Anda di halaman 1dari 10

FIKIH

Nama : Sandi Mahesa Dharma

Kelas : X Mipa 5

RANGKUMAN NGAJI ONLINE

Bersama : Nur Yahya

Buku : Kitab Mabadi Fikiyah Juz 4

Bab : 1. Shalat

2. Shalat Jum’at , Shalat Sunnah (Shalat Id dan Shalat Gerhana) dan

Shalat Jenazah

3. Puasa

4. Zakat

Waktu : 16,17,18,19,20 Mei 2020

1. Shalat
Shalat itu sudah ditentukan waktunya dan Allah swt. Telah mewajibkan shalat kepada
hambanya . Janji Allah kepada hambanya yang mendirikan sholat dan memperhatikan
sholat adalah masuk surga dan barang siapa yang tidak memperhatikan shalatnya , jika
Allah berkehendak Allah akan menyiksa dan jika Allah berkehendak Allah akan
mengampuninya.

 SYARAT WAJIB SHALAT :


- Islam (Orang yang tidak beragama islam tidak wajib tapi tetap mendapat balasan
Allah)
- Berakal
- Tamyiz (dapat membedakan yang haq dan yang batil)
- Suci dari haid dan nifas
Anak kecil yang sholat saat umur 7 tahun dan dipukul karena meninggalkan sholat saat
umur 10 tahun.

 SYARAT SAH NYA SHOLAT :


1. Sucinya badan dari 2 hadas, suci nya badan, baju, serta tempat untuk
melaksanakan sholat.
2. Menutup aurat
3. Mengetahui masuknya waktu, jika ia tidak mengetahui maka wajib berijtihad
4. Mengahadap kiblat

 Rukun rukun shalat :


1. Niat shalat hanya kepada Allah
2. Berdiri bagi yang mampu, jika tidak mampu dengan berdiri maka duduk, jika
tidak mampu maka dengan berbaring, Jika tidak mampu maka dengan isyarat
kedipan mata dan niat dalam hati
3. Takbiratul ikhram dengan suara yang dapat didengar
4. Membaca al fatihah dan basmalah adalah termasuk surat al fatihah
5. Ruku dengan tenang
6. I’tidal
7. Sujud 2 kali disetiap rakaat
8. Duduk untuk tasyahud akhir dan tasyahud dalam tasyahud akhir dan bershalawat
bagi nabi dalam tasyahud akhir.
9. Salam

 SUNNAH SUNNAH SHALAT

Qunut di i’tidal rakaat yang akhir shalat subuh dan witir pertengahan kedua bulan
ramadhan dan sholawat serta salam kepada nabi dan keluarganya dan sahabatnya di qunut
dan berdiri di semua qunut.

 HAIAT HAIAT SHALAT :


1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ikhram dan ketika ruku’ dan ketika
bangun dari ruku’ dan ketika berdiri dari tasyahud pertama
2. Meletakkan tangan kanan di pergelangan tangan kiri
3. Doa iftitah setelah takbiratul ikhram
4. Membaca taawudz
5. Membaca amin
6. Membaca surah setelah al fatihah
7. Takbir
8. Tasbih setelah i’tidal
9. Tasbih di ruku’ dan sujud
10. Meletakkan kedua tangan ketika tasyahud di atas kedua pahanya seraya
melebarkan tangan kirinya seraya menggenggam tangan kananya kecuali telunjuk
11. Duduk iftirassy di setiap duduk
12. Duduk tawaruk di duduk akhir
13. Salam yang kedua

 PERKARA YANG MEMBATALKAN SHALAT :


1. Berbicara dengan sengaja
2. Makan minum dengan sengaja
3. Meninggalkan suatu rukun shalat

Barang siapa yang meninggalkan shalat tanpa uzur maka wajib mengganti shalat
ketika ia ingat secara langsung. Uzur uzur shalat itu tidur dan lupa. Wajib mengganti
shalat , jika ia musafir dan meninggalkan shalat 4 rakaat maka ia menyempurnakan
shalaatnya.

Shalat jamaah itu fardlu kifayah dan sholat jamaah itu lebih baik daripada shalat
sendiri terpaut 27 derajat pahala. SYARAT SAH JAMAAH :

- Niat mengikuti
- Mengetahui shalatnya imam
- Makmum tidak mendahului imam
2. Shalat Jum’at dan Shalat Sunnah (Shalat id dan Shalat
Jenazah)

1. Shalat Jum’at

Hukum shalat jum’at fardlu ain bagi orang islam yang merdeka,baligh,berakal,sehat
(jika sakit tidak wajib),laki laki ( perempuan tidak wajib) dan bertempat tinggal. Ketika
adzan shalat jum’at dikumandangkan maka itu menunjukan perintah.

Pada dasarnya shalat jum’at diwajibkan pada setiap orang yang merdeka , baligh ,
berakal , laki laki , sehat dan tidak berpergian kecuali empat orang diantaranya :

1. Budak
2. Perempuan (Tetapi jika melaksanakan tidak apa apa sah sah saja)
3. Anak kecil(Belum baligh)
4. Orang sakit

Di masa saat ( Wabah VIRUS COVID19) ini bagaimana hukum melaksanakan shalat
jum’at wajib apa tidak?. Dilihat lihat dari kondisinya , jika berada di daerah atau
kawasan yang memiliki potensi penyebaran virus tersebut rendah maka tetap wajib atau
boleh melaksanakan shalat jum’at. Namun kalau berada di kawasan yang memiliki
potensi penyebaran virus yang tinggi (ZONA MERAH) maka melaksanakan shalat
jum’at tidak wajib namun harus diganti dengan shalat dhuhur. Jika dapat berpotensi
menularkan virus dan mengancam nyawa manusia maka tidak boleh memaksakan
mendirikan shalat jumat karena salah satu tujuan syariat adalah menjaga nyawa.

Terkait hadist Nabi yang menyatakan “barang siapa yang meninggalkan 3 kali shalat
jum’at maka dia tergolong orang munafik”,itu diarahkan pada ketika tidak ada udzur atau
sengaja meninggalkan shalat jum’at padahal dirinya mampu. Namun kalau ada
udzur ,tidak bisa disifati dengan munafik. Ada beberapa udzur yang diperkenankan
meninggalkan shalat jum’at misalnya terjadi hujan deras atau badai salju dan keadaan
sangat dingin atau sedang sakit berat . Namun harus diganti dengan melaksanakan shalat
dhuhur.

 SYARAT SYARAT SHALAT JUM’AT :


1. Hendaknya di pemukiman baik berupa kota atau desa
2. Berjamaah dengan 40 orang atau lebih yang orang tersebut memang berkewajiban
melaksanakan shalat jum’at
3. Waktu shalat jum’at itu dilaksanakan di waktu dhuhur kalau diluar itu maka tidak
sah
4. Imam hendaknya berkutbah 2 kali,ia berdiri di kedua khutbah dan duduk diantara
2 khutbah. Adapun beberapa hal yang harus ada pada khutbah jum’ah : tahmid ,
shalawat , wasiat , bacaan qur’an , dan mendoakan kepada kaum muslimin.

 SUNAH SHALAT JUM’AH :


1. Mandi
2. Membersihkan jasad
3. Memakai pakaian putih, bersih dan suci
4. Memotong kuku
5. Memakai wangi wangian
6. Fokus mendengarkan khutbah
7. Meringankan sholat tahiyatul masjid ketika imam khutbah

2. Shalat ‘Id dan Shalat Gerhana

Shalat hari raya itu sunnah muakad (sunnah yang dianjurkan) maksutnya jika
dikerjakan mendapat pahala jika tidak dilakukan tidak berdosa . Bisa munfarid (sendiri)
tapi alangkah baiknya dilakukan berjamaah. Dan waktunya dari terbitnya matahari
sampai tergelincirnya matahari.

Pada kondisi saat ini (Wabah COVID19) maka dilihat dari situasinya . Jika potensi
besar terjangkit maka bisa haram dilakukan karena bisa mengancam jiwa manusia.
Namun jika berada di kawasan yang aman boleh melakukan shalat Id tetapi tetap
menjaga jarak dan aturan yang berlaku agar tidak terjangkit virus.

Pada shalat Id terdapat 7 takbir dirakaat pertama dan 5 dirakaat kedua selain kedua
takbiratul ikhram dan berdiri. Khutbah dilakukan setelah shalat , khotib takbir di khutbah
pertama 9 takbir dan di khutbah kedua 7 takbir. Takbir sejak terbenamnya matahari
malam idul fitri sampai imam memulai sholat dan di idul adha setelah sholat fardhu sejak
subuh hari arafah sampai asar akhir hari tasyriq. Pada sholat Id terdapat 2 takbir yaitu
takbir muqayat dan takbir mursal. Kalau takbir muqayat dilakukan setelah shalat fardhu
sedang takbir mursal dilakukan diluar shalat.

Sholat Gerhana mataharidan bulan itu juga termasuk sunnah muakad dilakukan 2
rakaat. Disetiap rakaat terdapat 2 berdiri yang ia memanjangkan bacaan di kedua rakaaat
dan dua ruku yang ia memanjangkan tasbih di kedua ruku bukan sujud. Dan khatib
khutbah setelah sholat dan memelankan bacaan.

3. Shalat Jenazah

Kewajiban bagi orang yang masih hidup kepada orang islam yang meninggal untuk :
Memandikan, memberi kain kafan, membawanya ke kubur, menshalatinya, dan
menguburnya itu semua hukumnya fardlu kifayah.

Cara memandikan jenazah :

- Mayat itu dimandikan 3 kali yang pertama dengan sabun atau daun bidara, yang
kedua dengan air murni yaitu dengan cara meratakanya ke seluruh badan dan yang
ketiga dengan kapur barus.

Cara Menshalati mayat :

- Niat menshalati mayat


- Takbir 4 kali pada mayat
- Membaca al fatihah setelah takbir pertama
- Membaca shalawat nabi setelah takbir kedua
- Membaca doa untuk mayat setelah takbir ketiga
- Salam setelah takbir keempat

Orang yang mati syahid didalam peperangan memerangi orang kafir itu tidak boleh
tidak boleh dimandikan dan tidak boleh dishalati. Dan bayi prematur yang mati
keguguran itu dimandikan tanpa dishalati , jika rohnya sudah ditiupkan dan sempat hidup
sebelum meninggal maka wajib dimandikan, disholati, dikafani, dan dikuburkan.

Disunnahkan bagi orang yang mengantarkan mayat supaya berjalan lebih dulu
didepan mayat dan dimakhruhkan mengeraskan suara . Menangisi mayat boleh saja
asalkan tanpa menyatakan ratapan, tanpa merobek robek pakaian, dan tanpa memukul
pipi sendiri.

Melakukan takziyah dan menyatakan duka cita kepada orang yang terkena musibah
itu hukumnya sunnah yaitu sejak dikuburnya mayat sampai tiga hari setelahnya . Namun
tidak untuk tujuan lain melainkan untuk menghibur.
3. PUASA
Kewajiban puasa bagi orang muslim yang mukalaf, kuat, jika benar terlihatnya hilal
maka wajib melaksanakan puasa. Jika belum terlihat hilal bisa karena mendung atau yang
lainnya maka bisa menyempurnakan bualn sya’ban 30 hari

Fardlu fardlu puasa :

- Niat, dilakukan pada sebelum terbit fajar. Biasanya dilakukan setelah shalat
tarawih
- Menjauhi perkara yang membatalkan puasa

Perkara yang membatalkan puasa :

- Muntah dengan sengaja , kalau tidak sengaja tidak apa apa


- Memasukan benda (ain) ke dalam jalan yang mengarah ke lambung / bagian dalam
termasuk mulut, telinga, hidung, serta qubul dan dubur. Beda dengan benda
(bukan ain) maka tidak batal contoh oksigen dan asap. Tapi rokok tetap batal
karena rokok mengandung ain seperti nikotin (ainiyah).
- Murtad (keluar dari islam) dalam bentuk ucapan, perbuatan, maupun hati
- Haid dan Nifas, walaupun sudah berpuasa setengah hari lalu mengeluarkan darah
haid maka batal puasa begitu pula dengan nifas
- Hubungan pasutri(pasangan suami istri) maka membatalkan puasa dan jika yang
melakukan tahu jika membuat puasa batal maka yang laki laki wajib membayar
kafarah (denda)
- Mani (secara sengaja). Jika mimpi basah (tidak sengaja) maka tidak batal

Jika seseorang membatalkan puasa maka wajib mengganti di kemudian hari.

Hari hari yang haram untuk melakukan puasa : haram puasa di dua hari raya, dan
hari hari tasyrik dan puasa sehari atau dua hari sebelum ramdhan begitu juga puasa
separuh akhir bulan sya’ban kecuali dengan kebiasaanya atau menyambung dengan hari
sebelumnya. Puasa yang dimakhruhkan dengan makhruh tahrim yaitu puasa hari
keraguan. Dalam fikih terdapat 2 makhruh :

- Makhruh tanzeh
Jika dilaksanakan tidak sampai taraf haram, misal : Saat puasa bersiwak
- Makhruh tahrim
Jika dilaksanakan ada nilai haramnya, misal : Puasa pada 28,29 bulan sya’ban
Uzur uzur yang memperbolehkan tidak puasa :
1. Sakit, jika ia takut puasa itu menambah sakitnya atau lama sembuhnya maka boleh
tidak berpuasa dan wajib mengganti di kemudian hari
2. Musafir, orang yang melakukan perjalanan sungguh payah maka boleh tidak berpuasa
tapi mengganti dikemudian hari
3. Lanjut usia (tua), orang tua yang tidak mampu maka tidak dibebani puasa tetapi
dibebani fidyah (memberikan fakir miskin makanan). Setiap 1 puasa yang
ditinggalkan maka membayar 1 mud (sekitar 7 ons)
4. Haid dan nifas, jika seorang wanita haid atau nifas maka wajib baginya tidak puasa
dan mengganti dikemudian hari setelah suci
5. Orang hamil, orang yang sedang hamil dan menyusui maka boleh tidak puasa karena
mengkhawatirkan kandungan dan dirinya wajib mengganti dan tidak wajib mengganti
fidyah. Namun ibu hamil sehat bisa puasa tapi khawatir kepada kandungannya saja
maka baginya wajib mengganti sekaligus membayar fidyah (sesuai berapa hari
meninggalkan puasa) 1 puasa = 1 mud

Orang yang batal puasa sebab jimak maka wajib mengganti dan membayar kafarat
yaitu memerdekakan budak yang beriman, jika ia tidak menemui maka wajib puasa 2
bulan berturut-turut dan jika ia tidak mampu maka memberi makan 60 orang miskin.

Pada hakikatnya puasa melatih kita dalam mengendalikan nafsu namun bukan sekedar
nafsu menahan lapar tapi juga dalam hal menghilangkan maksiat. Tingkatan puasa ada 3 :

1. Puasa nya orang awwam biasanya, secara syariat sah tapi melakukan hal maksiat
(saumul umum)
2. Saumul khusus ,bukan sekedar menahan lapar dan haus tetapi juga menahan agar
tidak maksiat. Biasanya puasanya para ulama
3. Tingkatan paling atas yakni puasanya orang istimewa contohnya nabi yakni bukan
sekedar menahan lapar, haus, dan maksiat tetapi juga menahan hati nya dari
perihal duniawi. Maka hatinya tertuju kepada Allah swt. Saja. Merupakan puasa
paling istimewa
4. Zakat
Orang yang wajib membayar zakat yaitu muslim yang merdeka yang memiliki nishab,
karena firman Allah swt. “dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat”. Harta yang wajib
dizakati diantaranya :

1. Unta , sapi , kambing , kerbau . Yang telah mencapai haul dan nishab dan makan
dengan rerumputan/ digembalakan
2. Emas dan perak . Yang telah mencapai haul dan nishab dan belum jadi perhiasan.
Nishab emas : 20 mitsqall : 77,58 gram , zakatnya 2,5 % dari total. Nishab perak :
200 dirham : 543,6 gram , zakatnya 2,5 % dari total.
3. Makanan pokok , Jika memakai air hujan maka zakatnya 10 %. Jika memakai
pengairan sendiri maka zakatnya 5%
4. Barang dagangan, zakatnya 2,5%
5. Profesi, selama 1 tahun nishab sebesar harga emas saat itu , zakatnya 2,5 %

Yang tidak wajib dizakati : rumah, pakaian, perabotan, hewan untuk kendaraan. Jika
punya harta yang dihutang orang lain maka tetap wajib dizakati.

Zakat fitrah diwajibkan bagi orang muslim yang sudah baligh untuk menzakati dirinya
sendiri / menzakati fitrah. Syarat jika pada saat malam idul fitri sampai siang nya masih
punya dan masih ada sisa makanan/ harta untuk dirinya maupun keluarganya.

Waktu pembayaran zakat :

1. Jawaz : Awal bulan ramadhan


2. Sunnah : tanggal 1 syawal sebelum shalat Id
3. Wajib : malam hari raya
4. Makhruh : setelah shalat Id

Golongan penerima zakat ada 8 orang :

1. Fakir
2. Miskin
3. Amil (pegawai zakat)
4. Muallaf
5. Budak
6. Gharim (orang yang berhutang)
7. Orang yang berperang dijalan Allah
8. Musafir

Anda mungkin juga menyukai