Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Trombosit merupakan fragmen sel berukuran sangat kecil, berbentuk kepingan


dengan diameter 2-4µm. Trombosit memiliki banyak vesikel namun tidak mempunyai
nukleus, didalam sirkulasi darah umur trombosit sekitar 5-9 hari sebelum trombosit
mengalami kematian dan akan difagosit oleh makrofag di organ hati dan limpa1. Trombosit
bertanggung jawab untuk penggumpalan darah normal, trombosit muda ukurannya lebih besar
dari trombosit yang tua2. Trombosit muda dari sumsum tulang akan dilepaskan untuk
menggantikan trombosit tua yang sudah rusak atau mati. Pembentukan trombosit didalam
organ hati dibantu oleh hormon Thrombopoietin (THPO)1.

Pemeriksaan jumlah trombosit merupakan rangkaian suatu pemeriksaan yang sangat


penting untuk berbagai kasus baik penegakan diagnosis suatu penyakit yang berhubungan erat
dengan adanya perdarahan, penilaian hasil terapi dan perjalanan suatu penyakit3. Sampel
pemeriksaan jumlah trombosit baiknya menggunakan darah vena tetapi berdasarkan tingginya
permintaan pemeriksaan darah rutin terutama hitung trombosit di laboratorium klinik
membuat sampel darah dapat menggunakan darah kapiler dan darah vena. Darah kapiler
merupakan pembuluh darah yang sangat kecil dan bercabang didalam jaringan tubuh, darah
kapiler merupakan tempat pertukaran zat karena darah kapiler meliputi sel-sel jaringan yang
berhubung langsung dengan sel4. Darah vena merupakan pembuluh darah yang mengandung
karbondioksida menuju jantung.

Pengambilan sampel darah kapiler pada orang dewasa di ambil di ujung jari jika
pada anak-anak atau bayi pada tumit (1/3 tepi telapak kaki) atau ibu jari kaki, sedangkan
pengambilan sampel darah vena pada orang dewasa dilakukan di vena difossa cubiti, vena
supervisial jika pada anak-anak atau bayi di vena jugularis eksterna, vena femoralis atau sinus
sagittalis superior5. Perbedaan antara darah kapiler dan darah vena sekitar 9-32% pada
keadaan tertentu yang berhubungan dengan adhesi trombosit pada tempat perdarahan pada
kulit6. Terjadinya pengenceran pada sampel darah kapiler menjadi penyebab kelemahan
sebagai sampel pemeriksaan. Hasil pemeriksaan jumlah trombosit dapat berpengaruh karena
sampel darah bercampur dengan cairan jaringan.

Metode pengukuran untuk hitung jumlah trombosit terdapat dua metode yaitu metode
manual dan otomatis, metode manual dengan menggunakan cara langsung dan cara tidak
langsung, sedangkan metode otomatis dilakukan dengan menggunakan alat hematology
analyzer7. Kelebihan metode otomatis memiliki ketelitian lebih baik dibanding dengan
metode manual. Penelitian tentang perbedaan sudah dilakukan sebelumnya, pada penelitian
yag dilakukan oleh Uswatun khasanah8 dengan judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hitung
Jumlah Trombosit Pada Darah vena dan Kapiler Dengan Metode Tabung” pada 28 pasien
terdapat selisih rerata jumlah trombosit sebesar 30.000/mm3, hasil sampel darah vena lebih
tinggi dibandingkan darah kapiler. Dilaporkan pada penelitian Prasetya HR 9 yang berjudul “
Perbedaan Hitung Jumlah Trombosit Menggunakan Darah Vena dan Darah Kapiler” terdapat
perbedaan bermakna dimana hasil trombosit dengan darah kapiler lebih rendah karena faktor
kesalahan pada pengambilan darah kapiler yang diperlakukan dengan cara memijat jari.

Hasil Penelitian “Perbedaan Jumlah Trombosit Sampel darah Vena dan Kapiler
Menggunakan Micro Pippete Hematology Analyzer” yang dilakukan oleh Arni DS10 yaitu dari
16 sampel darah yang diteliti perbedaan antara jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah
vena adalah p < 0,05 artinya adanya perbedaan pada hasil antara jumlah trombosit pada darah
vena dan darah kapiler. Pada penelitian yang sudah dilakukan terdahulu belum melakukan
penelitian terhadap jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena menggunakan alat
hematology analyzer Medonic M-32 Series, Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisa Perbedaan Jumlah Trombosit Pada Darah
Kapiler dan Darah Vena Pada Alat Hematologi Analyzer”.

1.2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah perbedaan antara darah kapiler dan
darah vena pada parameter pemeriksaan jumlah trombosit dengan menggunakan alat
hematology analyzer.
1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan masalah yaitu adakah
perbedaaan antara jumlah trombosit pada sampel darah kapiler dan darah vena dengan alat
hematology analyzer,

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah
trombosit sampel darah kapiler dan darah vena menggunakan hematology analyzer.

1.5.1. Tujuan Khusus


1. Menghitung jumlah trombosit pada sampel darah kapiler menggunakan
hematology analyzer.
2. Menghitung jumlah trombosit pada sampel darah vena menggunakan hematology
analyzer.
3. Menganalisis perbedaan jumlah trombosit pada sampel darah kapiler dan darah
vena dengan hematology analyzer.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Institusi
1. Hasil penelitian dari perbedaan jumlah trombosit pada sampel darah kapiler dan
sampel darah vena mampu memberi informasi kepada klinisi dan tenaga
laboratorium.
2. Sebagai penggerak untuk penelitian darah kapiler dan darah vena pada
pemeriksaan lainnya.

1.5.2. Akademik
1. Hasil penelitian dapat menambah kepustakaan dan ilmu dalam bidang hematology
khususnya tentang pemeriksaan trombosit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Darah

2.1.1. Pengertian Darah

Darah merupakan cairan kompleks dalam tubuh yang berwarna merah


bersirkulasi dalam suatu sistem tertutup yang disebut pembuluh11. Darah mempunyai
peran penting dalam semua proses fisiologis didalam tubuh makhluk hidup, darah
mempunyai sifat berbeda dengan jaringan lain yaitu darah bergerak dari satu tempat ke
tempat lain sehingga mengalir ke seluruh bagian tubuh. Supaya darah mampu dapat
menjangkau seluruh jaringan dalam tubuh maka harus dikontrol dan dipertahankan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigennya melalui suatu sistem yang disebut
sistem kardiovaskuler. Sisa metabolisme sel atau jaringan keluar melalui tubuh yang
melibatkan organ paru-paru, ginjal dan kulit1.
Temperatur darah normal di suhu 380C, pH darah antara 7.35-7,45. Peran pH
penting sebagai sistem buffer untuk menjaga sistem asam-basa didalam darah yang
mempengaruhi fungsi fisiologis manusia. 6-8% dari total berat badan terdiri dari darah
yang tersusun dari 40-55% plasma dan 45-60% sel-sel darah terutama sel darah merah
dan trombosit12. Volume darah pada manusia berbeda antara laki-laki dengan
perempuan, volume darah pada laki-laki adalah 5-6 liter sedangkan volume darah pada
13
perempuan adalah 4-5 liter .
Komponen darah terdiri dari dua yaitu, komponen non-selular dan komponen
selular. Komponen darah yang mengalir dalam tubuh manusia disebut dengan whole
blood, tersusun dari 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah14.

2.1.2. Fungsi darah

Darah memiliki beberapa komponen yang penting bagi tubuh, maka fungsi
darah yaitu15:

a. Pernafasan
Fungsi darah yaitu bertanggung dalam sistem pernafasan dengan membawa
oksigen dari paru-paru menuju jaringan di seluruh tubuh serta membawa karbon
dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru. Transpotasi oksigen dan karbon dioksida
dilakukan oleh hemoglobin dalam sel darah merah15.

b. Nutrisi

Sistem pencernaan memproses karbohidrat, protein, dan lemak yang


dikonsumsi. Di dalam rongga usus, nutrisi diserap ke dalam kapiler darah yang
mengelilingi usus. Pada organ hati beberapa nutrisi disintesis oleh sel. Semua nutrisi
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sistem kardiovaskular oleh darah15.

c. Ekskresi

Sisa metabolisme yang tidak digunakan dalam jaringan dibawa kedalam darah
oleh sel menuju sistem kardiovaskuler untuk dikeluarkan, karena sisa metabolisme
yang tidak terpakai akan menumpuk di organ atau sel sehingga menyebabkan
kerusakan sel dan gangguan kesehatan15.

d. Keseimbangan asam-basa tubuh

Fungsi darah pada keseimbangan asam-basa dicapai dengan proses


metabolisme dan penanganannya oleh senyawa asam dan basa. Factor yang
mempengaruhi keasaman darah karena adanya aktivitas diluar sel dan di dalam sel,
kelebihan senyawa diekskresikan di paru-paru dan ginjal. Senyawa yang mengandung
keseimbangan asam-basa tubuh akan dibuang melalui darah yang mencapai seluruh
bagian tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologis15.

e. Keseimbangan air tubuh

Komponen penting dalam darah yaitu air sekitar 60-70% massa tubuh manusia
terdiri dari air dan terdistribusi baik. Air darah adalah cairan ekstraseluler yang berada
di pembuluh darah (plasma). Air dan protein plasma mengatur agar tekanan darah
osmotik selalu seimbang, makanan dan minuman mengisi kembali air dalam tubuh,
sedangkan kelebihan cairan dikeluarkan melalui organ ekskresi15.
f. Pengaturan suhu tubuh

Suhu normal tubuh manusia bervariasi sekitar 36,5-37,50C. Organ dan sel
tubuh akan berfungsi secara optimal jika suhu tubuh dipertahankan. Suhu tubuh akan
meningkat jika suhu lingkungan ataupun karena peningkatan suhu tubuh sehingga
menyebabkan melebarnya pembuluh darah mengakibatkan terjadi peredaran darah di
bawah kulit yang terdapat kelenjar keringat yang menghasilkan keringat untuk
membantu mengeluarkan panas tubuh. Sebaliknya penurunan suhu tubuh
menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke kelenjar keringat
menurun dan keringat tubuh berkurang15.

g. Perlindungan terhadap infeksi

Pertahanan dalam tubuh dilakukan oleh leukosit terhadap benda asing dan
penyakit yang disebabkan virus, bakteri maupun parasit. Perlindungan terjadi melalui
fagositosis dan pembentukan antibody dalam tubuh15.

h. Pengaturan Metabolisme dan Transport Hormon

Enzim membantu metabolisme dalam tubuh sebagai katalisator untuk


kelangsungan hidup. Reaksi enzimatik juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
hormon. Kelenjar endokrin memproduksi hormon dikeluarkan di dalam darah untuk
dibawa menuju jaringan target sehingga dapat melakukan fungsi biologis15.

i. Penggumpalan darah (koagulasi)

Dalam sistem pembekuan darah trombosit berperan dalam membentuk


gumpalan. Kondisi normal trombosit yang terbentuk dihancurkan oleh mekanisme
penghancuran bekuan (trombolisis), yang membant mencegah pembentukan bekuan
lebih lanjut15.

2.1.3. Komponen Darah


Komponen utama darah terdiri dari dua yaitu komponen non-selular (plasma
darah) dan komponen selular (sel-sel darah) seluruh komponen darah yang mengalir
dalam tubuh disebut dengan whole blood, tersusun dari 55% plasma darah dan 45%
adalah sel-sel darah14. Berikut gambar 1 terkait komponen darah.

Komponen non seluler adalah cairan yang disebut plasma. Plasma mengandung
berbagai makromolekul dan mikromolekul yang larut dalam air maupun tidak larut
dalam air, dengan bentuk organik dan anorganik dalam bentuk atom dan ion. Darah

Gambar 1 : Komponen darah15.

yang tidak mengandung faktor pembekuan disebut serum. Plasma terdiri atas air,
protein, karbohidrat, lipid, asam amino, vitamin dan mineral. Komponen ini juga dapat
masuk ke aliran darah secara bebas atau melalui molekul lain dan larut dalam plasma15.

Komponen seluler sering disebut sel darah, ada tiga jenis sel, yaitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit15.

1. Eritrosit adalah komponen seluler darah jumlah sel terbanyak dalam darah dan
berfungsi sebagai sel pembawa oksigen. Eritrosit berbentuk bikonkaf dengan
diameter sekitar 7 mikron dan tebal 2 mikron15. Eritrosit berwarna kuning
kemerahan, dikarenakan mengandung zat yang disebut hemoglobin13. Eritrosit
tidak memiliki nukleus, mitokondria dan ribosom serta tidak bergerak. Eritrosit
tidak melakukan fosforilasi oksidatif sel dan pembentukan protein16.

2. Leukosit merupakan sel darah putih yang memiliki nukleus, jenis bergranula
(polimorfonuklear) dihasilkan dari jaringan hematopoietik dan untuk jenis tak
bergranula (mononuklear) dihasilkan dari jaringan limfoid, berfungsi sebagai
sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi17. Leukosit bervariasi jumlahnya setiap
waktu bergantung dari benda asing yang ditemui untuk melindung tubuh tanpa
mengganggu fungsional tubuh. Leukosit merupakan sel darah namunlebih
berfungsi di dalam jaringan. Leukosit bersifat sementara ketika jaringan tubuh
mengalami peradangan pada jaringan tubuh leukosit bermigrasi melalui dinding
kapiler menuju jaringan yang mengalami peradangan 17.

Jenis Leukosit mempunyai dua kategori yaitu granulosit dan agranulosit:


a. Granulosit, yaitu jenis sel darah putih yang sitoplasmanya terdapat granula.
Granula pada jenis leukosit ini mempunyai perbedaan warna misalnya, pada
eosinofil mempunyai granula merah terang, basofil berwarna biru dan
neutrofil berwarna ungu pucat18.
b. Agranulosit, jenis sel darah putih memiliki nukleus lobus tunggal dan
sitoplasmanya tidak bergranula. Jenis leukosit yang termasuk kedalam
agranulosit adalah limfosit, dan monosit18

3. Trombosit adalah komponen seluler yang penting dalam proses hemostasis dan
berhubungan dengan komponen hemostatis laiinya, trombosit menempel pada
lapisan endotel pembuluh darah yang pecah (luka) dengan membentuk sumbat
trombosit. Trombosit disebut juga keping darah atau platelet15. Pada dasarnya
trombosit tidak berbentuk sel, melainkan sebagai badan fragmen sitoplasma sel
megakariosit.

2.2. Trombosit

2.2.1. Definisi Trombosit

Trombosit adalah sel darah yang terlibat dalam pembekuan darah selama
perdarahan, trombosit tidak memiliki nukleus diproduksi dalam sumsum tulang dan
berdiferensiasi menjadi megakariosit19. Normal jumlah trombosit dalam tubuh yaitu
150.000-400.000/mm3 dan matang didalam sumsum tulang20. Trombosit adalah
Fragmen kecil yang mengandung protein rangka sel untuk bergerak aktif dan cepat dari
keadaan diam saat kerusakan pembuluh darah15. Trombosit berbentuk cakram
bikonveks, berdiameter 0,75-2,25 mm, dan memiliki berat jenis yang rendah. Berikut
gambar 2 terkait Trombosit:

Gambar 2 : Trombosit15

Trombosit merupakan jenis sel darah yang bertanggung jawab untuk pembekuan
darah. Trombosit masih dapat mensintesis protein meskipun sangat terbatas karena
beberapa RNA masih ada di dalam sitoplasma21.

2.2.2. Fungsi Trombosit

Fungsi trombosit yaitu membentuk sumbat saat terjadinya cidera vascular yang
menyebabkan kebocoran spontan darah melalui pembuluh halus ini merupakan respon
hemostatik. Trombosit mempunyai tiga fungsi yaitu adhesi, agregasi dan reaksi
pelepasan16. Fungsi trombosit terlibat dalam pertahanan, tetapi tidak dalam melawan
benda asing. Trombosit berperan bagi tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan
jika mengalami cedera.

Trombosit terlibat dalam upaya menutup luka sehingga tubuh tidak kehilangan
darah dan terlindungi dari benda asing atau invasi sel. Trombosit menumpuk pada luka,
membantu memblokir luka secara fisik. Kandungan trombosit sebagian juga aktif
mengkatalisis proses pembekuan darah, dimana bekuan yang terbentuk menyumbat
luka. Menurut Depkes RI tahun 1989, fungsi trombosit adalah pada proses hemostasis,
vasokonstriksi pada pembuluh darah dapat disebabkan oleh produksi bahan kimia
tertentu, pemeliharaan integritas pembuluh darah (penyempitan kapiler), fagositosis
(proteksi non spesifik), media transportasi substansi tertentu, pelindung bagian dalam
pembuluh darah, sumber pembentukan protrombin, sumber pembekuan dan retraksi
bekuan darah22.

2.2.3. Produksi trombosit

Produksi trombosit terjadi dengan cara fragmentasi sitoplasma di dalam


sumsum tulang. Megakaryoblast prekursor megakariosit hasil dari proses diferensiasi
antara megakariosit matang dengan replikasi sinkron endomiotik tidak dengan
pembelahan nukleus maupun sitoplasma, menghasilkan peningkatan jumlah sitoplasma
jika jumlah lobus nukleus berlipat ganda16.

Dalam berbagai tahap perkembangan, pada tahap nukleus berjumlah 8,


sitoplasma berbentuk granular. Megakariosit dewasa berukuran sangat besar
mempunyai satu nukleus dengan lobus yang berada di tepi, dan sitoplasma yang rendah.
Trombosit dibentuk oleh fragmentasi ujung plasma megakariosit yang melebar, setiap
megakariosit menghasilkan sekitar 1000-5000 trombosit. Waktu dari diferensiasi sel
punca manusia hingga pembentukan trombosit kurang lebih 10 hari16. Berikut gambar
3 terkait produksi trombosit.

Gambar 3 : Produksi trombosit16

2.2.4. Struktur Trombosit

Trombosit sangat kecil dan pipih, berdiameter 2-5 µm, tebal 0,5 µm dengan
volume sel 6-10 fl23. Infrastruktur trombosit dibagi tiga yaitu, sitoskleton, membran
trombosit dan organel. Membran plasma menembus trombosit, membentuk sistem
terbuka (kanalikulus) menciptakan permukaan besar, adsorpsi selektif protein plasma.
Fosfolipid yang disebut faktor trombosit 3 penting untuk konversi faktor koagulase X
menjadi protrombin Xa (faktor II) menjadi trombin (faktor IIa)16.

Trombosit mengandung granula padat, α dan lisosom. Granula α mengandung


berbagai faktor pembekuan, Platelet Derived Growth Factor (PDGF), dan protein
lainnya. Granula padat mengandung adenosin difosfat (ADP), adenosin trifosfat (ATP),
serotonin dan kalsium. Lisosom mengandung enzim hidrolitik. Trombosit juga
mengandung banyak protein pengantar sinyal dan protein membran yang mendukung
transisi dari keadaan reaktif ke keadaan aktif setelah cedera vaskular. Dalam reaksi
pelepasan yang dijelaskan di bawah, granula dilepaskan ke sistem saluran terbuka16.
Berikut gambar 4 terkait struktur trombosit.

Gambar 4 : Struktur trombosit16

2.2.5. Kelainan Trombosit


Kelainan trombosit yang sering ditemukan meliputi:
a. Trombositosis merupakan keadaan jumlah trombosit yang ditemukan melebihi
batas tinggi nilai normal (>400.000/µl) di dalam darah tepi, bersifat primer
(trombositosis esensial) atau sekunder. Terjadi pada kondisi infeksi, radang maupun
keganasan24.
b. Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit di dalam darah tepi yang
ditemukan kurang dari batas rendah nilai normal (<150.000/µl), keadaan ini
merupakan bawaan (trombositopenia pada bayi baru lahir). Trombositopenia
menyebabkan penurunan produksi, distribusi abnormal dan peningkatan
penghancuran trombosit24. Kondisi yang menyebabkan trombositopenia adalah
kelainan yang disebabkan oleh mekanisme autoimun dalam tubuh untuk
memproduksi antibodi melawan trombositnya sendiri. Trombositopenia disebabkan
berkurangnya produksi sel di sumsum tulang25.

2.3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit

Pemeriksaan hitung jumlah trombosit termasuk salah satu pemeriksaan darah yang
banyak diminta dilaboratorium klinik. Pemeriksaan jumlah trombosit terdapat beberapa cara
yaitu manual dan otomatis, cara manual dengan dua metode yaitu metode langsung dan
metode tidak langsung, sedangkan cara otomatis menggunakan alat analyzer 26.
Pemeriksaan jumlah trombosit baiknya segera dilakukan setelah pengambilan sampel karena
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan jika dilakukan lebih dari 1 jam20.

2.3.1. Cara Langsung

a. Metode Rees Ecker

Metode ini menggunakan pengenceran dengan larutan Rees Ecker, larutan


ini membuat trombosit berwarna biru terang, lalu dimasukkan dalam kamar hitung
kemudian dilihat pada mikroskop metode Ress Ecker mempunyai kesalahan sekitar
16-25%20. cara ini mempunyai kelemahan harus mempunyai kemampuan visual
yang baik untuk menghitung jumlah trombosit7,27.

Pada metode Breacher Cronkite dengan larutan ammonium oksalat 1%,


larutan ini membuat trombosit tidak berwarna atau jernih dan digunakan untuk
melisiskan eritrosit, kemudian dilakukan pembacaan dengan menggunakan
mikroskop, pada metode ini kesalahan sekitar 8-10%6.

2.3.2. Cara Tidak Langsung


a. Metode Fonio

Metode ini dengan cara darah yang diencerkan menggunakan larutan pengencer
Magnesium sulfat 14% perbandingan sekitar 1:3 lalu dibuat sediaan apusan darah
tepi dan diwarnai dengan Giemsa dan Wright, kemudian diperiksa dengan
pembesaran mikroskop 40x27. Kelebihan dari metode ini adalah mudah dilakukan,
sederhana, praktis dan ralatif murah sehingga dapat melihat ukuran dan morfologi
dari trombosit, kekurangan metode ini yaitu trombosit yang tidak tersebar baik dalam
sediaan apusan darah sehingga membuat perhitungan trombosit tidak akurat2.

2.3.3. Cara Otomatis


a. Hematology Analyzer

Metode otomatis menggunakan alat hematology analyzer yang merupakan alat


otomatis penghitung sel darah yang memiliki beberapa parameter yang diukur
dengan cara bersamaan dari sel darah berbeda secara otomatis. Alat hematology
analyzer memiliki beberapa kelebihan yaitu waktu pemeriksaan yang cepat, volume
sampel yang lebih sedikit dan ketepatan hasil yang sudah terkalibrasi. Menggunakan
alat hematologi analyzer dapat menghemat waktu 45 detik. Sampel darah yang
digunakan bisa memakai darah vena dan darah kapiler dengan jumlah samoel yang
sedikit.

Hasil dikeluarkan oleh alat hematology analyzer sudah melalui quality control
yang dilakukan oleh intern laboratorium28,29. Beberapa kelemahan juga dimiliki oleh
alat hematology analyzer antara lain yaitu tidak dapat menghitung sel yang lebih
besar, seperti sel yang belum matang pada pemeriksaan leukemia, infeksi bakteri dan
sebagainya sehingga jumlah perhitungan trombosit menjadi rendah bila debu ikut
terhitung. Jika hal tersebut terjadi maka lakukan pengecekan ulang dengan sediaan
apus darah tepi. Pemakaian hematology analyzer dibutuhkan perhatian khusus dalam
perawatan dan kontrol2.

Hematology analyzer di tempatkan pada suhu ruang yang sebaiknya dilakukan


kontrol secara berkala, penyimpanan reagen yang baik, dan sampel dijaga agar tidak
terjadi aglutinasi. Sampel yang digunakan adalah sampel darah kapiler dan sampel
darah vena dengan tambahan antikoagulan, sampel yang digunakan terdapat darah
yang menggumpal dan terhisap masuk, akan terjadi kerusakan pada hematologi
analyzer28,29. Ada beberapa alat untuk pemeriksaan trombosit salah satunya yang
digunakan penulis adalah Hematology analyzer Medonic M-32 series. Kelebihan dari
alat ini adalah mampu membaca sampel dengan menggunakan adapter micro pipette
dan juga open tube.

2.4. Metode Pengukuran trombosit dengan hematology analyzer

Metode pengukuran dengan hematology analyzer menghitung jumlah trombosit adalah


sitometri atau disebut dengan volumetric impedance. Metode volumetric impedance
menggunakan larutan diluent yang tercampur dengan darah dihisap melalui aperture. Ruang
pengukuran terdiri dari dua elektroda yaitu elektroda bagian dalam dan elektroda bagian luar
yang dekat dengan lubang, arus listrik yang tetap terus dialirkan ke dua elektroda tersebut30.
Mempunyai impedansi listrik bertujuan sebagai resistensi atau hambatan volume sel terhadap
besaran arus listrik yang dinyatakan dalam femtoliter28.

Teknik dasar untuk mengukur sel darah dalam flow cytometri adalah impedansi listrik
(electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi berdasarkan
pada pengukuran jumlah resistensi antara dua elektroda30. Beberapa keuntungan
menggunakan Hematology analyzer adalah pemipetan sampel yang tepat, waktu pemeriksaan
yang efisien dan keakuratan hasil. Hematology analyzer dapat melakukan pengukuran dengan
cepat dan hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit. Sampel darah dapat
menggunakan sampel darah vena dan sampel darah kapiler dengan volume darah yang lebih
sedikit. Pemeriksaan sampel darah kapiler dilakukan menggunakan Micro Pipette Adapter
(MPA) darah kapiler yang dibutuhkan 20µL. Mikropipet berbahan plastik berbentuk kecil
menyebabkan trombosit menggumpal pada dinding bagian dalam mikropipet sehingga
berpengaruh terhadap hasil9.

Ketidakpresisian dalam prosedur persiapan dan pengumpulan sampel darah


menyebabkan perbedaan jumlah trombosit antara darah kapiler dan darah vena29. Hasil yang
dikeluarkan oleh alat hematology analyzer ini sudah di kontrol kualitasnya oleh internal
laboratorium9.
2.5. Micro Pipette Adapter

Hematology analyzer (Medonic) memiliki perangkat tambahan yaitu Micro Pipette


Adapter (MPA). mikropipet berbahan plastik dan berdiameter kecil digunakan pada alat
hematology analyzer (Medonic)29. Micro Pipette Adapter (MPA) berfungsi untuk
menampung sampel darah kapiler dengan volume sampel sedikit. Sampel darah kapiler yang
dapat ditampung mikropiet adalah 20 µL29.

2.6. Bahan Pemeriksaan

Bahan pemeriksaan untuk Hematologi darah biasanya menggunakan darah yang


sama ukuran dan kondisinya sama seperti beredar dalam aliran darah. Darah kapiler dan darah
vena merupakan bahan pemeriksaan yang digunakan untuk menghitung jumlah trombosit.
Dengan ditambahkannya antikoagulan, penambahan antikoagulan bermaksud agar darah yang
diperiksa tidak akan membeku dan mengurangi resiko hemolisis pada sampel darah31.

2.6.1. Darah kapiler

Darah kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat kecil, semakin kecil
pembuluh darah maka menghilangkan ketiga lapisan dindingnya sehingga ketika
sampai pada dinding kapiler terdapat satu lapis saja yaitu lapisan endotolium8. kapiler
berperan sebagai pengantar dari zat pentingmenuju ke jaringan yang memungkinkan
proses masuk ke dalam tubuh. Tempat pengambilan darah kapiler (skinpuncture) pada
orang dewasa ada dua yaitu dengan ujung jari tangan (jari tengah atau jari manis), dan
daun telinga. Untuk bayi dan anak kecil pada tumit dan ibu jari kaki20.

Tempat pengambilan darah tidak memperlihatkan gangguan. Pengambilan


darah kapiler dilakukan apabila jumlah darah yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
maupun dalam kondisi darurat. Keterbatasan menggunakan darah kapiler adalah tidak
dapat dilakukan pemeriksaan ulang karena volume darah yang didapat sedikit9.

Darah arteri dan darah vena merupakan komponen dari darah kapiler, sehingga
jumlah trombosit darah vena lebih tinggi di bandingkan dengan darah kapiler selisihnya
sekitar 9-32% pada kondisi tertentu, yang disebabkan oleh pengentalan darah. trombosit
di tempat kebocoran kulit. Sampel dalam mikropipet harus diuji segera atau paling
lambat 10 menit setelah pengambilan darah kapiler untuk hasil terbaik. Saat
mengumpulkan darah kapiler, hindari tekanan yang sangat kuat dan berulang pada
ujung jari (kemerahan), hal ini dapat menyebabkan hemolisis dan sampel akan
bercampur dengan cairan jaringan29.

2.6.2. Darah vena

Darah vena adalah darah di dalam vena yang membawa karbon dioksida ke jantung.
Vena memiliki dinding tiga lapis seperti kapiler, lapisan tengah vena berotot lebih tipis, kurang
kuat, dan kurang elastis dibandingkan kapiler. Sampel darah vena diambil dengan cara
(venipuncture) yaitu suatu pengambilan darah dengan cara memasukkan jarum ke dalam
pembuluh darah vena2.

Secara umum, setiap vena superfisial yang cukup besar dapat digunakan untuk
pengambilan sampel darah. Namun, vena mediana di bagian depan lengan (di dalam siku)
cukup besar dan tidak mengandung saraf-saraf penting, sehingga vena ini menjadi pilihan utama.
karena nyeri minimal. Jika ini tidak memungkinkan, opsi selanjutnya adalah vena kava atau vena
basilika. Pada orang dewasa, sampel darah vena diambil dari vena jugularis sentral, sedangkan
pada anak-anak dan bayi diambil dari vena jugularis eksterna, vena femoralis, atau sinus sagital
superior20.

Darah vena harus dikumpulkan segera dengan cara venipuncture yang steril dan non-
traumatik kemudian darah harus segera dicampur dengan antikoagulan31. Analisis darah vena
sebaiknya dilakukan 15 menit untuk mendapatkan hasil yang akurat selambat-lambatnya 8 jam
setelah pengambilan darah vena. Sampel darah vena disimpan pada suhu kamar. Penyimpanan
yang terlalu dingin atau terlalu panas dapat menyebabkan hasil yang salah29.

2.7. Hematology Analyzer Medonic M-32 series

Definisi Medonic M-32 Series Hematology Analyzer adalah penganalisa hematologi otomatis
yang digunakan dalam diagnosis in vitro dalam laboratorium. Kit M-32 digunakan untuk menghitung
sel darah putih (WBC); jumlah absolut dan persentasi granulosit (GRAN), limfosit (LYM), sel darah
putih menengah (MID); sel darah merah (RBC); hemoglobin (HGB); volume rata-rata eritrosit (MCV);
hematokrit (HCT); hemoglobin seluler sedang (KIA); rata-rata konsentrasi hemoglobin seluler
(MCHC); Prevalensi relatif dan absolut sel darah merah (RDW%, RDWa); trombosit (PLT);
volume rata-rata trombosit (MPV), kriteria trombosit (PCT), lebar distribusi trombosit relatif dan
absolut (PDW%, PDWa), terakhir rasio dan konsentrasi sel besar trombosit (P-LCR, P-LCC) dalam
sampel darah utuh antikoagulan28,29.

2.8. Prinsip Kerja Hematology Analyzer

Hematology analyzer memiliki prinsip kerja yaitu bahan pemeriksaan dicampur dengan
reagen pengencer sebanyak 200 kali mengalami proses hemolyzing untuk mengukur jumlah
sel darah putih. Selanjutnya sampel dilakukan pengenceran lanjutan 200 kali (jadi 40.000 kali)
untuk mengukur jumlah eritrosit dan trombosit. Sampel darah diproses pada pengelolaan data
4,27,30
dan hasilnya akan ditampilkan pada layar alat dan dicetak dengan printer . Berikut ini
gambar alat hematology medonic:

Gambar 5 : Alat Hematologi Analyzer Medonic M series29

2.10. Quality control

Sampel kontrol dianalisis untuk memastikan dan memeriksa kinerja sistem Alat
hematology analyzer. Sebelum digunakan disarankan untuk menggunakan kontrol darah yang
di sediakan oleh pabrik pembuat alat hematology analyzer. Hasil kontrol dengan nilai pada
lembar kontrol merupakan cara yang baik untuk membandingkan untuk mengetahui sistem
berkerja dengan baik. Rekomendasi untuk melakukan kontrol Jangan menggunakan kontrol
darah yang sudah lama terbuka dan melampaui dari tanggal kedaluwarsa, dan jangan
membiarkan atau memaparkan kontrol darah pada panas berlebih. HIV, Hepatitis B atau virus
C maupun zat menular lainnya tidak terjamin masuk kedalam darah kontrol, kontrol harus
ditangani sebagai biologis yang berpotensi berbahaya29.
2.10. Kalibrasi

Kalibrasi sangat penting dilakukan, operator berwenang yang dapat memperbarui


maupun mengubah faktor kalibrasi. Tangani dan siapkan kalibrator sesuai petunjuk pada
kemasan kalibrator. Sebelum menggunakan setiap kalibrator, seka probe hisap dengan kain
penyerap yang bersih, kering, dan bebas serabut. Kegagalan untuk mengikuti teknik berikut
akan mempengaruhi akurasi.

Sebelum dilakukan kalibrasi penting untuk memeriksa kinerja sistem Medonic M-


Series M-32 dengan tes darah bersertifikasi Boule sebelum kalibrasi. Pastikan alat
hematology analyzer telah diservis atau dibersihkan, Pengguna harus benar-benar
memahami penganalisis dan prosedur kalibrasi sebelum memulai kalibrasi.

2.11. Perawatan

Perawatan alat hematology alanyzer dilakukan untuk memperpanjang masa pakai hematology
analyzer dan mengurangi terjadinya trouble. sebagian besar prosedur pembersihan diotomatisasi.

2.11.1. Perawatan Sehari-hari


Berikut ini cara perawatan sehari-hari alat hematology analyzer:

1. Bersihkan sensor hisap dengan kapas alkohol 70%.

2. Bersihkan bekas darah dari ujung probe sample dan wash cup sensor dengan
kapas alkohol.

3. Jika perlu, bersihkan layar dan bagian luar hematology analyzer dengan hati-
hati menggunakan kain lembut yang dibasahi air dan sabun. Keringkan
secara menyeluruh.

2.11.2. Perawatan Bulanan


Dua prosedur perawatan dilakukan setiap bulan untuk memastikan
pengoperasian hematology analyzer yang benar. Memerlukan waktu 10 menit
untuk melakukan perawatan bulanan dan 15 menit untuk mencegah pembekuan
darah. Berikut ini cara melakukan perawatan bulanan:
1. Bersihkan sensor hisap kapas alkohol 70%.

2. Isi cangkir dengan 2 ml hipoklorit bersertifikat Boule (pemutihan) dan satu


cangkir dengan 18 ml pengencer. (Untuk pengenceran, disarankan
menggunakan fungsi difusi.

3. Hisap larutan hipoklorit sebagai sampel yang telah diencerkan sebelumnya.

4. Jalankan 2 blanko yang menyedot pengencer sebagai sampel yang telah


diencerkan sebelumnya.

5. Dilakukan pemeriksaan pada latar belakang dalam mode predilution untuk


memastikan semua nilai dalam rentang yang benar.

Prosedur Perawatan :

1. Pilih menu utama, lalu Perawatan dan lanjutkan ke halaman berikutnya untuk
membuka menu perawatan.

2. Bersihkan hematology analyzer dengan mengikuti petunjuk di Perangkat


Pembersih Boule. (Manual disertakan dengan solusi Boule Cleaning Kit). Kit
Perawatan Boule berisi item berikut ini:
 Hipoklorit (2%)
 Pembersih enzimatik
 Pembersih detergent
2.12. Kerangka Teori

LABORATORUM

Pemeriksaan trombosit

Manual Otomatis

Langsung Tidak
Langsung

Pra Analitik Analitik Pasca


Analitik

Pengambilan sampel Metode impedensi Pencatatan dan


Persiapan sampel
Persiapan alat pelaporan hasil

Darah Darah Hematology analyzer


kapiler vena

:Tidak dilakukan Jumlah


Trombosit
Gambar 6 : Kerangka teori
:Dilakukan
2.13. Hipotesis

Ho : Ada perbedaan antara jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena
menggunakan hematology analyzer.
H1 : Tidak ada perbedaan jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena
menggunakan hematology analyzer.

2.14. Penelitian releven

1. Pada tahun 2018 Helda Ramadhanti melakukan penelitian hitung jumlah trombosit
antara darah vena dan kapiler penelitian ini dilakukan di Balai Besar Laborarorium
Kesehatan Palembang (BBLKP) dengan sampel sebanyak 39 sampel, diperoleh hasil
dengan rata-rata trombosit pada sampel darah vena adalah 306,180/mm3 dan rata-rata
sampel darah kapiler adalah 269,770mm3.
2. Hieronymus rayi prasetya et al. melakukan penelitian pada tahun 2017 tentang
perbedaan hitung jumlah trombosit menggunakan darah vena dan kapiler pada 30
sampel didapatkan hasil penelitian pada uji normalias trombosit darah vena 0,129
sedangkan uji normalitas pada darah kapiler 0,089 dan uji beda “T Test” sebesar 0,001
yang berarti ada perbedaan darah vena dan darah kapiler.
3. Dwi septi arni, 2018 melakukan penelitian perbedaan jumlah trombosit sampel darah
vena dan kapiler menggunakan micro pipette hematology analyzer dengan hasil uji beda
paired t Test mendapatkan perbedaan bermakna antara darah kapiler dan darah vena
pada pemeriksaan jumlah trombosit dengan p<0,5 (p=0,004).
4. Tahun 2013 menurut Wimbadi sigit et al, pada pemeriksaan jumlah trombosit EDTA
vacutainer dan antikoagulan EDTA pipet mikro menngunakan hematology analyzer di
Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura diperoleh hasil simpang baku 62.611,541/mm3
dengan nilai terendah darah vena 78.000/mm3 sedangkan tertinggi 322.000/mm3 , pada
sampel darah kapiler nilai terendah 73.000/mm3 dan nilai tertinggi 322.000/mm3.
5. Menurut Rehezkiel Sasha Natasya pada tahun 2022 dengan penelitian kelayakan
pemeriksaan hitung jumlah trombosit sampel darah vena dan kapiler dengan hematology
analyzer di Rumah Sakit Bedah Rawamangun dari 30 sampel didapatkan hasil selisih
rata-rata antara darah vena dan kapiler sebesar 10.000/mm3. Hasil kelayakan sampel
darah vena dan darah kapiler terhadap jumlah trombosit didapatkan nilai sig. (2-Tailed)
0,720 (sig. > 0,05) dan disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara darah vena dan darah kapiler pada pemeriksaan jumlah trombosit.
6. Uswatun Khasanah melakukan penelitian pada tahu 2016 pada pasien rawat jalan dan
rawat inap dengan sampel sebanyak 28 didapatkan hasil nilai sig. (2-Tailed) 0,000 (sig.
< 0,05).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan desain penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain
penelitian cross sectional untuk melihat adanya perbandingan nilai trombosit antara darah
kapiler dan darah vena terhadap pemeriksaan jumlah trombosit mengunakan hematology
analyzer.

3.2. Kerangka Konsep.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Sampel Darah Kapiler

Jumlah
Trombosit

Sampel Darah Vena

Gambar 7 : Kerangka Konsep

a. Variabel Independent ( Bebas )

Variabel bebas penelitian ini adalah pengambilan sampel darah kapiler dan darah
vena untuk mencari adanya perbandingan hasil nilai pada trombosit.

b. Variabel dependent ( Terikat )

Variabel terikat penelitian ini adalah pengambilan darah kapiler dan darah vena
pada pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera.
3.3. Definisi Operasional
Penelitian ini mempunyai definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 1 : Definisi Operasional

No Variabel Pengertian Cara Ukur Hasil Ukur Skala ukur


1. Jumlah Banyaknya Sampel darah Nilai normal Skala
Trombosit Trombosit Yang trombosit : Ordinal
Yang diperoleh Dimasukkan 150.000 –
Dari sampel ke dalam alat 400.000/mm3
Darah kapiler Automatic ( Nilai kritis
Dan darah vena Yaitu < 20.000 –
Dari pasien Hematology >1.000.000
Rawat Jalan di Analyzer mm3 )
Klinik Pratama Medonic
Desa Putera M-32 Serises
2. Darah Darah vena Menggunakan Sampel Skala
Vena Yang daimbil metode Open, darah vena Nominal
Dari pasien rawat Darah yang layak :
Jalan di Klinik Dimasukkan 1. Sampel
Pratama Desa ke dalam tabung darah terisi 2cc.
Putera Antikoagulan 2. Sampel
darah
tercampur
3. Darah Darah kapiler Menggunakan Sampel Skala
Kapiler Dengan Metode Darah Nominal
antikoagulan fingerstick, kapiler yang
EDTA yang Darah layak :
diambil dari dimasukkan 1. Sampel terisi
pasien rawat ke dalam Penuh pada
jalan di Klinik tabung Tabung micro
Pratama Desa Micro Pipette 2. Sampel
Putera EDTA Darah
Tercampur
dengan baik.

3.4. Populasi Dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang melakukan pemeriksaan
hematologi darah di Klinik Pratama Desa Putera periode bulan Maret 2023.

3.4.2. Sampel

Sanpel penelitian ini adalah total pasien yang melakukan pemeriksaaan trombosit
di Klinik Pratama Desa Putera periode bulan Februari 2023. Pengambilan sampel
menggunakan teknik flebotomi pada pasien rawat jalan yang datang ke kelinik. Teknik
sampling yang digunakan penelitian ini yaitu Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini memenuhi kreterian inklusi dan ekslusi:
Kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera.
2. Pasien berusia 10 s/d 45 tahun.
3. Sampel pasien yang melakukan pemeriksaan Hematology darah.
4. Pasien yang bersedia untuk diambil darah kapiler dan darah vena.

Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut :


1. Pasien bukan rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera
2. Pasien dibawah 10 tahun dan pasien diatas 45 tahun.
3. Pasien yang tidak melakukan pemeriksaan Hematology darah.
4. Pasien yang tidak bersedia untuk diambil darah kapiler dan juga darah vena.
3.5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di bagian Laboratorium Klinik Pratama Desa Putera.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2023.
Berikut tabel jadwal kegiatan yang sudah dilakukan penulis:
Tabel 2 : Jadwal Kegiatan

Bulan
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
22 22 23 23 23 23 23 23 23
1. Penentuan Judul
2. Studi Literatur
Penyusunan
3.
Proposal
4. Seminar Proposal
Persiapan
5.
Penelitian
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan data
8. Analisis data
Pembuatan Laporan
9.
Akhir

10. Sidang tugas akhir


11. Revisi tugas akhir.

3.6. Alur Penelitian

Ada 2 tahap pada alur penelitian ini yaitu :

1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam alur penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Penelitian
2. Mengajukan surat izin penelitian seperti :
a. Mengurus surat izin pembuatan etichal clearance dan surat keterangan penelitian
di prodi TLM Universitas Binawan
b. Mengajukan persyaratan untuk membuat etical clearance di Laboratorium Klinik
Pratama Desa Putera.
c. Menyerahkan surat keterangan penelitian dari prodi TLM Universitas Binawan dan
etichal clearance di Laboratorium Klinik Pratama Desa Putera.
3. Penyusunan instrument wawancara.
4. Penyusunan instrument kuisioner.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam alur penelitian adalah dengan melakukan prosedur Pra
Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik sebagai berikut :
A. Pra Analitik

1. Persiapan Pasien memberikan pengarahan bahwa akan dilakukan pengambilan


darah, sesuai berapa pemeriksaan atau yang di butuhkan.

2. Menjelaskan terkait pedoman wawancara penelitian kepada pasien.

3. Meminta pasien untuk mengisi Informed consent, menjelaskan kepada pasien


bahwa terdapat dua jenis metode pemeriksaan dalam penelitian ini

4. Lalu menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan pengambilan darah

5. Melakukan pengecekan bahwa data identitas pasien sesuai, jenis pemeriksaan


yang akan di lakukan, volume mencukupi, kondisi baik dalam arti steril dan
tidak terkontaminasi atau lisis.

Pengambilan darah kapiler:

1. Pilih lokasi pengambilan darah kapiler.


2. Hangatkan atau pijat jari yang akan ditusuk untuk meningkatkan aliran
darah kelokasi penusukan.
3. Sterilkan ujung jari dengan kapas alcohol 70%, biarkan kulit hingga
mongering.
4. Lakukan penusukan menggunakan lancet dengan bantuan alat autoklik.
2. Posisikan ujung autoklik dengan kuat pada ujung jari yang akan ditusuk,
lakukan penusukan.
3. Lakukan penusukan supaya darah kapiler keluar dengan lancar, kurangi
pemijatan yang keras pada jari agar hasil yang keluar akurat.
4. Buang lancet yang sudah dipakai kedalah tempat limbah infeksius.
1. Setelah dilakukan penusukan tetesan darah pertama diseka dengan tisu
atau kapas kering.
2. Lakukan penekanan di ujung jari dengan perlahan dan berkala, aliran darah
akan meningkat. Tetesan darah pertama di seka dengan tissue atau kapas
kering.
3. Mikropipet diambil dengan menggunakan gagang mikropipet, isi darah
kedalam mikropipet dengan cara mikropipet didekatkan pada darah
dengan sedikit miring kebawah hingga mikropipet terisi sepenuhnya.
4. Bersihkan darah dan tekan lokasi penusukan dengan kapas hingga
perdarahan berhenti.
5. Buang semua bahan yang sudah tepakai dalam limbah infeksius.
6. Bersihkan darah kapiler yang lebih pada permukaan luar mikropipet,
kemudian pindahkan sampel darah kapiler ke tahan analitik untuk segera
diproses.
7. Sampel dalam mikropipet harus langsung dilakukan analisis setelah
pengumulan agar hasil yang didapatkan akurat lakukan pembacaan dalam
waktu kurang dari 10 menit.
Pengambilan darah vena:
1. siapkan alat dan bahan untuk melakukan pengambilan darah vena.
2. Sterilkan pembuluh darah tempat pengambilan darah menggunakan kapas
alkohol 70% atau kapas swab, lalu keringkan dengan kapas steril.
3. Lengan atas di bendung dengan menggunakan tourniquet, setelah itu
pasien disuruh untuk mengepal atau menggenggam tangan sehingga vena
tampak jelas. Pembendungan dilakukan tidak boleh terlalu lama dan terlalu
keras karena dapat menyebabkan hemokonsentrasi.
4. Tusuk dengan jarum suntik pada kulit yang searah vena dengan lubang
jarum mengarah keatas, jika darah sudah terlihat di indikator jarum maka
kendurkan tourniquet.
5. Jika tabung suntik sudah terisi darah dan volume yang dibutuhkan cukup,
letakkan kapas steril kering diatas tempat tusukan dan jarum segera ditarik.
6. Jarum dapat dilepaskan dari spuit agar darah segera dialirkan kedalam
tabung antikoagulan melalui dinding tabung dan diberi label atau id pasien.
B. Analitik
1. Sentuh layar atau hidupkan alat hematology analyzer.

2. Aktifkan alat hematology analyzer dengan menekan “Power On”


tergantung cara alat dimatikan sebelumnya.

3. Tekan “start plate”, jika siklus “start up” selesai, tekan “start
plate”.

a. Memeriksa Latar Belakang:

1. Perhitungan latar belakang dilakukan untuk memverifikasi bahwa


penganalisa dan reagen memenuhi spesifikasi.

2. Tekan menu “background” pada layar hematology analyzer untuk


memeriksa latar belakang.

3. Latar belakang akan di periksa sekitar satu menit dan hasil latar
belakang tidak dapat lebih tinggi dari nilai yang tentukan.
4. Jika hasil latar belakang berada dalam batas aman lakukan pemeriksaan
kontrol.

5. Tetapi jika hasilnya tinggi, maka pengukuran latar belakang diulang dan
periksa nilainya.

b. Analisis Kontrol:

1. Sampel kontrol dianalisis untuk verifikasi kinerja sistem


hematology analyzer. Ikuti petunjuk di layar.

2. Lakukan pemindaian barcode pada botol kontrol bisa dengan


memilih lingkaran di sebelah nomor batch dan level kontrol yang
diinginkan.

3. Ikuti intruksi kontrol yang ada untuk memastikan sampel kontrol


tercampur dengan baik dan bersuhu ruang, kemudian tekan “Start
Plate”.
4. Sampel kontrol akan diperiksa di dalam hematology analyzer.
5. Hasil kontrol akan ditampilkan pada layar.

6. Hasil kontrol diterima, tekan “restart”, dan lakukan kembali langkah


yang sama dengan level kontrol berikutnya.

7. Hasil kontrol yang tidak diterima dilakukan pemeriksaan ulang


dengan menekan tombol "restart”, dan lakukan pemeriksaan dengan
level kontrol yang sama.

c. Menganalisa tabung terbuka:


1. Masuk ke mode analisis sampel kemudian pilih menu “Mulai”.
2. Jenis sampel di pilih dengan menekan tab darah di sudut kanan atas.
3. Pilih ID Sampel 1 ID Sampel dimasukkan secara manual atau dengan
barcode. Pengguna dapat dimasukkan hingga 50 karakter untuk setiap
ID. Indikator kuning di dekat bidang menunjukkan bidang tempat
barcode berikutnya dapat dimasukkan.

4. Pilih ID Sampel 1 dipindai secara otomatis, menggunakan


pemindai barcode atau mengunakan keyboard pada layar
hematology analyzer secara manual dan simpan.

5. Ulangi langkah ke 3-4 untuk memasukkan ID Sampel 2.


6. Aspirasi sampel melalui probe sampel dengan perlahan masukkan probe
sampel ke dalam tabung sampel lalu tekan “start plate”. Darah sampel akan
di hisap otomatis ke dalam alat hematology analyzer.
7. Bunyi “bip” merupakan indikasi bahwa sampel dapat dikeluarkan dari
probe sampel.

8. Pengukuran sampel akan berpindah ke tampilan layar analisis sampel.


9. Profil ID Sampel 1 atau 2 dan catatan dapat diubah sampai hasil
ditampilkan.
10. Setelah dilakukan perubahan, tekan “save” agar perubahan tersimpan,
konfirmasi perubahan hasil akan ditampilkan.

Menganalisis Sampel Kapiler (Adaptor Mikro Pipet, MPA):


1. Masuk ke dalam mode analisis sampel kemudian tekan “Mulai”.
2. Pilih jenis sampel dan pilih tab darah di sudut kanan atas.
3. Pilih ID Sampel 1 ID Sampel dimasukkan secara manual atau dengan
barcode. Pengguna dapat dimasukkan hingga 50 karakter untuk setiap
ID. Indikator kuning di dekat bidang menunjukkan bidang tempat
barcode berikutnya dapat dimasukkan.

4. Pilih ID Sampel 1 dipindai secara otomatis, menggunakan


pemindai barcode atau mengunakan keyboard pada layar
hematology analyzer secara manual dan simpan.

5. Ulangi langkah ke 3-4 untuk memasukkan ID Sampel 2.


6. Mempersiapkan perangkat MPA
7. Tarik perangkat MPA lepaskan mikropipet sampel sebelumnya. (Jika ada)
8. Letakkan adaptor di atas meja dengan bantuan gagang mikropipet.
9. Lakukan pengambilan sampel darah, dan masukkan darah kapiler kedalam
mikropipet hingga terisi penuh.
10. Mikropipet dimasukkan kembali ke dalam perangkat MPA dengan
menggunakan gagang mikropipet.
11. Alat hematology analyzer akan secara otomatis menganalisis.

12. Pengukuran sampel akan berpindah ke tampilan layar analisis sampel.

13. Profil ID Sampel 1 atau 2 dan catatan dapat diubah sampai hasil
ditampilkan.
14. Setelah dilakukan perubahan, tekan “save” untuk menyimpan, konfirmasi
perubahan hasil akan ditampilkan.
15. Hasil sampel akan ditampilkan setelah 45 detik.
16. Setelah pemeriksaan selesai, matikan alat dengan tekan tombol shutdown
dengan menggunakan cell clean.

C. Pasca Analitik

a. Pencatatan Hasil

Setelah melakukan pemeriksaan, dilakukan presentasi hasil. Melakukan


pengecekan terhadap interprestasi hasil :
Table 1 : Interprestasi hasil

Parameter Nilai Normal


Trombosit 150-400 ribu/uL
b. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil merupakan proses akhir pemeriksaan, pada pelaporan hasil


dilakukan pengecekan ulang hingga pelaporan hasil ke dokter di laboratorium.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data
primer. Data dikumpulkan langsung diperoleh oleh peneliti kemudian disajikan dalam bentuk
tabulasi pemeriksaan hitung jumlah trombosit pada darah kapiler maupun darah vena metode
otomatis menggunakan hematology analyzer. Hasil rata-ratanya dihitung dan
membandingkan jumlah jumlah trombosit darah kapiler dan darah vena menggunakan metode
otomatis.
No Nama Pasien Jumlaah trombosit Jumlah trombosit darah
darah kapiler vena

4
5

Dst

Tabel 3 : Data Tabulasi

3.8. Teknik Pengolahan Data

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengolahan sampel pengambilan darah kapiler dan
darah vena pada pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa Putera diolah menggunakan Software
Statistik SPSS 26.

3.9. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara Univariat Bivariat. Analisis Univariat (Kolmogorov smirnov)
dilakukan secara karakteristik berdasarkan usia pasien rawat jalan di Klinik Pratama Desa
Putera dan rerata hasil jumlah trombosit antara darah vena dan darah kapiler, sedangkan
Analisis Bivariat (Paired T-Test) dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbandingan antara
darah vena dan darah kapiler melalui nominal hasil dari trombosit.

Anda mungkin juga menyukai