Anda di halaman 1dari 46

CRITICAL BOOK REVIEW

METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


(Karya: Prof. Dr. Sugiyono, Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd., dan Prof. Dr. Nana
Syaodiah)

CRITICAL BOOK REVIEW


MK. METODELOGI
PENELITIAN PENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN BISNIS

SCORE NILAI

NAMA : FEBY ALVIONITA BR. SEMBIRING


PRODI : PENDIDIKAN BISNIS (B)
MATA KULIAH :METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : Dr. THAMRIN M.Si

PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna kasih karunia-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Critical Book Review ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas dari Dr. THAMRIN M.Si, pada mata kuliah METODELOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN. Selain itu, agar penulis dan pembaca mampu menganalisis kelebihan dan juga
kekurangan dari metodelogi penelitian pendidikan, guna menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan penulis dan pembaca dalam menguasai materi terkait dengan Metodelogi
Penelitian Pendidikan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membagi sebagian ilmu pengetahuannya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Review ini.

Penulis menyadari, baik dalam penulisan maupun dalam mengkritisi kedua buku yang
berjudul “Metodelogi Penelitian Pendidikan”, ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnan Critical Book Review ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan saran guna
penyempurnaan tugas ini.

Medan, 20 September 2021

FEBY ALVIONITA BR. SEMBIRING

Critical Book Review|i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------------- i


Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------- ii
Bab I Pendahuluan ---------------------------------------------------------------------------- iii

1.1.Latar Belakang ------------------------------------------------------------------- 1


1.2.Tujuan ----------------------------------------------------------------------------- 1
1.3. Identitas Buku ------------------------------------------------------------------- 1
Bab II Ringkasan Buku ----------------------------------------------------------------------- 3
2.1. Ringkasan Buku ----------------------------------------------------------------- 3
2.2. Ringkasan Buku Pembanding I ----------------------------------------------- 20
2.3. Ringkasan Buku Pembanding II ---------------------------------------------- 30
Bab III Kritikan Terhadap Buku ------------------------------------------------------------ 34
3.1. Kritikan Buku Utama ----------------------------------------------------------- 34
3.2. Kritikan Buku Pembanding I -------------------------------------------------- 35
3.3. Kritikan Buku Pembanding II ------------------------------------------------- 36
Bab IV Penutup -------------------------------------------------------------------------------- 42
4.1. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------- 42
4.2. Saran ------------------------------------------------------------------------------ 42
Daftar Pustaka --------------------------------------------------------------------------------- 43

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATA BELAKANG
Critical Book Review adalah laporan hasil kritik atau berupa komentar tentang suatu
topik materi bahasan isi suatu buku dengan melakukan perbandingan. Setiap buku yang dibuat
oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu.
Critical Book Review Merupakan salah satu tugas dari keenam tugas kurikulum KKNI
yang ditetapkan di Universitas Negeri Medan. Critical Book Review yang dilakukan dalam
laporan kali ini adalah pada mata kuliah “Metodelogi Penelitian Pendidikan”. Critical Book
Review ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen Pengampu Matakuliah.
Dalam sebuah proses pembelajaran terutama seorang mahasiswa sangat diperlukan
pengalaman yang sangat banyak tentang penguasaan materi maka untuk memperluas materi
yang telah diperoleh tersebut dilakukan laporan kritik buku sederhana tentang topik yang
dibahas di mata kuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan untuk meningkatkan kualitas dari
seorang mahasiswa.

1.2. TUJUAN
a. Meringkas buku metodelogi penelitian pendidikan
b. Menganalisis kelebihan serta kekurangan dari buku metodelogi penelitian pendidikan

1.3.MANFAAT
a. Untuk mengetahui ketiga isi buku metode penelitian pendidikan
b. Untuk mengetahui kelebihan dan juga kelemahan dari ketiga buku metode penelitian
pendidikan

Critical Book Review|1


1.4. IDENTITAS BUKU
A. IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul : Metode Penelitian Pendidikan


Pengarang : Prof. Dr. Sugiyono
Email Penulis : sugiyono_ft@yahoo.com
Penerbit : ALFABETA CV
Kota Terbit : Bandung
Tahun terbit : 2015
ISBN : 979-8433-71-8

B. IDENTITAS BUKU PEMBANDING I

Judul : Metode Penelitian Pendidikan


Pengarang : Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd.
Penerbit : K-Media
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2018
ISBN : 978-602-451-137-1

C. IDENTITAS BUKU PEMBANDING II

Judul : Metode Penelitian Pendidikan


Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodiah
Penerbit : Rosada Karya
Kota Terbit : Bandung
Tahun terbit : 2013
ISBN : 979-629486-2

Critical Book Review|2


BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1. RINGKASAN BUKU KARYA Prof. Dr. SUGIYONO
BAB 1 PERSPEKTIF METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
cara ilmiah data, tujuan, dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empires, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan syarat cara masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empires berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat dia mati oleh indra
manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan
dalam penelitian.
Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu vallid. Valid menunjukkan derajat ketetapan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan oleh
karena data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian
reliabilitas dan obyekvitas. Data yang valid pasti reliable artinya derajat konsistensi atau ke
ajengan data dalam interval waktu tertentu. Sedangkan obyekvitas berkenaan dengan
interpersonal agreement atau kesepakatan antara banyak orang. Setiap penelitian mempunyai
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang
bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh
dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian artinya data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya ke ragu-
ragu and terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Pengembangan artinya memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Menurut bidangnya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis,
profesional dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi: penelitian
survei, ex post facto eksperimen, naturalistik, sejarah, evaluation research, action research,
sejarah, dan research and development. Dari level explanation dapat dibedakan menjadi
penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Dari segi waktu dapat dibedakan menjadi
penelitian cross sectional dan longitudinal. Jenis-jenis metode penelitian juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan nya. Berdasarkan tujuan,
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar, penelitian terapan, dan dan
penelitian pengembangan. Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan terbagi menjadi
metode penelitian eksperimen, survei dan naturalistik. Penelitian pengembangan merupakan
jembatan antara penelitian dasar atau basic research dengan penelitian terapan atau applied
research, di mana penelitian ini dasar tujuannya untuk to discover new knowledge about
fundamental fenomena. Dan applied research bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang
secara praktis dapat diaplikasikan. Walaupun Adakalanya penelitian terapan juga untuk
mengembangkan produk. Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan
mengembangkan dan validasi suatu produk.

Critical Book Review|3


Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode tradisional,
dan metode baru, metode positif Istiqomah dan metode post positivis tik, metode saintifik dan
metode artistik jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positif istick,
saintifik dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan sebagai
metode baru atau post-positivis stick, artistik dan interpretive reset. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya digunakan secara rendem, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal yaitu perbedaan
tentang axoma, perbedaan proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri.
1. Perbedaan Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan
kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan penelitian dengan yang diteliti,
hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
2. Perbedaan Karakteristik, pada metode kualitatif dari segi desain dilakukan secara
umum fleksibel dan berkembang. Dari segi tujuan, digunakan untuk menemukan teori,
menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, dan memperoleh pemahaman
makna. Dari cara pengumpulan data metode kualitatif menggunakan partisipan
observation indepth interview goma dokumentasi, dan regulasi. Dari segi data metode
kualitatif menggunakan data deskriptif dan dokumen. Sedangkan metode kuantitatif
dari segi Desain yaitu spesifik, jelas, dan rinci. Dari segi tujuan, menggunakan untuk
mengaji teori, menunjukkan hubungan antar variabel dan anne-marie generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif. Dari segi teknik pengumpulan data yakni menggunakan
kuisioner dan observasi serta Wawancara terstruktur. Data yang digunakan pada
metode penelitian kuantitatif yakni hasil pengukuran variabel yang di operasionalkan
dengan menggunakan instrumen.
3. Proses Penelitian, pada penelitian kuantitatif prinsipnya adalah untuk menjawab
masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa
yang terjadi sesungguhnya. Sedangkan metode kualitatif penelitian ini belum memiliki
masalah atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki objek atau
lapangan.
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama karena tujuan penelitian
kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam
penelitian kuantitatif. Namun demikian kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam
waktu yang pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Ibarat mencari
provokator atau mengurai masalah, atau memahami makna, kalau semua itu dapat ditemukan
dalam satu minggu, dan telah teruji kredibilitasnya maka penelitian kualitatif dinyatakan
selesai sehingga tidak memerlukan waktu yang lama.
Sedangkan metode kuantitatif digunakan apabila:
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah merupakan
penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rancangan dengan pelaksanaan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.

Critical Book Review|4


3. Bila peneliti ingin bermaksud menguji hipotesis penelitian.
4. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan atau treatment tertentu terhadap yang lain.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris
dan dapat diukur.
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keraguan tentang validitas pengetahuan, teori dan
produk tertentu.

BAB 2 METODE PENELITIAN KUANTITATIF


Setelah masalah diidentifikasi, dan dibatasi, Maka selanjutnya masalah tersebut
dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dengan pertanyaan ini akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
Dengan menggunakan rumusan masalah maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk
menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori
dinamakan hipotesis, maka dapat diartikan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data dari
lapangan. Maka dari itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat
dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas,
sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat
mengambil sampel dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka
sampel yang diambil harus representative, dengan teknik random sampling. Setelah
instrumenter uji validitas dan realibilitas nya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel
yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen Untuk pengumpulan data dapat berbentuk tes
dan non tes untuk instrumen berbentuk non tes dapat digunakan sebagai kuisioner, pedoman
observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data
menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensial atau induktif. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.
Penyajian data dapat menggunakan tabel grafik, grafik batang grafik garis, dan piktogram.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan.
Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap rumusan masalah berdasarkan data apa yang telah
terkumpul. Jadi kalau instrumen rumusan masalah ada 5, maka kesimpulannya juga ada 5.
Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti
berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan
Masalah dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian. Jadi di Jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun
diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses
penelitian. Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah,
maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan
masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah Masalah dapat

Critical Book Review|5


ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan. Masalah dapat diartikan
sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara
teori dengan praktek antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan.
Sumber Masalah dapat berasal dari:
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
3. Adanya pengaduan
4. Ada kompetisi.
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan
Kesenjangan antara Apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap
rumusan masalah penelitian harus berdasarkan pada masalah. Berikut ini terdapat bentuk-
bentuk rumusan masalah:
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keadaan variabel mandiri, baik hanya pada suatu variabel atau
lebih. Jadi penelitian ini tidak membuat perbandingan variabel pada sampel yang lain.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3. Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel independen variabel ini sering disebut stimulus, predikator, dan anteseden.
Variabel bebas adalah ah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan nya atau timbulnya variabel independen atau terikat.
2. Variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Atau sering
disebut dengan Variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya nya variabel bebas.
3. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Atau sering disebut sebagai variabel independen kedua.
4. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
dan tidak dapat diamati dan diukur.
5. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti.
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah,
yaitu dengan bantuan menyusun ke dalam pohon masalah. Dengan analisis masalah, maka
permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting ke yang kurang penting dan yang
tidak penting. Untuk dapat melakukan analisis masalah, maka pertama-tama peneliti harus
mampu mendudukkan masalah dalam konteks keseluruhan secara sistemik. Dalam konteks

Critical Book Review|6


tersebut akan terlihat hubungan antara salah satu masalah dengan masalah yang lainnya, baik
masalah yang yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 3 LANDASAN TEORI KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN


HIPOTESIS.
Suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualitas atau sistem
pengertian ini diperoleh melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji
kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori. Teori semacam ini mempunyai dasar empiris.
Suatu teori dapat memandang gejala yang dihadapi dari sudut yang berbeda-beda, misalnya
dapat dengan menerangkan; tetapi dapat pula dengan menganalisa dan menginterpretasi secara
kritis. Fokus teori terbagi menjadi tiga yaitu teori substantif, teori formal, dan middle range
Theory. Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui
pengumpulan data adalah teori substantif, karena Teori ini lebih fokus berlaku untuk objek
yang akan diteliti. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena
teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh
karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang
akan dipakai. Teori-teori pendidikan dapat dibedakan menjadi teori umum pendidikan dan teori
khusus pendidikan. Teori umum pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat filsafat pendidikan
dan ausland pedagogi. Filsafat filsafat pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat ilmu
pendidikan dan filsafat pendidikan titik filsafat praktek pendidikan dapat dibagi menjadi dua
yaitu filsafat sosial pendidikan, filsafat pendidikan titik filsafat pendidikan dibagi lagi menjadi
filsafat pendidikan klasik dan filsafat pendidikan modern. Sebuah teori ada yang berperan
sebagai asumsi atau titik definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok
pendidikan adalah:
1. Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi kondisi aktual dari
individu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
2. Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang
baik atau norma-norma yang baik.
3. Pendidikan adalah suatu proses mencapai tujuan, artinya pendidikan berupa
serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi kondisi aktual dari individu yang
belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih
dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan
diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang akan diteliti, waktu penelitian Tempat penelitian,
sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan kesimpulan. Berikut ini merupakan langkah-
langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori yaitu sebagai berikut:
1. Tetapkan nama variabel yang akan diteliti dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan
antara satu sumber dengan sumber yang lainnya, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.

Critical Book Review|7


5. Bahasa seluruh isi pokok buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, Lakukan
analisis renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap yang
dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri.

BAB 4 METODE PENELITIAN EKSPERIMEN


Penelitian eksperimen dilakukan di laboratorium sedangkan penelitian ada realistic atau
kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan
atau treatment sedangkan dalam penelitian naturalistik tidak ada perlakuan titik Dengan
demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen dapat digunakan dalam penelitian
bisnis yaitu:
1. Experimental Design penelitian ini dilakukan karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh titik karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang
merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata mempengaruhi oleh variabel
independen titik Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel
tidak dipilih secara random.
2. True Experimental Design dikatakan true eksperimental, karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal dapat menjadi tinggi titik ciri utama
dari true experimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
3. Factorial Design merupakan modifikasi dari desain eksperimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan terhadap hasil.
4. Kuasi Eksperimental Desain bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan titik desain ini mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih
baik dari pre experimental design. Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen
sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan
sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak titik oleh
karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam
penelitian maka dikembangkan desain kuisi eksperimental.

BAB 5 POPULASI DAN SAMPEL


Populasi si adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek atau
objek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

Critical Book Review|8


populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative atau mewakili. Teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel titik untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan titik secara sistematis
teknik macam-macam sampling dapat dibagi menjadi: probability sampling dan nonprobability
sampling. Probability sampling meliputi simple random, proporsional rendem, area rendem.
Sedangkan non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling
aksidental, purposive sampling sampling jenuh dan Snowball sampling.
1. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi sebagai berikut:
a. Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi
itu.
b. Proportionate Stratified Random Sampling yaitu bila populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling yaitu menentukan jumlah sampel
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling atau Area Sampling yaitu teknik sampling daerah digunakan
untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau Sumber data sangat
luas.
2. Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a. Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut
b. Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah atau kuota yang diinginkan.
c. Sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui ini
cocok sebagai sumber data.
d. Sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
e. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
yang digunakan sebagai sampel titik Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau peneliti ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang bermula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Jumlah anggota sampling sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri titik jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk

Critical Book Review|9


1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan
jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Maka makin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya Makin kecil
jumlah sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi. Cara mengambil
anggota sampel secara random atau acak dapat dilakukan dengan bilangan rendem, komputer
maupun dengan undian titik Bila pengambilan dilakukan kan dengan undian, maka setiap
anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu sesuai dengan jumlah anggota populasi.

BAB 6 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti titik
Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung
pada jumlah variabel yang akan diteliti. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada didalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif. Berikut ini ada 4 jenis skala yaitu sebagai berikut:
1. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tertentu tentang fenomena sosial.
2. Skala guttman skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas
yaitu ia atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negatif, dan lain-
lainnya. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dua alternatif.
3. Semantic differential skala pengukuran yang berbentuk semantik diferensial
dikembangkan oleh osgood. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun ceklis, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum
yang jawabannya sangat positif di sebelah garis kanan dan jawaban yang negatif di
sebelah garis kiri.
4. Rating scale yaitu data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Yang penting bagi penyusunan instrumen dengan rating
scale adalah harus dapat mengerti arti setiap angka yang diberikan pada alternatif
jawaban pada setiap item instrumen.
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial
maupun alam titik meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat
laporan daripada melakukan penelitian titik namun demikian dalam skala yang paling rendah
laporan juga dinyatakan sebagai bentuk penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah
melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen-instrumen
yang digunakan dalam mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan teruji
validitas dan reliabilitasnya. Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas maka
instrumennya kalorimeter dan lain sebagainya. Instrumen dalam penelitian pendidikan
memang ada yang sudah ada tersedia dan telah di uji validitas dan realibilitas nya, seperti
instrumen untuk mengukur motif berprestasi, untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur
bakat dan lain sebagainya.
Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka
diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori
yang mendukungnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 10
mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya dengan teliti. Instrumen yang realible adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan
reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini
tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya otomatis hasil penelitian menjadi valid dan reliabel. Oleh karena itu peneliti
harus mampu mengendalikan objek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan untuk
mengukur instrumen untuk mengukur variabel dengan teliti. Pada dasarnya terdapat dua
macam instrumen, yaitu instrumen yang berupa tes dan non tes untuk mengukur sikap.
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi Construct validity dan content
validity. Sedangkan untuk instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup
memenuhi validitas konstruksi. Berikut ini dikemukakan cara pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen yang akan digunakan untuk penelitian yaitu:
1. Pengujian validitas instrumen
a. Pengujian validitas konstruk atau Construct validity validitas ini dapat
digunakan pendapat para ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dekonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
b. Pengujian validitas isi atau content validity untuk instrumen berbentuk tes,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
c. Pengujian validitas eksternal dengan validitas ini instrumen diuji dengan cara
membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan.
2. Pengujian reliabilitas instrumen
a. Testretest instrumen penelitian yang Realita lintasnya diuji dengan tes tes
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden.
b. Ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya
sama.
c. Gabungan realibilitas ini dilakukan dengan cara mencoba Kan dua instrumen
yang ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Jadi cara ini
merupakan gabungan antara yang pertama dan yang kedua.
d. Internal consistency dilakukan dengan cara mencoba Kan instrumen sekali saja,
Kemudian yang Data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis
dapat digunakan untuk memprediksi reabilitas instrumen.
3. Contoh pengujian validitas dan reabilitas instrumen
a. Pengujian validitas instrumen pengujian validitas tiap butir digunakan analisis
item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dari skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir.
b. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan Internal consistency dengan
teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus spearman Brown. Untuk
keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok yaitu
kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 11
BAB 7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Jika dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah atau
natural setting, pada laboratorium dengan metode eksperimen,, di rumah dengan berbagai
responden pada suatu seminar, diskusi dan lain-lainnya. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
atau wawancara, kuisioner atau angket, observasi atau pengamatan, dan gabungan dari
ketiganya.
A. Interview atau wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah responden sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak mengumpulkan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
B. Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengambil seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas.
C. Observasi teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik dibandingkan dengan
teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek
alam yang lainnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneliti
berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja dan bila responden yang diamati terlalu
besar.
1. Observasi berperan serta dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian.
2. Observasi non partisipan dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi partisipan
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
 Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 12
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
 Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen
yang telah baku, Tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.

BAB 8 ANALISIS DATA


Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau Sumber data lain terkumpul. Teknis analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat beberapa macam statistik yang digunakan untuk analisis data
dalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau general isasi. Penelitian yang dilakukan pada
populasi jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian
dilakukan dalam sampel maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun
inferensial. Statistik inferensial atau statistik probabilitas adalah teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik
ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan
sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut sebagai statistik
probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu
kebenarannya bersifat peluang atau probability.
A. Statistik parametris dan nonparametris
Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau
menguji ukuran populasi melalui Data sampel. Penggunaan statistik parametris dan
nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametrik
memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang pertama adalah data yang akan dianalisis
harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu teks mengharuskan data
dua kelompok atau lebih yang diuji secara homogen dalam regresi harus terpenuhi asumsi
linieritas. Statistik non parametrik tidak menentu terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang
akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik non parametrik sering
disebut sebagai distribution free statistik parametrik mempunyai kekuatan yang lebih daripada
statistik non parametris bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Penggunaan kedua
statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistik parametris
Kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik non
parametris Kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. Jadi untuk
menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama
yang harus diperhatikan yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.
1. Macam data terdapat beberapa macam data meliputi data nominal ordinal interval atau
rasio.
2. Bentuk hipotesis ada 3 hipotesis yaitu hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
Dalam hipotesis komparatif dibedakan menjadi dua yaitu komparatif untuk dua sampel
dan lebih dari 2 sampel. Hipotesis deskripsi diajukan dengan statistik parametris

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 13
merupakan dugaan terhadap nilai dalam suatu sampel, dibandingkan dengan standar,
sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik non parametrik
merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antara kelompok
dalam satu sampel.
Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Jadi
maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui Data sampel. Oleh karena itu dalam
statistik yang diuji adalah hipotesis nol.
1. Taraf kesalahan menafsir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal akan
mempunyai resiko kesalahan lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan
interval estimate.
2. Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan
terdapat dua kesalahan yaitu sebagai berikut:
 Kesalahan Tipe 1 adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol yang benar
titik Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alfa
 Kesalahan tipe 2 adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah titik
tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan beta.
3. Macam Pengujian Hipotesis terdapat tiga macam bentuk hipotesis pengujian yaitu uji
dua pihak pihak kanan dan pihak kiri. Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada
bunyi kalimat hipotesis.

BAB 9 METODE PENELITIAN KUALITATIF


Masalah dalam penelitian kualitatif masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian
harus jelas, spesifik dan dianggap tidak berubah tetapi dalam penelitian kualitatif masalah
dibawa oleh peneliti masih remang-remang. Bahkan gelap titik oleh karena itu masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang atau berganti setelah
peneliti berada dilapangan. Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap
masalah yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh
peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul
proposal dengan judul laporan penelitian sama titik yang kedua masalah yang dibawa peneliti
setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang
telah dipisahkan. Dengan demikian tidak perlu Terlalu banyak perubahan, sehingga judul
penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki
lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul proposal dengan
judul penelitian tidak sama dengan judulnya diganti. Penelitian kualitatif yang merubah
masalah atau diganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah
selesai, merupakan penelitian kualitatif yang lebih baik karena dipandang mampu melepaskan
apa yang telah dipikirkan sebelumnya dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih
luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan yang berkembang di situasi sosial yang
diteliti.
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik sehingga peneliti
kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitiannya,
tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat pelaku dan aktivitas yang
berinteraksi secara sinergis. Karena terlalu luasnya masalah maka dalam penelitian kuantitatif
peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam
C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 14
penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian
kualitatif disebut dengan fokus yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
Pembatasan kuantitatif berdasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan fasilitas masalah
yang akan dipecahkan sehingga juga faktor keterbatasan Tenaga Kerja dan waktu masalah
dikatakan urgent apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan melalui penelitian maka
akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan feasible
apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Rumusan masalah
merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data
dilapangan.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengeksplorasi dan memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh
luas dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara kontak sosial atau dominan 1 dibandingkan dengan yang
lainnya.
3. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau dominan satu dengan
yang lainnya.
Judul dalam penelitian kuantitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang
telah ditetapkan. Dengan demikian judul penelitian harus sudah spesifik dan mencerminkan
permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai
pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan dikembangkan, teknik analisis serta
kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara dan bersifat holistik maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan
dalam proposal juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah memasuki
lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah atau mungkin diganti.
Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah berarti peneliti belum mampu menjelajahi secara
mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga belum mampu mengembangkan
pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif
juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau
kontak sosial. Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah
variabel yang akan diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah
teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan
dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih profesional atau
menguasai semua teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih luas dan dapat menjadi
instrumen penelitian yang baik. Untuk mendapat instrumen penelitian yang baik, peneliti
kualitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan
yang terkait dengan konteks sosial yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut.

BAB 10 POPULASI DAN SAMPEL


Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 15
sampel adalah bagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk wilayah tertentu,
jumlah pegawai pada suatu organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan
lain sebagainya. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi oleh
startley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu: tempat
atau place, pelaku atau aktor, dan aktivitas atau Activity yang berinteraksi secara sinergis.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, Karena penelitian kualitatif berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan kepopuleran sicoma tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial
memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan atau
informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif kemajuan
bukan disebut sebagai sampel statistik tetapi sampel teoritis, Karena tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk menghasilkan teori.
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive
sampling, dan Snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
Sumber data dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu. Sedangkan Snowball sampling
adalah teknik pengambilan sampel Sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-
lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah Sumber data yang sedikit itu belum
mampu digunakan sebagai sumber data. Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya
yaitu, peneliti memilih orang-orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data
yang diperlukan dan selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel-
sampel sebelumnya itu. Dalam proses penelitian kualitatif, sampel Sumber data yang
dikemukakan masih bersifat sementara titik namun demikian membuat proposal perlu
menyebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data. Teknik
pengambilan sampel Sumber data dalam penelitian kualitatif yang bersifat positif dan Snowball
itu dapat dilakukan dengan melakukan rancangan. Selanjutnya dinyatakan bahwa, sampel
sebagai sumber data atas sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekadar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri
5. Mereka yang pada umumnya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih
menggairahkan untuk dijadikan sebagai narasumber.

BAB 11 INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus di validasi seberapa dia
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi
terhadap penelitian sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode
penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistik nya. Peneliti kualitatif
sebagai instrumen berfungsi sebagai penutup fokus penelitian yakni dengan memilih informasi

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 16
sebagai sumber data serta kesiapan dalam memasuki lapangan. Dalam penelitian kualitatif
segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber
data hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek lapangan. Dalam penelitian
kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus
penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah
ditemukan melalui observasi dan wawancara. Menurut nasution peneliti sebagai instrumen
penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
yang harus diperkirakan nya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan tidak ada suatu instrumen berupa teks atau angket
yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
4. Dalam situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata. Untuk memahaminya peneliti perlu sering merasakan menyelami
berdasarkan pengetahuannya
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber
dan ber bagai cara. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dapat dilakukan pada natural
setting, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperan serta berikut ini terdapat beberapa macam observasi yaitu sebagai berikut
A. Pengumpulan data dengan observasi
1. Observasi partisipatif yakni peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut
merasakan suka duka nya.
2. Observasi terus terang dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti
mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat
peneliti juga tidak terus terang atau tersambar dalam peneliti observasi hal ini
dikarenakan untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan. Kemungkinan apabila dilakukan dengan terus terang maka peneliti
tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.
3. Observasi tak berstruktur yang nih dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
berstruktur karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang
selama kegiatan observasi berlangsung.
B. Pengumpulan data dengan wawancara atau interview
1. Wawancara terstruktur yakni digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 17
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun disiapkan
2. Wawancara semi terstruktur tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka di mana pihak yang diajak wawancara dimintai
pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan
3. Wawancara tak berstruktur yakni wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan Hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
C. Teknik pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi
atau wawancara akan lebih Kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi
kehidupan di masa kecil tempat kerja atau di masyarakat. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak
semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.
D. Trigulasi
Dalam teknik pengumpulan data teregulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila penelitian melakukan pengumpulan data dengan regulasi maka sebenarnya
peneliti yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data. Regulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serentak.

BAB 12 TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, Iya itu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal. Karena data kuantitatif teknik analisis data menggunakan metode statistik
yang sudah tersedia. Dalam penelitian kualitatif, Data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam atau trianggulasi, dan
dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus-
menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya
adalah data kualitatif sehingga analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelas. Oleh
karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu
atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan Berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicari data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan
Apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 18
berdasarkan data yang dikumpulkan dapat secara berulang-ulang dengan teknik tribulasi,
ternyata hipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan dalam analisis data yaitu sebagai berikut:
1. Analisis sebelum di lapangan, peneliti kualitatif telah melakukan analisis data sebelum
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data Hasil studi pendahuluan, atau
data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2. Analisis selama di lapangan model Miles dan huberman, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jabatan yang
diwawancarai.
3. Analisis data selama di lapangan model spradley, berdasarkan hasil dari analisis
wawancara selanjutnya peneliti melakukan analisis domain. Pada langkah selanjutnya
peneliti Sudah menentukan fokus dan melakukan analisis taksonomi. Berdasarkan
analisis taksonomi selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan kontras yang
dilanjutkan dengan analisis komponensial.
a. Analisis domain, setelah memasuki objek penelitian yang berupa situasi sosial
yang terdiri atas place aktor dan activity selanjutnya melaksanakan observasi
partisipan, mencatat hasil, observasi dan wawancara, melakukan observasi
deskriptif Maka selanjutnya adalah melakukan analisis domain. Analisis
domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian.
Hasilnya berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya
belum pernah diketahui.
b. Analisis taksonomi, merupakan Analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan dokumen yang telah ditetapkan. Dengan demikian
domain yang telah ditetapkan menjadi cover intern oleh peneliti dapat diurai
secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil dari
analisis taksonomi ini dapat disajikan dalam bentuk diagram kotak, diagram
garis, dan simpul.
c. Analisis komponensial , pada analisis ini data yang dicari untuk
diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain tetapi justru
yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan dimensi yang spesifik dan
berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan.
d. Analisis tema budaya, merupakan upaya mencari atau mengintegrasikan lintas
domain yang ada. Dengan demikian hasil dari analisis domain, taksonomi dan
komponen sosial tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu
konstruksi bangunan terhadap situasi sosial objek penelitian yang sebelumnya
masih gelap dan setelah dilakukan penelitian maka menjadi jelas.

BAB 13 VALIDITAS DAN REALIBILITAS PENELITIAN KUALITATIF


Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan daya yang dapat dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data
yang tidak berbeda antara data Yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian. Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal
dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 19
dengan hasil yang dicapai. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi Apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut
diambil. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang valid, realible, dan objektif
maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan
pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan
dengan cara yang benar. Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara apa Yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sungguh
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas
data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal tetapi Jamak dan tergantung pada
kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri
seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Berikut
ini terdapat pengujian validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut:
1. Uji kredibilitas
a. Perpanjangan pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan ini berarti
hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin
akrab serta terbuka untuk saling mempercayai sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan. Lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan akan
sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data.
b. Meningkatkan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal
penelitian untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi dokumentasi
yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan cara ini maka wawasan
peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemui itu benar atau dipercaya atau tidak.
c. Trigulasi, dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian penelitian dengan sumber Teguh Lasi dapat digunakan pengumpulan
data dan waktu.
2. Pengujian transferability yakni setelah ditemukan transferability ini merupakan
validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Nilai transfer ini berkenaan dengan
pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam
penelitian lain.
3. Pengujian dependability, untuk melakukan penelitian dependability ini dilakukan
dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya
dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengedit keseluruhan
aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Pengujian confirmability, dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan
uji dependent teliti sehingga pengujinya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang akan
dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang akan
dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Dalam
penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 20
BAB 14 PROPOSAL DAN PENELITIAN
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian nya. Dalam menyusun rancangan
penelitian perlu diantisipasi tentang berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk
mendukung dan menghambat terlaksananya penelitian. Rancangan penelitian harus dibuat
secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti.
Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi 4 komponen
utama yaitu permasalahan, landasan teori, dan pengajuan hipotesis, metode penelitian,
organisasi dan jadwal penelitian. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penyusunan
proposal:
1. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang
sedang terjadi pada suatu objek penelitian tetapi peristiwa itu sekarang ini
nampak ada penyimpangan penyimpangan dari standar yang bersifat keilmuan.
B. Identifikasi masalah pada bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada
pada objek penelitian.
C. Batasan masalah yaitu karena adanya Keterbatasan waktu dan tenaga dan teori
serta supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak
semua masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti.
D. Rumusan masalah setelah masalah yang akan diteliti ditemukan, dan supaya
Masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu
dirumuskan secara spesifik.
E. Tujuan penelitian disini tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada
pada sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal. Tujuan penelitian
disini berkenaan dengan tujuan penelitian dalam melakukan penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan.
F. Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau
tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara
akurat maka sekarang kegunaan hasil penelitian yaitu untuk mengembangkan
ilmu, atau membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi masalah yang
ada pada objek yang diteliti.
2. Landasan teori kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
A. Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, kertas sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan atau
hipotesis, dan penyusunan instrumen penelitian.
B. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang Bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
peraturan antara variabel yang akan diteliti. Kerangka berpikir dalam suatu
penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan
dengan dua variabel atau lebih.
C. Hipotesis penelitian karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan
hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berpikir.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 21
3. Prosedur Penelitian
A. Metode penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis,
diperlukan metode penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode
penelitian apa yang digunakan, Apakah metode survei atau eksperimen.
B. Populasi dan sampel bila hasil penelitian akan digeneralisasikan maka sampel
yang digunakan sebagai sumber data harus representative dan dapat dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah
tertentu.
C. Instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan
menggunakan instrumen penelitian.
D. Teknik pengumpulan data di sini diperlukan teknik pengumpulan data yang
paling tepat sama sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel.
E. Teknik analisis data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka
teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang
diajukan akan menentukan teknik statistik mana yang akan digunakan.
4. Organisasi dan jadwal penelitian
A. Organisasi penelitian bila penelitian dilakukan oleh tim atau kelompok maka
diperlukan adanya organisasi pelaksanaan penelitian. Minimal ada ketua yang
bertanggung jawab dan anggota sebagai pembantu ketua.
B. Jadwal penelitian setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal
kegiatan yang akan dilaksanakan yang berisi Kegiatan apa yang akan dilakukan,
dan berapa lama akan dilakukan.
C. Biaya penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah
biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti
dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan dilakukan, jarak Tempat penelitian
dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.

BAB 15 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya research and
development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan
produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah.
Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan
melalui riset and development. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam penelitian dan
pengembangan yaitu sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Potensi dari masalah yang di kemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan
data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa
berdasarkan laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari
perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2. Pengumpulan informasi setelah potensi dan masalah dapat diajukan secara faktual dan
up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 22
3. Desain produk akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain
produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan
dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai
dan membuatnya.
4. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai Apakah rancangan produk,
dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan desain setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahlinya maka akan dapat diketahui kelemahannya. Dan kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6. Revisi produk setelah direvisi, maka perlu diuji coba kan lagi pada kelas yang lebih
luas. Bila menguji produk dalam hal ini metode mengajar baru menggunakan desain
kritis post test control group desain, makkah mencari efektivitas signifikan siantar
kelompok yang diajar dengan metode mengajar baru dengan kelompok yang tetap
diajar dengan menggunakan metode lama.
7. Uji coba pemakaian setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi
yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru
tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.
8. Revisi produk yakni apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan yang luas
terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk
selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.
9. Pembuatan produk massal apabila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut
telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru
tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. Pada produk teknologi telah
dapat dibuat produk massal. Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk
yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara massal.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 23
2.2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING I PROF. DR. BUSMIN
GURNING, M.PD
BAB 1 KONSEP DASAR METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
Penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhdap suatu pemasalahan
(Yoseph dan Yoseph 1979). Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan
ruang- ruang yang mengakomodasi adana perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan
penelitian. Penelitian dapat pula diartikan sebagai pengamatan atau inkuiri dan mempunyai
tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu discovery maupun
invention. Discovery diartikan temuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan
itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Sedangkan invention adalah suatu penemuan
benar- benar baru, artiya hasil kreasi manusia. Penelitian menurut Kerlinger (1986) adalah
proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan
mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.
Sedangkan menurut Russefendi (1994) penelitian adalah cara mencapai kebenaran
melalui metode ilmiah. Dari kedua pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada
prinsipnya akan memberikan pengertian tentang peneliian berbeda- beda. Penelitian dapat
dikatakan sebagai cara mencari kebenaran melalui metode ilmiah, karena dalam
mengungkapkan penelitian menggunakan metode ilmiah meliputi:
a. Perumusan masalah
b. Melakukan studi literatur yakni studi mengenal teori dan atau hasil penelitian dimasa
lampau yang berkenaan dengan permaslahan yang akan dikaji
c. Jika diperlukan merumuskan praduga- praduga atau hipotesis- hipotesis
d. Mengumpulkan data, mengoolah data, menganalisis data, dan
e. Mengambil kesimpulan Metode ilmiah adalah cara mencari kebenaran yang tidak
hanya didasarkan kepada alasan induktif atau deduktif saja, tetapi bersifat menyeluruh
atau gabungan antara berpikir induktif- deduktif.
Jadi metode ilmiah adalah suatu prosedur diri proses menari kebenaran. Penelitian perlu
senantiasa dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya :
a. Penelitian akan memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi
b. Penelitian yang dilakukan harus berupa penelitian lanjutan
c. Melalui penelitian memungkinkan peningkatan aplikasi hasil penelitian yang
ditemukan, sehingga kita akan bertambah maju.
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian addalah menentukan masalah.
Sebagai peneliti pemula seringkali kesulitan memilih masalah yang baik. Dan berikut
dikemukakan beberapa karakteristik masalah yang baik :
a. Topic atau judl yang dipilih benar- benar sangat menarik
b. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang- orang yang berkepentingan dalam
bidang tertentu
c. Masalah yang dikemukakan merupakan suatu hal yang baru
d. Dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 24
e. Tidak bertentang dengan moral Dalam merancang suatu penelitian, seorang peneliti
perlu memahami langkah- langkah yang harus ditempuh dalam proses peneliti sebagai
berikut :
1. Pengamatan/studi pendahuluan
2. Merumuskan masalah
3. Mengidentifikasi masalah
4. Merumuskan hipotesis
5. Pengumpulan data
6. Kesimpulan
7. Ringkasan

BAB 2 HIPOTESIS PENELITIAN


Menurut Trelease (1960) memberikan defenisi hipotesis sebagai suatu keterangan
sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan menurut Good dan Scate (1954)
menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atu referensi yang dirumuskan dan
diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta- fakta yang dapat diamati dan
digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya. Dalam pengujian hipotesis
yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adnya yaitu sesuai dengan fakta yang ada
dipopulasi. Dalam hubungan ini, hipotesis dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik
populasi yang akan diuji kebenranya berdasarkan data sampel.
Oleh karena itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang merupakan
jawaban sementara terhadap masalah inferensial yang telah dirumuskan, dan pernyataanya
tersebut merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi yang akan diuji kebenaranya
melalui pengujian hipotesis secara stastistik dengan menggunakan data empiric yang diperoleh
dari sampel. Berikut cirri- cirri dari hipotesis yaitu :
1. Hasil proses teoritik dapat dipertanggung jawabkan kebenrannya
2. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi
3. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenaranya dengan enggunakan data
empiric yang diperoleh dari sampel
4. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan
5. Hipotesis harus dapat diuji
6. Hipotesis harus spesifik dan sederhana
Menurut Balian (1982) hipotesis statika secara umum, dapat dibedakan menjadi 4
macam yaitu :
1. Hipotesis nihil yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada
hubungan antara variabel yang menjadi intteres si peneliti.
2. Hipotesis riset yaitu penggambaran terhadap ide yang ada dalam pemikiran si
peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoritis.
3. Hipotesis alternative yaitu sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah
diperoleh dari hasil kajian teoritis.
4. Hipotesis penyearah yaitu hipotesis yang menunjukan arah yang pasti dan arah
yang belum pasti atau masih dua arah.

BAB 3 VARIABEL PENELITIAN

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 25
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari satu
nilai, keadaan, kategori atau kondisi. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) mengatakan bahwa
variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagiann lain Kalinger mengatakan
bahw variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda.
Dengan demikian variabel itu merupaka suatu yang variasi. Selanjutnya Kidder (1981)
menyatakan variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan dirinya. Jenis- jenis variable yaitu :
1. Variabel kategorikal ( categorical variables) yaitu variabel yang mempunyai dua
golongan dikotomi atau bergolongan banyak politomi.
2. Variabel bersambungan ( continous variables) adalah variabel yang memiliki
jarak jangkau tertentu, karena variabel bersambungan harus memiliki nilai
peringkat yang lebih baik. Berdasarkan skala pengukuran yang digunakan terdapat
empat macam variabel yaitu :
a) Nominal untuk data nominal atau angka yang diberikan merupakan symbol
dari kelompokkelompok yang terpisah sebagai araf dari variabel yang
diselidiki.
b) Ordinal untuk data angka yang diberikan terhadap taraf variabel yang
diselidiki adalah symbol dari kelompok- kelompok yang terpisah berurutan
c) Interval dan rasio untuk angka yang digunakan adalah nilai yang dapat
diidentikan dengan bilangan ril. Dari segi hubungan antar variabel dikenal
dua jenis variabel utama yaitu :
 Varibel bebas atau variabel pengaruh ( independent variabel) adalah
variabel penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu.
 Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel pengaruh (dependent
variable) adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian.

BAB 4 METODE PENGUMPULAN DATA DAN INTRUMEN PENELITIAN


Dalam suat penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Proses pengumpulan
data ttersebut dapat dilakukan dengan metode tertentu. Jenis metode yang dipilih dan
digunakan dalam proses pengumpulan data tergantung pada sifat da karakteristik penelitian
yang dilakukan. Diantara metode pengumpulan data yang cukup penting adalah wawanara,
kuesioner, observasi, tes dan dokumentasi. Setiap pengumpulan data tersebut menggunakan
instrumen menggunakan intrumen pengumpulan data yang berbeda- beda.
1. Wawancara adalah cara menghimpun bahan- bahan keterangan yang dilaksanakan
dengan Tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan, muka dengan arah tujuan yang
ditentukan. Ada dua jens wawancara yang dapat dilakukan kaitanya dengan
pengumpulan data penelitian yaitu :
a) Wawncara terpimpin / wawancara terstruktur
b) Wawancara tidak terpimpin atau wawancara tidak terstruktur
2. Kuesioner (angket) digunakan sebagai alat atau intrumen pengumpulan data
penelitian. Kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada
responden untuk dijwab secara tertulis
3. Observasi adalah cara enghimpun bahan- bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang dijadikan objek pengamatan

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 26
4. Tes adalah prosedur sitematik yang dibuat dalam bentuk tugas- tugas yang
distandarisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan baik
dala bentuk tulisan atau jawaban lisan.
5. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen- dokumen tertulis , gambar maupun elektronik.
Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis butir instrument,
baik instrument dalam bentuk skalah sikap, skalah penilaian, maupun tes. Hal- hal yang pperlu
diperhatikan diantaranya:
1. Butir harus langsung menghitung indicator, yaitu panenda konsep yang berupa sesuatu
kenyataan atau fakta seperti keadan, perasaan, pikiran, kualitas dan sebagainya
2. Jawaban terhadap butir instrument dapat mengindikasihkan ukuran indicator apakah
keadaan responden berada atau deka kekutub positif menandakan sifat postif
3. Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana, jelas tidak majemuk.
4. Opsi dari setiap pertanyaaan atau pernyataan itu harus releven menjawab pertnyaan
atau pernytaan tersebut
5. Banyaknya skla menunjukan panjang skala yang secara konseptual kontinum

BAB 5 MELAKSANAKAN UJI COBA INSTRUMEN


Secara umum terdapat dua jenis instrument yaitu instrument yang disusun sendiri oleh
peneliti, dan jenis kedua adalah instrument yang sudah tersandar jumlah instrument jenis kedua
belum banyak beredar di Indonesia. Peneliti yang menggunakan instrument yang disusun
sendiri tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab mencobkan instruennya agar apabila
digunakan untuk mengumpulkan data, instrument tersebut sudah betul- betul handal. Sebelum
melanjutkan mengenai apa saja yang harus diperhatikan dan cara- cara yang diambil serta
prosedur yang harus dilalui dalam uji coa instrume, terlebih dahulu akan dibedakan tujuan uji
coba instrument sebagai berikut:
1. Apakah kalimat-kalimat didalam instrument cukup dapat dipahami oleh responden?
a) Mengenai intruksi atau pedoman pengisian
b) Mengenai butir- butir pertanyaan
2. Apakah waktu soal diperkirakan atau disediakan untuk mengerjakan soal atau
menjawab pertanyaan sudah memadai?
a) Waktu yang digunakan untuk persiapan
b) Waktu yang digunakan untuk mengerjakan
c) Waktu yang digunakan untuk mengemasi hasil uji coba
3. Bagaimanakah tanggapan responden dan orang- oranng lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian?
a) Apakah masih pperlu disiapkan peralatan yang diperlukan
b) Apakah masih ada hal- hal yang dilupakan
Dengan demikian tujuan uji coba secara umum yang berhubungan dengan pengelolaan.
Tujuan lain yang telah disinggung adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrument
yang digunakan.

BAB 6 POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL


C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 27
Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana
karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang
menjadi pusat perhatian bagi peneliti. (Haryadi Sarjono,2013), dengan kata lain populasi
adalah himpunan keseluruhan objek yang diteliti. Sedangkan Sampel adalah bagian dari
populasi secara keseluruhan. Berikut ini merupakan alasan mengapa peneliti perlu
menggunakan sampel:
1. Sedemikian banyak sehingga sulit untuk meneliti seluruh elemen. (Elemen adalah
anggota tunggal dari populasi)
2. Keterbatasan waktu, biaya penelitian, dan sumber daya manusia.
3. Penelitian terhadap sampel dan bukan seluruh populasi kadang kala juga sangat
mungkin untuk memberikan hasil yang lebih terpercaya. Hal tersebut karera
sebagian besar kelelahan berkurang dan karena itu lebih sedikit kesalahan dalam
mengumpulkan data, terutama ketika sejumlah besar elemen terlibat
(Sekaran,2006).
4. Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi
menjadi tidak masuk akal. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengetahui
kualitas rasa buah jeruk dari satu pohon jeruk.
Peneliti cukup memakan satu atau dua buah jeruk untuk kemudian mengambil
kesimpulan mengenai kualitas rasa buah jeruk dari satu pohon jeruk tersebut. Akan tidak masuk
akal jika peneliti memakan semua buah jeruk dari satu pohon jeruk tersebut karena buah jeruk
akan habis setelah pengujian dilakukan. Teknik sampling merupakan salah satu bagian
terpenting dalam bab metodologi penelitian.
Metodologi penelitian biasanya memuat kajian tentang: Uraian variabel pokok,
Penentuan lokasi/waktu penelitian, Penentuan populasi, Penentuan besar sampel atau teknik
sampling, Teknik pengumpulan data, dan Analisis data Antara metode dengan metodologi
penelitian terdapat perbedaan, dimana metode ilmiah suatu prosedur atau cara untuk
mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah teratur. Sedangkan metodologi adalah
suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.
Sampel merupakan contoh, sedangkan teknik merupakan cara. Jadi teknik sampel merupakan
cara mengambil contoh (sampel), baik sampel dari benda hidup maupun benda mati.

BAB 7 PENELITIAN SURVEI


Penelitian Survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, lazimnya dengan
menguji hipotesis. Penelitian survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data
pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu, mendeskripsikan keadaan alami yang hidup
saat ini Mengidentifikasikan secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan,
Menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik Penelitian survei antara
lain bertujuan untuk:
1. Mencari informasi factual secar mendetail yang sedang menggejala,
2. Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan,
3. Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran
penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 28
pengambilan keputusan di masa mendatang. Ryanto (2001) menyebutkan ciri-ciri
penelitian survey antara lain:
 Data survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi atau dapat pula dari
hanya sebagian saja data populasi
 Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata
 Hasil survei dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas,
karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu
dikumpulkan.
 Biasanya untuk memecahkan masalah yang incidental
 Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan
longitudinal.
 Cenderung mengandalkan data kuantitatif
 Mengandalkan teknik pengumpul data yang berupa kuesioner dan
wawancara berstruktur.
BAB 8 DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISNYA
Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan ekspaimen. Suatu
desain mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis
eksperimen, dan
2. Malalui analisis data secara statistik, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran
yang berarti mengenai hasil penyelidikan.
Kriteria yang paling penting adalah bahwa desain itu harus merupakan desain yang
tepat untuk menguji hipotesis penelitian yang bersangkutan. Tanda kedalaman suatu
eksperimen bukan terletak pada kepelikan atau kesederhanaannya melainkan pada
ketepatannya. Desain yang akan dapat menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan
adalah desain yang tepat. Jadi, tugas pertama seorang peneliti eksperimental adalah memilih
desain yang paling tepat mengatur kondisi-kondisi eksperimental yang dibutuhkan oleh
masalah eksperimental yang bersangkutan. Apabila hipotesis penelitian itu adalah hipotesis
insteraksi, maka hipotesis tersebut hanya dapat diuji dengan desain faktorial, misalkan seorang
peneliti yang ingin mengetahui pengaruh pengajaran berprogram (programmed instruction)
terhadap penguasaan konsep sosial dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial sekolah
dasar, dengan anggapan bahwa mungkin metode ini mempunyai pengaruh berdasarkan
besarnya kelas dan tingkat kecerdasan siswa. Persoalan ini memerlukan suatu desain factorial.
Peneliti tidak akan dapat memecahkan masalah tersebut dengan melakukan dua atau tiga
eksperimen yang terpisah yang masing-masing dengan suatu variabel bebas saja.
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan yang dibuat sedemikian sehingga
informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki
dapat dikumpulkan. Desain eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu
diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan
dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku
untuk persoalan yang sedang dibahas. Desain eksperimen merupakan suatu teknik yang ampuh
untuk menguji ada tidaknya hubungan sebab akibat antar -variabel penelitian. Hal ini mudah
dimengerti karena sesuai pendapat Cook dan Campbell dalam bukunya Quasi variabel-variabel

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 29
penelitian hubungan sebab akibat yaitu dapat diuji apabila memenuhi. Ada hubungan antara
variabel (independent variabel) dengan variabel akibat (dependent variabel) Variabel sebab
mendahului variabel akibat (urutan waktu) Variabel-variabel lain berpengaruh terhadap
dependent dikontrol.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 30
2.3. RINGKASAN ISI BUKU PEMBANDING II Prof. Dr. NANA
SYAODIAH
BAB 1 MAKNA PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan
logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penelitian diperlukan karena adanya 4 latar
belakang yang diketahui sebagai berikut:
1. Karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas
dibanding dengan lingkunganya yang luas. Sehingga banyak hal yang tidak
diketahui , tidak dipahami dan tidak jelas dan menimbulkan banyak keraguan dan
pertanyaan bagi dirinya.
2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau curiousity. Manusia selalu
bertanya , apa itu, bagaimana dan mengapa. Bagi sebagian orang jawaban sederhana
dan sepintas mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu
seperti ilmuwan dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, rinci dan komperhensif.
3. Manusia membutuhkan penjelasan, pemecehan, dan penyelesaian untuk setiap
masalah, tantangan, kesulitan dan ancaman yang dihadapinya.
4. Manusia selalu tidak merasa puas dengan segala yang diraihnya, dia akan selalu
berusaha untuk lebih sempurna dan ingin menambah kekayaannya dalam berbagai
bidang.

BAB 2 PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA


PENELITIAN
Data yang telah terkumpul dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan. Data analisis selanjutnya disajikan dan diberikan
pembahasan. Penyajian data dapat menggunkan tabel, tabel distribusi frekuensi, grasik garis,
grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictigram. Setelah hasil penelitian diberikan
pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulanberisi jawaban singkat terhadap
setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Apabila hipotesis penelitian
yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang salah dalam penggunaan teori,
instrumen, pengumpulan, analisis data, atau rumusan masalah yang diajukan.
Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semua berangkat dari
masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat
keputusan. Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah,
walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit
dalam proses penelitian (Tuckman, 1985). Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau
masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data.

BAB 3 PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN


Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry) menghimpun data,
mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan
hal-hal yang bersifat teka-teki.tujuannya dari rancangan penelitian adalah melalui penggunaan
metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 31
terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat
positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan
statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian kuantitatif
yang bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif, survei, eksposfakto, komparatif,
korelasional dan penelitian tindakan. Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang
paling murni kuantitatif, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat
diterapkan pada metode ini. Karena penelitian ini bersifat mengiuji, maka semua variabel yang
diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah
distandardisasikan atau dibakukan.pembakuan instrumen dan pengolahan hasil penelitian
diolah dengan menggunakan analisis statistik inferensial-parametik. Untuk menguji apakah
perubahan yang terjadi pada variabel terikat itu akibat dari perubahan pada variabel bebas, dan
bukan karena variabel-variabel lainnya, maka semua variabel dilakukan dengan menyamakan
karakteristik sampel dalam variabel-variabel tersebut.

BAB 4 METODE DESKRIPTIF DAN SURVEI


Adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan dan perbedaanya dengan fenomena lain. Dalam penelitian deskriptif ,
peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap
variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan,
keadaan, kejadian, aspek komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya. Tanpa
penelitian pun semua kegiatan, keadaan, kejadian, komponen variabel berjalan seperti itu. Ada
beberapa jenis informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian deskiriptif bagi pemecah
masalah:
1. Informasi tentang keadaan saat ini (present condition). Bagaimana keadaan kita
sekarang? Apa yang kita lakukan? dll.
2. Informasi yang kita inginkan (what we may want). Apa yang ingin kita capai, apa
tujuan dan sasaran kita. Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun informasi
tentang tuntutan atau tantangan yang kita hadapi, kebutuhan yang dirasakan,
kekurangna yang dialami, dll.
3. Bagaimana sampai kesana dan mencapainya (how to get there). Informasi yang
dikumpulkan adalah pengalaman orang lain yang mengalami atau menghadapi
tuntutan dan kebutuhan yang sama.

BAB 5 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGKAJIAN


HIPOTESIS
Konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan
sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan
teoi ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trail and eror). Mark 1963, dalam buku (Sitirahayu Hadinito, 1990)
membedakan ada tiga macam teori yang berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian
dapat dibedakan antara lain:

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 32
3. Teori yang deduktif
4. Teori yang induktif
5. Teori yang fungsional Teori dalam alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, defenisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, dan pengendalian.

BAB 6 POPULASI DAN SAMPEL


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil adari populasi. Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik yang digunakan. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan begitu pula sebaliknya. Roscoe dalam buku Research Methids
For Business (1982: 253) memberi saran- saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti
berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah
anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang ditelit.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka angota sampel masing-masing antara 10
s/d 20. Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan
undian, maka setiap anggota setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu,
sesuai dengan anggota populasi.

BAB 7 TEKNIK PENGUMPUALN DATA DAN INSTRUMEN


PENELITIAN
Kualitas sebuah penelitian sangat dipengaruhi oleh kualitas
pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan
cara-cara yang digunakan untu mengunpulkan data. Dalam suatu penelitian,
langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat mennetukan proses
dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Keslahan
dalam mengumpulkan data akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil
suatu penelitian. Kegiatan pengumpulan data, pada hakikatnya, merupakan
kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang ditentukan dan diuji validitas
dan reliabilitasnya. Instrumen Tes merupakan alat untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan aspek kognitif subjek yang diteliti (Susetyo, 2015).

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 33
Selanjutnya, Kerlinger dalam Susetyo (2015) mendefinisikan tes
sebagai seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
(subjek penelitian) dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor atau angka. Algina dan Crocker dalam
Susetyo (2015) mengusulkan langkah-langkah yang ditempuh dalam
menyusun perangkat tes, yaitu:
 Identifikasi tujuan pengetesan.
 Identifikasi dan penetapan domain yang akan dikukur sesuai dengan
tujuan.
 Membuat indikator-indikator sesuai dengan aspek yang akan diukur.
 Menyusun spesifikasi tes menjabarkan sejumlah butir yang harus
dibuat sesuai dengan tiap-tiap indikator.
 Menyusn butir tes sesuai dengan spesifikasi tes.
 Menentukan teknik peskoran yang akan digunakan dalam butir tes.
 Merencakan pengujian persyaratan tes yang baik, yaitu pengujian
validitas dan reliabilitas.
 Menguji coba perangkat tes pada tahap awal dengan responden yang
terbatas jumlahnya.
 Pengujian validitas, reliabilitas, dan analisis butir, khusus untuk tes
hasil belajar atau tes kognitif.
 Merevisi atau membuang butir yang menjadi penyebab perangkat tes
tidak memenuhi persyaratan.
 Menguji coba kembali dengan responden yang lebih luas dan
melakukan analisis terhadap persyaratan dan butir tes.
 Jika perangkat tes telah memenuhi ketentuan sebagai perangkat tes
yang baik, perangkat tes siap digunakan.
 Terakhir, menentukan cara nelakukan skoring, menganalisis skor tes,
dan interpretasi skor dan standar operasional penggunaan tes.
Alat untuk mengungkapkan hal yang tidak berkaitan dengan aspek
kognitif subjek yang diteliti, seperti motivasi, sikap, dan lain-lain, digunakan
istilah instrumen nontes. Instrumen semacam ini tidak berkaitan benar-atau
salahnya jawaban atau respons yang diberikan subjek penelitian (Susetyo,
2015). Instrumen nontes yang umum digunakan dalam penelitian sebagai
berikut.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang melibatkan dua individu untuk
maksud tertentu. Dua orang yang dimaksud dalam pengertian ini adalah
pewawancara sebagai individu yang bertanya dan orang yang diwawancarai
sebagai individu yang diharapkan memberi jawaban atas pertanyaan yang
diajukan pewawancara. Wawancara dalam bahasa asing interview.
Pewawancara disebut interviewer dan orang yang diwawancarai disebut
interviewee(Herdiyansyah, 2013). Tujuan penggunaan wawancara menurut

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 34
Sudjana (2011) adalah untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan,
keinginan, keyakinan, dll.
2. Kuesioner/angket
Seperti halnya wawancara, kuesioner juga digunakan untuk
memperoleh data tentang pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan, dll.
dengan mengajukan pertanyaan kepada subjek penelitian, tetapi cara yang
ditempuh adalah dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis.
Keuntungannya adalah instrumen ini memiliki sifat yang praktis, hemat waktu,
hemat tenaga, dan hemat biaya.
3. Observasi
Salah seorang ahli mengemukakan definisi tentang observasi, yaitu
Matthews dan Ros (2010) mengatakan bahwa “Observation is the collection of
data through the human sense. In some natural condition, observation is the act
of watching social phenomenon in the real world and recording events as they
happen”. Observasi merupakan upaya pengumpulan data melalui indera
manusia. Dalam situasi alami, observasi merupakan kegiatan mengamati gejala
sosial yang terjadi dalam dunia nyata dan merekam peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masyarakat. Apa yang seharusnya diobservasi? Objek observasi
adalah perilaku. Lebih tepatnya, perilaku yang tampak yang sengaja
dimunculkan dan didasari oleh tujuan tertentu.
4. Dokumentasi
Istilah dokumen berasal dari bahasa latin, yaitu docere yang berarti
mengajar. Menurut Gottschalk (1986:38), istilah dokumen seringkali digunakan
oleh para ahli dalam dua pengertian. Pertama, dokumen berarti sumber tertulis
bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan arkeologis. Kedua, dokumen diperuntukkan bagi
surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang,
hibah, konsesi, dan lainnya. Selanjutnya, dikatakan bahwa dokumen dalam arti
lebih luas adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber
apapun, baik yang berupa tulisan,lisan, gambaran maupun arkeologis.
5. Skala
Skala adalah bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai,
sikap, minat, dan perhatian, dll. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan
untuk diserahkan kepada responden untuk diberi nilai. Lalu, hasilnya dibuat
dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Ada
beberapan jenis skala, di antaranya skala penilaian (rating scale) dan skala sikap.
Skala penilaian digunakan untuk mengukur perilaku orang lain yang dilakukan
oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinuum
atau suatu kategori yang bermakna nilai. Kategori diberi nilai rentangan mulai
dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk
huruf (A, B, C, D), angka (4, 3, 2, 1), atau 10, 9, 8, 7, 6, 5.
Dalam kaitannya dengan uji coba instrumen, ada dua hal yang perlu
diukur dariinstrumen tersebut, yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas adalah
ukuran tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang dianggap sahih
atau valid memiliki tingkat kesahihah yang tinggi, yakni benar-benar dapat

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 35
mengukur hal yang seharusnya diukur. Ada empat kategori yang diusulkan oleh
America Psychological Association (APA) sehingga instrumen dikatakan valid,
yaitu:
a. Validitas isi, yaitu suatu instrumen dikatakan valid jika sesuai dengan
standar isi kurikulum yang berlaku.
b. Validitas konstruk, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaian
instrumen dengan konstruksi teoretik di mana instrumen itu dibuat.
c. Validitas prediktif, yaitu validitas yang didasarkan pada kemampuan
instrumen tersebut memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa-masa
yang akan datang terkait dengan variabel yang diukur atau diungkap.
d. Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaiannya
dengan hasil pengukuran instrumen lain yang terkait dengan variabel yang
dilibatkan (Surapranata, 2005: 50).
Selain validitas, instrumen penelitian harus pula dicermati dari sisi
reliabilitas, yaitu suatu ukuran keajegan, tingkat kehandalan, atau tingkat
ketidakpercayaan instrumen. Dari sisi pengujiannya, reliabilitas dapat
dibedakan menjadi:
1. Reliabilitas internal, yaitu realibilitas instrumen yang didasarkan pada
hasil pencocokan antarbagian-bagian dari hasil tes. Pengujian reliabilitas
ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesan atau uji coba.
2. Reliabilitas eksternal, yaitu realibilitas instrumen yang didasarkan pada
hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari instrumen yang
sama maupun dengan instrumen lainnya. Uji reliabilitas eksternal
dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali uji coba.

BAB 8 TEKNIK ANALISIS DATA


Sehubungan dengan analisis data kuantitatif, ada beberapa hal yang
perlu dibicarakan, yaitu:
1. Skala Pengukuran
Sebelumnya telah disinggung tentang skala bahwa skala adalah bentuk
instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai, sikap, minat, dan perhatian,
dll. Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan untuk diserahkan kepada
responden untuk diberi nilai. Lalu, hasilnya dibuat dalam bentuk rentangan nilai
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Skala dapat pula diartikan garis
deret atau tanda yang berderet-deret dan sebagainya yang sama jarak antaranya,
dipakai untuk mengukur atau menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu.
2. Jenis-jenis Skala
Dalam penelitian, dikenal empat jenis skala, yaitu skala nominal, skala
ordinal, skala interval, skala rasio.
a. Skala nominal, dengan skala ini, peneliti mengelmpokkan objek,
individu atau kelompok ke dalam kategori tertentu dan diberi label atau
kode tertentu. Angka yang diberikan kepada objek hanya berfungsi
sebagai labal dan tidak menunjukkan tingkatan.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 36
b. Skala ordinal; kalau skala nominal tidak menunjukkan tingkatan, skala
ordinal ini justru sebaliknya, di samping menyatakan kategori juga
menyatakan peringkat kategori tersebut.
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antarperingkat (Septyanto: 2008). Ciri- ciri skala
ordinal antara lain:
 kategori data saling memisah,
 kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik
khusus yang dimilikinya, dan
 kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya
karakteristik yang dimiliki.
 Skala interval; suatu skala pemberian angka pada klasifikasi
atau kategori dari objek yang memiliki sifat ukuran ordinal,
ditambah satu sifat lain, yaitu jarak atau interval yang sama dan
merupakan ciri dari objek yang diukur sehingga jarak atau
intervalnya dapat dibandingkan.
 Skala rasio; sifat-sifat yang terdapat dalam skala interval
terdapat pula dalam skala rasio. Ditambah lagi satu sifat yaitu
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang
ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan,
diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Data dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata yang diperoleh dari
dokumen, wawancara atau observasi, yang biasanya dituangkan dalam catatan
lapangan. Data seperti ini disebut data lunak (Ali dan Mohammad Asrori, 2014).
Selanjutnya, dikatakan bahwa ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam
proses analisis data kualitatif, yaitu:
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data dimaksudkan di sini adalah peneliti melakukan
seleksi data, memfokuskan data pada permasalahan yang dikaji, melakukan
upaya penyederhanaan, melakukan abstraksi, dan melakukan transformasi.
Kegiatan ini didasari oleh kadang-kadang muncul faktor subjektivitas dalam
mengemukakan dan menganalisis data sehingga kadang-kadang muncul data
yang sebenarnya bukan data melainkan kesan yang
sifatnya pribadi peneliti.
2. Display Data
Yang dimaksud display data adalah langkah mengorganisasi data
dalam suatu tatanan informasi yang padat atau kaya makna sehingga dengan
mudah dibuat kesimpulan. Display data biasanya dibuat dalam bentuk uraian
atau teks yang disusun sebaik mungkin sehingga memungkinkan peneliti
menjadikannya sebaga ijala untuk menuju pada pembuatan kesimpulan.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah proses reduksi data dan display data dilakukan, peneliti mearik

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 37
kesimpulan dan melakukan verifikasi terhadap kesimpulan yang dibuat
berdasarkan hasil analisis data. Istilah “verifikasi” diartikan sebagai upaya
membuktikan kembali benar atau tidaknya kesimpulan yang dibuat atau sesuai
atau tidaknya kesimpulan dengan kenyataan.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 38
BAB III
KRITIKAN TERHADAP BUKU

3.1. KRITIKAN TERHADAP BUKU KARYA Prof. Dr. SUGIYONO


A. KELEBIHAN BUKU
Adapun yang menjadi kelebihan dari buku karya Prof. Dr. Sugiyono ini yakni sebagai
berikut:
1. Jika dilihat dari tampilan buku ini sudah sangat baik dengan cover yang cukup menarik
dan berhubungan dengan judul dari buku ini yang membahas tentang metodelogi
penelitian pendidikan
2. Jika dilihat dari bahasa yang digunakan juga sudah sangat baik, mudah dipahami oleh
pembaca setiap materi yang ada disetiap bab buku ini
3. Dalam menjabarkan materi setiap babnya juga disertakan pandangan para ahli yang
membantu pembaca memahami materi yang dijabarkan setiap babnya
4. Dan juga dalam menjabarkan materi pada buku ini disertai gambar atau grafik yang
berfungsi untuk menjabarkan materi yang ada dibuku ini, yang sangat membantu
pembaca menguasi materi dibuku ini
5. Serta dalam materi yang dibahaspun sangat jelas serta mudah dipahami oleh pembaca
6. Dan sistematika penulisan pada buku ini juga sudah sangat baik serta sangat jelas,
sehingga pembacapun dapat dengan mudah memahami materi yang dijabarkan pada
buku ini
7. Pada penajabaran materi dari beberapa bab pada buku ini juga menyertakan contoh
yang berkaitan dengan materi yang dijabarkan, yang snagat membantu pembaca
memahami secara nyata dari contoh yang dijabarkan pada buku ini.

B. KELEMAHAN BUKU
Adapun yang menjadi kelemahan dari buku karya Prof. Dr. SUGIYONO yakni sebagai
berikut ini:
1. Jika dari sistematika penulisannya pembaca masih menemukan kesalahan dalam
penulisan atau typo
2. Dan pembaca mersa kebingungan dalam memahami buku ini karna penjabaran materi
dijabarkan tidak dengan poin-poin yang membuat pembaca sulit untuk memahami apa
yang dijabarkan
3. Dan pada buku ini juga tidak ada disertakan contoh soal yang berfungsi untuk melatih
kemampuan pembaca
4. Pada buku ini juga tidak disertakan rangkuman setiap babnya, sehingga pembaca tidak
dapat mengetahui inti materi dari setiap bab yang dibahas pada buku ini.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 39
3.2. KRITIKAN TERHADAP BUKU PEMBANDING I PROF. DR.
BUSMIN GURNING, M.PD.
KELEBIHAN BUKU
1. Layout dan ketatabahasaan yang sudah mengikuti selera pembaca.
2. Cover buku ini juga menarik sehingga dapat memikat pembaca untuk membacanya.
3. Materi juga sudah sangat bagus karena pada setiap bab nya penulis sudah memaparkan
maksud dan tujuan dari membaca.
4. Setiap akhir bab penulis juga memberikan rangkuman dari keseleruhan babnya
sehingga pembaca langsung dapat mengingat kembali materi yang sudah dibaca
5. Mudah dipahami dan dicerna oleh sipembaca
6. Materi pada buku ini lebih diperluas agar pembaca lebih luas memiliki engetahuan
tantang Metode Penelitian Pendidikan sehingga memudahkan mereka untuk menyusun
penelitian
7. Buku ini dilengkapi dengan soal latihan dan contoh- ontoh dari setiap sub jdudul
pembahasan sebagai sarana pembaca dalam menguji pemahamannya mengenai materi
yang sudah dibaca sebelumnya sehing cocok dipakai sebagai modul pembelajaran di
sekolah atau perguruan tinggi.

KELEMAHAN BUKU
1. Buku Metode Penelitian Pendidikan ini tidak tealalu banyak memuat pendapat para ahli
sebagai pendukung dalam menguatkan dasar dari setiap point materi yang dibahas
dalam buku ini.
2. Buku Metode Penelitian ini menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih
lanjut penjelasan dari rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk
memahaminya.
3. Banyak menggunakan kata ilmiah yang sulit diahami oleh si pembaca.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 40
3.3. KRITIKAN TERHADAP BUKU PEMBANDING II Prof. Dr.
NANA SYAODIAH
KELEBIHAN BUKU
1. Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd. dan Dra. Effi Aswita Lubis,
M.Pd., M.Si ini sangat lengkap karena membahas terebih dahulu apa itu penelitian,
hipotesis penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan instrument
penelitian, bagaimana melaksanakan uji coba instrument, populasi dan teknik sampel,
teknik analisis data kuantitatif, penelitian survey, desain eksperimen dan analisisnya,
penelitian expost facto, penelitian kualitatif, penelitian tidakan kelas, model-model
penelitian tindakan kelas, dan penyususnan proposal penelitian. Sedangkan dalam buku
karangan Prof. Dr. Sugiono tidak lengkap karena tidak memuat informasi tentang cara
memperoleh hipotesis, sedangkan buku Prof. Dr. Nana Syaodiah ini tidak tealalu
banyak memuat pendapat para ahli sebagai pendukung dalam menguatkan dasar dari
setiap point materi yang dibahas dalam buku ini.
2. Penulisan dalam buku ini sangat mudah dipahami oleh pembacanya, karena
penggunaan bahsa yang mudah dimengerti Di beberapa sub materi juga diberikan
contoh, sehingga para pembaca langsung mengerti dari materi yang ditulis, sedangkan
pada buku karangan Prof. Dr. Sugiono sulit untuk dipahami oleh pemula, karena ada
beberapa hal yang sulit untuk dimengerti.
3. Terdapat ringkasan setiap akhir bab, sedangkan pada buku karangan Prof. Dr. Sugiono
pada menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut penjelasan dari
rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk memahaminya.
4. Terdapat latihan-latihan disetiap akhir bab agar pembaca lebih mengerti lagi melalui
latihan tersebut.

KELEMAHAN BUKU
1. Buku Metode Penelitian ini menggunakan rumus-rumus tetapi tidak dijelaskan lebih
lanjut penjelasan dari rumus tersebut sehingga menyulitkan pembaca untuk
memahaminya.
2. Banyak menggunakan kata ilmiah yang sulit diahami oleh si pembaca.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 41
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
cara ilmiah data, tujuan, dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empires, dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan syarat cara masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empires berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat dia mati oleh indra
manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan
dalam penelitian.
Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu vallid. Valid menunjukkan derajat ketetapan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan oleh
karena data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian
reliabilitas dan obyekvitas. Data yang valid pasti reliable artinya derajat konsistensi atau ke
ajengan data dalam interval waktu tertentu. Sedangkan obyekvitas berkenaan dengan
interpersonal agreement atau kesepakatan antara banyak orang. Setiap penelitian mempunyai
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang
bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh
dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian artinya data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya ke ragu-
ragu and terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Pengembangan artinya memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada

3.2. SARAN
Penulis menyadari baik dalam bahasa dan juga penulisan dalam Critical Book Review
ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
saran dan juga kritik yang membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tugas Critical
Book Review ini kedepannya.

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 42
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA CV
Gurning, Busmin. 2018. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: K-Media
Syaodiah, Nana . 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Rosada Karya

C r i t i c a l B o o k R e v i e w | 43

Anda mungkin juga menyukai