Anda di halaman 1dari 7

TEORI BELAJAR R.

GAGNE A
A. Batasan dan Komponen Belajar
R. Gagne adalah seorang ahli psikologi pendidikan berkebangsaan amerika yang
terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne merupakan pelopor
instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot Angkatan Udara
Amerika. Ia mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk
mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne
banyak dipakai untuk mendisain software instruksional.
R. Gagne mengembangkan teori belajarnya berdasarkan asumsi–asumsi sbb:
1. Pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan akibat dari belajar.
2. Belajar merupakan proses yang kompleks sifatnya. (Bell E Greadler, 1994: 231)
Berangkat dari asumsi tersebut, Gagne mendefinisikan belajar sebagai
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimuli dari lingkungan menjadi
beberapa tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas
yang baru (Gagne, 1997:43).
Stimuli dari lingkungan merupakan faktor eksternal yang dapat dimodifikasi
sedemikian sehingga menunjang proses kognitif individu yang belajar. Proses kognitif ini
bersama kondisi internal lainnya berinteraksi dengan kondisi eksternal untuk
menghasilkan suatu performasi sebagai hasil belajar. Paparan di atas menunjukkan bahwa
terdapat 3 ( tiga ) komponen esensial dalam belajar, yaitu : kondisi internal, kondisi
eksternal, dan hasil belajar.
Hunungan antara ketiga komponen tersebut digambarkan sebagai berikut:

Hasil belajar yang dimaksud adalah suatu kemampuan internal (kapabiliti) yang
telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan
sesuatu atau memberikan prestasi tertentu untuk setiap jenis pelajaran. Berkaitan dengan
jenis belajar tersebut, Gagne mengembangkan suatu teori yang disebut tipe hasil belajar.
Tipe hasil belajar tersebut terdiri atas : informasi verbal, keterampilan intelektual, siasat
kognitif, sikap dan keterampilan motorik (Gagne, 1998: 44).
Berkaitan dengan jenis belajar tersebut, Gagne mengembangkan suatu teori yang
disebut tipe hasil belajar. Tipe hasil belajar tersebut terdiri atas : informasi verbal,
keterampilan intelektual, siasat kognitif, sikap dan keterampilan motorik (Gagne, 1998:
44).
Tipe hasil belajar di samping melihat hasil belajar juga memeperhatikan proses
belajar yang terjadi pada diri siswa. Di samping itu pada tipe hasil belajar tidak dianut
suatu hirarki, kecuali pada tipe hasil belajar keterampilan intelektual, yang terdiri atas
beberapa subkemampuan.

B. Belajar Konsep Menurut Gagne


Pada hirarki belajar yang dikemukakan oleh Gagne, belajar konsep ditempatkan
pada urutan kelima, sedang pada tipe hasil belajarnya, belajar konsep dipandang sebagai
bagian dari keterampilan itelektual, yang disusun dalam suatu hirarki tersendiri.
Hirarki tingkat-tingkat kemampuan intelek-tual tersebut digambarkan oleh Gagne
(1997: 62).

Gagne membagi belajar konsep atas dua bagian, yaitu belajar konsep kongkrit dan belajar
konsep terdefenisi. Belajar konsep kongkret adalah belajar memahami kebersamaan sifat-
sifat dari benda-benda kongkrit atau peristiwa peristiwa untuk di kelompokkan menjadi
satu jenis, sedang belajar konsep terdefenisi adalah kemampuan mendemonstrasikan
makna dari kelas tertentu tentang objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubungan-
hubungan, dan mampu menunjukkan komponen-komponen dalam konsep tersebut.
Setiap tipe belajar memperhatikan kondisi internal dan eksternal yang terjadi.
Konsep konsep kongkret
Menurut Gagne (1997: 65) kondisi internal dan kondisi eksternal yang dibutuhkan dalam
belajar konsep konkrit adalah
1. Kondisi Internal Siswa dapat membedakan secara cermat contoh suatu konsep.
2. Kondisi Eksternal Mencakup kejelasan dalam ciri-ciri fisik pada objek yang harus
dikelompokkan.
Konsep-konsep terdefinisi
Menurut Gagne (1997:67) kondisi internal dan kondisi eksternal yang dibutuhkan
dalam belajar konsep terdefinisi adalah
1. Kondisi internal siswa harus mengeluarkan kompoonen-komponen definisi , termasuk
hubungan antara konsep
2. Kondisi eksternal dapat dilakukan dengan pengamatan atau memalui pernyataan
verbal.

C. Fase-fase belajar
Gagne menemukan sembilan tahapan pengolahan yang esensial bagi belajar dan
harus dilaksanakan secara berurutan, kesembilan tahapan tersebut dinamakan fase-fase
belajar. Uraian masing- masing fase tersebut sebagai berikut:
Persiapan untuk belajar
Persiapan untuk belajar memuat 3 (tiga) fase, yaitu :
1. Fase Attending (Mengarahkan Perhatian)
2. Fase Pengharapan (Rasa keingintahuan)
3. Fase Retrival (Mengingat Kembali)
Perolehan dan performasi
Bagian ini 4 fase berikutnya, yaitu:
4. Fase Persepsi Selektif atas Sifat-Sifat Stimulus
5. Fase Semantic Econding (Fase Pengkodean)
6. Fase Retrival dan Respon
7. Fase Reinforcement (Penguatan)
Alih belajar
Bagian ini memuat 2 (dua) fase terakhir, yaitu:
8. Fase Pengisyaratan Untuk Retriva
9. Fase Generalisasi Fase yang berfungsi meningkatkan kemampuan alih belajar
kesituasi baru.l

D. Rancangan Pembelajaran
Berdasarkan analisisnya tentang pengelolaan esensial dalam belajar yang disusun
dalam 9 (Sembilan) fase seperti dipaparkan diatas, Gagne menyusun rencangan
pembelajaran yang bersesuaian dengan kondisi belajar,yang terjadi pada masing-masing
fase belajar. Rancangan yang dimaksud terdiri atas:
1. Perumusan Tujuan Performasi
Gagne dalam mengembangkan teori belajarnya ,selain meninjau hasil belajar yang
harus dicapai, juga meninjau proses belajar yang menuju ke hasil tersebut dan
mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru
untuk mendampingi siswa dalam belajar. Hasil belajar yang ingin dicapai perlu
dirumuskan dalam bentuk tujuan performasi. Hal ini dapat membantu guru untuk
mengetahui kebutuhan pembelajaran dan pengujian.
2. Memilih Acara Pembelajaran
Acara-acara pembelajaran untuk kesembilan fase belajar dilukiskan oleh Bell Gredler
(1994:210) sebagai berikut:

Perian Fase belajar Acara pembelajaran


Persiapan belajar 1. Mengarahkan perhatian  Menarik perhatian siswa
2. Ekspektasi dengan kejadian yang tidak
3. Retrival seperti biasanya,
 pertanyaan atau perubahan
stimulus.
 Memberitahu siswa
tentang tujuan belajar.
 Merangsang siswa agar
mengingat kembali hasil
belajar sebelumnya.
Perolehan dan 4. Persepsi selektif atas  Menyajikan stimulus yang
perbuatan stimulus jelas sifatnya
5. Sandi Semantik  Memberikan bimbingan
6. Retrival dan respon belajar
7. Penguatan  Memunculkan perbuatan
siswa
 Memberikan balikan
informative
 Menilai perbuatan siswa
Retrival dan alih 8. Mengisyaratkan terjadinya  Meningkatkan retensi dan
belajar retrival alih belajar
9. Generalisasi

seorang siswa dikatatakan telah mengetahui dengan baik bahan ajar yang
disajikan dan memiliki kapabilitas baru, jika siswa tersebut dapat memberikan contoh
dan mampu menerapkan bahan ajar tersebut keberbagai situasi yang berkaitan dengan
bahan ajar. Untuk mengukur tingkat pencapaian ini diperlukan ujian yang terencana
sesuai bahan ajar yang disajikan.
Kegiatan Mengajar

Dibagian terdahulu telah dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan teori belajar dari
Gagne, dan acara pembelajran menurut teori belajar Gagne. Mencermati fase-fase belajar dan
acara pembelajaran yang berkaitan dengan fase-fase belajar dari Gagne, maka kegiatan
belajar konsep yang akan dipaparkan pada bagian ini terdiri atas 2 bagian, yaitu: persiapan
mengajar dan pelaksanaan mengajar dikelas.

1) Persiapan Mengajar
Persiapan yang perlu dilakukan adalah merumuskan tujuan performasi dan
analisis terhadap definisi. Untuk memudahkan guru menyajikan konsep di kelas.
2) Pelaksanaan Pengajaran di Kelas
Nasution (1987: 163 – 167) Pelaksanaan Pengajaran yang perlu diberikan kepada
siswa adalah:
1. Menyatakan perbuatan atau bentuk kelakuan yang diharapkan sebagai hasil
belajar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kelakuan yang diharapkan adalah
kemampuan mengidentifikasi secara tepat dan benar yang merupakan perilaku terminal.
2. Instruksi verbal mendorong anak untuk mengingat kembali konsep yang
diperlukan dalam pembahasan konsep baru ini.
3. Memberikan contoh-contoh dan noncontoh dari konsep yang dibahas, untuk
menguatkan pemahaman siswa.
Skema alur kegiatan mengajar dapat dipaparkan sebagai berikut:
Untuk mempelajari suatu konsep, Robert Gagne menawarkan suatu alternatif
belajar konsep melalui teori belajarnya yang dikembengkan berdasarkan proses belajar
dengan memperhatikan komponenkomponen pembelajaran, yaitu kondisi internal,
kondidi eksternal dan hasil belajar.

Hasil belajar maksimal dapat dicapai oleh siswa bila guru dapat melakukan
modifikasi terhadap kondisi ekternal dengan memberikan stimulus sedemikian sehingga
terjadi interaksi antara kondisi eksternal dengan kondidi internal.

Agar kondisi internal dan kondisi eksternal dapat berinteraksi dengan baik, maka
guru perlu memperhatikan fase-fase belajar yang terjadi pada diri siswa. Berdasarkan
fase-fase tersebut dilakukan acara pembelajaran yang berseesuaian dengan setiap fase.
DAFTAR PUSTAKA

Bell Gredler, Margaret E (1994). Belajar Dan Membelajarkan. Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Gagne, Robert M And Briggs Leslie J. (1997). Principles Of Intruction, Prentice


Hall, Rinehart And Winston, New York USA.

Gagne, Robert M And Perkins Driscool (1998). Essentials Of Learning For


Intructions. Prentice Hall, New Jersey Usa.

Nasution (1987). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina


Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai