Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULAN PRAKTIK KLINIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Baiq Nursyahrani Pajriatussani

Semester : I (satu)

Kompetensi Tindakan : Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV (pemantauan 2 jam PP)

Stase : Persalinan

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan pada ibu dalam kurun reproduksi

dimana seorang bidan dengan penuh tanggung jawab wajib memberikan asuhan yang

bersifat menyeluruh kepada wanita semasa bayi, balita, remaja, hamil, bersalin, sampai

menopause. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang

telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI,

2017). Asuhan kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan bidan sesuai dengan

wewenang dalam lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan dengan

memperhatikan pengaruh sosial budaya, psikologis, emosional, spiritual, serta hubungan

interpersonal dan mengutamakan keamanan ibu, janin, dan penolong serta kebutuhan

klien (Heryani, 2011).

Perdarahan postpartum merupakan penyebab sekitar 30% dari keseluruhan kematian

akibat perdarahan. Sebenarnya perdarahan postpartum dapat diturunkan dengan

penanganan yang optimal dari tenaga kesehatan. Akan tetapi dalam menurunkan angka

kejadian perdarahan postpartum akibat perdarahan tidak hanya mengurangi resiko


kematian ibu, tetapi juga menghindarkannya dari risiko kesakitan yang berhubungan

dengan perdarahan postpartum. Jadi yang menjadi titik utama adalah keterampilan dari

petugas dalam menangani kejadian perdarahan postpartum. Pemantauan dilakukan pada

ibu pasca persalinan dan juga mempersiapkan diri akan adanya kejadian postpartum

merupakan tindakan yang sangat penting. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta

sampai 2 jam postpartum. Pemantauan dan observasi harus dilakukan pada kala IV sebab

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama setelah persalinan

(Hidayat, Asri, 2010).

Kala IV adalah masa dua jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini, ibu

masihmembutuhkan pengawasan yang intensif karena dikhawatirkan akan terjadi

pendarahan.Pada keadaan ini atonia uteri masih mengancam. Pada saat proses persalinan

terkadangharus dilakukan episiotomi misalnya kepala bayi terlalu besar atau

mencegah rupturperineum totalis. Oleh karena itu kala IV penderita belum boleh

dipindahkan kekamarnyadan tidak boleh ditinggalkan bidan. Selama masih dalam proses

kala IV ibu berada dalammasa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV

oleh bidan.Pada materi kali ini akan dibahas mengenai asuhan pada ibu

bersalin kala IV:fisiologi kala IV, evaluasi uterus, konsitensi dan atonia, pemerikasaan

serviks, vagina danperineum, melakukan penjahitan episiotomi/laterasi serta pemantauan

kala IV.

Kala IV adalah masa dua jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini, ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensif karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan.
Pada keadaan ini atonia uteri masih mengancam. Pada saat proses persalinan terkadang
harus dilakukan episiotomi misalnya kepala bayi terlalu besar atau mencegah
ruptur
perineum totalis. Oleh karena itu kala IV penderita belum boleh dipindahkan kekamarnya
dan tidak boleh ditinggalkan bidan. Selama masih dalam proses kala IV ibu berada dalam
masa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV oleh bidan.
Pada materi kali ini akan dibahas mengenai asuhan pada ibu bersalin kala IV:
fisiologi kala IV, evaluasi uterus, konsitensi dan atonia, pemerikasaan serviks, vagina dan
perineum, melakukan penjahitan episiotomi/laterasi serta pemantauan kala IV.
Kala IV adalah masa dua jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini, ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensif karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan.
Pada keadaan ini atonia uteri masih mengancam. Pada saat proses persalinan terkadang
harus dilakukan episiotomi misalnya kepala bayi terlalu besar atau mencegah
ruptur
perineum totalis. Oleh karena itu kala IV penderita belum boleh dipindahkan kekamarnya
dan tidak boleh ditinggalkan bidan. Selama masih dalam proses kala IV ibu berada dalam
masa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV oleh bidan.
Pada materi kali ini akan dibahas mengenai asuhan pada ibu bersalin kala IV:
fisiologi kala IV, evaluasi uterus, konsitensi dan atonia, pemerikasaan serviks, vagina dan
perineum, melakukan penjahitan episiotomi/laterasi serta pemantauan kala IV.
Kala IV adalah masa dua jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini, ibu masih
membutuhkan pengawasan yang intensif karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan.
Pada keadaan ini atonia uteri masih mengancam. Pada saat proses persalinan terkadang
harus dilakukan episiotomi misalnya kepala bayi terlalu besar atau mencegah
ruptur
perineum totalis. Oleh karena itu kala IV penderita belum boleh dipindahkan kekamarnya
dan tidak boleh ditinggalkan bidan. Selama masih dalam proses kala IV ibu berada dalam
masa kritis maka harus selalu dilakukan pemantauan kala IV oleh bidan.
Pada materi kali ini akan dibahas mengenai asuhan pada ibu bersalin kala IV:
fisiologi kala IV, evaluasi uterus, konsitensi dan atonia, pemerikasaan serviks, vagina dan
perineum, melakukan penjahitan episiotomi/laterasi serta pemantauan kala IV
Dampak yang terjadi jika tidak dilakukan manajemen Komplikasi Kala III yang dapat

terjadi adalah retensio plasenta, yaitu plasenta tidak lahir spontan dalam waktu 30 menit

setelah bayi lahir. Pada keadaan ini, perlu dilakukan tindakan manual plasenta. Retensio

plasenta dapat menyebabkan perdarahan postpartum. Perdarahan yang terjadi pada Kala

IV dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada ibu bersalin (Rani, 2022).

B. Tujuan

1. Mahasiswa Mengetahui dan memaahami hal-hal yang dilakukan pada saat

memberikan asuhan pada ibu bersalin kala IV

2. Mahasiswa Mengetahui dan memaahami hal-hal yang di lakukan pada saat

pemantauan asuhan pada ibu bersalin kala IV

C. Manfaat

Manfaat manajemen nyeri pada ibu bersalin untuk mahasiswa ialah meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman serta pemahaman tentang asuhan kebidanan persalinan
kala IV, meningkatkan wawasan mahsiswa dalam memberikan manajemen nyeri terkait
dengan asuhan kebidanan ibu bersalin terutama manfaat dari Asuhan Kebidanan Kala IV.
D. Indikasi
Ibu bersalin.

E. Kontraindikasi

Tidak ada

F. Persiapan Alat dan Bahan

Langkah-langkah(Nanda Hotman, 2022)


1. Kain
2. Tensimeter
3. Termometer
4. Handscoon
G. Prosedur Tindakan

1. Tahap Pra Interaksi


a. Persiapkan alat yang diperlukan
b. Menjaga privasi pasien
2. Tahap Orientasi
a. Memberi salam
b. Mencuci tangan
3. Tahap kerja
a. Membuka pakaian ibu dan memberikan selimut
b. Memberikan penjelasan tentang asuhan kebidanan tentang Asuhan kebidanan
Kala IV
c. Melakukan manajemen Asuhan Kala IV dan pemantauan 2 jam post partum.
4. Terminasi
a. Beritahu responden bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.
b. Evaluasi perasaan klien
c. Berikan reinforcement positif kepada pasien dan berikan air putih 1 gelas
d. Rapikan alat dan cuci tangan
e. Lakukan pendokumentasian dan catat hasil pemeriksaan.
H. Referensi

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Elisabeth. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:

Pustaka baru
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obesentri (jilid 1). Jakarta :Buku Kedokteran

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika

Sastrawinata, Sualiaman. 2000. Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman.

Menyetujui, Pati, ………………… 2023


Pembimbing Lahan Mahasiswa

Naomi Parmila,S.Si.T.,M.Keb Baiq Nursyahrani Pajriatussani


NPP : 12005108

Anda mungkin juga menyukai