Proposal Turnitin
Proposal Turnitin
PENDAHULUAN
Pengambilan sampel darah kapiler pada orang dewasa di ambil di ujung jari jika
pada anak-anak atau bayi pada tumit (1/3 tepi telapak kaki) atau ibu jari kaki, sedangkan
pengambilan sampel darah vena pada orang dewasa dilakukan di vena difossa cubiti, vena
supervisial jika pada anak-anak atau bayi di vena jugularis eksterna, vena femoralis atau sinus
sagittalis superior5. Perbedaan antara darah kapiler dan darah vena sekitar 9-32% pada
keadaan tertentu yang berhubungan dengan adhesi trombosit pada tempat perdarahan pada
kulit6. Terjadinya pengenceran pada sampel darah kapiler menjadi penyebab kelemahan
sebagai sampel pemeriksaan. Hasil pemeriksaan jumlah trombosit dapat berpengaruh karena
sampel darah bercampur dengan cairan jaringan.
Metode pengukuran untuk hitung jumlah trombosit terdapat dua metode yaitu metode
manual dan otomatis, metode manual dengan menggunakan cara langsung dan cara tidak
langsung, sedangkan metode otomatis dilakukan dengan menggunakan alat hematology
analyzer7. Kelebihan metode otomatis memiliki ketelitian lebih baik dibanding dengan
metode manual. Penelitian tentang perbedaan sudah dilakukan sebelumnya, pada penelitian
yag dilakukan oleh Uswatun khasanah8 dengan judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hitung
Jumlah Trombosit Pada Darah vena dan Kapiler Dengan Metode Tabung” pada 28 pasien
terdapat selisih rerata jumlah trombosit sebesar 30.000/mm3, hasil sampel darah vena lebih
tinggi dibandingkan darah kapiler. Dilaporkan pada penelitian Prasetya HR 9 yang berjudul “
Perbedaan Hitung Jumlah Trombosit Menggunakan Darah Vena dan Darah Kapiler” terdapat
perbedaan bermakna dimana hasil trombosit dengan darah kapiler lebih rendah karena faktor
kesalahan pada pengambilan darah kapiler yang diperlakukan dengan cara memijat jari.
Hasil Penelitian “Perbedaan Jumlah Trombosit Sampel darah Vena dan Kapiler
Menggunakan Micro Pippete Hematology Analyzer” yang dilakukan oleh Arni DS10 yaitu dari
16 sampel darah yang diteliti perbedaan antara jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah
vena adalah p < 0,05 artinya adanya perbedaan pada hasil antara jumlah trombosit pada darah
vena dan darah kapiler. Pada penelitian yang sudah dilakukan terdahulu belum melakukan
penelitian terhadap jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena menggunakan alat
hematology analyzer Medonic M-32 Series, Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisa Perbedaan Jumlah Trombosit Pada Darah
Kapiler dan Darah Vena Pada Alat Hematologi Analyzer”.
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah perbedaan antara darah kapiler dan
darah vena pada parameter pemeriksaan jumlah trombosit dengan menggunakan alat
hematology analyzer.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan masalah yaitu adakah
perbedaaan antara jumlah trombosit pada sampel darah kapiler dan darah vena dengan alat
hematology analyzer,
1.5.1. Institusi
1. Hasil penelitian dari perbedaan jumlah trombosit pada sampel darah kapiler dan
sampel darah vena mampu memberi informasi kepada klinisi dan tenaga
laboratorium.
2. Sebagai penggerak untuk penelitian darah kapiler dan darah vena pada
pemeriksaan lainnya.
1.5.2. Akademik
1. Hasil penelitian dapat menambah kepustakaan dan ilmu dalam bidang hematology
khususnya tentang pemeriksaan trombosit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Darah
Darah memiliki beberapa komponen yang penting bagi tubuh, maka fungsi
darah yaitu15:
a. Pernafasan
Fungsi darah yaitu bertanggung dalam sistem pernafasan dengan membawa
oksigen dari paru-paru menuju jaringan di seluruh tubuh serta membawa karbon
dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru. Transpotasi oksigen dan karbon dioksida
dilakukan oleh hemoglobin dalam sel darah merah15.
b. Nutrisi
c. Ekskresi
Sisa metabolisme yang tidak digunakan dalam jaringan dibawa kedalam darah
oleh sel menuju sistem kardiovaskuler untuk dikeluarkan, karena sisa metabolisme
yang tidak terpakai akan menumpuk di organ atau sel sehingga menyebabkan
kerusakan sel dan gangguan kesehatan15.
Komponen penting dalam darah yaitu air sekitar 60-70% massa tubuh manusia
terdiri dari air dan terdistribusi baik. Air darah adalah cairan ekstraseluler yang berada
di pembuluh darah (plasma). Air dan protein plasma mengatur agar tekanan darah
osmotik selalu seimbang, makanan dan minuman mengisi kembali air dalam tubuh,
sedangkan kelebihan cairan dikeluarkan melalui organ ekskresi15.
f. Pengaturan suhu tubuh
Suhu normal tubuh manusia bervariasi sekitar 36,5-37,50C. Organ dan sel
tubuh akan berfungsi secara optimal jika suhu tubuh dipertahankan. Suhu tubuh akan
meningkat jika suhu lingkungan ataupun karena peningkatan suhu tubuh sehingga
menyebabkan melebarnya pembuluh darah mengakibatkan terjadi peredaran darah di
bawah kulit yang terdapat kelenjar keringat yang menghasilkan keringat untuk
membantu mengeluarkan panas tubuh. Sebaliknya penurunan suhu tubuh
menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke kelenjar keringat
menurun dan keringat tubuh berkurang15.
Pertahanan dalam tubuh dilakukan oleh leukosit terhadap benda asing dan
penyakit yang disebabkan virus, bakteri maupun parasit. Perlindungan terjadi melalui
fagositosis dan pembentukan antibody dalam tubuh15.
Komponen non seluler adalah cairan yang disebut plasma. Plasma mengandung
berbagai makromolekul dan mikromolekul yang larut dalam air maupun tidak larut
dalam air, dengan bentuk organik dan anorganik dalam bentuk atom dan ion. Darah
yang tidak mengandung faktor pembekuan disebut serum. Plasma terdiri atas air,
protein, karbohidrat, lipid, asam amino, vitamin dan mineral. Komponen ini juga dapat
masuk ke aliran darah secara bebas atau melalui molekul lain dan larut dalam plasma15.
Komponen seluler sering disebut sel darah, ada tiga jenis sel, yaitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit15.
1. Eritrosit adalah komponen seluler darah jumlah sel terbanyak dalam darah dan
berfungsi sebagai sel pembawa oksigen. Eritrosit berbentuk bikonkaf dengan
diameter sekitar 7 mikron dan tebal 2 mikron15. Eritrosit berwarna kuning
kemerahan, dikarenakan mengandung zat yang disebut hemoglobin13. Eritrosit
tidak memiliki nukleus, mitokondria dan ribosom serta tidak bergerak. Eritrosit
tidak melakukan fosforilasi oksidatif sel dan pembentukan protein16.
2. Leukosit merupakan sel darah putih yang memiliki nukleus, jenis bergranula
(polimorfonuklear) dihasilkan dari jaringan hematopoietik dan untuk jenis tak
bergranula (mononuklear) dihasilkan dari jaringan limfoid, berfungsi sebagai
sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi17. Leukosit bervariasi jumlahnya setiap
waktu bergantung dari benda asing yang ditemui untuk melindung tubuh tanpa
mengganggu fungsional tubuh. Leukosit merupakan sel darah namunlebih
berfungsi di dalam jaringan. Leukosit bersifat sementara ketika jaringan tubuh
mengalami peradangan pada jaringan tubuh leukosit bermigrasi melalui dinding
kapiler menuju jaringan yang mengalami peradangan 17.
3. Trombosit adalah komponen seluler yang penting dalam proses hemostasis dan
berhubungan dengan komponen hemostatis laiinya, trombosit menempel pada
lapisan endotel pembuluh darah yang pecah (luka) dengan membentuk sumbat
trombosit. Trombosit disebut juga keping darah atau platelet15. Pada dasarnya
trombosit tidak berbentuk sel, melainkan sebagai badan fragmen sitoplasma sel
megakariosit.
2.2. Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang terlibat dalam pembekuan darah selama
perdarahan, trombosit tidak memiliki nukleus diproduksi dalam sumsum tulang dan
berdiferensiasi menjadi megakariosit19. Normal jumlah trombosit dalam tubuh yaitu
150.000-400.000/mm3 dan matang didalam sumsum tulang20. Trombosit adalah
Fragmen kecil yang mengandung protein rangka sel untuk bergerak aktif dan cepat dari
keadaan diam saat kerusakan pembuluh darah15. Trombosit berbentuk cakram
bikonveks, berdiameter 0,75-2,25 mm, dan memiliki berat jenis yang rendah. Berikut
gambar 2 terkait Trombosit:
Gambar 2 : Trombosit15
Trombosit merupakan jenis sel darah yang bertanggung jawab untuk pembekuan
darah. Trombosit masih dapat mensintesis protein meskipun sangat terbatas karena
beberapa RNA masih ada di dalam sitoplasma21.
Fungsi trombosit yaitu membentuk sumbat saat terjadinya cidera vascular yang
menyebabkan kebocoran spontan darah melalui pembuluh halus ini merupakan respon
hemostatik. Trombosit mempunyai tiga fungsi yaitu adhesi, agregasi dan reaksi
pelepasan16. Fungsi trombosit terlibat dalam pertahanan, tetapi tidak dalam melawan
benda asing. Trombosit berperan bagi tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan
jika mengalami cedera.
Trombosit terlibat dalam upaya menutup luka sehingga tubuh tidak kehilangan
darah dan terlindungi dari benda asing atau invasi sel. Trombosit menumpuk pada luka,
membantu memblokir luka secara fisik. Kandungan trombosit sebagian juga aktif
mengkatalisis proses pembekuan darah, dimana bekuan yang terbentuk menyumbat
luka. Menurut Depkes RI tahun 1989, fungsi trombosit adalah pada proses hemostasis,
vasokonstriksi pada pembuluh darah dapat disebabkan oleh produksi bahan kimia
tertentu, pemeliharaan integritas pembuluh darah (penyempitan kapiler), fagositosis
(proteksi non spesifik), media transportasi substansi tertentu, pelindung bagian dalam
pembuluh darah, sumber pembentukan protrombin, sumber pembekuan dan retraksi
bekuan darah22.
Trombosit sangat kecil dan pipih, berdiameter 2-5 µm, tebal 0,5 µm dengan
volume sel 6-10 fl23. Infrastruktur trombosit dibagi tiga yaitu, sitoskleton, membran
trombosit dan organel. Membran plasma menembus trombosit, membentuk sistem
terbuka (kanalikulus) menciptakan permukaan besar, adsorpsi selektif protein plasma.
Fosfolipid yang disebut faktor trombosit 3 penting untuk konversi faktor koagulase X
menjadi protrombin Xa (faktor II) menjadi trombin (faktor IIa)16.
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit termasuk salah satu pemeriksaan darah yang
banyak diminta dilaboratorium klinik. Pemeriksaan jumlah trombosit terdapat beberapa cara
yaitu manual dan otomatis, cara manual dengan dua metode yaitu metode langsung dan
metode tidak langsung, sedangkan cara otomatis menggunakan alat analyzer 26.
Pemeriksaan jumlah trombosit baiknya segera dilakukan setelah pengambilan sampel karena
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan jika dilakukan lebih dari 1 jam20.
Metode ini dengan cara darah yang diencerkan menggunakan larutan pengencer
Magnesium sulfat 14% perbandingan sekitar 1:3 lalu dibuat sediaan apusan darah
tepi dan diwarnai dengan Giemsa dan Wright, kemudian diperiksa dengan
pembesaran mikroskop 40x27. Kelebihan dari metode ini adalah mudah dilakukan,
sederhana, praktis dan ralatif murah sehingga dapat melihat ukuran dan morfologi
dari trombosit, kekurangan metode ini yaitu trombosit yang tidak tersebar baik dalam
sediaan apusan darah sehingga membuat perhitungan trombosit tidak akurat2.
Hasil dikeluarkan oleh alat hematology analyzer sudah melalui quality control
yang dilakukan oleh intern laboratorium28,29. Beberapa kelemahan juga dimiliki oleh
alat hematology analyzer antara lain yaitu tidak dapat menghitung sel yang lebih
besar, seperti sel yang belum matang pada pemeriksaan leukemia, infeksi bakteri dan
sebagainya sehingga jumlah perhitungan trombosit menjadi rendah bila debu ikut
terhitung. Jika hal tersebut terjadi maka lakukan pengecekan ulang dengan sediaan
apus darah tepi. Pemakaian hematology analyzer dibutuhkan perhatian khusus dalam
perawatan dan kontrol2.
Teknik dasar untuk mengukur sel darah dalam flow cytometri adalah impedansi listrik
(electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi berdasarkan
pada pengukuran jumlah resistensi antara dua elektroda30. Beberapa keuntungan
menggunakan Hematology analyzer adalah pemipetan sampel yang tepat, waktu pemeriksaan
yang efisien dan keakuratan hasil. Hematology analyzer dapat melakukan pengukuran dengan
cepat dan hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit. Sampel darah dapat
menggunakan sampel darah vena dan sampel darah kapiler dengan volume darah yang lebih
sedikit. Pemeriksaan sampel darah kapiler dilakukan menggunakan Micro Pipette Adapter
(MPA) darah kapiler yang dibutuhkan 20µL. Mikropipet berbahan plastik berbentuk kecil
menyebabkan trombosit menggumpal pada dinding bagian dalam mikropipet sehingga
berpengaruh terhadap hasil9.
Darah kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat kecil, semakin kecil
pembuluh darah maka menghilangkan ketiga lapisan dindingnya sehingga ketika
sampai pada dinding kapiler terdapat satu lapis saja yaitu lapisan endotolium8. kapiler
berperan sebagai pengantar dari zat pentingmenuju ke jaringan yang memungkinkan
proses masuk ke dalam tubuh. Tempat pengambilan darah kapiler (skinpuncture) pada
orang dewasa ada dua yaitu dengan ujung jari tangan (jari tengah atau jari manis), dan
daun telinga. Untuk bayi dan anak kecil pada tumit dan ibu jari kaki20.
Darah arteri dan darah vena merupakan komponen dari darah kapiler, sehingga
jumlah trombosit darah vena lebih tinggi di bandingkan dengan darah kapiler selisihnya
sekitar 9-32% pada kondisi tertentu, yang disebabkan oleh pengentalan darah. trombosit
di tempat kebocoran kulit. Sampel dalam mikropipet harus diuji segera atau paling
lambat 10 menit setelah pengambilan darah kapiler untuk hasil terbaik. Saat
mengumpulkan darah kapiler, hindari tekanan yang sangat kuat dan berulang pada
ujung jari (kemerahan), hal ini dapat menyebabkan hemolisis dan sampel akan
bercampur dengan cairan jaringan29.
Darah vena adalah darah di dalam vena yang membawa karbon dioksida ke jantung.
Vena memiliki dinding tiga lapis seperti kapiler, lapisan tengah vena berotot lebih tipis, kurang
kuat, dan kurang elastis dibandingkan kapiler. Sampel darah vena diambil dengan cara
(venipuncture) yaitu suatu pengambilan darah dengan cara memasukkan jarum ke dalam
pembuluh darah vena2.
Secara umum, setiap vena superfisial yang cukup besar dapat digunakan untuk
pengambilan sampel darah. Namun, vena mediana di bagian depan lengan (di dalam siku)
cukup besar dan tidak mengandung saraf-saraf penting, sehingga vena ini menjadi pilihan utama.
karena nyeri minimal. Jika ini tidak memungkinkan, opsi selanjutnya adalah vena kava atau vena
basilika. Pada orang dewasa, sampel darah vena diambil dari vena jugularis sentral, sedangkan
pada anak-anak dan bayi diambil dari vena jugularis eksterna, vena femoralis, atau sinus sagital
superior20.
Darah vena harus dikumpulkan segera dengan cara venipuncture yang steril dan non-
traumatik kemudian darah harus segera dicampur dengan antikoagulan31. Analisis darah vena
sebaiknya dilakukan 15 menit untuk mendapatkan hasil yang akurat selambat-lambatnya 8 jam
setelah pengambilan darah vena. Sampel darah vena disimpan pada suhu kamar. Penyimpanan
yang terlalu dingin atau terlalu panas dapat menyebabkan hasil yang salah29.
Definisi Medonic M-32 Series Hematology Analyzer adalah penganalisa hematologi otomatis
yang digunakan dalam diagnosis in vitro dalam laboratorium. Kit M-32 digunakan untuk menghitung
sel darah putih (WBC); jumlah absolut dan persentasi granulosit (GRAN), limfosit (LYM), sel darah
putih menengah (MID); sel darah merah (RBC); hemoglobin (HGB); volume rata-rata eritrosit (MCV);
hematokrit (HCT); hemoglobin seluler sedang (KIA); rata-rata konsentrasi hemoglobin seluler
(MCHC); Prevalensi relatif dan absolut sel darah merah (RDW%, RDWa); trombosit (PLT);
volume rata-rata trombosit (MPV), kriteria trombosit (PCT), lebar distribusi trombosit relatif dan
absolut (PDW%, PDWa), terakhir rasio dan konsentrasi sel besar trombosit (P-LCR, P-LCC) dalam
sampel darah utuh antikoagulan28,29.
Hematology analyzer memiliki prinsip kerja yaitu bahan pemeriksaan dicampur dengan
reagen pengencer sebanyak 200 kali mengalami proses hemolyzing untuk mengukur jumlah
sel darah putih. Selanjutnya sampel dilakukan pengenceran lanjutan 200 kali (jadi 40.000 kali)
untuk mengukur jumlah eritrosit dan trombosit. Sampel darah diproses pada pengelolaan data
4,27,30
dan hasilnya akan ditampilkan pada layar alat dan dicetak dengan printer . Berikut ini
gambar alat hematology medonic:
Sampel kontrol dianalisis untuk memastikan dan memeriksa kinerja sistem Alat
hematology analyzer. Sebelum digunakan disarankan untuk menggunakan kontrol darah yang
di sediakan oleh pabrik pembuat alat hematology analyzer. Hasil kontrol dengan nilai pada
lembar kontrol merupakan cara yang baik untuk membandingkan untuk mengetahui sistem
berkerja dengan baik. Rekomendasi untuk melakukan kontrol Jangan menggunakan kontrol
darah yang sudah lama terbuka dan melampaui dari tanggal kedaluwarsa, dan jangan
membiarkan atau memaparkan kontrol darah pada panas berlebih. HIV, Hepatitis B atau virus
C maupun zat menular lainnya tidak terjamin masuk kedalam darah kontrol, kontrol harus
ditangani sebagai biologis yang berpotensi berbahaya29.
2.10. Kalibrasi
2.11. Perawatan
Perawatan alat hematology alanyzer dilakukan untuk memperpanjang masa pakai hematology
analyzer dan mengurangi terjadinya trouble. sebagian besar prosedur pembersihan diotomatisasi.
2. Bersihkan bekas darah dari ujung probe sample dan wash cup sensor dengan
kapas alkohol.
3. Jika perlu, bersihkan layar dan bagian luar hematology analyzer dengan hati-
hati menggunakan kain lembut yang dibasahi air dan sabun. Keringkan
secara menyeluruh.
Prosedur Perawatan :
1. Pilih menu utama, lalu Perawatan dan lanjutkan ke halaman berikutnya untuk
membuka menu perawatan.
LABORATORUM
Pemeriksaan trombosit
Manual Otomatis
Langsung Tidak
Langsung
Ho : Ada perbedaan antara jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena
menggunakan hematology analyzer.
H1 : Tidak ada perbedaan jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena
menggunakan hematology analyzer.
1. Pada tahun 2018 Helda Ramadhanti melakukan penelitian hitung jumlah trombosit
antara darah vena dan kapiler penelitian ini dilakukan di Balai Besar Laborarorium
Kesehatan Palembang (BBLKP) dengan sampel sebanyak 39 sampel, diperoleh hasil
dengan rata-rata trombosit pada sampel darah vena adalah 306,180/mm3 dan rata-rata
sampel darah kapiler adalah 269,770mm3.
2. Hieronymus rayi prasetya et al. melakukan penelitian pada tahun 2017 tentang
perbedaan hitung jumlah trombosit menggunakan darah vena dan kapiler pada 30
sampel didapatkan hasil penelitian pada uji normalias trombosit darah vena 0,129
sedangkan uji normalitas pada darah kapiler 0,089 dan uji beda “T Test” sebesar 0,001
yang berarti ada perbedaan darah vena dan darah kapiler.
3. Dwi septi arni, 2018 melakukan penelitian perbedaan jumlah trombosit sampel darah
vena dan kapiler menggunakan micro pipette hematology analyzer dengan hasil uji beda
paired t Test mendapatkan perbedaan bermakna antara darah kapiler dan darah vena
pada pemeriksaan jumlah trombosit dengan p<0,5 (p=0,004).
4. Tahun 2013 menurut Wimbadi sigit et al, pada pemeriksaan jumlah trombosit EDTA
vacutainer dan antikoagulan EDTA pipet mikro menngunakan hematology analyzer di
Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura diperoleh hasil simpang baku 62.611,541/mm3
dengan nilai terendah darah vena 78.000/mm3 sedangkan tertinggi 322.000/mm3 , pada
sampel darah kapiler nilai terendah 73.000/mm3 dan nilai tertinggi 322.000/mm3.
5. Menurut Rehezkiel Sasha Natasya pada tahun 2022 dengan penelitian kelayakan
pemeriksaan hitung jumlah trombosit sampel darah vena dan kapiler dengan hematology
analyzer di Rumah Sakit Bedah Rawamangun dari 30 sampel didapatkan hasil selisih
rata-rata antara darah vena dan kapiler sebesar 10.000/mm3. Hasil kelayakan sampel
darah vena dan darah kapiler terhadap jumlah trombosit didapatkan nilai sig. (2-Tailed)
0,720 (sig. > 0,05) dan disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara darah vena dan darah kapiler pada pemeriksaan jumlah trombosit.
6. Uswatun Khasanah melakukan penelitian pada tahu 2016 pada pasien rawat jalan dan
rawat inap dengan sampel sebanyak 28 didapatkan hasil nilai sig. (2-Tailed) 0,000 (sig.
< 0,05).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain
penelitian cross sectional untuk melihat adanya perbandingan nilai trombosit antara darah
kapiler dan darah vena terhadap pemeriksaan jumlah trombosit mengunakan hematology
analyzer.
Jumlah
Trombosit
Variabel bebas penelitian ini adalah pengambilan sampel darah kapiler dan darah
vena untuk mencari adanya perbandingan hasil nilai pada trombosit.
Variabel terikat penelitian ini adalah pengambilan darah kapiler dan darah vena
pada pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera.
3.3. Definisi Operasional
Penelitian ini mempunyai definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 1 : Definisi Operasional
3.4.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan
hematologi darah di Klinik Pratama Desa Putera periode bulan Maret 2023.
3.4.2. Sampel
Sanpel penelitian ini adalah total pasien yang melakukan pemeriksaaan trombosit
di Klinik Pratama Desa Putera periode bulan Februari 2023. Pengambilan sampel
menggunakan teknik flebotomi pada pasien rawat jalan yang datang ke kelinik. Teknik
sampling yang digunakan penelitian ini yaitu Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini memenuhi kreterian inklusi dan ekslusi:
Kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera.
2. Pasien berusia 10 s/d 45 tahun.
3. Sampel pasien yang melakukan pemeriksaan Hematology darah.
4. Pasien yang bersedia untuk diambil darah kapiler dan darah vena.
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di bagian Laboratorium Klinik Pratama Desa Putera.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2023.
Berikut tabel jadwal kegiatan yang sudah dilakukan penulis:
Tabel 2 : Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
22 22 23 23 23 23 23 23 23
1. Penentuan Judul
2. Studi Literatur
Penyusunan
3.
Proposal
4. Seminar Proposal
Persiapan
5.
Penelitian
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan data
8. Analisis data
Pembuatan Laporan
9.
Akhir
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam alur penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Penelitian
2. Mengajukan surat izin penelitian seperti :
a. Mengurus surat izin pembuatan etichal clearance dan surat keterangan penelitian
di prodi TLM Universitas Binawan
b. Mengajukan persyaratan untuk membuat etical clearance di Laboratorium Klinik
Pratama Desa Putera.
c. Menyerahkan surat keterangan penelitian dari prodi TLM Universitas Binawan dan
etichal clearance di Laboratorium Klinik Pratama Desa Putera.
3. Penyusunan instrument wawancara.
4. Penyusunan instrument kuisioner.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam alur penelitian adalah dengan melakukan prosedur Pra
Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik sebagai berikut :
A. Pra Analitik
3. Tekan “start plate”, jika siklus “start up” selesai, tekan “start
plate”.
3. Latar belakang akan di periksa sekitar satu menit dan hasil latar
belakang tidak dapat lebih tinggi dari nilai yang tentukan.
4. Jika hasil latar belakang berada dalam batas aman lakukan pemeriksaan
kontrol.
5. Tetapi jika hasilnya tinggi, maka pengukuran latar belakang diulang dan
periksa nilainya.
b. Analisis Kontrol:
13. Profil ID Sampel 1 atau 2 dan catatan dapat diubah sampai hasil
ditampilkan.
14. Setelah dilakukan perubahan, tekan “save” untuk menyimpan, konfirmasi
perubahan hasil akan ditampilkan.
15. Hasil sampel akan ditampilkan setelah 45 detik.
16. Setelah pemeriksaan selesai, matikan alat dengan tekan tombol shutdown
dengan menggunakan cell clean.
C. Pasca Analitik
a. Pencatatan Hasil
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data
primer. Data dikumpulkan langsung diperoleh oleh peneliti kemudian disajikan dalam bentuk
tabulasi pemeriksaan hitung jumlah trombosit pada darah kapiler maupun darah vena metode
otomatis menggunakan hematology analyzer. Hasil rata-ratanya dihitung dan
membandingkan jumlah jumlah trombosit darah kapiler dan darah vena menggunakan metode
otomatis.
No Nama Pasien Jumlaah trombosit Jumlah trombosit darah
darah kapiler vena
4
5
Dst
Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengolahan sampel pengambilan darah kapiler dan
darah vena pada pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera diolah menggunakan Software
Statistik SPSS 26.
Analisis data dilakukan secara Univariat Bivariat. Analisis Univariat (Kolmogorov smirnov)
dilakukan secara karakteristik berdasarkan usia pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa
Putera dan rerata hasil jumlah trombosit antara darah vena dan darah kapiler, sedangkan
Analisis Bivariat (Paired T-Test) dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbandingan antara
darah vena dan darah kapiler melalui nominal hasil dari trombosit.