BUPATI BLITAR
PROVINSI JAWA TIMUR
TENTANG
BUPATI BLITAR,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
11. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/ atau minuman dengan
dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/ Katering.
12. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan
Pajak.
13. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah termasuk Perangkat Daerah yang
kegiatannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dalam
pelaksanaan pembelian makanan dan minuman menggunakana jasa
boga/katering.
14. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender yang menjadi
dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan
pajak yang terutang.
-6-
15. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender,
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun kalender.
16. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak daerah.
17. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan
penyetorannya.
18. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD,
adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta dan kewajibans esuai dengan ketentuanp
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
19. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah
pokok pajak ,jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak, besarnya sanksi administratif dan ,jumlah pajak yang harus
dibayar.
21. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan tambahan penbanyaran Pajak karena jumlah kredit lebih besar
dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terbayar.
23. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD, adalah
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
24. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta,kewajiban,modal,penghasilan dan biaya,serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut.
-7-
BAB II
PENDAFTARAN WAJIB PAJAK RESTORAN
Pasal 2
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang menjalankan usaha restoran wajib
mendaftarkan diri pada Bapenda sebagai Wajib Pajak Restoran.
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengisi dan menandatangi SPTPD.
(3) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar penetapan
NPWPD.
BAB III
BESARAN OMZET KENA PAJAK DAN TARIF PAJAK
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
c. bukti pembayaran yang telah dibayar oleh Subjek Pajak atau konsumen untuk:
1. lembar kesatu, diserahkan Subjek pajak atau konsumen;
2. lembar kedua, arsip Bapenda; dan
3. lembar ketiga, diserahkan wajib pajak yang bersangkutan.
d. bon penjualan harus digunakan secara berurutan dimulai dari nomor
terkecil dan seri huruf menurut alpabet.
Pasal 7
(1) Bagi Wajib Pajak yang menggunakan mesin kas register/bill, dapat
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Bapenda untuk
dikecualikan/dibebaskan dari kewajiban melegalisasi bon penjualan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 huruf a.
(2) Kepala Bapenda dapat menyetujui atau menolak permohonan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara tertulis berdasarkan
pertimbangan, antara lain peredaran usaha dan tingkat kepatuhan Wajib
Pajak, intensitas pelayanan dalam transaksi usahanya, dan kapasitas serta
kemampuan teknis mesin kas register
-9-
Pasal 8
(4) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditanda tangani oleh
Wajib Pajak.
BAB V
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN
Pasal 9
(1) Pembayaran Pajak dilakukan pada Bapenda atau tempat lain yang
ditentukan oleh Kepala Bapenda.
(3) Setiap pembayaran Pajak diberikan tanda bukti pembayaran berupa SSPD
dan dicatat dalam buku penerimaan oleh Bendahara Penerimaan.
Pasal 10
(1) Untuk kegiatan pembelian makanan dan minuman yang bersumber pada
Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Perangkat Daerah melalui
belanja langsung, baik untuk pengajuan GU maupun LS yang
mengunakan jasa boga/katering dikenakan Pajak Restoran;
- 10 -
Pasal 11
BAB VI
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 12
(2) Kepala Bapenda dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memberi keputusan.
(3) Dalam hal Kepala Bapenda tidak memberikan keputusan hingga jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran Pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB
diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan.
- 11 -
BAB VII
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
Pasal 13
BAB VIII
PEMERIKSAAN PAJAK DAN PEMASANGAN/PENEMPATAN ALAT
Bagian Kesatu
Tata Cara Pemeriksaan Pajak
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4)
dilakukan dengan cara :
d. meminta keterangan lisan dan/ atau tertulis dari pajak yang diperiksa; dan
e. meminta keterangan dan /atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga
yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa.
- 13 -
Pasal 17
(1) Apabila pada saat dilakukan pemeriksaan lapangan, Wajib Pajak atau
wakil atau kuasanya tidak ada ditempat, pemeriksaan tetap dilaksanakan
sepanjang ada pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak
mewakili Wajib Pajak sesuai dengan batas kewenangannya dan
selanjutnya pemeriksaan ditunda dan untuk dilanjutkan pada
kesempatan berikutnya.
(4) Apabila Wajib Pajak atau wakil atau kuasanya tidak memberikan izin
untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan tidak
memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan serta memberikan yang
diperlukan, Wajib Pajak atau wakil atau kuasanya harus
menandatangani surat pernyataan penolakan membantu kelancaran
pemeriksaan.
(11) Hasil pemeriksaan kantor disampaikan kepada Wajib Pajak segera setelah
pemeriksaan lapangan selesai dilakukan dan tidak menunggu tanggapan
Wajib Pajak.
(12) Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan atau tidak menghadiri
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, STTPD diterbitkan secara jabatan
berdasarkan hasil pemeriksaan yang disampaikan kepada Wajib Pajak.
Bagian Kedua
Pemasangan/ Penempatan alat
Pasal 18
(1) Bupati berwenang memasang/ menempatkan alat untuk mengontrol
kegiatan transaksi Wajib Pajak.
(2) Alat untuk mengontrol kegiatan transaksi Wajib Pajak dapat berupa alat
elektronik atau alat lainnya yang berfungsi sebagai validasi kegiatan
transaksi dan dipasang secara menyatu dan/ atau terpisah dengan alat
yang dimiliki oleh Wajib Pajak.
BAB IX
PENGAWASAN DAN PENERTIBAN
Pasal 19
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blitar
Nomor 19 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Restoran
(Berita Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2012 Nomor 19/E), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 21
Ditetapkan di Blitar
Pada tanggal 11 Desember 2018
BUPATI BLITAR,
Ttd
RIJANTO
Diundangkan di Blitar
pada tanggal 11 Desember 2018……………………………….
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,
Ttd
TOTOK SUBIHANDONO
Ttd.
AGUS CUNANTO, S.H.
Pembina Tk. I
NIP. 19650420 199008 1 002