Anda di halaman 1dari 24

KEMENTERIAN INVESTASI/

BKPM

KEPOTOSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN INVESTASI/


SEKRETARIS OTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
NOMOR: L\5 TAHON 2021

TENTANG

PETONJOK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA KANTOR PERWAKILAN


KEMENTERIAN INVESTASI/BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
DI LOAR NEGERI

SEKRETARIS KEMENTERIAN INVESTASI/


SEKRETARIS OTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Menimbang a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan


belanja negara yang efektif, efisien, transparan dan
bertanggung jawab untuk mendukung terwujudnya
penerapan Peraturan Perbendaharaan Negara sesuai
ketentuan yang berlaku;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi atas


pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan
belanja negara pada Kantor Perwakilan Kementerian
Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Di Luar
Negeri;

c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a dan b, maka perlu menetapkan keputusan tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran pada Kantor
Perwakilan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi
Penanaman Modal Di Luar Negeri;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara;

Jalan Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190, Indonesia


Telepon : +6221 525 2008 (Hunting), Faksimile : +6221 525 4945 Situs: www.bkpm.go.id, E-mail: lnfo@bkpm.go.id
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata


Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

6. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2019 ten tang Tunjangan


Penghidupan Luar Negeri Dan Fasilitas Bagi Duta Besar Luar
Biasa Dan Berkuasa Penuh, Pegawai Negeri Sipil, Prajurit
Tentara Nasional Indonesia, Dan Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia Pada Perwakilan Republik Indonesia Di
Luar Negeri;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;

8 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016 tentang Kedudukan dan
Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013


tentang Bagan Akun Standar;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.05/2015


tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar
Negeri;

11. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2009 Tentang


Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik Dan Konsuler;

12. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 12 Tahun 2020 Tentang


Tata Cara Pemberian Tunjangan Penghidupan Istri/Suami;

13. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor


1 Tahun 2016 tentang Perwakilan Badan Koordinasi
Penanaman Modal di Luar Negeri;
14. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern
dan Kepatuhan Terhadap Ketentuan Perundang-Undangan
Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2020 Nomor
9b/LHP/XV/05 /2021 Tanggal 05 Mei 2021;

MEMUTUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN INVESTASI /


SEKRETARIS UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA
KANTOR PERWAKILAN KEMENTERIAN INVESTASI/BADAN
KOORDINASI PENANAMAN MODAL DI LUAR NEGERI.

PERTAMA Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Pada Kantor Perwakilan


Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal di
Luar Negeri sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2022 ,


dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal: 3.0 DEC 2021

Kernen terian / Sekretaris U tama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Investasi/Kepala BKPM;
2. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal;
3. Inspektur;
4. Direktur Pengembangan Promosi;
5. Kepala Biro Umum;
6. Para Pejabat Promosi Investasi.
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN INVESTASI/
SEKRETARIS UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN
MODAL NOMOR 45 TAHUN 2021 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA KANTOR
PERWAKILAN KEMENTERIAN INVESTASI/ BAD AN
KOORDINASI PENANAMAN MODAL DI LUAR NEGERI

I. PENDAHULUAN

· Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Pada Kantor Perwakilan Kementerian


Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal di Luar Negeri merupakan
pedoman dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang digunakan untuk
pelaksanaan kegiatan dan operasional penyelenggaraan Kantor Perwakilan
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal di Luar Negeri.
Kantor Perwakilan Kementerian Investasi/BKPM di luar negeri merupakan
unsur pelaksana teknis di luar negeri yang berada dibawah koordinasi
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri atau Kepala Kantor Dagang dan
Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei. Kantor perwakilan di Luar Negeri
sebagaimana dimaksud dalam Petunjuk Teknis ini adalah Kantor Indonesia
Investment Promotion Centre, yang selanjutnya disingkat IIPC .

II. KETENTUAN UMUM

11.1. Definisi
1) Pejabat Promosi Investasi, yang selanjutnya disebut PPI, adalah
Perwakilan Kementerian Investasi/BKPM yang memimpin IIPC di
negara tempat kedudukan, atau wilayah kerja berdasarkan Keputusan
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
2) Pembantu Pejabat Promosi Investasi, yang selanjutnya disebut PPPI,
adalah unsur pelaksana dan unsur penunjang yang ditugaskan pada
IIPC di negara tempat kedudukan atau wilayah kerja berdasarkan
Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
3) Kepala Bidang Investasi, yang selanjutnya disebut Kabid Investasi,
adalah Pejabat Perwakilan BKPM yang ditempatkan pada KDEI Taipei .
4) Asisten Senior Bidang Investasi, yang selanjutnya disebut Asbid
Investasi, adalah unsur pelaksana dan unsur penunjang yang
ditugaskan pada KDEI Taipei.
5) Tenaga Pelaksana Administrasi, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah
pegawai yang dipekerjakan atas dasar kontrak kerja untuk jangka
waktu tertentu, guna melakukan tugas-tugas tertentu pada IIPC.
6) Negara Tempat Kedudukan, yang selanjutnya disingkat NTK, adalah
negara dimana kantor perwakilan Kementerian Investasi/BKPM
berlokasi.
7) Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK, adalah
pejabat yang melaksanakan kewenangan Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
8) Bendahara Pengeluaran, yang selanjutnya disingkat BP, adalah orang
yang ditunjuk untuk menenma, meny1mpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor /
Satker Kementerian Negara/Lembaga.
9) Angka Pokok Tunjangan Penghidupan Luar Negeri, yang selanjutnya
disingkat APTLN adalah angka persentase yang diberikan untuk
masing-masing jenjang gelar diplomatik dan tingkat atau pangkat dan
golongan PNS.
10) Angka Dasar Tunjangan Luar Negeri, yang selanjutnya disingkat ADTLN
adalah besaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai dasar pemberian tunjangan penghidupan
pejabat atau PNS yang ditugaskan/ ditempatkan pada Perwakilan.

11.2. Pengelolaan Anggaran

1) Anggaran Belanja Pegawai dan Belanja Operasional Perkantoran pada


Kantor IIPC dikelola oleh PPK Gaji dan Tunjangan Kinerja dan PPK Biro
Umum pada Satuan Kerja Sekretariat Utama.
2) Anggaran Belanja Non Operasional pada Kantor IIPC dikelola oleh PPK
pada Satuan Kerja Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal.
3) Dalam pelaksanaan pengelolaan APBN, PPI bertanggungjawab untuk
merencanakan kegiatan dan kebutuhan dana, melaksanakan kegiatan,
dan menatausahakan seluruh bukti pertanggungjawaban atas beban
APBN pada Kantor IIPC.

III. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran ini meliputi:


1. Tunjangan Penghidupan Luar Negeri (TPLN);
2. Tunjangan Sewa Rumah (TSR);
3. Tunjangan Kesehatan;
4. Gaji Tenaga Pelaksana Administrasi (TPA);
5. Pengelolaan Uang Muka Kerja; dan
6. Pelaksanaan Pertanggungjawaban Belanja Barang.

IV. TUNJANGAN PENGHIDUPAN LUAR NEGERI (TPLN)

1. Tunjangan Penghidupan Luar Negeri (TPLN) diberikan kepada PPI, PPPI,


dan Asbid Investasi berdasarkan Keputusan Menteri Luar Negeri Republik
Indonesia.
2. TPLN terdiri atas:
a. Tunjangan Pokok yang merupakan hasil perkalian antara persentase
APTLN dengan ADTLN; dan
b. Tunjangan Penghidupan Keluarga yang terdiri atas:
i) Tunjangan penghidupan suami a tau istri yang mengikuti penugasan
ke luar negeri yaitu sebesar 15% (lima belas persen) kali tunjangan
pokok;dan
ii) Tunjangan penghidupan anak yaitu sebesar 10% (sepuluh persen)
kali tunjangan pokok untuk paling banyak 2 (dua) anak.
3. Tunjangan Penghidupan Keluarga diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Tunjangan Penghidupan Keluarga untuk suami atau istri diberikan
apabila suami atau istri tinggal bersama-sama dengan PPI/PPPI/ Asbid
Investasi di NTK;
b. Dalam hal suami atau istri tidak tinggal bersama-sama dengan
PPI/PPPI/ Asbid lnvestasi di NTK, diatur sebagai berikut:
i) Tunjangan suami atau istri diberikan untuk 3 (tiga) bulan pertama
sejak ketibaan PPI/PPPI/Kabid Investasi/ Asbid lnvestasi di NTK;
ii) Setelah 3 (tiga) bulan pertama, tunjangan suami atau istri diberikan
apabila suami atau istri nyata-nyata berada di NTK paling sedikit 3
(tiga) minggu setiap bulan.
c. Anak PPI/PPPI/ Asbid Investasi yang tidak mengikuti orang tuanya di
NTK, karena alasan pendidikan atau alasan lainnya, tetap diberikan
Tunjangan Anak.
4. Besaran APTLN dan ADTLN mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Tunjangan Penghidupan Luar Negeri
dan Fasilitas bagi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Pegawai
Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar
Negeri.
5. TPLN dibayarkan pada awal bulan terhitung sejak tanggal ketibaan pejabat
yang ditugaskan di NTK tujuan penugasan dan dihentikan pada saat yang
bersangkutan selesai masa tugasnya terhitung sejak tanggal
keberangkatan dari NTK.
6. Dalam rangka pelaksanaan pembayaran TPLN untuk pertama kali PPI,
PPPI, dan Asbid Investasi harus menyampaikan kelengkapan dokumen
berupa:
a. SK Penugasan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri;
b. Copy Rekening Penerima atas nama PPI/PPPI/ Asbid Investasi beserta
Society for World -wide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT)
Code dan International Bank Account Number (IBAN );
c. Copy dokumen ketibaan PPI/PPPI/ Asbid Investasi beserta anggota
keluarga inti (Suami/Istri dan anak) yang mendapat tunjangan yang
terdiri dari salinan dokumen/ copy paspor dan boarding pass;
d. Surat pernyataan terkait dengan anggota keluarga yang mendapat
tunjangan sesuai format pada Lampiran II.A Surat Keputusan ini.
7. Perubahan besaran TPLN yang diakibatkan oleh kenaikan
pangkat/ golongan PPI / PPPI / As bid Investasi dilakukan berdasarkan
dokumen kepegawaian yang sah.
8. Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) TPLN/TPLN
Susulan/kekurangan TPLN dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Daftar pembayaran TPLN/TPLN Susulan/Kekurangan TPLN yang
ditandatangani oleh PPK dan BP;
b. Daftar perubahan data pegawai;
c. Fotokopi dokumen pendukung perubahan data pegawai yang meliputi
SK Menteri Luar Negeri, SK Mutasi Pegawai, SK Pelepasan Jabatan, SK
Kenaikan Pangkat, surat pernyataan terkait dengan anggota keluarga
yang mendapat tunjangan;
d. Dokumen pendukung ketibaan di negara tujuan penugasan khusus
untuk pengajuan TPLN pertama kali yang terdiri dari fotokopi rekening
penerimaan TPLN, Paspor, dan boarding pass;
e. Dokumen perpajakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan mempertimbangkan kondisi negara setempat.
9. Pengajuan SPP TPLN/TPLN Susulan/Kekurangan TPLN dapat dilakukan
dengan mekanisme;
a. Langsung ke rekening penerima.
i) Khusus bagi yang menggunakan mata uang USD;
ii) PPK mengajukan SPP dalam mata uang USD;
iii) Perhitungan kurs transaksi mengikuti mekanisme yang berlaku
pada saat pengajuan SPM ke KPPN hingga diterbitkan SP2D.
b. Langsung ke rekening Bendahara Pengeluaran.
i) PPK melakukan perhitungan besaran nilai TPLN dalam rupiah
dengan menggunakan kurs perkiraan pada saat pengajuan SPP
(Nilai TPLN dalam mata uang USD dikalikan dengan nilai kurs
perkiraan);
ii) BP menggunakan kurs transaksi bank pada saat transfer ke
rekening penerima sebesar nilai TPLN dalam mata uang USD;
iii) PPK melakukan perhitungan selisih lebih/kurang kurs perkiraan
dengan kurs transaksi bank sesuai tabel dalam lampiran 11.B Surat
Keputusan ini;
iv) Selisih lebih dikembalikan ke Kas Negara sebagai pengurang nilai
realisasi belanja;
v) Selisih kurang digunakan sebagai dasar pengaJuan pembayaran
kekurangan TPLN.
c. Tahapan pelaksanaan pertanggungjawaban TPLN dituangkan dalam
suatu Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pembayaran TPLN.
10. Pembebanan Anggaran
a. Pembayaran TPLN/TPLN Susulan/Kekurangan TPLN dibebankan pada
akun 511145 (Belanja Tunjangan Penghidupan Luar Negeri untuk
Home Staff PNS (Staf di LN));
b. Biaya transaksi bank atas transfer TPLN/TPLN Susulan/Kekurangan
TPLN dibebankan pada akun 521111 (Belanja Operasional
Perkantoran).
11. Dalam hal terjadi kelebihan bayar yang telah diterima di rekening
PPI/PPPI/ Asbid Investasi, maka PPI/PPPI/ Asbid Investasi wajib
mengembalikan kelebihan sebesar nilai lebih bayar yang diterima dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. Melakukan transfer secara langsung ke rekening Virtual Account (VA) BP
dan menyampaikan bukti transfer kepada PPK untuk kemudian
dilakukan pengembalian ke Kas Negara sebesar nilai yang diterima di
rekening VA BP;
b. Dalam hal transfer langsung ke rekening VA BP terkendala, penerima
dapat meminta kode billing kepada BP sebesar perhitungan lebih bayar
dalam mata uang rupiah yang sudah disetujui oleh PPK dan melakukan
pembayaran berdasarkan kode billing secara langsung;
c. Biaya transaksi bank dapat dibebankan pada akun 521111 (Belanja
Operasional Perkantoran).
V. TUNJANGAN SEWA RUMAH (TSR)

1. Tunjangan Sewa Rumah (TSR) diberikan secara at cost kepada PPI, PPPI,
dan Asbid Investasi atas persetujuan Direktur Pengembangan Promosi dan
Pejabat Pembuat Komitmen satuan kerja Deputi Bidang Promosi
Penanaman Modal.
2. Dalam rangka pelaksanaan pembayaran TSR, PPI, PPPI, dan Asbid Investasi
harus menyampaikan kelengkapan dokumen berupa:
a. Persetujuan sewa rumah dari Direktur Pengembangan Promosi dan PPK
Satuan Kerja Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal;
b. Kontrak perikatan dengan pihak pemilik lahan/ landlord beserta
terjemahan dalam Bahasa Indonesia;
c. Bukti pembayaran sewa rumah.
3. Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) TSR dilengkapi dokumen
sebagai berikut:
a . Daftar pembayaran TSR;
b. Bukti pembayaran Sewa Rumah.
4. Pengajuan SPP TSR/Kekurangan TSR dapat dilakukan dengan mekanisme:
a. Langsung ke rekening penerima.
i) Khusus bagi yang menggunakan mata uang USD;
ii) PPK mengajukan SPP dalam mata uang USD;
iii) Perhitungan kurs transaksi mengikuti mekanisme yang berlaku
pada saat pengajuan SPM ke KPPN hingga diterbitkan SP2D.
b. Langsung ke rekening Bendahara Pengeluaran.
i) PPK melakukan perhitungan besaran nilai TSR dalam rupiah
dengan menggunakan Kurs perkiraan pada saat pengajuan SPP
(Nilai TSR dalam mata uang NTK dikalikan dengan nilai kurs
perkiraan);
ii) BP menggunakan Kurs transaksi bank pada saat transfer ke
rekening penerima sebesar nilai TSR dalam mata uang NTK.
iii) PPK melakukan perhitungan selisih lebih/kurang kurs perkiraan
dengan kurs transaksi bank sesuai tabel dalam lampiran II.C Surat
Keputusan ini.
iv) Selisih lebih dapat diperhitungkan sebagai pengurang nilai TSR
pada bulan berikutnya, khusus untuk Bulan Desember selisih lebih
dikem balikan ke Kas Negara se bagai pengurang nilai realisasi
belanja.
v) Selisih kurang digunakan sebagai dasar pengaJuan pembayaran
kekurangan TSR.
c . Tahapan pelaksanaan pertanggungjawaban TSR dituangkan dalam
suatu Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pembayaran TSR.
5. Pembebanan Anggaran
a. Pembayaran TSR/Kekurangan TSR dibebankan pada akun 511141
(Belanja Tunjangan Sewa Rumah PNS (Staf di LN));
b. Biaya transaksi bank atas transfer TSR/Kekurangan TSR dibebankan
pada akun 521111 (Belanja Operasional Perkantoran).

VI. TUNJANGAN KESEHATAN

1. Tunjangan Kesehatan diberikan kepada PPI, PPPI, dan Asbid Investasi beserta
keluarga inti (suami atau istri dan anak yang tercantum dalam SK
Penugasan).
2. Tunjangan Kesehatan diberikan dalam bentuk pembayaran premi asuransi
kesehatan atau pembayaran restitusi pengobatan secara at cost yang
disesuaikan dengan sistem pada NTK dengan memperhatikan ketersediaan
anggaran.
3. Pada awal periode penempatan PPI, PPPI, dan Asbid Investasi harus
menentukan bentuk pembayaran Tunjangan Kesehatan yang dipilih
sebagaimana tersebut pada angka 2 (dua), melalui nota dinas yang ditujukan
kepada Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama dengan tembusan kepada PPK
Gaji dan Tunjangan Kinerja serta tidak diperkenankan berganti-ganti sistem
pembayaran dalam 1 (satu) masa penempatan di perwakilan.
4. Dalam hal PPI/PPPI/ Asbid Investasi memilih Premi Asuransi, besaran premi
asuransi yang dapat dibebankan pada APBN dalam 1 (satu) tahun tidak boleh
melebihi 3 (tiga) kali TPLN dan Tunjangan Keluarga.
5. Dalam hal PPI/PPPI/ Asbid Investasi memilih Restitusi Pengobatan, diberikan
penggantian biaya pengobatan dan perawatan dengan nilai total penggantian
biaya selama 1 (satu) tahun tidak boleh melebihi 3 (tiga) kali jumlah TPLN
Pokok dan Tunjangan Penghidupan Keluarga.
6. Dalam hal pengobatan penyakit kronis atau bawaan yang memerlukan setiap
kali perawatan paling sedikit 6 (enam) bulan, penggantian biaya pengobatan
dan/ atau perawatan yang diberikan dalam 1 (satu) tahun anggaran tidak
boleh melebih 8 (delapan) kali TPLN Pokok dan Tunjangan Penghidupan
Keluarga serta dibayarkan setelah memperoleh persetujuan Sekretaris
Menteri/Sekretaris Utama dengan mempertimbangkan ketersediaan
anggaran.
7 . Dalam rangka pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kesehatan,
PPI/PPPI/ Asbid Investasi menyampaikan kelengkapan dokumen berupa:
a. Nota dinas yang menyatakan pilihan sistem pembayaran Tunjangan
Kesehatan;
b. Polis Asuransi atau bukti pembayaran biaya pengobatan, kuitansi
pembelian obat disertai salinan resep dokter.
c. Bukti sebagaimana tercantum pada pom b disertai dengan nnc1an
pengeluaran dalam Bahasa Indonesia.
8. Dalam hal Tunjangan Kesehatan dalam bentuk pembayaran restitusi
pengobatan, kelengkapan dokumen disampaikan kepada PPK Gaji dan
Tunjangan Kinerja selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tanggal yang
tertera pada bukti pembayaran biaya pengobatan dan kuitansi pembelian
obat.
9. Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) Tunjangan Kesehatan dilengkapi
dokumen sebagai berikut:
a. Daftar pembayaran Tunjangan Kesehatan;
b. Polis Asuransi atau bukti pembayaran biaya pengobatan, kuitansi
pembelian obat disertai salinan resep dokter.
10. Pengajuan SPP Tunjangan Kesehatan dapat dilakukan dengan mekanisme:
a. Langsung ke rekening penerima.
i) Khusus bagi yang menggunakan mata uang USD;
ii) PPK mengajukan SPP dalam mata uang USD;
iii) Perhitungan kurs transaksi mengikuti mekanisme yang berlaku pada
saat pengajuan SPM ke KPPN hingga diterbitkan SP2D.
b. Langsung ke rekening Bendahara Pengeluaran.
i) PPK melakukan perhitungan besaran nilai Tunjangan Kesehatan
dalam rupiah dengan menggunakan kurs perkiraan pada saat
pengajuan SPP (Nilai Tunjangan Kesehatan dalam mata uang NTK
dikalikan dengan nilai kurs perkiraan);
ii) BP menggunakan kurs transaksi bank pada saat transfer ke rekening
penerima sebesar nilai Tunjangan Kesehatan dalam mata uang NTK;
iii) PPK melakukan perhitungan selisih lebih/kurang kurs perkiraan
dengan kurs transaksi bank sesuai tabel dalam lampiran II.C Surat
Keputusan ini;
iv) Selisih lebih dapat diperhitungkan sebagai pengurang nilai Tunjangan
Kesehatan pada bulan berikutnya, khusus untuk Bulan Desember
selisih lebih dikembalikan ke Kas Negara sebagai pengurang nilai
realisasi belanja;
v) Selisih kurang digunakan sebagai dasar pengaJuan pembayaran
kekurangan Tunjangan Kesehatan.
c. Tahapan pelaksanaan pertanggungjawaban TRP dituangkan dalam suatu
Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pembayaran Tunjangan
Kesehatan.
11. Pembebanan Anggaran:
a. Pembayaran Tunjangan Kesehatan dibebankan pada akun 511142
(Belanja Tunjangan Restitusi Pengobatan PNS (Staf di LN));
b. Biaya transaksi bank atas transfer Tunjangan Kesehatan dibebankan
pada akun 521111 (Belanja Operasional Perkantoran).

VII. GAJI TENAGA PELAKSANA ADMINISTRASI

1. Tenaga Pelaksana Administrasi, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah


pegawai yang dipekerjakan atas dasar kontrak kerja untuk jangka waktu
tertentu, guna melakukan tugas-tugas tertentu pada IIPC .
2. PPI dan Kabid Investasi dapat mempekerjakan TPA berdasarkan kontrak
kerja, dengan memperhatikan:
a. kebutuhan dan anggaran dalam menentukan jumlah dan gaji TPA;
b. persetujuan dari Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal dan
dilaporkan kepada Perwakilan RI setempat; dan
c. jangka waktu kontrak kerja, dibuat setiap tahun anggaran, yang
ditandatangani oleh TPA dan PPK Satuan Kerja Deputi Bidang Promosi
Penanaman Modal serta diketahui oleh PPI/Kabid Investasi.
3. TPA diangkat dan diberhentikan oleh PPK Satuan Kerja Deputi Bidang
Promosi Penanaman Modal.
4. Kontrak kerja dengan TPA dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) bahasa yaitu
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
5. Hak keuangan TPA yang dapat dibebankan pada APBN harus tertuang dalam
kontrak kerja dengan TPA yang meliputi:
a . Gaji, yaitu penghasilan yang dibayarkan kepada TPA setiap bulan yang
besarnya ditetapkan minimal sesuai kebijakan pada perwakilan R.I. dan
ketersediaan anggaran;
b. Lembur, yaitu bagian penghasilan yang dapat dibayarkan kepada TPA
sehubungan dengan pekerjaan yang harus diselesaikan melewati jam
kerja yang telah ditentukan pada kontrak kerja;
c . Pembayaran iuran wajib jaminan ketenagakerjaan yang berlaku di NTK,
dibayarkan bersamaan dengan komponen gaji TPA;
d. Pembayaran premi asuransi sesuai ketersediaan anggaran dibayarkan
bersamaan dengan komponen gaji TPA;
e. Pembayaran tunjangan hari raya keagamaan dan/atau bentuk tunjangan
lain yang dipersamakan, tercantum pada kontrak kerja sesuai dengan
peraturan perundangan ketenagakerjaan di NTK dengan memperhatikan
ketersediaan anggaran selanjutnya dipersamakan sebagai Gaji ke- 13 TPA.
6. Dalam rangka pengajuan pembayaran hak keuangan TPA, PPI/Kabid
Investasi harus menyampaikan kelengkapan dokumen sebagai berikut:
a. Kontrak kerja TPA;
b. Surat Perintah Kerja Lembur TPA yang ditandatangani oleh PPI/Kabid
Investasi;
c . Daftar hadir lembur TPA yang sudah disahkan oleh PPI/Kabid Investasi;
7. Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) hak keuangan TPA dilengkapi
dokumen sebagai berikut:
a. Daftar pembayaran Gaji TPA/Gaji ke- 13 TPA/Lembur TPA yang
ditandatangani PPABP, BP, dan PPK;
b. Surat Tugas lembur TPA yang ditandatangani oleh PPI/Kabid Investasi;
c. Daftar hadir lembur TPA yang sudah disahkan oleh PPI/Kabid Investasi;
8. Pengajuan SPP hak keuangan TPA dapat dilakukan dengan mekanisme:
a. Langsung ke rekening Bendahara Pengeluaran.
i) PPK melakukan perhitungan besaran nilai Gaji TPA/ Gaji ke- 13 TPA/
Lembur TPA dalam rupiah dengan menggunakan kurs perkiraan pada
saat pengajuan SPP (Nilai Gaji TPA/ Gaji ke- 13 TPA/ Lembur TPA
dalam mata uang NTK dikalikan dengan nilai kurs perkiraan);
ii) BP menggunakan kurs transaksi bank pad a saat transfer ke rekening
penerima sebesar nilai Gaji TPA/ Gaji ke-13 TPA/Lembur TPA dalam
mata uang NTK;
iii) PPK melakukan perhitungan selisih lebih/kurang kurs perkiraan
dengan kurs transaksi bank sesuai tabel dalam lampiran 11.C Surat
Keputusan ini;
iv) Selisih lebih dapat diperhitungkan sebagai pengurang nilai Gaji TPA/
Lembur TPA pada bulan berikutnya, khusus untuk Gaji ke- 13 TPA dan
Gaji TPA/ Lembur TPA Bulan Desember selisih lebih dikembalikan ke
Kas Negara sebagai pengurang nilai realisasi belanja;
v) Selisih kurang digunakan sebagai dasar pengajuan pembayaran
kekurangan Gaji TPA/ Gaji ke- 13 TPA/Lembur TPA;
b. Tahapan pelaksanaan pertanggungjawaban Gaji TPA dituangkan dalam
suatu Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pembayaran Gaji TPA.
9. Pembe banan anggaran:
a. Pembayaran Gaji TPA/Gaji ke- 13 TPA/LemburTPA dibebankan pada akun
511149 (Belanja Lokal Staf Lainnya);
b. Biaya transaksi bank atas transfer Gaji TPA/Gaji ke- 13 TPA/Lembur TPA
dibebankan pada akun 521111 (Belanja Operasional Perkantoran).
10. PPI/Kabid Investasi harus menyampaikan bukti pembayaran Gaji TPA/Gaji
ke-13 TPA/Lembur TPA kepada PPK sebelum dilaksanakan pembayaran Gaji
TPA/Lembur TPA bulan berikutnya.

VIII. PENGELOLAAN UANG MUKA KERJA

1. Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan operasional dan non operasional


kantor IIPC, PPI dan Kabid Investasi dapat meminta uang muka kerja yang
berasal dari Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) kepada
BP.
2. Uang Muka Kerja digunakan untuk belanja barang yang meliputi:
a. Belanja barang untuk kegiatan operasional meliputi belanja keperluan
perkantoran, belanja langganan koran/majalah, dan biaya transaksi
bank;
b. Belanja barang untuk kegiatan non operasional meliputi seluruh belanja
di luar belanja barang untuk kegiatan operasional.
3. Untuk menjamin pengelolaan anggaran yang akuntabel PPI dan Kabid
Investasi bertanggungjawab untuk:
a . Menyusun perencanaan kegiatan dan kebutuhan anggaran sesuai format
sebagaimana Lampiran II.D;
b. Melaksanakan kegiatan dan melakukan pembayaran atas pelaksanaan
kegiatan operasional dan non operasional kantor atas persetujuan PPK;
c. Menatausahakan seluruh bukti pembayaran atas pelaksanaan kegiatan
operasional dan non operasional kantor serta menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja sesuai format
sebagaimana Lampiran II .E.
4. PPI dan Kabid Investasi menyampaikan rencana kebutuhan anggaran
belanja operasional kepada PPK Biro Umum Satker Sekretariat Utama dan
kebutuhan belanja non operasional kepada PPK Satker Deputi Bidang
Promosi Penanaman Modal, serta diperkenankan untuk menggabungkan
dokumen rencana kebutuhan anggaran belanja operasional dan non
operasional dalam satu format usulan.
5. PPK berhak melakukan penyesuaian atas rencana kebutuhan anggaran yang
diajukan oleh PPI dan Kabid Investasi dengan memperhatikan efisiensi,
efektivitas, serta ketersediaan anggaran.
6. Rencana kebutuhan anggaran yang telah disetujui oleh PPK menjadi dasar
bagi BP dalam mengajukan besaran UP /TUP.
7. UP digunakan untuk membiayai kegiatan operasional dan non operasional
dalam 1 (satu) tahun anggaran dan harus diajukan revolving minimal 1 (satu)
bulan sekali.
8. TUP digunakan apabila UP yang diberikan tidak mencukupi untuk
membiayai kegiatan operasional dan non operasional yang menurut
perkiraan akan habis dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. Apabila TUP tidak
habis dipergunakan dalam 1 (satu) bulan, sisa yang masih ada akan disetor
ke Kas Negara.
9. Pelaksanaan pembayaran uang muka kerja dilakukan dengan menerbitkan
Surat Perintah Bayar (SPBy) yang ditandatangani oleh PPK dengan
melampirkan dokumen sebagaimana Lampiran II.F yang telah disetujui oleh
PPK.
10. Penatausahaan bukti/kuitansi penggunaan uang muka kerja dilakukan
dalam bentuk hard copy dan soft copy serta disusun berdasarkan urutan
tanggal kuitansi. Dokumen dimaksud dikirimkan kepada PPK dalam bentuk
soft copy minimal 1 (satu) bulan sekali dan dalam bentuk hard copy 3 (tiga)
bulan sekali.
11. PPI dan Kabid Investasi wajib melaporkan penggunaan uang muka kerja
dalam bentuk laporan pertanggungjawaban sesuai Lampiran 11.E untuk
kemudian disahkan oleh PPK dan menjadi dasar bagi BP untuk menghitung
nilai pertanggungjawaban UP /TUP serta nilai pengembalian ke Kas Negara.
12. Pengembalian sisa uang muka kerja dilakukan dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Melakukan transfer secara langsung ke rekening Virtual Account (VA) BP
dan menyampaikan bukti transfer kepada BP untuk kemudian
dikembalikan ke Kas Negara sebesar nilai yang diterima di rekening VA
BP;
b. Dalam hal transfer langsung ke rekening VA BP terkendala, PPI/Kabid
Investasi dapat meminta kode billing kepada BP sebesar perhitungan
lebih bayar dalam mata uang rupiah yang sudah disetujui oleh PPK dan
melakukan pembayaran berdasarkan kode billing secara langsung;
c. Tahapan pelaksanaan pengelolaan Uang Muka Kerja dituangkan dalam
suatu Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pengelolaan Uang Muka
Kerj a pada Kan tor IIPC.

IX. PELAKSANAAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BARANG

1. PPI dan Kabid lnvestasi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus
berkoordinasi dengan PPK dalam hal penggunaan anggaran yang menjadi
beban APBN.
2. Setiap pelaksanaan kegiatan yang mengakibatkan pengeluaran negara,
dilakukan melalui pembuatan komitmen dalam bentuk:
a. Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa sampai dengan batas
nilai tertentu sesuai ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah,
dapat berupa bukti pembelian/pembayaran;
b. Penetapan keputusan oleh pejabat berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan operasional dan non
operasional kantor IIPC, BP dapat mengajukan dispensasi penggunaan
UP /TUP diatas Rp50.000.000,00 sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Pelaksanaan pertanggungjawaban uang muka kerja yang berasal dari
UP /TUP dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Belanja langganan telepon, langganan koran/majalah dilengkapi
dokumen pendukung berupa surat tagihan langganan telepon,
koran/ majalah yang sah;
b. Belanja Perjalanan Dinas, terdiri atas Perjalanan Dinas Jabatan dan
Perjalanan Dinas Pindah, dilengkapi dengan:
i) Surat Tugas yang ditandatangani oleh Direktur Pengembangan
Promosi dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan atau surat keputusan
pindah dalam hal Perjalanan Dinas Pindah;
ii) Surat Perintah Dinas yang ditandatangani oleh PPK;
iii) Kuitansi perjalanan dinas beserta dokumen pendukung pembayaran
komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan atau Perjalanan Dinas
Pindah;
iv) Surat Pernyataan bermaterai sesuai ketentuan yang berlaku;
v) Pelaksanaan pertanggungjawaban perjalanan dinas disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Tata
Cara Perjalanan Dinas Luar Negeri.
c . Belanja pengadaan barang/jasa dilengkapi:
i) Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK;
ii) Nota/Bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung
lainnya yang diperlukan yang telah disahkan oleh PPK.
d. Bantuan Biaya Pendidikan Anak (BBPA) dengan ketentuan:
i) Diberikan kepada PPI/PPPI/Kabid Investasi/ Asbid Investasi yang
memiliki anak usia sekolah dan mengikuti pendidikan formal di
wilayah NTK;
ii) Tata cara besaran dan pemberian BBPA disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Luar Negeri yang mengatur mengenai Tata Cara
Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Anak pada Perwakilan
Republik Indonesia.
5. Pengajuan SPP Pertanggungjawaban UP /TUP dilengkapi dengan dokumen:
a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;
b . SPBy;
c . Bukti Pengeluaran sesuai poin nomor 4.
6 . Pelaksanaan pertanggungjawaban belanja barang yang tidak menggunakan
mekanisme uang muka kerja maka dilakukan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Tata Cara Pembayaran dalam
Rangka Pelaksanaan APBN.

X. KETENTUAN LAIN

1. Untuk mendukung pelaksanaan pertanggungjawaban APBN, maka perlu


melakukan pengaturan penggunaan rekening sebagai berikut:
a. PPI/Kabid Investasi diperkenankan membuka 1 (satu) rekening atas
nama kan tor IIPC yang akan digunakan un tuk:
i) Transaksi penerimaan/pengembalian belanja pegawai yang
melekat pada TPA;
ii) Transaksi penerimaan/pengembalian Uang Muka Kerja;
iii) Transaksi lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan
operasional dan non operasional kantor IIPC .
b. Penggunaan rekening untuk belanja pegawai yang melekat pada
PPI / PPPI / Asbid Investasi menggunakan rekening pribadi masing-masing
PPI / PPPI/ Asbid Investasi.
2. Penyampaian kelengkapan dokumen pertanggungjawaban IIPC pada akhir
tahun anggaran memperhatikan ketentuan Direktur Jenderal
Perbendaharaan yang mengatur mengenai Langkah-Langkah Pelaksanaan
Anggaran pada Akhir Tahun Anggaran.
3. Pelaksanaan keten tuan -keten tuan dalam keputusan 1n1 tetap
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara yaitu
a kuntabilitas, efektivitas, efisiensi dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepa tu tan / kewaj aran .
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN SEKRETARIS KEMENTERIAN INVESTASI/
SEKRETARIS UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN
MODAL NOMOR 45 TAHUN 2021 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA KANTOR
PERWAKILAN KEMENTERIAN INVESTASI/BADAN
KOORDINASI PENANAMAN MODAL

LAMPIRAN IIA. FORMAT SURAT PERNYATAAN TERKAIT DENGAN ANGGOTA KELUARGA


YANG MENDAPAT TUNJANGAN

KOP SURAT KEMENINVES/BKPM

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama
2. NIP
3. Tempat/Tanggal Lahir
4 . Jabatan (PPI/PPPI/ Asbid Investasi)
5. Kantor Perwakilan LN

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa saya mempunya.1 susunan keluarga yang


mengikuti penugasan jabatan sebagaimana tersebut diatas dan dapat dibayarkan
tunjangannya atas ketentuan yang berlaku sebagaimana terdapat pada daftar berikut:

Nama Istri/Suami/ Anak Tanggal Keterangan Pekerj aan


No . yang mengikuti Perkawinan Lahir (Istri / Suami) / Pendidikan
Penugasan (Anak)
1
2
3 dan seterusnya.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila pernyataan ini ditemukan tidak
berkesesuaian dengan keadaan yang sebenarnya maka saya bersedia mengembalikan
seluruh pembayaran yang tidak berkesesuaian den gan keadaan yang sebenarnya.

Jakarta, ............. . .

Mengetahui, Pembuat Pernyataan

Materai Rp 10. 000, -

.. ......... .................... ......................... ... .... .


NIP . ..... ... ..... ... ....... . NIP .......................... .
LAMPIRAN II.B. FORMAT PERHITUNGAN SELISIH LEBIH/KURANG KURS PERKIRAAN
DENGAN KURS TRANSAKSI BANK UNTUK TRANSFER TPLN

LAPORAN TRANSFER
TUNJANGAN PENGHIDUPAN LUAR NEGERI (TPLN)
BULAN: .............. .

NAMA PPI/PPPI/ ASBID NILAI TRANSFER SELISIH


NO NILAI SP2D
INVESTASI BANK LEBIH/ (KURANG)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

TOTAL

Rincian :
1. Selisih lebih sebesar Rp .. ..... ... ... .
2. Selisih Kurang sebesar Rp ..... .... .

Jakarta,
Mengetahui/Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen Petugas Pengelola Anggaran
Gaji dan Tunjangan Kinerja Belanja Pegawai (PPABP)

Nama Nama
NIP. NIP.
Bendahara Pengeluaran

Nama
NIP.
LAMPIRAN II.C. FORMAT PERHITUNGAN SELISIH LEBIH/KURANG KURS PERKIRAAN
DENGAN KURS TRANSAKSI BANK UNTUK TRANSFER TSR/TUNJANGAN KESEHATAN /GAJI
TPA

LAPORAN TRANSFER
TUNJANGAN SEWA RUMAH (TSR)/TUNJANGAN KESEHATAN / GAJI TENAGA
PERBANTUAN ADMINISTRASI (TPA)
BULAN: ... ... .. ...... .

NAMA PPI/PPPI/ ASBID NILAI TRANSFER SELISIH


NO NILAI SP2D
INVESTASI/TPA BANK LEBIH/ (KURANG)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

TOTAL

Rincian:
1. Selisih lebih sebesar Rp ..... ........ .
2. Selisih Kurang sebesar Rp .. ....... .

Jakarta,
Mengetahui/Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen Petugas Pengelola Anggaran
Gaji dan Tunjangan Kinerja Belanja Pegawai (PPABP)

Nama Nama
NIP. NIP.
Bendahara Pengeluaran

Nama
NIP.
LAMPIRAN II.D. FORMAT PENGAJUAN RENCANA KEBUTUHAN UANG MUKA KERJA

NOTA DINAS
NOMOR:

Kepada Yth PPK Satker Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal


PPK Biro Umum Satker Sekretariat Utama
Dari PPI / Kabid Investasi Kantor IIPC .... .
Perihal Rencana Kebutuhan Anggaran kantor IIPC .... Bulan ..... Tahun ....
Tanggal

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan operasional kantor IIPC .... untuk
bulan ...... tahun .... bersama ini kami sampaikan perkiraan rencana kebutuhan
anggaran sebesar ..... .. ... dengan rincian sebagaimana terlampir.
Kami bertanggungjawab penuh atas penggunaan anggaran sebagaimana
dimaksud dan akan meyampaikan laporan pertanggungjawaban anggaran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku selambat-lambatnya tanggal .. .. . .
Demikian, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima
kasih

...... . , .................... .
PPI / Kabid Investasi IIPC .. ..... .

Nama
NIP .. .... .

Tembusan:
1. Direktur Pengembangan Promosi;
2. Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal;
3 . Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Sekretariat Utama.
Lampiran
Nata Dinas No.
Tanggal

DAFTAR RENCANA KEGIATAN DAN KEBUTUHAN ANGGARAN


KANTOR IIPC ....

Bulan·
No Nama Ke giatan Volume Satuan Mata Ua ng Jumlah

A Be lanja Operas ional


1 Langganan Koran 1 Bulan

B Belania Non Ope rasional


1 ........
2 ........
3 ... .....

TOTAL

PPI / Kabid Investasi IIPC ....... ... .

Nama
NIP.

Keterangan Ke putusan Na m a /NIP Tanda Tangan

PPK Satker Deputi Bidang Promosi Menyetujui /


Penanaman Modal Merubah (*I

Bendahara Pengeluaran Satker Deputi


Mengetahui
Bidang Promosi Penanaman Modal

Menyetujui /
PPK Biro Umum Satker Sekretariat Utama
Merubah (*I

Bendahara Pengeluaran Satker Sekretariat


Mengetahui
Utama

(*)Coret salah satu


LAMPIRAN 11.E. FORM AT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN UANG MUKA
KERJA

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN


KANTORIIPC .....

Uang Muka Ke- : Mata uang:


No. Tanggal Uraian Debit Kredit Akun

Jumlah
Saldo -

............ ..... , ...... ........... ..


PPI /Kabid In vestasi IIPC .. ... ... ...... .

Nama
NIP.

Menyetujui Mengetahui
PPK .. ... . Bendahara Pengeluaran ....

Nama Nama
NIP. NIP.
LAMPIRAN II.F. FORMAT SURAT PE RINTAH BAYAR UANG MUKA KERJA

KEMENTERIAN INVESTASI/BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL


SATUAN KERJA ........................................ .

SURAT PERINTAH BAYAR


Tanggal: ....... ...... . Nomor: ................... .

Saya yang bertanda tangan dibawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan
Bendahara Pengeluaran agar melakukan pembayaran sejumlah:
Rp ................. ........ ,-
Dengan huruf: ................. .. ... ...... .. ........ ... ... .. .

Kepada
Untuk Pembayaran : Uang Muka Kerja Ke- .. .. sesuai Kebutuhan Anggaran Kantor
UPC ..... Bulan ..... Tahun .....

Atas Dasar:
1. Nota Dinas Permohonan UMK Nomor ... ... ........ ... ... . .
Tanggal: .......... ... .. ...... .
2. Jumlah Persetujuan Rp. ······················ ··· ···,-
Dengan huruf: ....... .............................. ...... .. Rupiah

Dibebankan pada
Kegiatan/ Output/ MAK
Kode

Setuju /lunas dibayar, Telah diterima, ........ . , .. ... ... ... (Kota, Tanggal)
Tanggal: Tanggal: a.n . KPA Satker ....... .
Bendahara Pengeluaran Penerima UMK PPK Satker .... .... ... .. .

Nama Nama Nama


NIP. NIP. NIP.

Sekretaris Kernen terian / Sekretaris U tarn a

Anda mungkin juga menyukai