CBR - Metopel - FEBY ALVIONITA
CBR - Metopel - FEBY ALVIONITA
SCORE NILAI
PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna kasih karunia-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Critical Book Review ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dari Dr. THAMRIN M.Si, pada mata kuliah METODELOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN. Selain itu, agar penulis dan pembaca mampu menganalisis kelebihan dan juga
kekurangan dari metodelogi penelitian pendidikan, guna menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan penulis dan pembaca dalam menguasai materi terkait dengan Metodelogi
Penelitian Pendidikan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membagi sebagian ilmu pengetahuannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Review ini.
Penulis menyadari, baik dalam penulisan maupun dalam mengkritisi kedua buku yang
berjudul “Metodelogi Penelitian Pendidikan”, ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnan Critical Book Review ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan saran guna
penyempurnaan tugas ini.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATA BELAKANG
Critical Book Review adalah laporan hasil kritik atau berupa komentar tentang suatu
topik materi bahasan isi suatu buku dengan melakukan perbandingan. Setiap buku yang dibuat
oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu.
Critical Book Review Merupakan salah satu tugas dari keenam tugas kurikulum KKNI
yang ditetapkan di Universitas Negeri Medan. Critical Book Review yang dilakukan dalam
laporan kali ini adalah pada mata kuliah “Metodelogi Penelitian Pendidikan”. Critical Book
Review ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen Pengampu Matakuliah.
Dalam sebuah proses pembelajaran terutama seorang mahasiswa sangat diperlukan
pengalaman yang sangat banyak tentang penguasaan materi maka untuk memperluas materi
yang telah diperoleh tersebut dilakukan laporan kritik buku sederhana tentang topik yang
dibahas di mata kuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan untuk meningkatkan kualitas dari
seorang mahasiswa.
1.2. TUJUAN
a. Meringkas buku metodelogi penelitian pendidikan
b. Menganalisis kelebihan serta kekurangan dari buku metodelogi penelitian pendidikan
1.3.MANFAAT
a. Untuk mengetahui ketiga isi buku metode penelitian pendidikan
b. Untuk mengetahui kelebihan dan juga kelemahan dari ketiga buku metode penelitian
pendidikan
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 10
mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya dengan teliti. Instrumen yang realible adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan
reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini
tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya otomatis hasil penelitian menjadi valid dan reliabel. Oleh karena itu peneliti
harus mampu mengendalikan objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan untuk
mengukur instrumen untuk mengukur variabel dengan teliti. Pada dasarnya terdapat dua
macam instrumen, yaitu instrumen yang berupa tes dan non tes untuk mengukur sikap.
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi Construct validity dan content
validity. Sedangkan untuk instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup
memenuhi validitas konstruksi. Berikut ini dikemukakan cara pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen yang akan digunakan untuk penelitian yaitu:
1. Pengujian validitas instrumen
a. Pengujian validitas konstruk atau Construct validity validitas ini dapat
digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dekonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
b. Pengujian validitas isi atau content validity untuk instrumen berbentuk tes,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
c. Pengujian validitas eksternal dengan validitas ini instrumen diuji dengan cara
membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan.
2. Pengujian reliabilitas instrumen
a. Testretest instrumen penelitian yang Realita lintasnya diuji dengan tes tes
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden.
b. Ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya
sama.
c. Gabungan realibilitas ini dilakukan dengan cara mencoba Kan dua instrumen
yang ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Jadi cara ini
merupakan gabungan antara yang pertama dan yang kedua.
d. Internal consistency dilakukan dengan cara mencoba Kan instrumen sekali saja,
Kemudian yang Data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memprediksi reabilitas instrumen.
3. Contoh pengujian validitas dan reabilitas instrumen
a. Pengujian validitas instrumen pengujian validitas tiap butir digunakan analisis
item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dari skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir.
b. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan Internal consistency dengan
teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus spearman Brown. Untuk
keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok yaitu
kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 11
BAB 7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Jika dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah atau
natural setting, pada laboratorium dengan metode eksperimen,, di rumah dengan berbagai
responden pada suatu seminar, diskusi dan lain-lainnya. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
atau wawancara, kuisioner atau angket, observasi atau pengamatan, dan gabungan dari
ketiganya.
A. Interview atau wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah responden sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak mengumpulkan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
B. Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengambil seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
C. Observasi teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik dibandingkan dengan
teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek
alam yang lainnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti
berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja dan bila responden yang diamati terlalu
besar.
1. Observasi berperan serta dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian.
2. Observasi non partisipan dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi partisipan
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 12
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen
yang telah baku, Tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 13
merupakan dugaan terhadap nilai dalam suatu sampel, dibandingkan dengan standar,
sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik non parametrik
merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antara kelompok
dalam satu sampel.
Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Jadi
maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui Data sampel. Oleh karena itu dalam
statistik yang diuji adalah hipotesis nol.
1. Taraf kesalahan menafsir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal akan
mempunyai resiko kesalahan lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan
interval estimate.
2. Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan
terdapat dua kesalahan yaitu sebagai berikut:
Kesalahan Tipe 1 adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol yang benar
titik Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alfa
Kesalahan tipe 2 adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah titik
tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan beta.
3. Macam Pengujian Hipotesis terdapat tiga macam bentuk hipotesis pengujian yaitu uji
dua pihak pihak kanan dan pihak kiri. Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada
bunyi kalimat hipotesis.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 15
sampel adalah bagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk wilayah tertentu,
jumlah pegawai pada suatu organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan
lain sebagainya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh
startley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat
atau place, pelaku atau aktor, dan aktivitas atau Activity yang berinteraksi secara sinergis.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, Karena penelitian kualitatif berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan kepopuleran sicoma tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial
memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan atau
informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif kemajuan
bukan disebut sebagai sampel statistik tetapi sampel teoritis, Karena tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk menghasilkan teori.
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive
sampling, dan Snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
Sumber data dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu. Sedangkan Snowball sampling
adalah teknik pengambilan sampel Sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-
lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah Sumber data yang sedikit itu belum
mampu digunakan sebagai sumber data. Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya
yaitu, peneliti memilih orang-orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data
yang diperlukan dan selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel-
sampel sebelumnya itu. Dalam proses penelitian kualitatif, sampel Sumber data yang
dikemukakan masih bersifat sementara titik namun demikian membuat proposal perlu
menyebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data. Teknik
pengambilan sampel Sumber data dalam penelitian kualitatif yang bersifat positif dan Snowball
itu dapat dilakukan dengan melakukan rancangan. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel
sebagai sumber data atas sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekadar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri
5. Mereka yang pada umumnya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih
menggairahkan untuk dijadikan sebagai narasumber.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 16
sebagai sumber data serta kesiapan dalam memasuki lapangan. Dalam penelitian kualitatif
segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber
data hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek lapangan. Dalam penelitian
kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus
penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah
ditemukan melalui observasi dan wawancara. Menurut nasution peneliti sebagai instrumen
penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
yang harus diperkirakan nya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan tidak ada suatu instrumen berupa teks atau angket
yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
4. Dalam situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata. Untuk memahaminya peneliti perlu sering merasakan menyelami
berdasarkan pengetahuannya
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber
dan ber bagai cara. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dapat dilakukan pada natural
setting, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperan serta berikut ini terdapat beberapa macam observasi yaitu sebagai berikut
A. Pengumpulan data dengan observasi
1. Observasi partisipatif yakni peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut
merasakan suka duka nya.
2. Observasi terus terang dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti
mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat
peneliti juga tidak terus terang atau tersambar dalam peneliti observasi hal ini
dikarenakan untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan. Kemungkinan apabila dilakukan dengan terus terang maka peneliti
tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.
3. Observasi tak berstruktur yang nih dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
berstruktur karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang
selama kegiatan observasi berlangsung.
B. Pengumpulan data dengan wawancara atau interview
1. Wawancara terstruktur yakni digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 17
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun disiapkan
2. Wawancara semi terstruktur tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka di mana pihak yang diajak wawancara dimintai
pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan
3. Wawancara tak berstruktur yakni wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan Hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
C. Teknik pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi
atau wawancara akan lebih Kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan di masa kecil tempat kerja atau di masyarakat. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak
semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.
D. Trigulasi
Dalam teknik pengumpulan data teregulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila penelitian melakukan pengumpulan data dengan regulasi maka sebenarnya
peneliti yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data. Regulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serentak.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 18
berdasarkan data yang dikumpulkan dapat secara berulang-ulang dengan teknik tribulasi,
ternyata hipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan dalam analisis data yaitu sebagai berikut:
1. Analisis sebelum di lapangan, peneliti kualitatif telah melakukan analisis data sebelum
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data Hasil studi pendahuluan, atau
data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2. Analisis selama di lapangan model Miles dan huberman, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jabatan yang
diwawancarai.
3. Analisis data selama di lapangan model spradley, berdasarkan hasil dari analisis
wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain. Pada langkah selanjutnya
peneliti Sudah menentukan fokus dan melakukan analisis taksonomi. Berdasarkan
analisis taksonomi selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kontras yang
dilanjutkan dengan analisis komponensial.
a. Analisis domain, setelah memasuki objek penelitian yang berupa situasi sosial
yang terdiri atas place aktor dan activity selanjutnya melaksanakan observasi
partisipan, mencatat hasil, observasi dan wawancara, melakukan observasi
deskriptif Maka selanjutnya adalah melakukan analisis domain. Analisis
domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian.
Hasilnya berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya
belum pernah diketahui.
b. Analisis taksonomi, merupakan Analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan dokumen yang telah ditetapkan. Dengan demikian
domain yang telah ditetapkan menjadi cover intern oleh peneliti dapat diurai
secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil dari
analisis taksonomi ini dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak, diagram
garis, dan simpul.
c. Analisis komponensial , pada analisis ini data yang dicari untuk
diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain tetapi justru
yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan dimensi yang spesifik dan
berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan.
d. Analisis tema budaya, merupakan upaya mencari atau mengintegrasikan lintas
domain yang ada. Dengan demikian hasil dari analisis domain, taksonomi dan
komponen sosial tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu
konstruksi bangunan terhadap situasi sosial objek penelitian yang sebelumnya
masih gelap dan setelah dilakukan penelitian maka menjadi jelas.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 19
dengan hasil yang dicapai. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi Apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut
diambil. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang valid, realible, dan objektif
maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan
pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan
dengan cara yang benar. Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara apa Yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sungguh
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas
data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal tetapi Jamak dan tergantung pada
kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri
seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Berikut
ini terdapat pengujian validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut:
1. Uji kredibilitas
a. Perpanjangan pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan ini berarti
hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin
akrab serta terbuka untuk saling mempercayai sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan. Lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan akan
sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data.
b. Meningkatkan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal
penelitian untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi dokumentasi
yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan cara ini maka wawasan
peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemui itu benar atau dipercaya atau tidak.
c. Trigulasi, dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian penelitian dengan sumber Teguh Lasi dapat digunakan pengumpulan
data dan waktu.
2. Pengujian transferability yakni setelah ditemukan transferability ini merupakan
validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Nilai transfer ini berkenaan dengan
pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam
penelitian lain.
3. Pengujian dependability, untuk melakukan penelitian dependability ini dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya
dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengedit keseluruhan
aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Pengujian confirmability, dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan
uji dependent teliti sehingga pengujinya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang akan
dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang akan
dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Dalam
penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 20
BAB 14 PROPOSAL DAN PENELITIAN
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian nya. Dalam menyusun rancangan
penelitian perlu diantisipasi tentang berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk
mendukung dan menghambat terlaksananya penelitian. Rancangan penelitian harus dibuat
secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti.
Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi 4 komponen
utama yaitu permasalahan, landasan teori, dan pengajuan hipotesis, metode penelitian,
organisasi dan jadwal penelitian. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penyusunan
proposal:
1. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang
sedang terjadi pada suatu objek penelitian tetapi peristiwa itu sekarang ini
nampak ada penyimpangan penyimpangan dari standar yang bersifat keilmuan.
B. Identifikasi masalah pada bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada
pada objek penelitian.
C. Batasan masalah yaitu karena adanya Keterbatasan waktu dan tenaga dan teori
serta supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak
semua masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti.
D. Rumusan masalah setelah masalah yang akan diteliti ditemukan, dan supaya
Masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu
dirumuskan secara spesifik.
E. Tujuan penelitian disini tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada
pada sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal. Tujuan penelitian
disini berkenaan dengan tujuan penelitian dalam melakukan penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan.
F. Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau
tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara
akurat maka sekarang kegunaan hasil penelitian yaitu untuk mengembangkan
ilmu, atau membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi masalah yang
ada pada objek yang diteliti.
2. Landasan teori kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
A. Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, kertas sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan atau
hipotesis, dan penyusunan instrumen penelitian.
B. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang Bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
peraturan antara variabel yang akan diteliti. Kerangka berpikir dalam suatu
penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan
dengan dua variabel atau lebih.
C. Hipotesis penelitian karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan
hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berpikir.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 21
3. Prosedur Penelitian
A. Metode penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis,
diperlukan metode penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode
penelitian apa yang digunakan, Apakah metode survei atau eksperimen.
B. Populasi dan sampel bila hasil penelitian akan digeneralisasikan maka sampel
yang digunakan sebagai sumber data harus representative dan dapat dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah
tertentu.
C. Instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan
menggunakan instrumen penelitian.
D. Teknik pengumpulan data di sini diperlukan teknik pengumpulan data yang
paling tepat sama sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel.
E. Teknik analisis data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka
teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang
diajukan akan menentukan teknik statistik mana yang akan digunakan.
4. Organisasi dan jadwal penelitian
A. Organisasi penelitian bila penelitian dilakukan oleh tim atau kelompok maka
diperlukan adanya organisasi pelaksanaan penelitian. Minimal ada ketua yang
bertanggung jawab dan anggota sebagai pembantu ketua.
B. Jadwal penelitian setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan yang berisi Kegiatan apa yang akan dilakukan,
dan berapa lama akan dilakukan.
C. Biaya penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah
biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti
dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan dilakukan, jarak Tempat penelitian
dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 22
3. Desain produk akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain
produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan
dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai
dan membuatnya.
4. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai Apakah rancangan produk,
dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan desain setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahlinya maka akan dapat diketahui kelemahannya. Dan kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6. Revisi produk setelah direvisi, maka perlu diuji coba kan lagi pada kelas yang lebih
luas. Bila menguji produk dalam hal ini metode mengajar baru menggunakan desain
kritis post test control group desain, makkah mencari efektivitas signifikan siantar
kelompok yang diajar dengan metode mengajar baru dengan kelompok yang tetap
diajar dengan menggunakan metode lama.
7. Uji coba pemakaian setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi
yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru
tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.
8. Revisi produk yakni apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan yang luas
terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk
selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.
9. Pembuatan produk massal apabila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut
telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru
tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. Pada produk teknologi telah
dapat dibuat produk massal. Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk
yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara massal.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 23
2.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING I PROF. DR. BUSMIN
GURNING, M.PD
BAB 1 KONSEP DASAR METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhdap suatu pemasalahan
(Yoseph dan Yoseph 1979). Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan
ruang- ruang yang mengakomodasi adana perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan
penelitian. Penelitian dapat pula diartikan sebagai pengamatan atau inkuiri dan mempunyai
tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery maupun
invention. Discovery diartikan temuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan
itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Sedangkan invention adalah suatu penemuan
benar- benar baru, artiya hasil kreasi manusia. Penelitian menurut Kerlinger (1986) adalah
proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan
mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.
Sedangkan menurut Russefendi (1994) penelitian adalah cara mencapai kebenaran
melalui metode ilmiah. Dari kedua pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada
prinsipnya akan memberikan pengertian tentang peneliian berbeda- beda. Penelitian dapat
dikatakan sebagai cara mencari kebenaran melalui metode ilmiah, karena dalam
mengungkapkan penelitian menggunakan metode ilmiah meliputi:
a. Perumusan masalah
b. Melakukan studi literatur yakni studi mengenal teori dan atau hasil penelitian dimasa
lampau yang berkenaan dengan permaslahan yang akan dikaji
c. Jika diperlukan merumuskan praduga- praduga atau hipotesis- hipotesis
d. Mengumpulkan data, mengoolah data, menganalisis data, dan
e. Mengambil kesimpulan Metode ilmiah adalah cara mencari kebenaran yang tidak
hanya didasarkan kepada alasan induktif atau deduktif saja, tetapi bersifat menyeluruh
atau gabungan antara berpikir induktif- deduktif.
Jadi metode ilmiah adalah suatu prosedur diri proses menari kebenaran. Penelitian perlu
senantiasa dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya :
a. Penelitian akan memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi
b. Penelitian yang dilakukan harus berupa penelitian lanjutan
c. Melalui penelitian memungkinkan peningkatan aplikasi hasil penelitian yang
ditemukan, sehingga kita akan bertambah maju.
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian addalah menentukan masalah.
Sebagai peneliti pemula seringkali kesulitan memilih masalah yang baik. Dan berikut
dikemukakan beberapa karakteristik masalah yang baik :
a. Topic atau judl yang dipilih benar- benar sangat menarik
b. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang- orang yang berkepentingan dalam
bidang tertentu
c. Masalah yang dikemukakan merupakan suatu hal yang baru
d. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 24
e. Tidak bertentang dengan moral Dalam merancang suatu penelitian, seorang peneliti
perlu memahami langkah- langkah yang harus ditempuh dalam proses peneliti sebagai
berikut :
1. Pengamatan/studi pendahuluan
2. Merumuskan masalah
3. Mengidentifikasi masalah
4. Merumuskan hipotesis
5. Pengumpulan data
6. Kesimpulan
7. Ringkasan
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 25
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari satu
nilai, keadaan, kategori atau kondisi. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) mengatakan bahwa
variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagiann lain Kalinger mengatakan
bahw variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda.
Dengan demikian variabel itu merupaka suatu yang variasi. Selanjutnya Kidder (1981)
menyatakan variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan dirinya. Jenis- jenis variable yaitu :
1. Variabel kategorikal ( categorical variables) yaitu variabel yang mempunyai dua
golongan dikotomi atau bergolongan banyak politomi.
2. Variabel bersambungan ( continous variables) adalah variabel yang memiliki
jarak jangkau tertentu, karena variabel bersambungan harus memiliki nilai
peringkat yang lebih baik. Berdasarkan skala pengukuran yang digunakan terdapat
empat macam variabel yaitu :
a) Nominal untuk data nominal atau angka yang diberikan merupakan symbol
dari kelompokkelompok yang terpisah sebagai araf dari variabel yang
diselidiki.
b) Ordinal untuk data angka yang diberikan terhadap taraf variabel yang
diselidiki adalah symbol dari kelompok- kelompok yang terpisah berurutan
c) Interval dan rasio untuk angka yang digunakan adalah nilai yang dapat
diidentikan dengan bilangan ril. Dari segi hubungan antar variabel dikenal
dua jenis variabel utama yaitu :
Varibel bebas atau variabel pengaruh ( independent variabel) adalah
variabel penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu.
Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel pengaruh (dependent
variable) adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 26
4. Tes adalah prosedur sitematik yang dibuat dalam bentuk tugas- tugas yang
distandarisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan baik
dala bentuk tulisan atau jawaban lisan.
5. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen- dokumen tertulis , gambar maupun elektronik.
Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis butir instrument,
baik instrument dalam bentuk skalah sikap, skalah penilaian, maupun tes. Hal- hal yang pperlu
diperhatikan diantaranya:
1. Butir harus langsung menghitung indicator, yaitu panenda konsep yang berupa sesuatu
kenyataan atau fakta seperti keadan, perasaan, pikiran, kualitas dan sebagainya
2. Jawaban terhadap butir instrument dapat mengindikasihkan ukuran indicator apakah
keadaan responden berada atau deka kekutub positif menandakan sifat postif
3. Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana, jelas tidak majemuk.
4. Opsi dari setiap pertanyaaan atau pernyataan itu harus releven menjawab pertnyaan
atau pernytaan tersebut
5. Banyaknya skla menunjukan panjang skala yang secara konseptual kontinum
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 28
pengambilan keputusan di masa mendatang. Ryanto (2001) menyebutkan ciri-ciri
penelitian survey antara lain:
Data survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi atau dapat pula dari
hanya sebagian saja data populasi
Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata
Hasil survei dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas,
karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu
dikumpulkan.
Biasanya untuk memecahkan masalah yang incidental
Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan
longitudinal.
Cenderung mengandalkan data kuantitatif
Mengandalkan teknik pengumpul data yang berupa kuesioner dan
wawancara berstruktur.
BAB 8 DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISNYA
Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan ekspaimen. Suatu
desain mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis
eksperimen, dan
2. Malalui analisis data secara statistik, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran
yang berarti mengenai hasil penyelidikan.
Kriteria yang paling penting adalah bahwa desain itu harus merupakan desain yang
tepat untuk menguji hipotesis penelitian yang bersangkutan. Tanda kedalaman suatu
eksperimen bukan terletak pada kepelikan atau kesederhanaannya melainkan pada
ketepatannya. Desain yang akan dapat menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan
adalah desain yang tepat. Jadi, tugas pertama seorang peneliti eksperimental adalah memilih
desain yang paling tepat mengatur kondisi-kondisi eksperimental yang dibutuhkan oleh
masalah eksperimental yang bersangkutan. Apabila hipotesis penelitian itu adalah hipotesis
insteraksi, maka hipotesis tersebut hanya dapat diuji dengan desain faktorial, misalkan seorang
peneliti yang ingin mengetahui pengaruh pengajaran berprogram (programmed instruction)
terhadap penguasaan konsep sosial dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial sekolah
dasar, dengan anggapan bahwa mungkin metode ini mempunyai pengaruh berdasarkan
besarnya kelas dan tingkat kecerdasan siswa. Persoalan ini memerlukan suatu desain factorial.
Peneliti tidak akan dapat memecahkan masalah tersebut dengan melakukan dua atau tiga
eksperimen yang terpisah yang masing-masing dengan suatu variabel bebas saja.
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dibuat sedemikian sehingga
informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki
dapat dikumpulkan. Desain eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu
diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan
dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku
untuk persoalan yang sedang dibahas. Desain eksperimen merupakan suatu teknik yang ampuh
untuk menguji ada tidaknya hubungan sebab akibat antar -variabel penelitian. Hal ini mudah
dimengerti karena sesuai pendapat Cook dan Campbell dalam bukunya Quasi variabel-variabel
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 29
penelitian hubungan sebab akibat yaitu dapat diuji apabila memenuhi. Ada hubungan antara
variabel (independent variabel) dengan variabel akibat (dependent variabel) Variabel sebab
mendahului variabel akibat (urutan waktu) Variabel-variabel lain berpengaruh terhadap
dependent dikontrol.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 30
2.3. RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING II Prof. Dr. NANA
SYAODIAH
BAB 1 MAKNA PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan
logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penelitian diperlukan karena adanya 4 latar
belakang yang diketahui sebagai berikut:
1. Karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas
dibanding dengan lingkunganya yang luas. Sehingga banyak hal yang tidak
diketahui , tidak dipahami dan tidak jelas dan menimbulkan banyak keraguan dan
pertanyaan bagi dirinya.
2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau curiousity. Manusia selalu
bertanya , apa itu, bagaimana dan mengapa. Bagi sebagian orang jawaban sederhana
dan sepintas mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu
seperti ilmuwan dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, rinci dan komperhensif.
3. Manusia membutuhkan penjelasan, pemecehan, dan penyelesaian untuk setiap
masalah, tantangan, kesulitan dan ancaman yang dihadapinya.
4. Manusia selalu tidak merasa puas dengan segala yang diraihnya, dia akan selalu
berusaha untuk lebih sempurna dan ingin menambah kekayaannya dalam berbagai
bidang.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 31
terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat
positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan
statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian kuantitatif
yang bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif, survei, eksposfakto, komparatif,
korelasional dan penelitian tindakan. Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang
paling murni kuantitatif, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat
diterapkan pada metode ini. Karena penelitian ini bersifat mengiuji, maka semua variabel yang
diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah
distandardisasikan atau dibakukan.pembakuan instrumen dan pengolahan hasil penelitian
diolah dengan menggunakan analisis statistik inferensial-parametik. Untuk menguji apakah
perubahan yang terjadi pada variabel terikat itu akibat dari perubahan pada variabel bebas, dan
bukan karena variabel-variabel lainnya, maka semua variabel dilakukan dengan menyamakan
karakteristik sampel dalam variabel-variabel tersebut.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 32
3. Teori yang deduktif
4. Teori yang induktif
5. Teori yang fungsional Teori dalam alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, defenisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, dan pengendalian.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 33
Selanjutnya, Kerlinger dalam Susetyo (2015) mendefinisikan tes
sebagai seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
(subjek penelitian) dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor atau angka. Algina dan Crocker dalam
Susetyo (2015) mengusulkan langkah-langkah yang ditempuh dalam
menyusun perangkat tes, yaitu:
Identifikasi tujuan pengetesan.
Identifikasi dan penetapan domain yang akan dikukur sesuai dengan
tujuan.
Membuat indikator-indikator sesuai dengan aspek yang akan diukur.
Menyusun spesifikasi tes menjabarkan sejumlah butir yang harus
dibuat sesuai dengan tiap-tiap indikator.
Menyusn butir tes sesuai dengan spesifikasi tes.
Menentukan teknik peskoran yang akan digunakan dalam butir tes.
Merencakan pengujian persyaratan tes yang baik, yaitu pengujian
validitas dan reliabilitas.
Menguji coba perangkat tes pada tahap awal dengan responden yang
terbatas jumlahnya.
Pengujian validitas, reliabilitas, dan analisis butir, khusus untuk tes
hasil belajar atau tes kognitif.
Merevisi atau membuang butir yang menjadi penyebab perangkat tes
tidak memenuhi persyaratan.
Menguji coba kembali dengan responden yang lebih luas dan
melakukan analisis terhadap persyaratan dan butir tes.
Jika perangkat tes telah memenuhi ketentuan sebagai perangkat tes
yang baik, perangkat tes siap digunakan.
Terakhir, menentukan cara nelakukan skoring, menganalisis skor tes,
dan interpretasi skor dan standar operasional penggunaan tes.
Alat untuk mengungkapkan hal yang tidak berkaitan dengan aspek
kognitif subjek yang diteliti, seperti motivasi, sikap, dan lain-lain, digunakan
istilah instrumen nontes. Instrumen semacam ini tidak berkaitan benar-atau
salahnya jawaban atau respons yang diberikan subjek penelitian (Susetyo,
2015). Instrumen nontes yang umum digunakan dalam penelitian sebagai
berikut.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang melibatkan dua individu untuk
maksud tertentu. Dua orang yang dimaksud dalam pengertian ini adalah
pewawancara sebagai individu yang bertanya dan orang yang diwawancarai
sebagai individu yang diharapkan memberi jawaban atas pertanyaan yang
diajukan pewawancara. Wawancara dalam bahasa asing interview.
Pewawancara disebut interviewer dan orang yang diwawancarai disebut
interviewee(Herdiyansyah, 2013). Tujuan penggunaan wawancara menurut
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 34
Sudjana (2011) adalah untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan,
keinginan, keyakinan, dll.
2. Kuesioner/angket
Seperti halnya wawancara, kuesioner juga digunakan untuk
memperoleh data tentang pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan, dll.
dengan mengajukan pertanyaan kepada subjek penelitian, tetapi cara yang
ditempuh adalah dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis.
Keuntungannya adalah instrumen ini memiliki sifat yang praktis, hemat waktu,
hemat tenaga, dan hemat biaya.
3. Observasi
Salah seorang ahli mengemukakan definisi tentang observasi, yaitu
Matthews dan Ros (2010) mengatakan bahwa “Observation is the collection of
data through the human sense. In some natural condition, observation is the act
of watching social phenomenon in the real world and recording events as they
happen”. Observasi merupakan upaya pengumpulan data melalui indera
manusia. Dalam situasi alami, observasi merupakan kegiatan mengamati gejala
sosial yang terjadi dalam dunia nyata dan merekam peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masyarakat. Apa yang seharusnya diobservasi? Objek observasi
adalah perilaku. Lebih tepatnya, perilaku yang tampak yang sengaja
dimunculkan dan didasari oleh tujuan tertentu.
4. Dokumentasi
Istilah dokumen berasal dari bahasa latin, yaitu docere yang berarti
mengajar. Menurut Gottschalk (1986:38), istilah dokumen seringkali digunakan
oleh para ahli dalam dua pengertian. Pertama, dokumen berarti sumber tertulis
bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan arkeologis. Kedua, dokumen diperuntukkan bagi
surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang,
hibah, konsesi, dan lainnya. Selanjutnya, dikatakan bahwa dokumen dalam arti
lebih luas adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber
apapun, baik yang berupa tulisan,lisan, gambaran maupun arkeologis.
5. Skala
Skala adalah bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai,
sikap, minat, dan perhatian, dll. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan
untuk diserahkan kepada responden untuk diberi nilai. Lalu, hasilnya dibuat
dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Ada
beberapan jenis skala, di antaranya skala penilaian (rating scale) dan skala sikap.
Skala penilaian digunakan untuk mengukur perilaku orang lain yang dilakukan
oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum
atau suatu kategori yang bermakna nilai. Kategori diberi nilai rentangan mulai
dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk
huruf (A, B, C, D), angka (4, 3, 2, 1), atau 10, 9, 8, 7, 6, 5.
Dalam kaitannya dengan uji coba instrumen, ada dua hal yang perlu
diukur dariinstrumen tersebut, yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas adalah
ukuran tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang dianggap sahih
atau valid memiliki tingkat kesahihah yang tinggi, yakni benar-benar dapat
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 35
mengukur hal yang seharusnya diukur. Ada empat kategori yang diusulkan oleh
America Psychological Association (APA) sehingga instrumen dikatakan valid,
yaitu:
a. Validitas isi, yaitu suatu instrumen dikatakan valid jika sesuai dengan
standar isi kurikulum yang berlaku.
b. Validitas konstruk, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaian
instrumen dengan konstruksi teoretik di mana instrumen itu dibuat.
c. Validitas prediktif, yaitu validitas yang didasarkan pada kemampuan
instrumen tersebut memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa-masa
yang akan datang terkait dengan variabel yang diukur atau diungkap.
d. Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaiannya
dengan hasil pengukuran instrumen lain yang terkait dengan variabel yang
dilibatkan (Surapranata, 2005: 50).
Selain validitas, instrumen penelitian harus pula dicermati dari sisi
reliabilitas, yaitu suatu ukuran keajegan, tingkat kehandalan, atau tingkat
ketidakpercayaan instrumen. Dari sisi pengujiannya, reliabilitas dapat
dibedakan menjadi:
1. Reliabilitas internal, yaitu realibilitas instrumen yang didasarkan pada
hasil pencocokan antarbagian-bagian dari hasil tes. Pengujian reliabilitas
ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesan atau uji coba.
2. Reliabilitas eksternal, yaitu realibilitas instrumen yang didasarkan pada
hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari instrumen yang
sama maupun dengan instrumen lainnya. Uji reliabilitas eksternal
dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali uji coba.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 36
b. Skala ordinal; kalau skala nominal tidak menunjukkan tingkatan, skala
ordinal ini justru sebaliknya, di samping menyatakan kategori juga
menyatakan peringkat kategori tersebut.
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antarperingkat (Septyanto: 2008). Ciri- ciri skala
ordinal antara lain:
kategori data saling memisah,
kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya, dan
kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya
karakteristik yang dimiliki.
Skala interval; suatu skala pemberian angka pada klasifikasi
atau kategori dari objek yang memiliki sifat ukuran ordinal,
ditambah satu sifat lain, yaitu jarak atau interval yang sama dan
merupakan ciri dari objek yang diukur sehingga jarak atau
intervalnya dapat dibandingkan.
Skala rasio; sifat-sifat yang terdapat dalam skala interval
terdapat pula dalam skala rasio. Ditambah lagi satu sifat yaitu
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang
ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan,
diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Data dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata yang diperoleh dari
dokumen, wawancara atau observasi, yang biasanya dituangkan dalam catatan
lapangan. Data seperti ini disebut data lunak (Ali dan Mohammad Asrori, 2014).
Selanjutnya, dikatakan bahwa ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam
proses analisis data kualitatif, yaitu:
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data dimaksudkan di sini adalah peneliti melakukan
seleksi data, memfokuskan data pada permasalahan yang dikaji, melakukan
upaya penyederhanaan, melakukan abstraksi, dan melakukan transformasi.
Kegiatan ini didasari oleh kadang-kadang muncul faktor subjektivitas dalam
mengemukakan dan menganalisis data sehingga kadang-kadang muncul data
yang sebenarnya bukan data melainkan kesan yang
sifatnya pribadi peneliti.
2. Display Data
Yang dimaksud display data adalah langkah mengorganisasi data
dalam suatu tatanan informasi yang padat atau kaya makna sehingga dengan
mudah dibuat kesimpulan. Display data biasanya dibuat dalam bentuk uraian
atau teks yang disusun sebaik mungkin sehingga memungkinkan peneliti
menjadikannya sebaga ijala untuk menuju pada pembuatan kesimpulan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah proses reduksi data dan display data dilakukan, peneliti mearik
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 37
kesimpulan dan melakukan verifikasi terhadap kesimpulan yang dibuat
berdasarkan hasil analisis data. Istilah “verifikasi” diartikan sebagai upaya
membuktikan kembali benar atau tidaknya kesimpulan yang dibuat atau sesuai
atau tidaknya kesimpulan dengan kenyataan.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 38
BAB III
KRITIKAN TERHADAP BUKU
B. KELEMAHAN BUKU
Adapun yang menjadi kelemahan dari buku karya Prof. Dr. SUGIYONO yakni sebagai
berikut ini:
1. Jika dari sistematika penulisannya pembaca masih menemukan kesalahan dalam
penulisan atau typo
2. Dan pembaca mersa kebingungan dalam memahami buku ini karna penjabaran materi
dijabarkan tidak dengan poin-poin yang membuat pembaca sulit untuk memahami apa
yang dijabarkan
3. Dan pada buku ini juga tidak ada disertakan contoh soal yang berfungsi untuk melatih
kemampuan pembaca
4. Pada buku ini juga tidak disertakan rangkuman setiap babnya, sehingga pembaca tidak
dapat mengetahui inti materi dari setiap bab yang dibahas pada buku ini.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 39
3.2. KRITIKAN TERHADAP BUKU PEMBANDING I PROF. DR.
BUSMIN GURNING, M.PD.
KELEBIHAN BUKU
1. Layout dan ketatabahasaan yang sudah mengikuti selera pembaca.
2. Cover buku ini juga menarik sehingga dapat memikat pembaca untuk membacanya.
3. Materi juga sudah sangat bagus karena pada setiap bab nya penulis sudah memaparkan
maksud dan tujuan dari membaca.
4. Setiap akhir bab penulis juga memberikan rangkuman dari keseleruhan babnya
sehingga pembaca langsung dapat mengingat kembali materi yang sudah dibaca
5. Mudah dipahami dan dicerna oleh sipembaca
6. Materi pada buku ini lebih diperluas agar pembaca lebih luas memiliki engetahuan
tantang Metode Penelitian Pendidikan sehingga memudahkan mereka untuk menyusun
penelitian
7. Buku ini dilengkapi dengan soal latihan dan contoh- ontoh dari setiap sub jdudul
pembahasan sebagai sarana pembaca dalam menguji pemahamannya mengenai materi
yang sudah dibaca sebelumnya sehing cocok dipakai sebagai modul pembelajaran di
sekolah atau perguruan tinggi.
KELEMAHAN BUKU
1. Buku Metode Penelitian Pendidikan ini tidak tealalu banyak memuat pendapat para ahli
sebagai pendukung dalam menguatkan dasar dari setiap point materi yang dibahas
dalam buku ini.
2. Buku Metode Penelitian ini menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih
lanjut penjelasan dari rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk
memahaminya.
3. Banyak menggunakan kata ilmiah yang sulit diahami oleh si pembaca.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 40
3.3. KRITIKAN TERHADAP BUKU PEMBANDING II Prof. Dr.
NANA SYAODIAH
KELEBIHAN BUKU
1. Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd. dan Dra. Effi Aswita Lubis,
M.Pd., M.Si ini sangat lengkap karena membahas terebih dahulu apa itu penelitian,
hipotesis penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan instrument
penelitian, bagaimana melaksanakan uji coba instrument, populasi dan teknik sampel,
teknik analisis data kuantitatif, penelitian survey, desain eksperimen dan analisisnya,
penelitian expost facto, penelitian kualitatif, penelitian tidakan kelas, model-model
penelitian tindakan kelas, dan penyususnan proposal penelitian. Sedangkan dalam buku
karangan Prof. Dr. Sugiono tidak lengkap karena tidak memuat informasi tentang cara
memperoleh hipotesis, sedangkan buku Prof. Dr. Nana Syaodiah ini tidak tealalu
banyak memuat pendapat para ahli sebagai pendukung dalam menguatkan dasar dari
setiap point materi yang dibahas dalam buku ini.
2. Penulisan dalam buku ini sangat mudah dipahami oleh pembacanya, karena
penggunaan bahsa yang mudah dimengerti Di beberapa sub materi juga diberikan
contoh, sehingga para pembaca langsung mengerti dari materi yang ditulis, sedangkan
pada buku karangan Prof. Dr. Sugiono sulit untuk dipahami oleh pemula, karena ada
beberapa hal yang sulit untuk dimengerti.
3. Terdapat ringkasan setiap akhir bab, sedangkan pada buku karangan Prof. Dr. Sugiono
pada menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut penjelasan dari
rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk memahaminya.
4. Terdapat latihan-latihan disetiap akhir bab agar pembaca lebih mengerti lagi melalui
latihan tersebut.
KELEMAHAN BUKU
1. Buku Metode Penelitian ini menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih
lanjut penjelasan dari rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk
memahaminya.
2. Banyak menggunakan kata ilmiah yang sulit diahami oleh si pembaca.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 41
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
cara ilmiah data, tujuan, dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empires, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan syarat cara masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empires berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat dia mati oleh indra
manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan
dalam penelitian.
Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu vallid. Valid menunjukkan derajat ketetapan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan oleh
karena data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian
reliabilitas dan obyekvitas. Data yang valid pasti reliable artinya derajat konsistensi atau ke
ajengan data dalam interval waktu tertentu. Sedangkan obyekvitas berkenaan dengan
interpersonal agreement atau kesepakatan antara banyak orang. Setiap penelitian mempunyai
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang
bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh
dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian artinya data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya ke ragu-
ragu and terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Pengembangan artinya memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada
3.2. SARAN
Penulis menyadari baik dalam bahasa dan juga penulisan dalam Critical Book Review
ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
saran dan juga kritik yang membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tugas Critical
Book Review ini kedepannya.
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 42
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA CV
Gurning, Busmin. 2018. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: K-Media
Syaodiah, Nana . 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Rosada Karya
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 43