereka yang bertani, tetapi juga orang dan perusahaan
yang menyediakan input (misalnya, susu, biji-bijian, daging), yang
memproduksi produk makanan (misalnya, es krim, roti, sarapan sereal), dan
mengangkut serta menjual produk makanan ke konsumen (misalnya, restoran,
supermarket) (Ali, 2014).
Berdasarkan definisi tersebut maka manajemen agribisnis tidak hanya
mempelajari agribisnis dan manajemen tetapi juga membutuhkan teori
pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi yang pesat, ledakan informasi,
dan jurang yang semakin lebar antara negara maju dan negara terbelakang di
dunia semuanya berkontribusi pada lingkungan yang kompleks saat ini [5].
Kompleksitas industri pertanian didokumentasikan dengan baik. Faktor lain
yang berkontribusi terhadap kompleksitas dalam pertanian termasuk masalah
demografis (kemiskinan, pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan tingkat
pertumbuhan pendapatan), perubahan pola makan dan preferensi konsumen,
tindakan pemerintah, penelitian pertanian, penggunaan lahan, dan perubahan
iklim.
Bab 1 Manajemen Agribisnis dan Sistem Agribisnis 3
Agribisnis adalah jumlah total semua operasi yang terlibat dalam pembuatan
dan distribusi persediaan pertanian, aktivitas produksi di pertanian,
penyimpanan, pemrosesan, dan distribusi komoditas pertanian Sistem
agribisnis telah mengalami transformasi yang cepat seiring dengan
berkembangnya industri-industri baru dan operasi pertanian tradisional telah
berkembang lebih besar dan lebih terspesialisasi. Transformasi tidak terjadi
dalam semalam, tetapi terjadi secara perlahan sebagai respons terhadap
berbagai kekuatan. Mengetahui sesuatu tentang bagaimana agribisnis muncul
untuk memahami bagaimana sistem ini beroperasi saat ini dan bagaimana
kemungkinan akan berubah di masa depan (University, 2014).
Menurut Hasibuan (1999), sistem agribisnis merupakan sistem yang terdiri
dari beberapa subsistem, yaitu: (1) pengadaan dan distribusi alat produksi,
subsistem teknologi dan pengembangan sumber daya manusia; (2) subsistem
usahatani dan usahatani; (3) subsistem hasil pertanian atau hasil pertanian.
subsistem pengolahan; (4) Subsistem penjualan hasil pertanian. Sedangkan
menurut Masyhuri (2001) sebagai suatu sistem, agribisnis terdiri dari lima
subsistem dari sistem agribisnis yang komprehensif, yaitu: (1) subsistem input
produksi pertanian; (2) subsistem produksi pertanian; (3)) Subsistem
Pengolahan Hasil Pertanian; (4) Subsistem Pemasaran, dan (5) Subsistem
Pendukung.
Manajemen agribisnis adalah proses mencapai hasil yang diinginkan di sektor
pertanian dengan sumber daya yang diberikan. Kunci keberhasilan manajemen
adalah menerima tanggung jawab atas kepemimpinan dan membuat keputusan
bisnis melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen yang terampil.
Manajemen agribisnis unik karena sifat biologis produksi, musim makanan
dan pasar pertanian, pentingnya makanan bagi manusia, dan produk pertanian
yang mudah rusak. Fungsi manajemen diimplementasikan melalui
penggunaan berbagai keterampilan, prinsip dan alat yang membantu
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan manajer agribisnis. Agar
berhasil, pengelola agribisnis harus mampu melaksanakan lima tugas untuk
masing-masing dari empat fungsi dasar agribisnis; yaitu pemasaran dan
penjualan, produksi dan operasi, pengelolaan dan perencanaan keuangan, dan
pengelolaan sumber daya manusia. Proses manajemen sering dibagi menjadi
lima tugas: perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan dan
pengendalian. Perencanaan menentukan arah tindakan untuk mencapai tujuan
yang dinyatakan: pengorganisasian adalah menyesuaikan sumber daya dan
orang-orang dengan cara yang paling berharga; kepegawaian adalah fungsi
4 Manajemen Agribisnis
maka bisnis akan berjalan secara sistematis dan juga sebagai upaya
meminimalisir kerugian.
Ada beberapa aspek utama dalam penyusunan manajemen agribisnis, di
antaranya sebagai berikut:
1. Perumusan Visi dan Misi Bisnis
Sebagaimana tergambar dari pengertian manajemen agribisnis di atas,
memutuskan untuk mengembangkan usaha pertanian memerlukan
perencanaan visi dan misi yang matang sebagai langkah utama. Ini
juga mencakup analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Ancaman
Peluang) dari bisnis yang sedang dikembangkan. Tujuannya untuk
menentukan ke arah mana bisnis akan bergerak dan bagaimana bisnis
itu akan dijalankan.
2. Rencana Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam bisnis pertanian perlu dipersiapkan
sebelum masuk ke dalam rencana produksi. Tujuannya untuk
membuat chart mengenai target atau sasaran dari produk yang
dimiliki bisnis tersebut, seperti produk apa yang diproduksi, siapa
yang akan membeli, di mana akan memasarkan dan berapa kisaran
harganya. Hal inilah yang menjadikan pengelolaan agribisnis menjadi
sangat penting karena tanpa adanya perencanaan pemasaran yang
baik maka produk yang dihasilkan tidak akan laku di pasaran.
Padahal, industri yang menjual hasil pertanian sangat rentan terhadap
risiko mudah layu atau tidak layak konsumsi.
3. Rencana Produksi
Dalam pengelolaan agribisnis, perencanaan produksi adalah
penggunaan aset dan fasilitas perusahaan untuk menghasilkan
produk. Prinsip utama perencanaan produksi dalam agribisnis adalah
orientasi pasar yaitu menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan
pasar. Tujuannya agar pada saat barang sudah diproduksi akan dijual
di pasaran karena nilai guna yang dimilikinya.
4. Rencana Keuangan
Keuangan ini adalah faktor terpenting dalam bisnis. Tidak dapat
disangkal bahwa tujuan bisnis adalah menghasilkan keuntungan
Bab 1 Manajemen Agribisnis dan Sistem Agribisnis 11
mereka tanpa cacat, tidak perlu ada kontrol. Semuanya akan keluar
sesuai rencana. Tapi apa yang sebenarnya terjadi mungkin tidak
seperti yang diharapkan. Semua orang membuat kesalahan; mereka
lupa, mereka gagal mengambil tindakan, mereka kehilangan emosi,
dan mereka berperilaku, singkatnya, seperti manusia normal. Selain
itu, bahkan ketika orang melakukan apa yang seharusnya mereka
lakukan, pasar, persaingan, cuaca, peralatan, dll. Pengendalian
membutuhkan informasi dan pengetahuan (Stanford-Billington,
2013).
16 Manajemen Agribisnis
Bab 2
Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam Sistem Agribisnis
2.1 Pendahuluan
Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen dalam
sistem agribisnis. Oleh karena itu, manajemen agribisnis tidak hanya cukup
memiliki landasan teori ekonomi saja, tetapi juga teori pengambilan keputusan.
Agribisnis memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang bisnis
lainnya, sehingga penerapan fungsi-fungsi manajerial tersebut juga akan
berbeda. Fungsi-fungsi agribisnis terdiri atas kegiatan pengadaan dan
penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer “budidaya”, pengolahan
“agroindustri” dan pemasaran.
Fungsi-fungsi tersebut kemudian disusun menjadi suatu sistem, di mana fungsi-
fungsi di atas menjadi subsistem dari sistem agribisnis. Memandang agribisnis
sebagai sistem yang terdiri atas beberapa subsistem. Sistem tersebut akan
berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu subsistem.
Pengembangan harus mengembangkan semua subsistem di dalamnya karena
tidak ada satu subsistem yang lebih penting dari subsistem lainnya.
Manajemen dalam agribisnis memiliki sifat unik karena sifat produk pertanian
yang sangat tergantung pada musim, mudah rusak, dan produksinya melibatkan
18 Manajemen Agribisnis
banyak petani yang mempunyai lahan sempit dan bermodal sangat terbatas.
Sebagian besar waktu yang dimiliki manajer agribisnis digunakan untuk
mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat merupakan inti
keberhasilan agribisnis.
Berbagai fungsi agribisnis tersebut bisa disusun menjadi suatu sistem yang mana
seluruh sistem di dalamnya akan diolah lagi menjadi beberapa kelompok sub-
sistem.Seluruh sistem agribisnis tersebut hanya akan berfungsi secara maksimal
jika seluruh fungsi subsistem yang ada di dalamnya bisa berjalan dengan baik
sesuai fungsinya. Jika pada nantinya terjadi gangguan pada salah satu subsistem,
maka sistem yang ada di dalamnya akan terkena masalah.
Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan (directing)
Bab 2 Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Sistem Agribisnis 19
4. Pengoordinasian (coordinating)
5. Pengawasan (controlling)
6. Peng-evaluasian (evaluation)
Secara umum perencanaan dalam agribisnis terdiri dari lima aspek atau lima
langkah yaitu:
1. Penyusunan Vision and Mission Statement Agribisnis, Perencanaan
Pemasaran (Marketing Plan),
2. Perencanaan Produksi (Production Plan),
3. Perencanaan Keuangan (Financial Plan),
4. Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resource Plan)
3.1 Pendahuluan
Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan,
perorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka
memberdayakan seluruh sumber daya organisasi. Baik sumber daya manusia,
modal, material maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan agribisnis sendiri adalah suatu kesatuan kegiatan usaha
yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
hasil, dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
Menurut Firdaus (2018), pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian. Untuk mencapai kegiatan yang efektif dan efisien, perlu
dilaksanakannya kegiatan kerja yang sistematis dan terencana. Adanya
keterbatasan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, maka perlu
melibatkan orang lain untuk ikut bekerja sama sehingga terbentuk suatu
kelompok kerja, baik bersifat formal maupun informal. Kegiatan kerjasama
dalam upaya mencapai tujuan tertentu termasuk kegiatan manajemen.
26 Manajemen Agribisnis
Menurut Downey & Erickson (1989) ada enam langkah dalam proses
perencanaan yaitu:
1. Langkah 1: Mengumpulkan Fakta. Pengumpulan fakta dan informasi
telah dijadikan langkah pertama dari proses perencanaan walaupun
pengumpulan informasi merupakan bagian yang tetap dan berulang
dalam proses perencanaan. Tempatnya sebagai langkah pertama sangat
32 Manajemen Agribisnis
Dalam pengarahan yang berperan aktif dan penting adalah manajer. Fungsi
manajer di aktivitas ini adalah sebagai pemimpin. Oleh karena itu bagian
pekerjaannya juga adalah menciptakan iklim kerja yang baik dengan tindakan
berikut:
1. Menyusun contoh yang baik atau berperilaku sebagai contoh yang
baik;
2. Membangun partisipasi dan ikut bekerja dalam tim dengan porsi yang
sesuai;
3. Berupaya berpusat pada hasil dan tujuan perusahaan;
4. Berikan pujian dan juga salahkan atau bahkan hukuman bila
diperlukan;
5. Adil, konsisten dan jujur;
6. Inspirasikan kepercayaan dan dorongan.
Gambar 3.1: Manajemen sebagai sebuah roda, dengan manajer sebagai poros.
(Downey & Erickson, 1989)
Pada Gambar 3.1 dapat diperhatikan bahwa kelima fungsi manajemen adalah
jari-jari yang menghubungkan manajer dengan tujuan dan hasil yang dicari.
Roda melukiskan perlunya memandang manajemen sebagai satu kesatuan, yang
masing-masing fungsi terikat pada keterkaitan antar fungsi yang selaras dan
tumpang tindih satu sama lain. Artinya, kelima fungsi manajemen sebagaimana
jari-jari diperlukan pada sebuah roda. Motivasi sebagai pemutar atau pengatur
kecepatan untuk menjalankan fungsi. Motivasi dapat menimbulkan gerakan
38 Manajemen Agribisnis
4.1 Pendahuluan
Manajer agribisnis saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar dan
melakukan aktivitas bisnis di lingkungan yang berubah dengan cepat, sangat
tidak stabil, orientasi internasional, menggunakan teknologi tinggi, dan berfokus
pada konsumen. Manajemen agribisnis banyak terkait dengan aktivitas tentang
manajemen setiap kelembagaan bisnis yang terlibat dalam sistem produksi dan
pemasaran makanan dan produk produk pertanian. Agribisnis mengikuti pola
perkembangan yang sama seperti semua bisnis yang terdapat di berbagai
wilayah dan sektor. Bisnis dimulai dari usaha pribadi, usaha keluarga, terus
tumbuh dan bermetamorfosis dikelola secara profesional perusahaan. Jika
kontrol keluarga terus dipertahankan, bisnis dapat menjadi usaha pribadi yang
besar dan berevolusi menjadi perusahaan keluarga yang lebih besar, kemudian
perusahaan dapat diperdagangkan secara publik (Van Fleet, Van Fleet and
Seperich, 2014).
Menurut Zylbersztajn (2017) definisi agribisnis adalah ” The sum of all
operations involved in manufacture and distribution of farm supplies,
40 Manajemen Agribisnis
production operations on the farm, and the storage, processing, and distribution
of farm commodities”.
Berdasarkan definisi tersebut tergambarkan bahwa agribisnis rangkaian
kegiatan yang sistematis meliputi produksi dan distribusi perlengkapan
pertanian, produksi pertanian di lapangan, penyimpanan, pemrosesan, dan
distribusi komoditi hasil pertanian. Agribisnis bukan merupakan aktivitas
pertanian yang terpisah pisah, namun merupakan keseluruhan kegiatan usaha
pertanian yang dilakukan secara sistematis, berkaitan, dan terpadu. Konsep
tersebut mencakup koordinasi semua institusi yang memengaruhi tahapan
tahapan arus komoditas, seperti pemerintah, lembaga pembiayaan dan asosiasi
perdagangan.
Definisi tersebut diperjelas oleh Shultz and Edwards (2005) yang
menggambarkan agribisnis adalah usaha dinamis dan sistemik yang melayani
konsumen secara global dan lokal melalui inovasi dan pengelolaan berbagai
rantai nilai yang menghasilkan barang dan jasa bernilai dari produksi makanan,
serat, dan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pada penjelasan tersebut
ditekankan bahwa agribisnis merupakan proses yang menggunakan inovasi
untuk menghasilkan produk dan layanan yang lebih bernilai melalui organisasi
agribisnis yang lebih efektif. Selanjutnya, organisasi agribisnis harus
memperhatikan ukuran usaha pertanian/agribisnis. Usaha yang kecil sebaiknya
dilepaskan dari konsep agribisnis karena dapat mengganggu pencapaian
efisiensi. Merger dan akuisisi usaha pertanian perlu dipertimbangkan sebagai
upaya untuk mencapai skala ekonomi. Namun demikian, upaya memperluas
dan memperbesar skala usaha agribisnis tidak mudah karena terkendala
modal,pasar, dan regulasi. Oleh karena itu, organisasi agribisnis dapat bermain
pada area khusus dan bentuk agribisnis yang unik dan disebut niche farming.
Agribisnis secara ekonomi terdiri dari semua organisasi baik skala besar dan
kecil yang berorientasi mencari keuntungan. Agribisnis secara sederhana
mengacu pada penerapan administrasi bisnis untuk organisasi yang bergerak di
bidang pertanian, produk dan layanan terkait pertanian. Keberadaan organisasi
bisnis yang bergerak pada aspek penyediaan sarana produksi, produksi,
pengolahan, pemasaran, dan layanan pendukung menjadi sangat penting untuk
menciptakan rantai agribisnis yang kuat (Van Fleet, 2016).
Beberapa faktor telah mendorong batas-batas agribisnis dari terutama pertanian
usaha produksi yang berpusat pada lebih banyak kegiatan yang berpusat pada
pelanggan dan pasar. Saat ini, agribisnis yang sukses biasanya lebih fokus pada:
(1) Sifat sistemik dari nilai rantai dan posisi masing-masing organisasi agribisnis
Bab 4 Kelembagaan & Kemitraan dalam Agribisnis 41
5.1 Pendahuluan
Suatu bangsa yang besar didukung oleh Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber
Daya Manusia (SDM). Kedua sumber daya tersebut menjadi potensi penting
suatu bangsa dalam proses pembangunanya. Pembangunan sebagai proses
dinamis, berlangsung terus menerus, gerak tanpa akhir menuju masyarakat adil
makmur yang didambakan bersama. Indonesia ditengarai sedang berada pada
kondisi bonus demografi. Bonus demografi adalah potensi pertumbuhan
ekonomi yang tercipta akibat perubahan struktur umur penduduk, di
manaproporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia
kerja (>65tahun). Bonus demografi ini tidak serta merta terjadi ketika jumlah
penduduk usia produktif besar, melainkan harus diiringi dengan peningkatan
produktivitas dari penduduk usia kerja tersebut.
Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat daya saing suatu negara adalah;
kestabilan politik dalam jangka panjang, keadaan ekonomi makro, kualitas
sumber daya manusia (SDM), SDA, penguasaan IPTEK, keadaan prasarana
ekonomi, kemampuan kewirausahaan, sikap masyarakat terhadap berbagai
54 Manajemen Agribisnis
yang bekerja. Data ini juga menunjukkan bahwa sektor pertanian paling banyak
menyerap tenaga kerja, setelah sektor perdagangan (19,23%) dan industri
pengolahan (13,61%).
target untuk satu desa satu orang penyuluh pertanian. Pendidikan tinggi
pertanian mempunyai peranan cukup sentral dalam pembangunan pertanian.
Ketersediaan SDM yang cukup, cakap, dan kompeten menjadi salah satu faktor
penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan pertanian. Saat ini,
menurut Yuwono (2011), perguruan tinggi pertanian di dunia sedang
menghadapi banyak tantangan, antara lain penurunan alokasi sumber daya,
penurunan minat masyarakat terhadap bidang pertanian, dan persaingan dengan
bidang-bidang lain.
Setidaknya ada tiga klasifikasi SDM yang memerlukan kecukupan, kecakapan,
dan kompetensi untuk keberhasilan pembangunan pertanian. (1) SDM yang
langsung terlibat dengan proses produksi, (2) SDM yang bertanggung jawab
dalam penyusunan kebijakan dan regulasi bidang pertanian, (3) SDM yang
terlibat dalam pengembangan dan penyebaran IPTEK yang diperlukan dalam
bidang pertanian. Dalam konteks pembangunan nasional, pembangunan
manusia seutuhnya, kemampuan professional dan kemampuan kepribadian
saling memperkuat satu sama lain. Minimal ada empat kebijaksanaan pokok
dalam upaya peningkatan SDM menurut Mulyadi (2008), yaitu (1) peningkatan
kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya maupun kualitas
kehidupannya, (2) peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya
pemerataan penyebarannya, (3) peningkatan kualitas SDM yang
berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK
yang berwawasan lingkungan, serta (4) pengembangan pranata yang meliputi
kelembagaan dan perangkat hukum yang mendukung upaya peningkatan
kualitas SDM.
Untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pertanian tersebut dukungan
SDM yang professional, bermoral dan nasionalisme tinggi. SDM pertanian
mulai dari petani, pedagang, ekportir pemerintahannya sampai pada SDM yang
ada komponen penunjang harus mampu bersaing dengan SDM dari negara-
nagara lain. Indonesia harus mampu bersaing dalam memanfaatkan IPTEK,
mampu menerobos dan merebut pasar, terampil dan taktis dalam menghadapi
masalah, harus cerdas dalam berkompetisi, mampu membentuk opini negara-
negara konsumen, memengaruhi pasar dan lain-lain (Andi Nuhung, 2014).
Pengelolaan manajemen dalam SDM mempunyai skop yang luas dan selalu
dipentingkan dalam kegiatan berbisnis untuk kemajuan dalam perusahaan.
Manusia adalah motor penggerak kegiatan usaha dan salah satu aspek yang
sangat penting bagi pelaksanaan kewirausahaan. Pengelolaan manusia dimulai
dari penentuan jabatan, penentuan tugas, wewenang dan tanggung jawab
Bab 5 Sumber Daya Manusia dalam Agribisnis 61
6.1 Pendahuluan
Seorang Pebisnis atau Manajer dituntut untuk dapat membuat keputusan yang
tepat untuk kemajuan perusahaan walaupun terkadang terkendala oleh informasi
yang terlalu kompleks dan tidak pasti (uncertainty), kurangnya keahlian dalam
pemasaran, pengalaman dan waktu. Keputusan pemasaran yang akan dibuat
sangat bergantung pada beberapa hal yaitu rumit atau tidaknya permasalahan itu
sendiri, situasi dan kondisi di mana masalah itu berada, dan sumberdaya
manusia yang terlibat dalam memecahkan permasalahan tersebut. Oleh karena
itu, guna membantu para pengambil keputusan dalam pemasaran agar dapat
membuat keputusan sebaik mungkin, saat ini ilmu pemasaran telah berkembang
dengan berbagai tools yang berfungsi sebagai alat bantu pengambilan keputusan
yaitu sistem Pendukung Manajemen Pemasaran (Tetteh and Vanessa, 2021).
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.1, pengambilan keputusan pemasaran
melibatkan tiga entitas penting: proses pemasaran, pembuat keputusan
pemasaran, dan sistem pendukung manajemen pemasaran. Proses pemasaran
terdiri dari faktor perilaku dan tindakan pelanggan, pengecer, pesaing, dan pihak
terkait lainnya di pasar. Pengambilan keputusan pemasaran sangat berperan
64 Manajemen Agribisnis
2. Jika berbagai alternatif diuji secara berurutan dan satu pilihan dirasa
cocok, upaya untuk menemukan alternatif lain dihentikan
3. Jumlah alternatif sengaja dibatasi, dan setiap opsi diuji secara acak.
4. Pikiran positif dan negatif tidak terkait satu sama lain dan dirasakan
secara independen satu sama lain, semua alternatif dianggap sama.
Model satisficing ini masuk akal karena dibatasi oleh informasi yang tidak
lengkap, kendala waktu, biaya, dan pemahaman yang terbatas.
sementara segmen lain tidak terpengaruh oleh penetrasi pasar, dan pemasar
mungkin sibuk dan mengalami ketidakseimbangan dalam pangsa pasar.
Salah satu cara untuk menemukan pulau tak berpenghuni atau daerah yang
belum dipenetrasi ini adalah dengan memetakan pasar. Semua pelanggan
ditampilkan di peta dinding besar bersama dengan pasar lokal mereka. Cara
terbaik adalah mengkodekan nomor pelanggan berdasarkan kuantitas, jenis
produk yang dibeli, atau spesifikasi informasi lainnya. Setelah peta ini selesai,
umpan balik visual memberikan banyak informasi tentang area "kuat" dan
"lemah". Seringkali penggunaan pertama dari teknologi ini adalah
"pengungkapan" yang sebenarnya dari staf pemasaran dan manajemen. Kartu
pelanggan menunjukkan area penjualan. Pasar biasanya tumbuh pesat karena
bisnis fokus pada area baru dan memperoleh pelanggan baru.
74 Manajemen Agribisnis
Bab 7
Manajemen Keuangan
Agribisnis
7.1 Pendahuluan
Manajemen keuangan dilakukan agar suatu kegiatan bisnis dapat mencapai
tujuan secara ekonomis (profit). Seorang pemimpin atau manajer profesional
dalam suatu perusahaan, penting untuk mempertimbangkan aspek keuangan
sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Terlepas dari besarnya
permasalahan yang tengah dihadapi keputusan yang diambil haruslah rasional.
Dimulai dari proses pengambilan keputusan mulai dari pendefinisian yang jelas,
pengumpulan fakta dan analisis permasalahan, akhirnya beberapa alternatif
tindakan diperoleh dan dipertimbangkan sebelum diambil sebagai sebuah
keputusan (Suftadi dan Saefulloh, 2009).
Menurut Sutrisno (2012) manajemen keuangan berhubungan dengan semua
aktivitas dengan usaha mendapatkan dana dengan biaya yang murah serta usaha
untuk menggunakan dan mengalokasinya secara efisien, artinya selain aktivitas
memperoleh dana, manajemen keuangan juga mengatur bagaimana dana
tersebut dipergunakan secara efektif, efisien dan menguntungkan.
76 Manajemen Agribisnis
penggunaan dana dari luar dapat dipakai untuk investasi dan memenuhi
kebutuhan uang tunai yang diusahakan tersedia dalam perimbangan 20 persen
sampai 25 persen dari nilai kewajiban lancar. Asas dasar dari manajemen
keuangan yang menyangkut pendanaan adalah mengacu pada liquiditas,
rentabilitas; profitabilitas; dan time value of money.
Keputusan dalam pengelolaan aset, baik yang berwujud maupun tidak berwujud
secara efektif dan efisien dimulai dari proses perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan dan pemeliharaan hingga pembaharuan atau
penghapusan aset. Pengelolaan aset yang terstruktur diharapkan mampu
meningkatkan kinerja keuangan dan mencapai tujuan dari perusahaan yaitu
mendapatkan keuntungan.
PASIVA
Hutang:
Hutang Usaha 0
Hutang Pajak 1.645.057.676
Total Hutang 1.645.057.676
Modal:
Modal 7.262.122.881
Total Pasiva 8.907.180.557
8.1 Pendahuluan
Agribisnis merupakan usaha di sektor pertanian yang berguna untuk
meningkatkan nilai tambah (added value) dan daya saing produk hasil pertanian
telah menjadi salah satu pilihan yang strategis untuk meningkatkan pendapatan
nasional. Pada krisis yang dihadapi Indonesia saat ini, usaha di bidang pertanian
yang memiliki sifat padat karya dan mengakar pada masyarakat merupakan
sektor yang paling tepat untuk dikembangkan dan diberdayakan terhadap
perekonomian rakyat di daerah pedesaan, di antaranya melalui pengembangan
komoditas yang bernilai ekonomi dan populer seperti padi, jagung dll.
Menurut E. Gumbira Said et. al. (2001), Sistem pemasaran komoditas pertanian
juga relatif lebih kompleks dibanding dengan komoditas lainnya, di luar
komoditas pertanian. Hal ini disebabkan karena sifat produk, sistem produksi,
serta struktur dan karakteristik pasar produk pertanian yang khas. Sifat-sifat
produk pertanian tersebut antara lain: tidak tahan lama, sifat ukuran yang besar
per tumpukan dan mutu produk yang bervariasi, Sedangkan dalam hal produksi
pertanian umumnya bersifat musiman, pasokan produk bervariasi dalam jumlah
dan nilai, serta terdapat variasi antara pusat-pusat produksi secara geografis
90 Manajemen Agribisnis
dan harapan pembeli. Banyak perusahaan yang bertujuan TCS total customer
satisfaction. Sehingga para manajer pemasaran mempunyai tanggung jawab
yang terpusat pada kualitas, yaitu mereka harus berpartisipasi dalam
merumuskan strategi dan kebijakan yang dirancang untuk membantu
perusahaan agar unggul dalam persaingan melalui keistimewaan kualitas total
termasuk kualitas pemasaran dan kualitas produksi.
Mengapa mementingkan pelanggan?
1. Pelanggan adalah orang yang penting dari segala urusan bisnis,
2. Pelanggan tidak tergantung kepada perusahaan, tetapi perusahaan yang
tergantung pada mereka
3. Pelanggan membentuk perusahaan dan pantas mendapat pelayanan
dari perusahaan dengan baik
4. Pelanggan bukan benda yang dapat dihitung dengan statistik;
pelanggan adalah manusia yang hidup dan memiliki perasaan dan
emosi
5. Pelanggan bukan seorang yang dapat didebat dan dipermainkan
seleranya
6. Pelanggan adalah mereka yang datang dengan keinginan, kebutuhan
dan harapan dengan demikian tugas perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Ada empat aspek penting yang harus selalu diperhatikan dalam menjalankan
kiat menangani keluhan pelanggan, yaitu:
1. Empati terhadap pelanggan yang marah
2. Kecepatan dalam penanganan keluhan
3. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan keluhan
4. Kemudahan bagi pelanggan untuk menghubungi perusahaan.
(S), conduct (C), dan performance (P) dalam suatu waktu berada pada sistem di
mana S dan C adalah faktor penentu dari P, dilain waktu S dan C ditentukan
oleh P. Hal ini menunjukkan suatu sistem dinamis yang mengembangkan
respon penyesuaian dari perusahaan terhadap kondisi pasar dan keadaan yang
memungkinkan. Struktur pasar yang tercipta dalam suatu pasar akan
menentukan bagaimana pelaku industri berperilaku. Akibat dari terbentuknya
suatu struktur dan perilaku pasar yaitu adanya penilaian terhadap suatu sistem
pemasaran yang disebut sebagai kinerja pasar. Jika struktur pasar yang terjadi
adalah pasar persaingan sempurna yang dicirikan dengan banyaknya jumlah
pedagang, barang relatif homogen, mudah untuk keluar masuk pasar, dan
konsentrasi pasar tidak terletak pada satu orang, maka perilaku pasar yang
terjadi adalah akan mencerminkan struktur pasar yang berlaku. Artinya,
penetapan harga yang berlaku yaitu berdasarkan mekanisme pasar. Adanya
perbedaan harga di tingkat produsen dan konsumen akan menentukan seberapa
besar margin pemasaran, farmer share, dan integrasi pasar yang merupakan
indikator dari kinerja pasar. Adapun hubungan antara struktur, perilaku, dan
kinerja pasar dapat dilihat pada Gambar 8.4.
pada sepanjang rantai pasok komoditas atau produk, sedangkan analisis rantai
nilai menekankan analisis rantai nilai sepanjang rantai pasok dan bagaimana
nilai yang tercipta tersebut didistribusikan secara adil di antara pelaku rantai
pasok yang tercakup berdasarkan kontribusinya.
rantai pasok produk pertanian, memiliki partner kerja yang dapat diandalkan; (c)
keterpaduan rantai pasok produk pertanian, keseluruhan aktivitas baik
keorganisasian, pemasok, produksi, dan konsumen harus baik; dan (d)
kecepatan produsen produk pertanian dalam merespon permintaan konsumen
dan pasar.
Manajemen rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen rantai
pasok produk manufaktur, hal ini disebabkan (a) produk pertanian bersifat
mudah rusak; (b) proses penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung
pada kondisi iklim dan musim; (c) hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi (tidak homogen); dan (d) produk pertanian bersifat kamba sehingga
sulit untuk ditangani secara konvensional.
pasok pada produk pertanian dapat meningkatkan akses petani untuk memasuki
pasar modern dan pasar global secara lebih luas (Wargadalam, 2015).
Penerapan manajemen rantai pasok dapat meningkatkan efisiensi dan daya
saing karena industri dituntut untuk (a) memenuhi kepuasan konsumen; (b)
mengembangkan produk tepat waktu; (c) mengeluarkan biaya yang rendah
dalam bidang persediaan dan penyerahan produk; dan (d) mengelola industri
secara cermat dan fleksibel (Saptana dan Daryanto, 2013). Industri pertanian
yang menggunakan bahan baku dari hasil pertanian konsep manajemen rantai
pasok ini dapat diterapkan, terutama untuk produk bernilai ekonomi tinggi
(beras berkualitas, beras organik, jagung untuk pakan ternak, produk buah-
buahan, produk sayur-sayuran organik, dan produk peternakan rendah lemak)
untuk tujuan segmen dan tujuan pasar tertentu (pasar modern, konsumen
institusi, industri pengolahan, dan pasar ekspor.
TAHAP
KEMATANGAN
▪ Persaingan meningkat dan ▪ Periklanan dipergunakan sebagai
kurva penjualan mulai alat untuk menghimbau,
mendatar membujuk dan bukan hanya
sekedar informasi
▪ Persaingan yang tajam
mengharuskan penjual
menyediakan dana yang lebih besar
untuk periklanan
TAHAP MUNDURNYA PENJUALAN
▪ Penjualan dan laba mulai ▪ Semua usaha promosi sebaiknya
menurun. banyak dikurangi, kecuali jika
▪ Produk baru yang lebih baik ingin menghidupkan produk
mulai memasuki pasar. kembali.
Daftar Pustaka
Sutrisno. (2012) “Manajemen keuangan: teori, konsep, dan aplikasi (edisi ke-
8),” Yogyakarta: Ekonisia.
Terry, G. R and Franklin, S. G. (1994). Principles of Management 8th Edition.
AITBS Publisher & Distributors. Thesis. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor.
Tetteh, Vanessa, A., (2021). Marketing Decision - Making, in: Marketing
Decision - Making. Salem Press Encyclopedia.
Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Keenam,
Andi Yogyakarta.
Turpin, S., Marais, M., (2004). Decision-making: Theory and practice. ORiON
20. https://doi.org/10.5784/20-2-12
University, J. N. (2014) Introduction to Agribusiness Management.
Van Fleet, D. (2016) ‘What is Agribusiness? A Visual Description’, Amity
Journal of Agribusiness, 1(1), pp. 1–6. Available at:
http://amity.edu/UserFiles/admaa/203Viewpoint.pdf.
Van Fleet, D., Van Fleet, E. and Seperich, G. (2014) Agribusiness, Principles of
Management. New York City, USA: Delmar Cengage Learning.
Wargadalam, T.A. (2015). Peta logistik dan harapan mendukung ekspor.
Tinjauan Perdagangan Indonesia 33:41–52.
Warning, M. and Key, N. (2002) ‘The social performance and distributional
consequences of contract farming: An equilibrium analysis of the arachide
de bouche program in Senegal’, World Development, 30(2), pp. 255–263.
doi: 10.1016/S0305-750X(01)00104-8.
Wijayanto, D. (2012) “Pengantar manajemen” Jakarta: Gramedia.
Woolverton, M. W. (1987) “Principles of agribusiness management,” American
Journal of Agricultural Economics, 69(3), pp. 711–712.
Yuniati, S. et al. (2017) ‘Penguatan Kelembagaan Dalam Upaya Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Tebu’, Prosiding Seminar Nasional dan Call For
Paper Ekonomi dan Bisnis ( SNAPERS-EBIS 2017)-JEMBER,
2017(2016), pp. 498–505.
Yuwono, T, et all (2011). Pembangunan Pertanian: Membangun Kedaulatan
Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
124 Manajemen Agribisnis
Mardia, SP.,MSi.
Mardia, lahir di Ujung Pandang 19 Agustus 1974,
Saya anak pertama dari 10 bersaudara. Menikah
dengan Chairulsyah, SE,Ak,MSi. Beliau bekerja di
Unhas sebagai staf fakultas MIPA . Jenjang S1 di
Universitas Muslim Indonesia ( UMI) Makassar
Fakultas Pertanian (Agronomi) masuk 1993 selesai
September 1998. Pendidikan S2 di UNHAS Tahun
2000-2 maret 2002. Dengan mengambil jurusan Manajemen Agribisnis.
Mengajar di Universitas Indonesia Timur . Kemudian lanjut S3 di Unhas
sementara lanjut ke hasil disertasi. Karya ilmiah dan jurnal yang telah diterbitkan
sebagai berikut : Pendekatan Perspektif Weber terhadap Tindakan Rasionalisme
Pembuatan Perahu Pinisi, The influence of marketing volume and marketing
channel on fresh tiger shrimp marketing margin, dan jurnal internasional dengan
judul The Agribusiness Model of Natural Silk System in Soppeng Regency. Ada
beberapa buku yang telah diterbitkan dan ber- ISBN antara lain : Politik Ekologi
, Teori-Teori Sosial ( Klasik Dan Modern ) , Analisis Usahatani, Dasar-Dasar
Agribisnis., Kewirausahaan dan Bisnis, Sistem Perekonomian Indonesia,
Manajemen Pemasaran Perusahaan, Dasar-Dasar Pemasaran , Sistem Informasi
Akuntansi , Bisnis, Studi Kelayakan Bisnis dan Kewirausahaan , Buku
Kewiusahaan, Buku Manajemen Rantai Pasok, Buku Manajemen Logistik ,
Pengantar Manajemen Resiko, dan Buku Strategi Pemasaran .
126 Manajemen Agribisnis
Mochamad Sugiarto,SPt.,MM.,PhD l
ahir di Kudus pada tanggal 11 Mei 1973. Penulis
menyelesaikan kuliah sarjana (S1) dan mendapat
gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Peternakan
UNSOED pada Januari 1997. Pada Februari 1997,
penulis menjadi dosen tetap di Bagian Sosial
Ekonomi, Fakultas Peternakan UNSOED. Pada
tahun 1999-2001 mengikuti Program Magister of
Management (S2) pada College of Economic and
Management, University of the Philippines Los Banos (UPLB). Pada tahun
2003-2006 mengikuti Program Doktor (S3/PhD) pada Department of
Community Development, College of Public Affair, University of the
Philippines Los Banos (UPLB). Penulis pernah melaksanakan tugas sebagai
Ketua Laboratorium Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan UNSOED,
Sekretaris Program S2 Peternakan Fakultas Peternakan UNSOED, Ketua
Program S2 Penyuluhan Pertanian, Pascasarjana UNSOED. Saat ini penulis
diberikan tugas sebagai Ketua Unit Layanan Terpadu (ULT) UNSOED dan Tim
Perencanaan, Pengembangan, dan Monev UNSOED
Dr. Amruddin,M.Si
Lahir di Makassar pada 22 Juli 1969. Dosen Yayasan
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar. Mendapat
amanah sebagai Ketua Program Studi Agribisnis
2014-2018. Aktif pada Asosiasi Agribisnis
Indonesia (AAI) dan Perhimpunan Sarjana Pertanian
Indonesia (PISPI) wilayah Sulawesi Selatan.
Menempuh jenjang Pascasarjana (S2) pendidikan
Sosiologi di Universitas Negeri Makassar (2001) dan
Program Agribisnis Universitas Islam Makassar
(2012) serta menyelesaikan strata tiga (S3) ilmu Sosiologi di UNM April 2021.
Menulis buku kolaborasi yakni, Pengantar Ilmu Pertanian (2020), Dasar-Dasar
Agribisnis (2020) serta Pembangunan dan Perubahan Sosial (2021) yang
dicetak Penerbit Yayasan Kita Menulis.
128 Manajemen Agribisnis