Gerakan Di Tii
Gerakan Di Tii
langkat dan tanah karo berada dalam satu komando yang dipimpin oleh Gubernur
militer Aceh langkat dan tanah karo. Teungku Muhammad Daud Beureu-eh.
Karena jasanya yang besar itu ditingkatkan menjadi satu wilayah Provinsi dan
Daerahnya. Rakyat Aceh sangat bersenang hati dengan pengangkatan itu. Mereka
tanatik agama islam ingin menjalankan hokum syariat islam di Aceh secara
pembangunan itu dilakukan dengan keras oleh pemimpin dan Rakyat Aceh.
Untuk menyelenggarakan pembubaran itu pemerintah pusat beberapa
karena pusat tetap pada pendiriannya dan Aceh pun tetap pada lantas berkembang
pameo bahwa, jika provinsi Aceh tetap dibubarkan oleh pemerintah pusat maka
beberapa orang utusan untuk membujuk Aceh agar mau menerima keputusa pusat
tentang pembubaran provinsi Aceh itu. Utusan pusat yang terakhr adalah M.
ketua Masyumi yang 99 % Rakyat Aceh yang menjadi anggota partai ini, semua
Pusat tidak tahu berterima kasih kepada jasa dan pengorbanan rakyat Aceh sampai
dengan membeli dua pesawat terbang untuk perjuangan yang diakui sangat besar.
kemerdekaan Indonesia yang karena itu diberi imbalan jasa pembentukan Propinsi
Aceh. Tetapi, setelah merdeka dan senang, Aceh tidak dipandang penting lagi dan
Provinsi Aceh dibubarkan; Kedua, cita-cita pemimpin dan rakyat Aceh untuk
menjalankan syari 'at Islam di seluruh Aceh secara khusus tidak akan mungkin
diteruskan lagi.
September 1953. Naskah proklamasi itu ditandatangani, atas nama rakyat Aceh
proklamasi itu,menjadi panas dan tegang. TNI dan Polri kelihatan siaga penuh dan
seperti biasanya kota pun menjadi sepi dari orang-orang yang berjalan di jalan
raya atau minum-minum di toko-toko minuman. Hal ini karena karena tidak ada
sebagai sekolah yang dipandang masyarakat tertinggi di Aceh waktu itu menjadi
sorotan aparat negara. Sedang SGA, karena sekolah umum, tidak. Pelajar SGHA
pun dicari dan akan ditangkap oleh aparat kecuali yang benar-benar kelihatan
tidak menonjol aktifitasnya. Memang hampir semua pelajar SGHA terlibat dalam
pemberontakan itu. Beberapa orang saj a yang dianggap tidak berpengaruh lobs
dari sorotanA Saya dan saudara Abdurrahim Aly termasuk yang disorot paling
tajam. Ketika sudah mengetahui secara pasti bahwa kami sedang dicari dan akan
ditangkap. Kami berupaya meloloskan dari ke luar kota Kutaraj a yang kemudian
kami menyingkir ke Ulele. Di sini, kami bersembunyi dalam sebuah rumah yang
kami. Mereka semua mengatakan supaya kami menghindar lebih jauh dan
langsung menggabung saja dengan pasukan TII supaya aman. Apabila pulang ke
kota, menurut mereka amat berbahaya dan pasti akan ditangkap. Tetapi, di Ulele
pun kami merasa tidak aman karena akan dengan mudah aparat menangkap kami.
Oleh karena itu, kami berani bersembunyi di sini selama seminggu saja.
diri dengan pemerintah atau pasukan TH. Di sini, hati kami sudah menjadi bulat
untuk itu. Dengan mengendarai speda, dituntun oleh seorang penduduk, kami
terima kasih dan mohon izin kepada pemilik rumah yang sangat berbaik hati itu.
menghadapi situasi dan segala kemungkinan yang akan terjadi. Kami diawasi dan
diperiksa sampai dengan tiba di suatu kampung yang kelihatan penduduknya lebih
siaga lagi. Setelah tiba di sana, penuntun kami pulang dengan mengabarkan
bahwa kami adalah anggota NII dan TII. Tetapi, kami merasa sangat
Kecurigaan, pada saat gawat itu bisa menyebabkan tindak pembunuhan. Kami
duduk di sebuah balai. Yang susah adalah bahwa yang pandai berbahasa Aceh
hanya saya. Sedang saudara Abdurrahim Ali sama sekali tidak bisa dan bahkan
tidak mengerti sama sekali. Kami dicurigai sebagai orang Batak yang menyeludup
ke dalam kampung.
tempat tugas. Saya, untuk pertama kalinya, bertugas di Pantee Raja dan Saudara
pembubaran Provinsi Aceh. Surat Keputusan menjadi Staf Divis itu sangat
tidur, serta penjagaan seperlunya. Dalam beberapa hari (hampir sepuluh hari),
pakaian kotor dan tidak teratur. Ketika ditanya oleh komandan pengawal di pos
Besoknya, di depanku, orang itu dikawal dengan pedang terhunus, berjalan kaki
dalam keadaan sangat ketakutan dan terlihat sempoyongan. Ia, tampaknya sudah
tahu bahwa dirinya akan dibunuh. Orang itu, karena sangat lemasnya, berjalan
diikat ke belakang, menunggu lehernya putus dipenggal pedang taj am. Ia digiring
pengawal menunju tempat penguburan. Saya merasa ngeri juga melihatnya. Saya,
Setelah sepuluh hari bertugas, kami mendapat kabar bahwa situasi yang
aman mulai berubah. Kabar terdengar bahwa pasukan TNI dan Mobrig akan
membuka jalan raya Kutaraja-Medan yang sudah putus. Untuk kerpeluan itu,
tentulah harus mengamankan semua kota atau kampung yang berdekatan dengan
jalan. Oleh karena itu semua anggota DI/TII yang berada di dalam kampung-
kampung sekitarjalan raya harus menghindar ke tempat yang lebih aman. Kami
pun ditanya oleh komandan pengawal, "Apakah akan ikut mereka atau
menghindar ke tempat-tempat lain? " Kami menjawab, "Jika ada jalan, kami akan
diantarkan ke Timur menuju arah Bireuen. Dari sana kami akan lebih mudah
yang memuat kedua kami dan beberapa orang pengawal. Setelah beberapa jam
perjalanan, kami tiba di Blang Bladeh yakni tiga kilometer dari kota Bireuen.
Kami tidak dapat masuk kota Bireuen karena masih dikusai TNI. Di sini,
kami, mereka pun menerima dengan sangat balk dan menempatkan kami di
sebuah kamar dan kamar-kamar santri yang berada di sekeliling Masjid Blang
Bladeh yang luas. Komandan itu mengabarkan kepada kami bahwa sesaat lagi
pasukan Kompi Ibrahim Saleh, batalyon Kapten Hasan Saleh lengkap dengan
Kami diajak melihat pasukan itu. Ternyata kabar itu benar. Kami melihat
dengan mata sendiri kebenarannya. Pasukan itu langsung berangkat ke arah Barat,
tentu saja menuju ke sekitar Sigli. Beberapa hari kemudian, kami mendengar
pasukan Hasan Saleh menyerang kota Meureudu. Selama 36 jam serangan mereka
kekurangan makanan, air dan peluru sedang bantuan dari Medan atau Kutaraja
DIITII. Tetapi pendudukan itu hanya dapat berlaku selama seminggu, karena
pasukan TNI dari dua jurusan yakni Medan dan Kutaradj a sudah siap akan
Segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT yang telah
menyelesaikan Makalah yang amat sederhana ini. Shalawat dan salam kita
sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat
Makalah ini telah dapat kamipenulis selesaikan dengan baik, sebagai salah
penyempurnaan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga.
Penulis
GERAKAN DI / TII
OLEH :
KHAMSIAH
NPM :