Biodiesel merupakan suatu bahan bakar yang terbuat dari bahan alami, bahan alami ini dapat diubah menjadi bahan bakar melalui proses transesterifikasi. Proses transesterifikasi merupakan suatu reaksi kimia yang dapat mengubah minyak nabati dan hewani yang direaksikan dengan alkohol seperti metanl dan etanol dengan bantuan katalis. Dengan berbahan bakar alami dan dapat diperbaharui biodiesel bisa menjadi alternatif dari bahan bakar. Diera modern ini keperluhan bahan bakar sangat meningkat, bahan bakar konvensional terbuat dari fosil dapat mencemari lingkungan, merusak alam dan merusak ekosistem, oleh karena itu biodiesel misa menjadi alternatif ramah lingkungan. Biodiesel sendiri dapat diproduksi dari sumber-sumber yag dapat diperbaharui. Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil yang terbatas. Biodiesel dapat menghasilkan emisi yang lebih rendah dari diesel fosil konvensional, hal tersebut membantu mengurangi polusi udara. Selain itu penggunaan biodiesel dapat membantu mendivesifikasi sumber energi yang digunakan dalam transportasi pertanian dan dapat membantu resiko fluktuasi harga minyak bumi yang terbuat dari fosil. Manfaat biodiesel ini sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, dengan bahan baku yang ramah lingkungan biodiesel juga doar membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu reduksi emisi gas rumah kaca ini akan menghasilkn karbon dioksida yang lebih rendah dan reduksi emisi partikuat yang beracun yang lebih rendah. Selain bahan yang ramah lingkungan biodiesel juga dapat mengurangi biaya. Bahan baku biodiesel sendiri terbuat dariminyak nabati dan hewani. Contoh dari minyak nabati yang digunakan untuk bahan baku biodiesel adalah, minyak kedelai, minyak kelapa sawt, minyak kanola dan minya biji bunga matahari. Minyak nabati tersebut memliki kandaungan trigliserida yang dapat diubah menjadi biodiesel. Sedangkan lemak hewan yang yang biasanya digunakan adalah lemak sapi atau lemak babi. Selain itu alga juga dapat menjadi bahan baku biodiesel, alga sendiri memiliki produktivitas minyak yang tinggi.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Memahami prinsip dasar produksi biodiesel. 2. Menguasai teknik sintesis biodiesel dalam lingkungan laboratorium. 3. Menilai secara kualitatif produk biodiesel yang dihasilkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar alami dan merupakan bahan bakar alternatif. Biodiesel ini terbuat dari bahan baku minyak nabati, dan minyak hewani seperti alga dan juga minyak babi. Biodiesel sendiri memiliki nama kimia fatty acid methyl ester atau yang disingkat dengan FAME. Biodiesel memiliki tingkat pelumas yang baik dan menghasulkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional (Sahara et al., 2022). Biodiesel sendiri dibuat melalui proses transesterifikasi. Proses ini melibatkan reaksi antara minyak nabati atau hewani dengan alkohol dan membantuk ester metil atau yang disebut juga dengan biodiesel dan menghasilkan produk samping yakni griserol. Biodiesel ini merupakan senyawa turunan ester yang dihasilkan dari esterifikasi dan transesterifikasi dengan alkohol rantai pendek dan dengan bantuan katalis. Proses produksi biodesel sendiri bisa dilakukan dengan tradisional dan modern (Mustafa et al., 2021) .
2.2 Sebutkan Manfaat dari Biodiesel
Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar yang terbuat dari bahan alami seperti minyak nabati dan minyak hewani. Oleh sebabti biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat diperbaharui keadan nya. Manfaat dari biodiesel sendiri diantaranya adalah mengatasi pencemaran lingkungan yang berdar, selain itu biodiesel dapat mengatasi pemasalahan keamanan energi. Manfaat lainnya biodiesel berguna engurangi tekanan impor bahan bakar fosil minyak konvesional. Biodiesel juga dapat mempertahankan keselestarian lingkungan dan menurunkan akomodasi pertanian (Nuva et al., 2019).
2.3 Karakteristik Biodiesel
karakteristik dari biodiesel sendiri yakni memiliki asam lemak dari minyak nabati dan hewani yang memiliki viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan diesel konvesional, biodiesel memilki titik beku yang lebih tinggi dibandingkan diesel fosil. Selain itu biodiesel dapat mengalami kristalisasi yang menjadikan biodiesel lebih kental dan dapat menghambat aliran bahan bakar. Biodiesel biasanya memiliki indeks cetane yang lebih tinggi dari diesel fosil dan memiliki kandungan oksigen yang bergunaka untuk membantu pembakaran secara efisien. Biodiesel memiliki sifat biodegradable yakni mudah terurai karena memilki bahan baku yang alami. Selain memiliki kadar air yang tinggi dapan harus dikurangi dengan menambahkan MgSO4 untuk menghilangkan air (Setyawardhani et al., 2021). biodoesl memiliki titik nyala yang lebih tinggi dibandingkan, selain itu memiliki sifat yang tidak beracun dan memiliki emisi gas buang yang lebih bersih. Biodiesel merupakan pelumas yang baik dan digunbakan murni. Biodiesl juga memiliki karakteristik yang memenuhi SNI atau standar nasional Indonesia dimana kemurnian minyak harus 97,73% dengan nilai angka penyabunan biodiesel 185, 31 mg KOH?G sampel. Biodesel juga memiliki rendemen yang tinggi (Dimawarnita et al., 2023). 2.4 Prinsip dan Faktor Pembuatan Biodiesel Prinsip pembuatan biodiesel menggunakan metode esterisasi dan transesterifikasi dengan bantuan methanol. Reaksi ini merupakan gabungan dari pereaksi minyak nabati dengan metanil yang dibantu oleh larutan basa NaOH, KOH dan sodium methlate dengan proses katalis . hasil proses tersebut menghasilkan campuran ester metil asama lemak dengan prosuk samping berupa griserol. Pada pembuatan nya proses transestirifikasi yakni mengekuarkan gliserin dari munya dan mereaksikan gliserida dengan alkohol menjadi ester. Reaksi ini dipengaruhi oleh faktor yang meliputi kondisi munyak, jenis katalis, konsentrasi dan perbandingan molar dan lamanya reaksi transesterifikasi. Biodiesel juga melewati fase pembersihan dan pemurnian dengan proses penyaringan (Sutanto et al., 2021). Pembuatan biodiesel diawali dengan proses transesterifikasi yang dapat mengubah minyak nabati atau lemak menjadi biodesel. Sebelum melalui proses transesterifikasi minyak disaring untuk memisahkan zat pengotor, penyaringan ini melalui proses yang benama degumming pada suhu 60 dejarajat celcius. Setelah itu minyak melalui proses esterifikasi dengan menambahkan katalis asam sulfat dan menghasil kan prosespemisahan 2 lapisan yakn methano, asam sulfat dan bagian bawah trigliserida dan fatty acid methyl ester pada bagian bawah. Setelah itu melalui proses transesteifikasi dengan menambahkan katalis KOH dan hasil pemisahan proses ini lalu dicuci dan dihilangkan kadar air nya stelah itu masuk pada proses pemisahan lalu proses pemurnian (Setyawardhani et al., 2021).
2.5 Jelaskan tahapan pembuatan Biodiesel
Proses pembuatan biodiesel di awali dengan menganalisa bahan baku yang digunakan agar mengetahui karakteristik minya yang akan di pakai. Setelah itu masuk pada proses pretreatment yakni proses perhihitunngan kadar FFA agar dapat mengetahui kandungan FAME pada biodiesel yakni mengetahui bahwa sampel asam atau basa. Setelah itu masuk ppada proses estrifikasi merupakan proses pencampuran antara minyak dengan mencapurkan katalis asama dengan kondisi suhu 60 derajat celcius (Areepak et al., 2022). Lalu masuk pada proses transesterifikasi yang dilakukan pada suhu 65 derajat celcius denngan menabahkan larutan basa sebagai katalis. Setelah proses transesterifikasi masuk pada proses permunian dilakukan dengan washing dan drying. Proses ini melibatkan metil ester pada fase atas akan dipisah dengan gliseril setelah itu akan ditambahkan aquades dan terjadi proses pemisisahan yang kemudian minyak akan disaring sebagai bentuk proses pemisajan itu sendiri. Tahap terakhir adalah proses analisis dengan mengidentifikasi biodiesel dengan cara kualitatid menggunakan Charomatografhy Mass Spectrocopy (Nayab et al., 2022). DAFTAR PUSTAKA Areepak C, Jiradechakorn, T., Chuetor, S., Phalakornkule, C., Sriariyanun, M., Raita, M., Champreda, V., & Laosiripojana, N. (2022). Improvement of lignocellulosic pretreatment efficiency by combined chemo - Mechanical pretreatment for energy consumption reduction and biofuel production. Renewable Energy, 182, 1094–1102. https://doi.org/10.1016/j.renene.2021.11.002 Dimawarnita, F., Mafaaz, Z., Emha, F., & Koto, A. 2023). KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA KIMIA BIODIESEL BERBASIS MINYAK NABATI. Warta PPKS, 28(1), 15– 26. Nayab, R., Imran, M., Ramzan, M., Tariq, M., Taj, M. B., Akhtar, M. N., & Iqbal, H. M. N. (2022). Sustainable biodiesel production via catalytic and non-catalytic transesterification of feedstock materials – A review. Fuel 328(June):125254. https://doi.org/10.1016/j.fuel.2022.125254 Nuva, Fauzi, A., Dharmawan, A. H., & Putri, E. I. K. (2019). Ekonomi Politik Energi Terbarukan Dan Pengembangan Wilayah: Persoalan Pengembangan Biodiesel Di Indonesia. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4, 110–118. Mustafa, Andri K, Willain, Danu SM. 2021. SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK KEDELAI MELALUI REAKSI TRANSESTERIFIKASI DENGAN KATALIS CaO/NaOH. Jurnal Teknologi 13(1) 1–6. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek/article/view/6581/4668 Sahara, Dermawan A, Amaliaz S, Irawan T, Dilla S. 2022. Economic impacts of biodiesel policy in Indonesia: a computable general equilibrium approach. Journal of Economic Structures 11(1). https://doi.org/10.1186/s40008-022-00281-9 Setyawardhani DA, Tenri A, Widiasr Y, Rahman M, Sutami I. 2021. Uji karakteristik pencampuran biodiesel minyak jelantah dan biodiesel minyak kesambi. Jurnal Integrasi 10(2): 68–76. Sutanto CF, Wiryawan FP, Kurniawansyah F. 2021. Pra rancangan pabrik biodiesel dari minyak jelantah menggunakan metode transesterifikasi dengan kapasitas 50.000 ton/tahun. Jurnal Teknik ITS 10(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v10i2.70673 LAMPIRAN PUSTAKA