Bahan Pedoman Audit Kep 1
Bahan Pedoman Audit Kep 1
AUDIT KEPERAWATAN
A. Pengertian
Definisi standar audit klinik menurut National Institute for Clinical Excellence (NICE)
yakni merupakan proses peningkatan mutu dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada pasien dan luarannya, melalui kajian sistematis terhadap
pelayanan berdasarkan kriteria eksplisit dan upaya-upaya perbaikannya.
Aspek struktur, proses dan hasil pelayanan dipilih dan dievaluasi secara sistematis
berdasarkan kriteria eksplisit. Jika diindikasikan, upaya-upaya perbaikan diterapkan
pada tim individu atau tingkat pelayanan dan monitoring selanjutnya digunakan
untuk memberi konfirmasi adanya perbaikan dalam pemberian pelayanan.
Pengertian klinik dalam konteks ini meliputi kelompok medik dan keperawatan,
dengan demikian audit klinik dapat merupakan audit medik, audit keperawatan, atau
gabungan antara audit medik dan keperawatan.
Menurut Elison, audit keperawatan secara khusus merujuk pada pengkajian kualitas
keperawatan klinis yang merupakan upaya evaluasi secara profesional terhadap
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, dengan menggunakan
rekam keperawatan dan dilaksanakan oleh profesi keperawatan.
b) Tim pelaksana dapat merupakan tim atau panitia yg dibentuk di bawah Komite
Keperawatan atau panitia khusus untuk itu à pelaksana audit keperawatan di RS
dapat dilakukan oleh Komite Keperawatan, Sub Komite (Panitia) Peningkatan Mutu
Keperawatan atau Sub Komite (Panitia) Audit Keperawatan
d) Pelaksana audit wajib melibatkan SMF mulai dari pemilihan topik, penyusunan
standar & kriteria serta analisa hasil audit keperawatan.
1. Identifikasi masalah.
1) Adanya standar nasional dan pedoman yang menjadi rujukan praktik klinis yang
lebih efektif.
5) Kaitan dengan volume, risiko dan biaya tinggi jika upaya perbaikan diterapkan.
2) Standar adalah aspek pelayanan yang dapat diukur, yang selalu didasarkan pada
hasil penelitian yang terbaik (ekspektasi tiap kriteria).
3) Standar & kriteria wajib (Must Do) à merupakan kriteria minimum yg absolut
dibutuhkan utk menjalankan kegiatan sesuai kebutuhan & harus dipenuhi oleh setiap
dokter.
4) Standar kriteria tambahan (Should do) à merupakan kriteria-2 dari hasil riset yg
dapat dibuktikan dan penting
3. Pengumpulan data.
Untuk menjamin pengumpulan data tepat dan teliti, dan hanya informasi penting
yang dikumpulkan, tentunya detail dari hal-hal yang akan di audit ditetapkan sejak
awal. Diantaranya adalah :
Tahap ini merupakan tahap analisis, dimana hasil dari pengumpulan data
dibandingkan dengan kriteria dan standar. Hasil akhir dari analisis adalah apakah
standar sudah sesuai, jika dapat diaplikasikan, identifikasi alasan ketidaksesuaian
standar dengan kasus.
5. Melakukan upaya perbaikan (Melakukan analisa kasus yg tidak sesuai dgn
standar & kriteria). Setelah hasil audit dipublikasikan dan didiskusikan, kesepakatan
sebaiknya dibuat sebagai rekomendasi perbaikan. Rencana kegiatan dilaporkan
untuk menentukan siapa yang akan menyetujui, apa yang akan dilakukan dan kapan
akan dimulai. Tiap-tiap poin sebaiknya didefinisikan dengan jelas termasuk nama-
nama individu yang akan bertanggung jawab dan target waktu pencapaian.
6. Tindakan korektif
7. Rencana re-audit
c) Analisa hasil audit keperawatan dilakukan oleh kelompok staf keperawatan terkait
yang mempunyai kompetensi, pengetahuan & keterampilan sesuai bidang
pelayanan atau kasus yg di audit.
d) Publikasi hasil audit harus memperhatikan aspek kerahasiaan pasien & citra RS
di masyarakat.
F. Design Audit
Tujuan audit harus jelas Standar & kriteria harus ditetapkan (kriteria wajib & kriteria
tambahan) Bagaimana melakukan pencarian literatur Pemilihan topik harus jelas
sehingga output jelas Strategi pengumpulan data Penetapan sampel Metode analisa
data Perkiraan waktu audit à mulai dilaksanakan audit sampai audit selesai
dilaksanakan.
G. Pengumpulan Data
Perlu uji coba/pilot study à untuk mengetahui mudah tidaknya data dikumpulkan &
dinilai. Dapat dengan komputer atau manual. Data yg dikumpulkan yg diperlukan
saja Menjamin untuk kerahasiaan pasien.
Peningkatan mutu pelayanan yang bagaimana yang ingin dicapai pada audit ke dua