Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

“Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi”

Dosen pengampu: Dr.T. Teviana, SE, M.Si

Disusun Oleh:

Agustina Nainggolan (7213510037)


Abdan Masykuri Tanjung (7213510056)
Haliza Rahmania Putri (7221210007)
Muhammad Baihaqi (7221210014)
Suci Ramadani (7221210008)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita kesempatan untuk menjalani hari kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Manajemen Strategi mengenai Strategi Akuisisi dan Restrukturisasi Perusahaan.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Dr. T. Teviana, SE., M.Si, selaku Dosen
pengampu yang telah membimbing dalam menyelesaikan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat membuat makalah lebih baik lagi
kedepannya.

Demikian kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya
kepada teman semuanya.

Medan, 22 Oktober 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, setelah dibebaskan dari batasan-batasan peraturan dalam pasar global majemuk,
perusahaan-perusahaan menggunakan strategi merger dan akuisisi untuk mengembangkan skala
ekonomi yang penting bagi keberhasilan persaingan mereka dalam pasar yang berubah dengan
cepat dan sensitif terhadap biaya dan untuk memasuki pasar-pasar baru.
Akuisisi digunakan untuk mengembangkan strategi diversifikasi, dalam arti tertentu,
diversifikasi merupakan perangkat manajemen yang berisiko, dalam hal bahwa kesuksesan
penggunaannya mengurangi kerentanan perusahaan akan konsekuensi- konsekuensi persaingaan
dalam pasar atau industri tunggal, resiko berperan penting dalam pemilihan strategi yang dipilih
perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata. Selain itu, evaluasi risiko yang berkelanjutan
berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk mencapai daya saing strategis.
Perusahaan-perusahaan dari industri-industri yang berbeda memutuskan untuk
menggunakan strategi akuisisi untuk beberapa alasan seperti mencari produk-produk baru, mencari
cara yang lebih cepat untuk mendapatkan akses masuk ke dalam rumah tangga, beralih ke jasa lain
dengan cepat. Namun demikian, strategi akuisisi bukannya tanpa masalah, perusahaan dapat
mempertimbangkan perlunya restrukturisasi sebagai sebuah strategi dimana perusahaan merubah
bisnis atau struktur finansialnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan akuisisi dan restrukturisasi?
2. Apasaja jenis-jenis akuisisi usaha dan restrukturisasi perusahaan?
3. Apa alasan perusahaan melakukan akuisisi usaha dan restrukturisasi perusahaan?
4. Apa saja Masalah Dalam Mencapai Keberhasilan Akuisisi
5. Apa saja Ciri ciri Kesuksesan Akuisisi Efektif
6. Apa saja tipe Strategi Restrukturisasi Perusahaan.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi akuisisi dan restrukturisasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis akuisisi dan restrukturisasi

4
3. Untuk mengetahui alasan perusahaan melakukan akuisisi darerestrukturisasi
4. Untuk saja masalah dalam mencapai keberhasilan Akuisisi
5. Untuk mengetahui ciri-ciri Kesuksesan Akuisisi Efektif
6. Untuk mengetahui tentang apa saja tipe Strategi Restrukturisasi Perusahaan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuisisi dan Restrukturisasi


Akuisisi Usaha adalah proses difusi dua perseroan dengan salah satu Akuisisi Usaha adalah
proses difusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya
sementara yang lain diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain
lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan lenyap dengan segala
nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana Akuisisi adalah
penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan perusahaan yang yang me-
akuisisi me-akuisisi mengambil/membeli mengambil/membeli semua semua assets assets dan dan
liabilities perusahaan yang di-akuisisi dengan begitu perusahaan yang me liabilities perusahaan
yang di-akuisisi dengan begitu perusahaan yang me akuisisi memiliki paling tidak 50% saham dan
perusahaan yang di-akuisisi akuisisi memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
akuisisi berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima berhenti beroperasi dan pemegang
sahamnya menerima sejumlah uang tunai sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang
baru. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999). atau saham di perusahaan yang baru. (Brealey, Myers, &
Marcus, 1999).
Definisi akuisisi yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu Definisi akuisisi yang lain
yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan perusahaan oleh oleh perusahaan perusahaan yang
yang lain. lain. Dalam Dalam hal hal ini ini perusahaan perusahaan yang yang membeli akan
melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga membeli akan melanjutkan nama
dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban
perusahaan yang dibeli. akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah akuisisi, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti Setelah akuisisi, perusahaan
yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi. (Harianto dan Sudomo, 2001 beroperasi.
(Harianto dan Sudomo, 2001). )
(Pengertian mendasar dari akuisisi (penggabungan) dapat dilihat pada (Pengertian mendasar
dari akuisisi (penggabungan) dapat dilihat pada pengaturan pengaturan UU No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas( (“UUPT”):

6
“Penggabungan adalah adalah perbuatan perbuatan hukum hukum yang yang dilakukan
“UUPT”): dilakukan oleh oleh satu satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
Perseroan lain yang Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang
telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang telah ada yang
mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum
kepada Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan menerima penggabungan
dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.”
(lihat yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.” (lihat Pasal 1 ayat [9] UUPT).
Salah satu alternatif untuk melakukan perluasan usaha adalah dengan cara Salah satu
alternatif untuk melakukan perluasan usaha adalah dengan cara akuisisi dan consolidation.
Akuisisi merupakan penggabungan dua akuisisi dan consolidation. Akuisisi merupakan
penggabungan dua perusahaan perusahaan atau atau lebih, lebih, dan dan nama nama perusahaan
perusahaan tersebut tersebut merupakan s merupakan salah alah satu satu nama perusahaan dari
perusahaan nama perusahaan dari perusahaan yang bergabung. Sedangkan consolidation yang
bergabung. Sedangkan consolidation merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih,
dan nama merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan
nama perusahaan perusahaan tersebut tersebut hilang hilang kemudian kemudian muncul muncul
nama nama baru baru dari dari perusahaan perusahaan gabungan. gabungan.
Restrukturisasi perusahaan perusahaan bertujuan bertujuan untuk untuk memperbaiki
memperbaiki dan dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Perusahaan melakukan pembenahan
memaksimalisasi kinerja perusahaan. Perusahaan melakukan pembenahan supaya segera lepas
dari krisis melalui berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan supaya segera lepas dari krisis melalui
berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan tersebut menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari
perbaikan tersebut menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari
perbaikan portofolio portofolio perusahaan, perusahaan, perbaikan perbaikan permodalan,
permodalan, perampingan perampingan manajemen, manajemen, perbaikan perbaikan sistem
sistem pengelolaan pengelolaan perusahaan, perusahaan, sampai sampai perbaikan perbaikan
sumber sumber daya daya manusia.
Dengan demikian, restrukturisasi perusahaan merupakan manusia. Dengan demikian,
restrukturisasi perusahaan merupakan kepentingan semua pihak. Bukan saja pihak manajemen,

7
namun juga kepentingan semua pihak. Bukan saja pihak manajemen, namun juga merupakan
kepentingan komisaris yang mewakili kepentingan pemegang merupakan kepentingan komisaris
yang mewakili kepentingan pemegang saham. Restrukturisasi juga merupakan kepentingan
karyawan secara saham. Restrukturisasi juga merupakan kepentingan karyawan secara
keseluruhan karena tindakan restrukturisasi akan berdampak pada semua keseluruhan karena
tindakan restrukturisasi akan berdampak pada semua karyawan.

2.2. Jenis-Jenis Akuisisi usaha dan Restrukturisasi Perusahaan


Jenis-jenis akuisisi perusahaan
Sekarang setelah Anda mengetahui apa itu akuisisi, perbedaan antara akuisisi dan merger,
serta kelebihan dan kekurangannya, mari kita bahas berbagai jenis akuisisi, diantaranya:
1. Akuisisi Horizontal
Poin pertama dari jenis akuisisi ini adalah akuisisi horizontal, yaitu akuisisi jenis produk yang
sama. Contoh akuisisi horizontal adalah akuisisi antara perusahaan smartphone, kartu operator
seluler, dll.
2. Akuisisi Vertikal
Jenis akuisisi kedua adalah akuisisi vertikal. Ini adalah memperoleh bisnis dari pemasok bahan
atau bisnis yang melengkapi produk. Contoh akuisisi vertikal termasuk akuisisi pabrik tepung oleh
perusahaan mie instan dan akuisisi pabrik suku cadang mobil oleh perusahaan mobil.
3. Akuisisi Konglomerat
Akuisisi konglomerat adalah proses dimana satu perusahaan diakuisisi oleh yang lain, baik secara
vertikal maupun horizontal. Cakupan akuisisi semacam ini biasanya jauh lebih besar dan dilakukan
oleh badan usaha milik negara. Contoh akuisisi konglomerat antara lain akuisisi Pertamina atas
tambang milik PMA dan akuisisi beberapa perusahaan farmasi oleh Kalbe Farma.
4. Akuisisi Aset
Dalam akuisisi aset jenis ini, perusahaan secara langsung mengambil alih aset perusahaan lain.
Perusahaan yang asetnya hangus harus dapat memperoleh persetujuan pemegang saham. Aset ini
biasanya diwariskan ketika perusahaan bangkrut. Perusahaan lain kemudian mengikuti proses
pelelangan aset perusahaan pailit yang telah menjalani proses likuidasi.

8
5. Akuisisi Manajemen
Dalam pengambilalihan, pejabat satu perusahaan memperoleh kendali atas perusahaan lain dan
menjadi pemegang saham perusahaan itu. Eksekutif dari perusahaan ini biasanya bekerja dengan
pemodal dan mantan eksekutif dari perusahaan lain untuk membantu kesepakatan pembiayaan.
Jenis-jenis Restrukturisasi Perusahaan
Dari penjelasan di atas, kamu sudah tahu bahwa restrukturisasi bagi perusahaan merupakan
hal yang penting untuk dilakukan. Bukan hanya untuk mengatasi masalah rumit yang dihadapi,
bahkan perusahaan wajib melakukan restrukturisasi secara berkala. Baik itu dalam 3 tahun sekali,
5 atau 10 tahun sekali. Semuanya bergantung pada visi dan misi perusahaan dan juga cara
perusahaan dapat merespon setiap tantangan yang dihadapinya. Terdapat beberapa jenis
rekstrukturisasi perusahaan yang dapat dilakukan. Terdiri dari tiga jenis, pertama restrukturisasi
aset atau portofolia, kerdua restrukturisasi organisasi atau manajemen dan restrukturisasi keuangan
atau modal. Berikut ini penjelasan lengkap terkait jenis-jenis restrukturisasi perusahaan yang
dijelaskan di atas. Yuk, mari langsung kita simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:

1. Restrukturisasi Aset dan Portofolio

Jenis restrukturisasi perusahaan yang pertama yaitu restrukturisasi aset, yang merupakan
aktivitas penyusunan aset perusahaan agar kerja perusahaan menjadi semakin baik. Aset-aset
perusahaan dalam hal ini seperti aset bisnis, divisi, unit usaha, anak perusahaan hingga lini bisnis
lainnya. Restrukturisasi aset atau portofolio dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti
misalnya grace period, reconditioning, rescheduling, haircut, penurunan suku bunga, debt to asset
swap, penjualan aset atau pemberian utang baru. Bentuk yang bisa dilakukan lainnya speerti
mengubah utang menjadi obligasi, mengambil alih utang oleh pihak lain, penambahan modal dan
bentuk-bentuk lain yang tidak bertentangan dengan undang-undang. Tujuan dilakukan
restrukturisasi aset ini yaitu untuk membuat perusahaan agar dapat bekerja lebih maksimal lagi.
Terutama ketika perusahaan mengalami masalah yang tidak bisa diatasi kecuali dengan melakukan
restrukturisasi aset. Dengan begitu, perusahaan dapat berjalan lebih baik lagi dan dapat mengatasi
setiap masalah yang dihadapi oleh perusahaan itu sendiri.

9
2. Restrukturisasi Organisasi atau Manajemen

Perusahaan juga merupakan sebuah organisasi yang didalamnya terdapat manajemen yang
menjalankan perusahaan itu sendiri. Restrukturisasi perusahaan ini dilakukan untuk mengatasi
masalah perusahaan yang berasal dari struktur organisasi itu sendiri. Kegiatan restrukturisasi
dilakukan dengan menyusun ulang sistem pengelolaan perusahaan, dalam hal ini yaitu pengelolaan
manajemen. Tujuan dilakukannya restrukturiasi yaitu untuk memperbaiki kerja perusahaan dan
agar perusahaan lebih sehat. Rasio untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan yaitu dari tingkat
efisiensi, tingkat likuiditas, tingkat perputaran aset, rasio pasar dan lain sebagainya. Restrukturisasi
organisasi juga dapat dilakukan dengan reorganisasi, perubahan budaya perusahaan, penggantian
anggota, direksi atau komisaris, dan pergantian karyawan yang berada di posisi-posisi penting,
serta kegiatan lain yang tidak melanggar undang-undang. Umumnya, restrukturisasi perusahaan
ini berkaitan dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkaitan dengan setiap SDM yang
bekerja menggerakan perusahaan.

3. Restrukturisasi Modal atau Keuangan

Jenis restrukturisasi perusahaan terakhir yaitu restrukturisasi modal atau keuangan, dengan
aktivitas penyusunan ulang komposisi modal atau keuangan perusahaan. Kegiatan ini dilakukan
agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan lebih sehat lagi. Kinerja keuangan dapat dievaluasi
berdasarkan laporan keuangan yang terdiri dari neraca rugi dan untung, laporan arus kas, dan
kondisi modal perusaaan itu sendiri. Dari data diata dapat diketahui kondisi perusahaan itu sendiri.
Bagian yang tidak sehat segera dilakukan perbaikan dengan berbagai tindakan yang dibutuhkan
dan tidak melanggar undang-undang.

2.3 Alasan Perusahaan melakukan akuisisi usaha dan restrukturisasi perusahaan


Perusahaan melakukan akuisisi usaha dan restrukturisasi perusahaan atas berbagai alasan
yang bisa berhubungan satu sama lain. Berikut adalah beberapa alasan umum untuk melakukan
keduanya:

10
Alasan untuk Akuisisi Usaha:
• Pengembangan Pasar: Akuisisi usaha dapat membantu perusahaan memperluas cakupan
geografis mereka atau mencapai segmen pasar baru yang sebelumnya tidak terjangkau.

• Penguatan Portofolio Produk: Dengan mengakuisisi perusahaan lain, perusahaan dapat


mengakuisisi produk atau layanan yang melengkapi portofolio mereka, meningkatkan
keunggulan kompetitif.

• Akses ke Teknologi dan Keahlian: Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain untuk
mengakses teknologi, keahlian, atau keunggulan yang mereka sendiri tidak miliki.

• Mengurangi Persaingan**: Akuisisi bisa menjadi cara untuk mengurangi pesaing langsung
di pasar.

• Peningkatan Skala: Akuisisi dapat menghasilkan ekonomi skala yang lebih besar,
mengurangi biaya operasional per unit.

• Mengakuisisi Bakat dan Tim: Perusahaan dapat mengakuisisi bakat dan tim yang
berpengalaman dari perusahaan target.

Alasan untuk Restrukturisasi Perusahaan:

• Peningkatan Efisiensi: Restrukturisasi dapat membantu perusahaan memperbaiki operasi


dan mengurangi biaya yang tidak perlu.

• Penyesuaian Organisasi: Perusahaan bisa mengubah struktur organisasinya untuk lebih


baik mencocokkan tujuan bisnis saat ini, termasuk setelah melakukan akuisisi.

• Pengurangan Beban Utang: Restrukturisasi keuangan bisa menjadi bagian dari akuisisi atau
berikutnya, dengan tujuan mengurangi beban utang.

11
• Konsolidasi Operasi: Setelah akuisisi, perusahaan sering harus mengkonsolidasikan
operasi dengan menghapus tumpang tindih, menggabungkan fasilitas, dan membangun
sinergi antara perusahaan yang diakuisisi dan induk.

• Menghadapi Perubahan Pasar: Jika perusahaan menghadapi perubahan besar dalam pasar
atau industri, restrukturisasi bisa membantu mereka beradaptasi.

• Peningkatan Profitabilitas: Tujuan utama dari restrukturisasi seringkali adalah


meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan mengurangi biaya, meningkatkan
pendapatan, atau keduanya.

Dalam banyak kasus, akuisisi dan restrukturisasi terkait erat. Setelah mengakuisisi
perusahaan lain, restrukturisasi seringkali diperlukan untuk mengintegrasikan operasi kedua
perusahaan, menghilangkan tumpang tindih, dan mencapai sinergi. Keputusan untuk melakukan
akuisisi dan restrukturisasi harus didasarkan pada analisis yang cermat terhadap manfaat dan risiko
yang terlibat serta bagaimana keduanya akan membantu mencapai tujuan bisnis perusahaan.

2.4 Masalah Dalam Mencapai Keberhasilan Akuisisi

a. Kesulitan Integrasi

Mengintegrasikan dua perusahaan untuk mengikuti akuisisi sangat sulit. Masalah


pengintegrasian termasuk di dalamnya adalah dua budaya perusahaan yang berbeda,
menghubungkan sistem keuangan dan sistem pengendalian, membangun hubungan kerja
yang efektif dan memutuskan masalah mengenai status eksekutif perusahaan yang baru.

b. Evaluasi sasaran yang tidak memadai

Kegagalan untuk memenuhi proses studi kelayakan yang efektif sering kali membuat
perusahaan yang mengakuisisi harus membayar harga premium, kadang- kadang sangat
berlebih untuk perusahaan sasaran. Premium yang dibayarkan tanpa studi kelayakan yang

12
efektif menunjukkan bahwa jumlah premium pembelian tidak menjamin keberhasilan
akuisisi.

c. Utang banyak atau luar biasa

Untuk menghitung jumlah dari akuisisi secara lengkap sejak 1980an sampai 1990an,
beberapa perusahaan secara signifikan meningkatkan tingkat pinjaman mereka. Sebagian
membuat kemungkinan ini sebagai inovasi dalam bidang keuangan yang disebut junk bond,
pilihan perhitungan melalui sejauh mana resiko akuisisi didanai dengan uang (hutang) yang
memberikan pengembalian yang secara potensial besar kepada yang meminjami (pemegang
obligasi). Pada awal abad 21, junk bond jarang digunakan untuk mendanai akuisisi.

d. Ketidakmampuan Untuk Mencapai Sinergi

Perusahaan mengembangkan keunggulan bersaing melalui strategi akuisisi hanya


ketika transaksi menghasilkan sinergi pribadi (private sinergi), yang dihasilkan ketika
adanya kombinasi dan integrasi atas asset perusahaan yang menghasilkan kemampuan dan
kompetensi inti yang tidak dapat dikembangkan dengan menggabungkan dan
mengintegrasikan asset perusahaan dengan perusahaan lain. Sinergi pribadi tercipta ketika
asset perusahaan saling melengkapi dengan suatu cara yang unik, tipe khusus dari asset yang
saling melengkapi tersebut tidak mungkin dikombinasikan dengan asset perusahaan yang
lain.

e. Terlalu Banyak Diversifikasi

Secara umum perusahaan menggunakan strategi diversifikasi yang berhubungan selain


menggunakan diversifikasi yang tidak berhubungan. Perusahaan dapat mengalami
overdiversifikasi. Tingkatan dimana hal ini terjadi pada berbagai perusahaan bisa
bermacam–macam. Alasan dari banyaknya variasi adalah bahwa tiap perusahaan
mempunyai kemampuan yang berbeda yang digunakan untuk mengelola diversifikasi secara
sukses. Tanpa menghiraukan tipe strategi diversifikasi yang diimplementasikan, penurunan
kinerja biasanya terjadi akibat overdiversifikasi, setelah unit bisnis yang berbeda tersebut
dilepaskan.

13
f. Manajer terlalu fokus pada akuisisi

Manajer yang terlalu fokus pada akuisisi dalam menilai hasil yang dicapai melalui penggunaan
strategi akuisisi, dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui strategi lain dengan efektif.

2.5 Ciri ciri Kesuksesan Akuisisi Efektif


Atribut Hasil

1.Perusahaan yang diakuisisi memiliki


Kemungkinan yang tinggi dari sinergi
aktiva dan sumber daya yang melengkapi
dan keunggulan kompetitif dalam
terhadap bisnis inti perusahaan yang
mempertahankan kekuatan
mengakuisisi

Integrasi yang lebih cepat dan efektif


2. Akuisisi yang bersahabat memungkinkan premium yang lebih
rendah

3. Perusahaan yang mengakuisisi memilih Perusahaan dengan kelengkapan


perusahaan sasaran dan melakukan paling kuat diakuisisi dan
negoisasi dengan teliti dan hati – hati pembayaran tinggi dihindari

4. Perusahaan yang mengakuisisi Pembayaran (hutang atau ekuitas)


mempunyai kelebihan keuangan (tunai atau lebih mudah dan harga yang lebih
posisi hutang yang baik) rendah untuk mendapatkannya

Pembayaran biaya yang lebih rendah,


5. Perusahaan yang melakukan merger
resiko lebih rendah (misalnya
mempertahankan posisi hutang yang rendah
kebangkrutan) dan menghindari
sampai sedang
perdagangan dengan hutang tinggi

6. Mempunyai perubahan pengetahuan dan Integrasi yang lebih cepat dan efektif
hal itu fleksibel dan mudah beradaptasi memudahkan adanya sinergi

14
Mempertahankan keunggulan
7. Penekanan yang berkelanjutan dan
kompetitif jangka panjang dalam
konsistensi pada R & D dan inovasi
pasar

2.6 StrategiStrategi Restrukturisasi Perusahaan


Perusahaan dapat mengadopsi tiga tipe strategi restrukturisasi yaitu downsizing,
downscoping dan leveraged buyout

1. Downsizing
Downsizing adalah pengurangan jumlah tenaga kerja perusahaan dan kadang–kadang
jumlah unit operasi tetapi itu mungkin atau tidak mungkin merubah komposisi bisnis
dalam perusahaan portfolio. Perusahaan menggunakan downsizing sebagai strategi
restrukturisasi untuk alasan yang berbeda. Alasan yang paling banyak disebutkan adalah
bahwa perusahaan mengharapkan peningkatan keuntungan dari pengurangan biaya dan
operasi yang lebih efisien.
2. Downscoping
Dibandingkan dengan downsizing, downscoping lebih berdampak positif pada kinerja
perusahaan. Downscoping adalah pelepasan, pembagian atau cara-cara lain untuk
menghapus bisnis yang tidak berkaitan dengan bisnis inti perusahaan. Pada umumnya,
downscoping dijelaskan sebagai serangkaian tindakan yang menyebabkan perusahaan
secara strategis memusatkan kembali perhatiannya ke bisnis intinya.
3. Leveraged Buyouts
Pada umumnya leveraged buyouts (LBOs) digunakan sebagai strategi restrukturisasi
untuk memperbaiki kesalahan manajerial atau karena manajer membuat keputusan yang
pada dasarnya melayani keinginan sendiri dibandingkan keinginan pemegang saham.
Leveraged buyouts adalah strategi restrukturisasi dimana satu pihak membeli semua
aktiva perusahaan agar perusahaan menjadi milik pribadi. Ketika transaksi itu
diselesaikan, saham perusahaan tidak lagi dijual kepada public.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Strategi akuisisi dan restrukturisasi mutlak diperlukan guna mempertahankan eksistensi
bisnis perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan. Suatu bisnis perusahaan akan memberikan
sinergi yang positif apabila ada perubahan strategi diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Pada saat perusahaan memperlihatkan suatu kinerja yang buruk, maka perlu adanya
akuisisi dan restrukturisasi operasional dengan tujuan dapat menstabilkan bisnis perusahaan.
Restrukturisasi pada dasarnya memiliki tujuan dalam memberikan suatu perubahan bagi
lingkungan bisnis perusahaan, strategi restrukturisasi merubah komposisi bisnis portofolio
perusahaan. Perusahaan dapat melakukan tiga tipe strategi restrukturisasi yaitu downsizing,
downscoping dan leveraged buyout.

3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan melakukan persiapan yang matang sebelum melakukan merger dan
akuisisi, antara lain dengan melihat kondisi perusahaan, baik dari segi manajemen perusahaan
maupun dari financial perusahaan. Selain itu, perlu dilihat juga kondisi ekonomi nasional dan
internasional

16
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno dan Sumarsih. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Pemegang Saham
di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. JAAI, 8 (2), 2004.

Sari, R. (2016). Analisis Strategi Akuisisi dan Restrukturisasi dalam Bisnis Perusahaan. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(1), 1-10.

Budhisetiawan, Y. (2015). Merger dan Akuisisi: Dari Perspektif Strategis dan Kondisi Indonesia
(Pendekatan Konsep dan Studi Kasus). Petra Repository.

17

Anda mungkin juga menyukai