Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan bioplastik berawal dari gagasan dalam mengatasi pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh komponen plastik yang sulit terurai, plastik konvensional atau plastik
yang sering di jumpai merupakan plastik yang dibuat dengan karakteristik susah untuk
diurai, sedangkan bioplastik dibuat dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan
seperti mikrooganisme atau tanaman. Bioplastik sendiri sudah ditemukan pada awal abad
ke 20 dengan mengidentifikasi beberapa polimer alami seperti selulosa dan pati. Urgensi
pengukuran bioplastik sendiri berdasarkan adanya kontribusi pada pemahaman dampak
terhadap lingkungan yakni evaluasi dampak lingkungan, perbandingan dampak, kepatuhan
regulasi, dan menilai keberlanjutan penggunaan bahan baku bioplastik seperti tanaman,
serta memberikan informasi tentang karakteristik produk (Salsabila et al., 2022)
Sifat-sifat bioplatik sendiri digolongkan pada jenis bahan yang digunakan. Namun
secara umu sifat bioplastic yakni biodegradabilitis, yaitu suatu kemampuan suatu bioplastic
dalam menguraikan plastik tersebut secara alami. Selain itu komposabilitas yakni dapat
diolah secara bersamaan dengan bahan organic yang dapat menghasilkan pupuk. Kekuatan
dan ketahanan sifat mekanis bioplastik yakni tahan dengan tekanan atau panas, bioplastik
sendiri memiliki warna transparan dan bening juga dapat digunakan dalam pengaplikasian
medis atau farmasi. Biodegradable sendiri merupakan suatu plastik yang memiliki
kemampuan untuk menguraikan Kembali plastik yang diabntu oleh mikrooganisme dengan
alami dan menjadi bahan yang ramah lingkungan Keunggulan bioplastic dala
biodegradabilitas yani biodegradasi lebih cepat, reduksi pencemaran lingkungan yang
membantuk mengurangi pencemaran lingkungan karrna plastik yang tidak mudah terurai,
bioplastik dapat mengalami penyusutan volume atau berat, dapat menjadi pupuk dan
menjadi bahan baku yang menjadi sumber daya terbarukan.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari sintesis plastik biodegradable dari bahan alam
2. Melakukan optimasi penambahan plastisizer terhadap plastik biodegradable yang
dihasilkan
3. Melakukan pengukuran kuat tekan plastik biodegradable
4. Melakukan analisa foto permukaan plastik biodegradable dengan menggunakan foto
mikroskop
5. Menguji sifat biodegrabel dari plastik hasil sintesis
6. Menentukan waktu biodegrasi plastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sintesis Bioplastik


2.1.1 Pengertian Plastik Biodegradable
Plastik sendiri merupakan suatu bahan yang digunakan sebagai bahan pengemas
yang memiliki sifat elastis. Sedangkan Biodegradable merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatu kemampuan suatu bahan dalam menguraikan
bahan tersebut yang diuraikan secara alami dengan bantuan mikrooganisme. Plastik
biodegradble merupakan suatu jenis plastik yang memiliki kemampuan khusus dalam
mengurasikan atau biodegredasi dengan cara alami komponen ini mengurai menjadi
komponen yang lebih sederhanan dengan priode yang lebih singkat. Plastik jenis ini terurai
dengan bantuan mikrooganisme. Jenis plastik ini memiliki bahan dasar polimer alami
seperti pati atau selulosa (Purtnavita, 2018).

2.1.2 Plasticizer
Plasticizer istilah berasal dari bahasa inggris yang biasanya digunakan dalam dunia
indsutri kimia. Plasticizer merupakan zat kimia yang dapat ditambahkan kedalam suatu
polimer guna meningkatkan kelenturan suatu bahan yang polimer yang akan dibuat.
Pengertian plasticizer lain nya adalah suatu bahan organi yang memiliki berat molekul
rendah yang ditambahkan dalam suatu bahan guna memperlemah kekkuatan dari suatu
polimer bahan yang ditambahkan. Bahan ini bekerja dengan mengurangi suatu interaksi
komponen rantai polimer yang dapat meningkatkan mobilitas molekul polimer sehingga
dapat memberikan bentuk dan mudah dibentuk (Purtnavita, 2018).

2.1.3 Prinsip Plastik Biodegradable


Prinsip dari plastik biodegradable yakni menjelaskan bahwa plastik ramah lingkungan
dirancang untuk mengalami biodegredasi secara alami dengan waktu yang singkat dalam
lingkungan tertetentu. Bioderadable dirancanng mempermudah proses suatu dehradasi
terhadap suatu reaksi enzimatis mikrooganisme pengurai. Bahan dasar Biodegradabel
memiliki sifat mekanik yang rendah yang dapat menguraikan serya memiliki ikatan kimia
yang dapat memcahkan polimer menjadi senyawa sedehana seperti CO 2 oleh bantuan
mikrooganisme (Afif et al., 2018)
Dalam pembuatn plastik biodegradable menggunakan metode film plastik
Biodegradble yakni teknik invers yang dibantu oleh penguapan pelarut. Metode ini didasari
oleh prinsip termodinamila larutan dan gelatinasi. Termodinamika larutan ini mengalami
keadaan larutan stabil yang kemudian mengubah bahan menjadi bahan yang mengalami
ketidak stabila yakni proses pembuatan fase cair menjadi padat. Hal tersebut akan
menghasilkan polimerisasi dalam bentuk padatan yang disebut dengan bioplastik atau
plastik biodegradable (Said, 2018)

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi Plastik Biodegradable


Plastik biodegradable memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bahan
tersebut baik dalam sifat fisik nya, biologi maupun kimia nya. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tingkatan biodegradabilitas dintaranya terdapat bahan adiktif, proses
produksi, struktur polimer maupun morfologinya dan kandungan dalam plastik itu sendiri.
Salah satu contoh nya adalah komposisi selulosa atau pati sebagai zat adiktif dapat
memperbaiki sifat mekanik plastik dan Stabilisasi. Namun zat adiktif ini juga dapat
berpengaruh negatif dalam menghambat biodegradasi seperti pemberian warna dapat
menghambat mikrooganisme melakukan tugasnya dalam mengurai dan zat adiktif
memungkinkan mengandung zat berbahaya juga mengubah karaktteristik dari sifat plastik
biodegradable (Khodijah dan Tobing, 2023)
Pengaruh lainnya dari biodegradabilitas plastik yakni PHA atau polihidrosilaknoat
yang di dipenaguhi juha oleh banyak faktor yakni lingkungan seperti kelmbapan atau
iklim. pH, cahaya, temperature juga dapat mempengaruhi dan menjadi faktor untuk plastik
biodegradable. Hal ini dikarenakan penyesuaian mikrooganisme terhadap lingkungan nya.
Selain itu faktor lainya adalah sifat hidrofobik bahan dan juga berat molekul dari bahan
tersebut (Indriyanto et al., 2014)

2.2 Sifat Fisik Bioplastik


2.2.1 Kuat Tarik
Kuat Tarik atau kekuatan Tarik merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi suatu kualitas bioplastik ketahanan gaya Tarik yang maksimum. Kuat
Tarik ada biopastik sendiri yakni kekuatan daya maksimum yang dapat ditahan oleh film
plastik dan dipengaruhi oleh bahan pemplastis. Namun, umumnya bioplastik memiliki
kekuatan Tarik yang lebih rendah dari plastik konensonal. Prinsip kuat Tarik ini yakni
menarik bahan atau sampel hingga terputus dan mengidentifikasi kuat tarikanya dengan
rumus (Khotimah et al., 2022)

(Khotimah et al., 2022)

2.2.2 Persen Pemanjangan


Persen pemanjangan atau yang disebut juga elongation merupakan sebuah ukuran
sejauh mana suatu bahan dapat merenggang sebelum akhir nya akan atah atau terputus.
Dalam pengukuran bioplastik sendriri persen pemanjangan sebagai ukuran perubahan
maksimum sebuah Panjang. Faktor yang mempengaruhi dari persen pemanjangan sendiri
yakni Panjang putus dan Panjang awal. Persen pemanjangan bioplastik memiliki variasi
beragam tergantung bahan jenis bioplastik yang digunakan (Muhammad et al., 2020)

(Khotimah et al., 2022)

2.2.3 Kuat Tekan


Kekuatan tekan atau kuat tekan bioplastik merupakan kemampuan dari suatu bahan
atau bioplastic untuk menahan suatu tekanan atau beban yang ada pada bahan tersebut.
Kekuatan tekanan merupakan suatu standar sifat mekanis daris bioplastik. Kekuatan tekan
bioplastik umum nya pada 20 – 100 MPa. Kekuatan tekan ini kekuatan maksimal atau
kapasitas dalam menahan suatu bahan lain atau beban yang akan mengurangi ukuranya
(Zulkarnain et al., 2021)
2.2.4 Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu instrument yang berada di laboratorium dan
memiliki fungsi untuk memperbesar suatu objek mikro atau sangat kecil sehingga dapat
diamati dengan jelas. Mikroskop juga berfungsi untuk melihat sebuah detail suatu struktur
dari jaringan dan suatu karakteristik yamh tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Mikroskop digunakan dalam berbagai bidang baik bidang kedokteran, ilmu pengetahuan
alam atay pun ilmu bahan material. Mikroskop sendiri terdiri dari lensa yang dapat melihat
perbesaran tersebut (Bawono et al., 2014)

2.3 Biodegradasi Bioplastik


2.3.1 Definisi Biodegradasi
Biodegradasi merupakan suatu proses yakni pemecahan dan suatu penguraian bahan
organik yang dibantu oleh senyawa mikrooganisme bakteri jamur dan enzim menjadi
senyawa yang lebih sederhana yakni karbon dioksida ataupun air. Biodegradasi ini dengan
kata lain mentranformasi bahan pencemar yang memiliki molekul kompleks dan menjadi
bentuk sederhana. Proses transformasi ini melalui proses metabolism yang menghasilkan
suau enzim. Metode biodegradasi digunakan untuk mencegah adanya permasalahan
sampah plastik yang berada di lingkungan sekarang (Asiandu et al., 2020).
Biodegredasi memiliki keunggulan dan keuntungan yakni ramah lingkungan, nyaman,
Proses biodegradasi ini membantu mengurangi akumulasi sampah organik di lingkungan.
Biodegradasi juga dapat mengurangi adanya pemanasan global juga memiliki potensi
sumber energi. Dengan memiliki metabolime yang dinamis biodigredable sangatlah
berguna untuk kehidupan manusia (Jamee and Siddique, 2019).

2.3.1 EM4
EM4 merupakan suatu singkatan dari Effevtive Microoganisme 4 yakni suatu kultur
yang tercampur oleh adanya mikrooganisme yang dapat menguntungkan bagi
pertumbuhan tanaman. Mikrooganisme ini bekerja dalam meningkatkan adanya proses
ferentasi juka deko posisi suatu bahan organic yang dicampurkan. Selain itu keterkaitan
EM4 dengan bioplastic yaitu EM4 dapat membantu mempercepat biodegradasi suatu
produk berbahan dasar bioplastic. EM4 ini sangat membantu pengolahan limbah organic
dengan efisien dan dapat mengurangi permasalahan limgkungan yang ada saat ini (Fuadi
et al., 2022)

2.3.2 Prinsip dan Faktor Biodegradasi Bioplastik


Biodegradasi sendiri merupakan suatu proses penguraian suatu bahan. Prinsip
biodegradaso merupakan suatu prosesalami dimana bahan organic tersebut dapat
diuraikan menjadi komponen lebih sederhana. Saat proses penguraian tersebut dibantu
oleh mikrooganisme sehingga terjadi perubahan integritas molekuler (Ratnasari, 2020)
Faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah jenis bahan yang digunakan. Selainitu
terdapat struktur kimia molekul yang dapat mempengaruhi biodegradabilitanya.
Kelembaban juga menjadi faktoe agar dapat berfermentasi dengan baik. Ketersediaan
oksigen yang cukup digunakan untuk mempertahankan proses biodegradasi. Ragam
mikroba, pH lingkungan serta suhu (Rusman dan Hidayati, 2022)
2.3.3 Pengaruh penambahan EM4
EM4 merupakan suatu mikrooganisme pendegredasi suatu bahan organik. Sedangkan
bioplastic sendiri merupakan bahan organic yang mengandung kitosan. Pengaruh
penambahan EM4 pada bioplastic yakni terjadinya pendegredasi kitosan yang dimana
EM4 akan memutus rantai polimer menjadi monomer yang akan mempangaruhi suatu
massa dan volume dari bioplastic itu sendiri. Namun degredasi kitosan juga dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur bioplastic yang nantinya akan membantu proses
biodegredasi yang dapat meningkatkan penyerapan air tanah dan masuk nya
mirooganisme pengurai (Cahyanti dan Ganjar, 2020).
2.3.4 Pengaruh komposisi variasi gliserol
Griserol sendiri merupakan suatu senyawa yang memilki rumus kimia C3H803 yang
memiliki tekstur cairan yang kental, tidak berbau, dan berwarna tranfaran. Pengaruh
komposisi gliserol. Pengaruh gliserol pada plastik biodegradable yakni variasi dalam
konsentrasi dapat mempengaruhi sifat mekanik dan termal, penambahan gliserol dapat
meningkatkan kekuatan Tarik dan ketahan. Selain itu perbedaan volume gliserol yakni
semakin banyak gliserol maka akan semakin naik nilai presentasi pemanjangannya.
Sedangkan pengaruh terhadap volume semakin konsentrasi tinggi maka nilai kuat
tekananya semakin tinggi (Wardah dan Hastuti, 2015)
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Sintesis Bioplastik
Alat yang digunakan ;
1. Beker Glass 250 ml : Beker glass atau gelas beker berfungsi sebagai tempat
mencapurkan bahan dan tempat untuk membilas alat.
2. Gelas ukur 50 ml : gelas ukur digunakan untuk mengukur aquades .
3. Gelas ukur 3 ml : Gelas ukur digunakan untuk mengukur griserol 3 ml.
4. Pipet ukur 10 ml : Berfungsi untuk mengukur asam asetat.
5. Pipet ukur 1 ml : Berfungsi untuk mengukur asam asetat.
6. Petri dish : Berfungsi unruk menghomogenkan bahan dan mereaksikanya.
7. Cawan aluminium : Berfungsi untuk pemanasan sampel.
8. Timbangan analitik : Berfunngsi untuk mengukur massa plat kaca dan pati.
9. Spatula : Berfungsi untuk meletakan pati.
10.Pengaduk : Berfungsi untuk menghomogenkan bahan.
11.Oven : Berfungsi untuk mengeringkan.
12.Komporlistrik : Berfungsi untuk memanaskan bahan.
13.Termometer : Berfungsi untuk mengukur suhu dari suatu bahan saat di
homogenkan.
14.Plat kaca : Berfungsi untuk mencetak Bioplastik.
15.Label : Berfungsi untuk menamai sampel.
Bahan yang digunakan :
1. Pati (Singkong, Kentang, Jagung) / Selulosa : Berfungsi sebagai sampel.
2. Akuades : Berfungsi sebagai penghomogen.
3. Asam asetat (1 N) : Bahan yang digunakan untuk melarutkan ,meningkatkan
reaktivitas pati dan pengendali reaksi.
4. Gliserol : Berfungsi sebagai pelarut, pengkuat sampel, pengatur kekerasan
dan meningkatkan fleksibeliti.
5. Minyak : Berfungsi agar sampel atau bahan tidak lengket saat di lupas.

3.1.2 Sifat Fisik Bioplastik


Alat yang digunakan ;
1. Penetrometer : Alat penguji ketahanan suatu bahan.
2. Penggaris : Berfungsi untuk mengukur Panjang bioplastic.
3. Foto mikroskop : Berfungsi melhat objek dari sampel.
4. Gunting : Berfungsi untuk mengguntuk sampel.
5. Preparat : Berfungsi sebagai sampel yang akan digunakan.
6. Sample holder : Berfungsi untuk menyimpan sampel.
7. Micrometer Bahan yang digunakan : Berfungsi untuk mengukur kekerasan
3.1.3 Biodegradasi Bioplastik

Alat yang digunakan :


1. gelas ukur : Berfungsi untuk mengukur sampel
2. timbangan : Berfungsi untuk mengkur massa dari sampel.
3. cawan : Berfungsi untuk tempat sampel yang akan diuji.
Bahan yang digunakan :
1. EM4 : Berfungsi sebagai penguji sampel (Parameter).
2. Plastik biodegradabel hasil percobaan 1 : Berfungsi sebagai sampel.
3. Tanah : Berfungsi sebagai penguji sampel

3.2 Diagram Alir


3.2.1 Sintesis Bioplastik
a) Pati Kentang dengan Gliserol 3 ml
Disiapkan alat dan bahan

Pati kentang ditimbang sebanyak 12 gram

Disiapkan gelas beker 100 ml dan diisi


Dengan akuades sebanyak 50 ml

Ditambahkan asam asetat sebanyak 2mL

Ditambahkan griserol sebanyak 3ml

Campuran larutan dipanasan sampai


Dicapai suhu 30oC sambal diaduk

Ditambahkan pati sedikit demi sedikit sambal terus diaduk


Hingga homogen, kemudian diukur suhu optimum gelatinisasi

Plat kaca ditimbang massanya

Plat kaca diolesi dengan minya

Campuran yang sudah tergelatinisasi dituangkan ke plat


Kacadan diratakan
Plat kaca tersebut ditimbang massanya

Dikeringanginkan enggunakan oven pada suhu 500C


Selama 2-3 jam

Plat kaca tersebut ditimbang massanya Kembali dan


Bioplastic dicabut dari plat kaca

Plastik Biodegradable

b) Pati Kentang dengan Gliserol 4 ml

Disiapkan alat dan bahan

Pati kentang ditimbang sebanyak 12 gram

Disiapkan gelas beker 100 ml dan diisi


Dengan akuades sebanyak 50 ml

Ditambahkan asam asetat sebanyak 2mL

Ditambahkan griserol sebanyak 4ml

Campuran larutan dipanasan sampai


Dicapai suhu 30oC sambal diaduk

Ditambahkan pati sedikit demi sedikit sambal terus diaduk


Hingga homogen, kemudian diukur suhu optimum gelatinisasi

Plat kaca ditimbang massanya

Plat kaca diolesi dengan minya

Campuran yang sudah tergelatinisasi dituangkan ke plat


Kacadan diratakan
Plat kaca tersebut ditimbang massanya

Dikeringanginkan enggunakan oven pada suhu 500C


Selama 2-3 jam

Plat kaca tersebut ditimbang massanya Kembali dan


Bioplastic dicabut dari plat kaca

Plasti Biodegradable

3.2.2 Sifat Fisik Bioplastik


a) Pengujian Kuat Tekan
Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan sample holder dan sampel bioplastik


Dipasang

Disiapkan penetrometer dan di geser tombol power


Diatur tension and compression pada satuan kg

ditekan tombol display reverse dan tombol zero

disiapkan tuas dan ditekan hingga jarum menembus


sampel bioplastik

Hasil
b) Analisa Foto Mikroskop

Disiapkan alat dan bahan

Preparate disiapkaj untuk


Tempat sample bioplastik

Sample bioplastic dipotong


Dengan ukuran 2x2

sampel diletakan pada preparat

preparat diletakan dan diatur


perbesaran 4x dan 10x

difokuskan dan diatur pada


are yang diinginkan

Foto mikroskop

c) Persentase Pemanjangan
Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan sample holder dan sampel bioplastik


Dipasang

Disiapkan penetrometer dan di geser tombol power


Diatur tension and compression pada satuan kg

ditekan tombol display reverse dan tombol zero


disiapkan tuas dan ditekan hingga jarum menembus
sampel bioplastik

Hasil
3.2.3 Biodegradasi Bioplastik
a) Perubahan Massa
Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan plastik biodegradable hasil percobaan 1

Plastik biodegradable dipotong dengan ukuran 3x3 sebanyak


4 potong dan masing-masing ditimbang massanya

Larutan EM4 diambil sebanyak 20 ml dengan gelas ukur

Potongan plastik kedua (gliserol 3 ml) dimasukkin dalam tanah


yang dicampur dengan EM4 sebanyak 20 ml lalu ditutup

Potongan plastik ketiga (gliserol 4 ml) direndam


dengan EM4 sebanyak 20 ml lalu ditutup

Potongan plastik keempat (gliserol 4 ml) dimasukkin dalam tanah


yang dicampur dengan EM4 sebanyak 20 ml lalu ditutup

Bioplastik tersebut ditimbang berapa persen yang


terurai selama 5 hari dan dicatat pada DHP

Penampakan fisik bioplastik didokumentasikan

Hasil
b) Perubahan Luasan

Disiapkan alat dan bahan

Disiapkan plastik biodegradable hasil percobaan 1

Plastik biodegradable dipotong dengan ukuran 3x3 sebanyak


4 potong dan masing-masing diukur luas permukaannya

Larutan EM4 diambil sebanyak 20 ml dengan gelas ukur

Potongan plastik kedua (gliserol 3 ml) dimasukkin dalam tanah


yang dicampur dengan EM4 sebanyak 20 ml lalu ditutup

Potongan plastik ketiga (gliserol 4 ml) direndam


dengan EM4 sebanyak 20 ml lalu ditutup

Potongan plastik keempat (gliserol 4 ml) dimasukkin dalam tanah


yang dicampur dengan EM4 sebanyak 20 ml lalu ditutup

Bioplastik tersebut ditimbang berapa luas permukaan


bioplastik yang terurai selama 5 hari dan dicatat pada DHP

Penampakan fisik bioplastik didokumentasikan

Hasil
3.3 Data Hasil Pengamatan
3.3.1 Sintesis Bioplastik
Massa (gr)
Jenis Pati Volume Kenampakan
Gliserol (mL) Fisik
Sebelum Setelah
Pengeringan Pengeringan
Kentang 46,1 gr 25,3

 Permukaan
kurang rata
 Banyak
3 gelembung
kecil
 Tidak terlalu
kering
 Tekstur Elastis
 Gampang
dilupas
55,8 gr 30,3

 Permukaan
4 kurang rata
 Tidak terlalu
kering
 Banyak
gelembung

Perhitungan Kadar Air (KA)


A. Gliserol 3 mL

mawal −makhir
x 100 %
mawal
46 , 1−25 , 3
¿ x 100 %
46 ,1

= 45,1 %
B. Gliserol 4 mL

mawal −makhir
x 100 %
mawal
55 ,8−30 , 3
¿ x 100 %
55 , 8

= 45,6 %

3.3.2 Sifat Fisik Bioplastik


3.3.2.1 Tabel Kuat Tekan
Jenis Pati Gliserol (mL) Kuat Tekan (kgf)
3 0,671
Kentang
4 0,992

3.3.2.2 Tabel Persentase Pemanjangan


Panjang (cm) Persentase
Jenis Pati Gliserol(mL) Sebelum Sesudah Pemanjangan
Ditarik Ditarik (%)
3 2,2 2,5 12%
Kentang
4 2 2,3 15%
Perhitungan Persentase Pemanjangan masing-masing

A. Gliserol 3ml

p awal− pakhir
% pemanjangan= x 100 %
p awal
2 , 5−2, 2
% pemanjangan= x 100 %
2,2

= 12 %

B. Gliserol 4ml

p awal− pakhir
% pemanjangan= x 100 %
p awal
2 , 3−2
% pemanjangan= x 100 %
2

= 15 %
3.3.2.3 Tabel Foto Mikroskop
Jenis Gliserol(mL) Kenampakan Kenampakan
Pati Perbesaran 4x Perbesaran 10x
Kentang 3

 Granula berukuran  Granula berukuran


sedamh dan lebih lebih besar dan lebih
banyak sedikit
 Serat sudah terlihat  Seratnya lebih banyak
dibandingkan
perbesaran 4x
4

 Jumlah granula  Jumlah granula lebih


lebih banyak dan banyak dan jelas
kurang jelas  Serat lebih banyak
 Serat sudah terlihat dibandingkan
perbesaran 4x

3.3.2.4 Grafik Hubungan Volume Gliserol dengan Kuat Tekan

3.3.2.5 Grafik Hubungan Volume Gliserol dengan Persen Pemanjangan

3.3.3 Biodegradasi Bioplastik


3.3.3.1 Tabel Perbedaan Massa Awal dan Massa Akhir Pada EM4 dan EM4+Tanah
Perlakuan Gliserol Massa Massa Setelah Dicelup
Sebelum Hari Ke- Hari ke-2 Hari ke-3
Dicelup 1
EM4 3 0,1574 0,2654 0,2276 0,1983

4 0,1689 0,2749 0,3208 0,2942

EM4 + 3 0,1425 0,2745 0,2788 0,2505


Tanah
4 0,1586 0,3059 0,2977 0,2683
3.3.3.2 Tabel Perbedaan Luas Awal dan Luas Akhir Pada EM4 dan EM4 + Tanah
Perlakuan Gliserol Luas Luas Setelah Dicelup
Sebelum Hari Ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Dicelup
EM4 3 3 x 3= 9 3,2 x3,2 3,2 x 3,3 3,1 x 3,1
=10,24 =10,56 =9,61

4 3 x 3,1 = 9,1 3,2 x 3,3 3,3 x 3,35 3,2 x 3,24


=10,56 =11, 06 = 10,37

EM4 + 3 3 x 2,9 =8,7 3,3 x 3,25 3,3 x 3,3 3x 3,1


Tanah = 9,3
=10,725 =10,89

4 3 x 3,1 = 9,3 3,3 x 3,5 3,3 x 3,25 3,2 x 3,2


=11,5 =10,725 =10,24

3.3.3.3. Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Massa Plastik antara


Gliserol 3 ml EM4 dan Gliserol 3 ml EM4 + Tanah

3.3.3.4. Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Massa Plastik


antara
Gliserol 4 ml EM4 dan Gliserol 4 ml EM4 + Tanah

3.3.3.5. Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Luas Plastik


antara Gliserol 3 ml EM4 dan Gliserol 3 ml EM4 + Tanah

3.3.3.6. Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan Luas Plastik


antara Gliserol 4 ml EM4 dan Gliserol 4 ml EM4 + Tanah

3.3.3.7 Perhitungan Persentase Berat yang Hilang Hari ke-1


3.3.3.8 Perhitungan Persentase Berat yang Hilang Hari ke-2
3.3.3.7 Perhitungan Persentase Berat yang Hilang Hari ke-3
3.3.3.9 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan % Massa yang Hilang antara
Gliserol 3 ml EM4 dan Gliserol 3 ml EM4 + Tanah

3.3.3.10 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan % Massa yang Hilang


antara
Gliserol 4 ml EM4 dan Gliserol 4 ml EM4
DAFTAR PUSTAKA
Afif M, Wijayati N, Mursiti, S. 2018. Pembuatan dan karakterisasi bioplastik dari pati biji
alpukat-kitosan dengan plasticizeafifr sorbitol. Indonesian Journal of Chemical Science
7(2): 103–109.
Asiandu AP, Wahyudi A, Sari SW. 2020. A review: plastics waste biodegradation using
plastics-degrading bacteria. Journal of Environmental Treatment Techniques 9(1): 148–
157. https://doi.org/10.47277/jett/9(1)157
Bawono, A., Adi, K., & & Gernowo, R. (2014). Identifikasi Fokus Mikroskop Digital
Menggunakan Metode Otsu. Berkala Fisika, 17(4), 139–144.
Cahyanti DAN, Ganjar A. 2020. Pengaruh penambahan gliserin dan kecepatan pengadukan
terhadap kuat tarik, kemuluran, dan biodegradasi pada proses pembuatan plastik
biodegradable dari limbah kulit umbi garut. Jurnal Inovasi Proses 2(2): 63–69.
https://doi.org/10.1016/j.recesp.2020.01.013
Fuadi AN, Efendi B, Mukhafidoh A, Fahriansyah D, Setiyawan F, Anwar M, Zain M, Arifah
N, Septiyana R, Wasis PNT, Oktavia Ningtyas T. 2022. Sosialisasi pembibitan bakteri
em4 (effective microorganism) untuk pembuatan pupuk organik secara mandiri sebagai
upaya inovasi pertanian di era new normal. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Indonesia 1(2):20–23. https://doi.org/10.55542/jppmi.v1i2.197
Indriyanto I, Wahyuni S, Pratjojo W. 2014. Pengaruh penambahan kitosan terhadap
karakteristik plastik biodegradable pektin lidah buaya. Indonesian Journal of Chemical
Science 3(2):168–173. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs
Jamee R, Siddique R. 2019. Biodegradation of synthetic dyes of textile effluent by
microorganisms: An environmentally and economically sustainable approach. European
Journal of Microbiology and Immunology 9(4):114–118.
https://doi.org/10.1556/1886.2019.00018
Khodijah S, Tobing JML. 2023. Tinjauan plastik biodegradable dari limbah tanaman pangan
sebagai kantong plastik mudah terurai. Teknotan 17(1): 21.
https://doi.org/10.24198/jt.vol17n1.3
Khotimah K, Ridlo A, Suryono CA. 2022. Sifat fisik dan mekanik bioplastik komposit dari
alginat dan karagenan. Journal of Marine Research 11(3): 409–419.
https://doi.org/10.14710/jmr.v11i3.33865
Muhammad, Ridara R, Masrullita. 202. Synthesis of bioplastic from avocado seed starter
with chitosan filling ingredients. Jurnal Teknologi Kimia 9(2):1–11.
Purtnavita S, Utami WT. 2018. Pembuatan plastik biodegradable dari pati aren dengan
penambahan aloe vera. Inovasi Teknik Kimia 3(2): 31–35.
Ratnasari SD. 2020. Perubahan parameter fisika pada proses biodegradasi limbah tenun oleh
bakteri endofit. Skripsi, 1–85.
Rusman, A., & Hidayati, N. V. (2022). Pemanfaatan Mikroorganisme untuk Biodegradasi
Mikroplastik. Maiyah, 1(1), 66. https://doi.org/10.20884/1.maiyah.2022.1.1.6655
Said A. 2018. Sintesis plastik biodegredable berbahan komposit pati sagu-kitosan sisik ikan
katamba (lethrinus lentjam). Jurnal Inovasi Pendidikan Sains 9(1) :23–30.
Salsabila MR, Anggriani FD, Silaban MF, Handatulloh N, Achyar A, Tapioka T. 2022.
Pembuatan bioplastik sederhana dari tepung tapioka. Prosiding SEMNAS BIO 2022 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 465–470.
Wardah I, Hastuti E. 2015. Pengaruh variasi komposisi gliserol dengan pati dari bonggol
pisang, tongkol jagung, dan enceng gondok terhadap sifat fisis dan mekanis plastik
biodegradable. Jurnal Neutrino 77. https://doi.org/10.18860/neu.v0i0.2994
Zulkarnain F, Kamil B, Utara S, Basri KMJ. 2021. Perbandingan kuat tekan beton
menggunakan pasir sungai sebagai agregat halus dengan variasi bahan tambah sica fume
pada perendaman air laut. Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ 1–10.
http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit

Anda mungkin juga menyukai