Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

ISU KESEJAHTERAAN SOSIAL DI INDONESIA


(Topik: Kesejahteraan Sosial)

TUGAS MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER


Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Manusia dan Masyarakat Indonesia - Paralel

Disusun oleh:
Kenny Putra Riyadi 2206064572

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM PARALEL
DEPOK
2022
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
ISU KESEJAHTERAAN SOSIAL DI INDONESIA
(Topik: Kesejahteraan Sosial)

I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Undang-undang mengatur jaminan sosial. 16 Januari 2009 Presiden Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono UU No. 11/2009 tentang kepedulian sosial. Dapat dipahami
sebagai kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup sehat, tumbuh secara pribadi dan memenuhi tanggung jawab
sosialnya.1 Penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Indonesia dilandasi oleh Undang-
Undang Dasar 1945, mengamanatkan negara mempunyai tanggung jawab melindungi
segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara tegas tercantum
pada (a) Pasal 27 ayat (2) bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; (b) Pasal 33 ayat (3), bahwa “bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; dan (c) Pasal 34 ayat (1),
bahwa “fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara” dan ayat (2) negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat
(3) Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.2
Ruang lingkup tugas pemerintah dalam melaksanakan pembangunan
kesejahteraan sosial tertuang dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial dan UU No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. UU tersebut
selanjutnya diperkuat dengan turunan PP No. 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial dan PP No. 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya

1
Nuswantoro, H.S. 2013. “Hukum, Kesejahteraan sosial dan Wajah Jaminan Sosial Indonesia.”
Presentasi.
2
Hari Harjanto Setiawan, 2019, Merumuskan Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS) Di Indonesia,
Jurnal Sosio Informa Vol. 5, No. 03, Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah, serta UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan
Kabupaten/Kota.3
Setiap budaya biasanya mengalami proses perubahan. Beberapa masyarakat
berubah dengan lambat, yang lain dengan cepat. Meskipun peradaban dapat dikatakan
statis karena berubah secara perlahan, tidak ada masyarakat yang benar-benar statis.
Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan bagaimana sebenarnya masyarakat ini
berubah. Reaksi masyarakat terhadap berbagai kesulitan proses pendewasaan, yang
juga berkembang bersama dengan proses perubahan itu sendiri, dapat dilihat dalam
perkembangan sosial, atau perkembangan sebagai proses perubahan.4
Ini berarti efisiensi masyarakat meningkat, yang membantu meningkatkan standar
hidup mereka. Capacity building disini berarti kemampuan untuk mencari dan
menggunakan sumber daya, peluang dan peluang, serta kemampuan untuk menghadapi
hambatan yang tidak terduga. Dalam hal langkah-langkah yang diambil untuk
meningkatkan ini, perhatian harus diberikan pada berbagai faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat.5
Konsep “pemberdayaan” sebagai kemampuan suatu masyarakat, khususnya
kelompok lemah dan rentan (a) dalam memenuhi kebutuhan dasarnya untuk menikmati
kebebasan dalam arti tidak hanya bebas mengeluarkan pikirannya tetapi juga bebas dari
kelaparan, kebodohan, penyakit. (b) menemukan sumber produktivitas konstruktif
yang membantu orang meningkatkan pendapatan mereka dan berpartisipasi dalam
keputusan yang memengaruhi mereka.6

3
Hari Harjanto Setiawan, 2019, Merumuskan Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS) Di Indonesia,
Jurnal Sosio Informa Vol. 5, No. 03, Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
4
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
5
Idem.
6
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
Merujuk pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sosial (Kemensos) 2015-
2019, di dalamnya termasuk terciptanya sistem jaminan sosial material yang mapan,
komprehensif, berkelanjutan dan sinergis antara lembaga negara dan industri. dampak
kemiskinan dan keterbelakangan. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara
fakir miskin dan anak terlantar. Bagi fakir miskin dan anak terlantar seperti yang
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sebagai perwujudan pelaksanaan
kewajiban negara dalam menjamin terpenuhinya hak atas kebutuhan dasar warga
negara yang miskin dan tidak mampu.7
Program Pembangunan Kesejahteraan sosial (PKS) seluruh penduduk Indonesia
tidak tercapai secara merata. Data lapangan menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia berada di tengah-tengah tabel pada angka 108, yang
mendukung hal tersebut (Kholis, 2015). Untuk mencapai kesejahteraan umum,
kebijakan ekonomi negara harus berorientasi pada pelembagaan negara-bangsa
Indonesia. Gagasan negara kesejahteraan merupakan sarana untuk melembagakan
negara menurut Pasal 33 UUD 1945 (Prasetyo, 2012).8

II. MASALAH
Menurut argumentasi yang dikemukakan, masalah sosial dapat dibagi ke dalam
kategori berikut: 1) Masalah sosial yang timbul dari kesejahteraan ekonomi kelompok
penduduk miskin, rentan dan terpinggirkan lainnya. 2) Permasalahan sosial yang
timbul akibat tidak adanya perlindungan sosial, seperti ketidakjelasan antara bantuan
rutin dan bantuan darurat bagi masyarakat lemah dan miskin. 3) Masalah sosial yang
timbul akibat perbedaan ketersediaan dan cakupan pelayanan dasar. 4) Masalah sosial

7
Hari Harjanto Setiawan, 2019, Merumuskan Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS) Di Indonesia,
Jurnal Sosio Informa Vol. 5, No. 03, Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
8
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
yang disebabkan oleh fakir miskin dan fakir miskin yang tidak memiliki kesempatan
untuk menciptakan penghidupan yang stabil bagi dirinya sendiri. 5) Kelembagaan dan
sumber daya manusia dari penyedia perawatan sosial.
Penyebab dari kurangnya kesejahteraan sosial pada suatu negara, sehingga
sebagian warga negaranya kurang efektif dalam memenuhi kewajiban hukumnya untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya, juga tercermin dalam masalah perawatan sosial saat
ini. Oleh karena itu, sebagian warga terus menghadapi tantangan dalam pelaksanaan
kegiatan sosial yang membuat kehidupan bermartabat dan juga yang layak.

III. ANALISIS
Pemberdayaan masyarakat sering digunakan oleh banyak orang, termasuk politisi
dan politikus, pakar dan praktisi, pekerja sosial dan kelompok profesional. Kemudian,
untuk menjawab semua peran dan gerakan dalam pengembangan program
pemberdayaan masyarakat, berbagai argumen pragmatis dan ilmiah yang disajikan
oleh karya dan/atau tulisan pemberdayaan masyarakat digunakan sebagai standar.
Untuk melakukan pekerjaan sosial masyarakat, sangat penting bagi pekerja sosial
untuk memahami gagasan pemberdayaan masyarakat.9
Sejak saat itu, Dinas Pekerjaan Sosial berusaha untuk mengartikulasikan
pemahaman metodologisnya tentang bantuan yang tak terelakkan. Pertanyaan ini,
yang mencakup tidak hanya penerapan profesi dalam praktik pekerjaan sosial secara
umum, tetapi juga ukuran di mana profesi dikonseptualisasikan dan berfungsi sebagai
respons terhadap spesialisasi pekerjaan sosial tradisional yang berlebihan. Model
pekerjaan sosial mencerminkan tujuan, nilai, pengetahuan dan intervensi yang
diidentifikasi dalam profesi pekerjaan sosial. Ini mencerminkan visi umum orang dan
situasi, selalu terkait dengan kesadaran diri dan disiplin profesional praktisi. Praktik
pekerjaan sosial dapat didefinisikan sebagai “perpaduan antara nilai, tujuan, sanksi,
pengetahuan dan metode” yang dikembangkan melalui seperangkat tujuan profesional

9
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
yang diterima dan diakui oleh publik. Pekerjaan sosial memiliki setidaknya dua
tingkatan:10
a) Intervensi atau tindakan yang memiliki tujuan dan dipengaruhi atau dipandu oleh
nilai-nilai, keterampilan dan pengetahuan yang secara umum didefinisikan, diakui
dan diakui oleh profesi pekerjaan sosial.
b) Terapkan ilmu perilaku untuk mencapai perubahan yang disengaja dalam sistem
sosial, komunitas, dan individu.

Oleh karena itu, pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional dalam arti
kegiatan dan pelayanannya dilakukan oleh orang-orang terlatih khusus yang diakui
dan diakui secara resmi di dalam dan di dalam profesi pekerjaan sosial. Sebagai seorang
profesional, karyawan harus membiasakan diri dengan prinsip-prinsip tertentu, standar
kerja yang berlaku dan etika profesi, serta mengetahui dan mampu menjelaskan dan
mengungkapkan sifat pekerjaannya.11
Sistem ekonomi Pancasila yang kami percayai sebagai salah satu implementasi
dalam solusi kesejahteraan sosial yang mengikuti nilai-nilai Pancasila dan bangsa
Indonesia sendiri, yang diperkenalkan di Indonesia untuk memecahkan masalah
kesejahteraan sosial ini. Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi yang
berlandaskan pada Pasal 33 UUD 1945 yang dilatarbelakangi oleh jiwa Pembukaan
UUD 1945 dan didukung atau dilengkapi oleh Pasal-pasal 18, 23, 27 ayat 2, dan 34. 12
Sistem Ekonomi Pancasila merupakan salah satu bentuk sistem ekonomi yang
didasarkan pada prinsip-prinsip Pancasila. Pertama, ketuhanan-realitas atau penerapan
nilai-nilai agama dan etika - bukan materialisme. Kedua, kemanusiaan yang baik dan
adil. Memperkenalkan sistem ekonomi yang tidak mentolerir pemerasan dan
memperlakukan ekonomi sebagai ilmu moral. Ketiga, kohesi. berdasarkan asas
persatuan dan kekeluargaan serta gotong royong untuk saling melengkapi dan identitas

10
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
11
Idem.
12
Swasono, Sri-Edi. 2007. “Indonesia is Not for Sale: Sistem ekonomi nasional untuk
sebesar-besar kemakmurah rakyat.” Jakarta: Bappenas.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
sosial dan kebangsaan Indonesia. Keempat, berlandaskan demokrasi ekonomi yang
mengutamakan hajat hidup orang banyak dan menjadikan ekonomi lokal sebagai
bagian penting dari ekonomi nasional. Kelima, keadilan sosial secara menyeluruh.
bukan hanya kesejahteraan satu orang, tetapi kesejahteraan seluruh penduduk.13
Negara kesejahteraan memiliki kewajiban untuk memastikan dukungan
pendapatan komprehensif di dalam negeri. Negara kesejahteraan biasanya disebut
sebagai negara yang peran pemerintahnya adalah untuk mempertahankan standar hidup
yang tinggi bagi semua warganya. Tujuan ini dapat dicapai jika negara kesejahteraan
dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan pendapatan dasar negara.14
Dalam Pasal 33 UUD 1945 itu tercantum dasar Demokrasi Ekonomi,
yaitu:”…produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan dan
pemilikan anggota-anggota masyarakat, kemakmuran masyarakatlah yang utama
bukan kemakmuran orang-seorang…”, artinya mengutamakan dasar mutualism, bukan
dasar individualism. Tidak akan ada kediktatoran ekonomi dalam ekonomi demokratis.
Oleh karena itu, otokrasi ekonomi, dimana semua kekuatan ekonomi dan politik
dimiliki oleh suatu kelompok atau kelompok kecil dalam masyarakat, dilarang.
Menurut konsep demokrasi ekonomi, kekuasaan ekonomi adalah milik seluruh rakyat.
Perekonomian nasional adalah sentral dan memantapkan dirinya sebagai tulang
punggung perekonomian secara keseluruhan.15
Ditetapkannya Pasal 33 UUD 1945 merupakan wujud nasionalisme ekonomi
Indonesia, yaitu merupakan tekad kemerdekaan untuk mengganti asas kolonial, yaitu
“asas perorangan” atau individualisme menjadi asas nasional, yaitu “kebersamaan dan
asas kekeluargaan”. Pasal 33 UUD 1945 telah memposisikan rakyat secara substansial,
untuk memperoleh sebesar-besar kemakmuran dari bumi, air dan kekayaan alam
Indonesia.

13
Swasono, Sri-Edi. 2007. “Indonesia is Not for Sale: Sistem ekonomi nasional untuk sebesar-
besar kemakmurah rakyat.” Jakarta: Bappenas.
14
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
15
Swasono, Sri-Edi. 2007. “Indonesia is Not for Sale: Sistem ekonomi nasional untuk sebesar-
besar kemakmurah rakyat.” Jakarta: Bappenas.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk yang tidak
bekerja (pengangguran) turun sejak Februari 2017, yakni dari 7,01 juta orang menjadi
6,87 juta orang pada Februari 2018. Angka ini turun lagi 0,73% menjadi 6,82 juta orang
pada Februari 2019.16
Implementasi CBT pada seluruh kawasan ASEAN selama dua puluh tahun.
Sebagian besar negara ASEAN terlibat dalam proyek CBT. Inisiatif CBT ini dibuat
untuk meningkatkan taraf hidup dan mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan,
pertanian dan pesisir. Untuk pengunjung asing, kegiatan CBT meliputi penyediaan
pemandu lokal, homestay, seni dan kerajinan, makanan lokal, pakaian tenun dan
nelayan tradisional.17
Pemberdayaan masyarakat berarti berinvestasi pada masyarakat, terutama
masyarakat miskin, untuk mengembangkan sumber daya dan kemampuan mereka, baik
secara individu maupun kolektif. Pemberdayaan masyarakat membutuhkan upaya
nasional dan lokal untuk berhasil. Agar masyarakat miskin dapat berinteraksi secara
efektif dengan pemerintah, peraturan, regulasi, prosedur kelembagaan, nilai dan sikap
harus berubah. Pemberdayaan masyarakat sebagai strategi atau model digunakan
untuk menggali potensi dan kemampuan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan guna memenuhi kebutuhan dasarnya, baik secara ekonomi maupun
sosial. Proses pemberdayaan masyarakat juga melibatkan para profesional yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat.18
Perlu diketahui bahwa implikasi pemberdayaan masyarakat merupakan bagian
penting dalam pelaksanaan pekerjaan sosial yang meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pelatih kekuatan harus berkualifikasi tinggi untuk memberikan dukungan
yang efektif. Lembaga lokal atau kelompok masyarakat yang berkomitmen untuk

16
Viva Budy. “Pemerintahan Jokowi Periode I: Penduduk Miskin Berkurang 2,6 Juta Jiwa.”
Databoks, diakses melalui link: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/06/jumlah-pengang
guran-turun-jadi-682-juta-orang. Terakhir diubah 17 Oktober 2019. Diakses 19 Desember 2022.
17
Kementerian Luar Negeri (Kemlu), 2021, Kajian Mandiri Presidensi G20 Indonesia, Pusat
Strategi Kebijakan Multilateral.
18
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pendekatan
Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5, No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
memperbaiki masyarakat kurang mampu merupakan pelaku pemberdayaan yang
potensial. Pemberdayaan masyarakat membutuhkan jadwal kerja yang fleksibel, bukan
pengelolaan keuangan yang kaku. Pelaku pemberdayaan masyarakat harus
mendapatkan pelatihan dan pengetahuan yang memadai untuk menerapkan
keterampilannya. Seorang pekerja sosial bertindak sebagai penolong profesional dan
menawarkan bantuan untuk masalah sosial yang dapat membuat orang merasa tidak
berdaya dan bergantung. Dengan kata lain, mengalami disfungsi sosial menjadi fungsi
sosial.19

IV. PENUTUP
Kesejahteraan sosial seluruh penduduk Indonesia tidak tercapai secara merata.
Data lapangan menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
berada di tengah-tengah tabel di angka 108, yang mendukung hal tersebut (Kholis,
2015). Untuk mencapai kesejahteraan umum, kebijakan ekonomi negara harus
berorientasi pada pelembagaan negara-bangsa Indonesia. Gagasan negara
kesejahteraan merupakan sarana untuk melembagakan negara menurut Pasal 33 UUD
1945 (Prasetyo, 2012).
Langkah penting dalam evaluasi dan perencanaan program sosial adalah
penggunaan indikator kesejahteraan sosial. Hasil tersebut dapat memberikan informasi
dan detail tentang situasi sosial di Indonesia. kemampuan untuk menggunakan Indeks
Jaminan Sosial sebagai tolok ukur statistik yang dapat digunakan untuk membentuk
kebijakan dan program ke depan. Indeks Kesejahteraan Sosial merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan sosial di suatu masyarakat.
Hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk mengevaluasi inisiatif sosial negara.

19
Idem.
Kenny Putra Riyadi
2206064572
Paralel
Daftar Pustaka

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Maspaitella, dan Nancy
Rahakbauwi, 2014, Pembangunan Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Pendekatan Pekerja Sosial, Jurnal DPR RI Aspirasi, Vol. 5,
No. 2, Maluku: Universitas Kristen Maluku.
Dwi Hadya. “Jumlah Pengangguran Turun Jadi 6,82 Juta Orang.” Databoks. Terakhir
diubah 6 Mei 2019. Diakses 19 Desember 2022.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu), 2021, Kajian Mandiri Presidensi G20 Indonesia,
Pusat Strategi Kebijakan Multilateral.
Nuswantoro, H.S. 2013. “Hukum, Kesejahteraan sosial dan Wajah Jaminan Sosial
Indonesia.” Presentasi.
Swasono, Sri-Edi. 2007. “Indonesia is Not for Sale: Sistem ekonomi nasional untuk
sebesar-besar kemakmurah rakyat.” Jakarta: Bappenas.
Viva Budy. “Pemerintahan Jokowi Periode I: Penduduk Miskin Berkurang 2,6 Juta
Jiwa.” Databoks, diakses melalui link:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/06/jumlah-pengangguran-
turun-jadi-682-juta-orang. Terakhir diubah 17 Oktober 2019. Diakses 19
Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai