BUPATI BLITAR,
Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan asli
daerah dan mengoptimalkan pengelolaan pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan perkotaan di wilayah
Kabupaten Blitar, serta untuk menjabarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Blitar Nomor 2 Tahun 2017 ten tang
Pajak Daerah, perlu mengatur tata cara pemungutan
pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan;
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Badan Pendapatan Daerah yang selanjutnya disebut Bapenda adalah
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar.
5. Kepala Badan Pendapatan Daerah yang selanjutnya disebut Kepala
Bapenda adalah Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar.
6. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang teru tang oleh orang pribadi a tau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
7. Badan adalah sekumpulan orang atau dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik
daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
8. Jalur kereta api adalah prasarana kereta api yang diperuntukkan bagi
lalu lintas kereta api yang meliputi daerah manfaat, jalan kereta api,
daerah milik jalan kereta api, daerah pengawasan jalan kereta api
termasuk bagian bawahnya serta ruang bebas di atasnya.
10. Bumi adalah Permukaan Bumi yang meliputi tanah dan perairan wilayah
Kabupaten.
11. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan / atau perairan.
12. Nilai Jual Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NJOP, adalah harga
rata-rata yang diperoleh transal{si jual beli yang terjadi secara wajar dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui
perbandingan harga dengan Objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan
baru atau NJOP pengganti.
13. NJOP Bangunan adalah sebesar nilai konversi biaya pembangunan baru
setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan
metode penilaian kedalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai
jual bangunan yang akan ditetapkan dalam Keputusan Bupati.
16. Nomor Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NOP adalah Nomor
identifikasi objek pajak (termasuk objek yang tidak dikenakan pajak yang
mempunyai karakteristik unik, permanen, standar dengan satuan blok
dalam satu wilayah administrasi pemerintahan Desa/Kelurahan.
17. Zona Nilai Tanah yang selanjutnya disingkat ZNT adalah suatu zona
geografis yang terdiri atas sekelompok objek pajak yang mempunyai satu
Nilai Indikasi Rata-Rata yang dibatasi oleh batas penguasaan/pemilikan
objek pajak dalam satu wilayah administrasi Desa/Kelurahan yang tidak
terikat kepada batas blok.
18. Peta ZNT adalah Peta yang menggambarkan suatu zona geografis yang terdiri
atas sekelompok objek pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-Rata
(NIR) yang dibatasi oleh batas penguasaan/pernilikan objek pajak dalam
satu wilayah administrasi Desa/Kelurahan.
-8 -
22. Objek PBB-P2 adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan
yang digunakan untuk kegiatan usaha Perkebunan, Perhutanan dan
Pertambangan.
23. Subyek PBB-P2 adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas
Bangunan.
24. Wajib PBB-P2 adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas Bumi dan / atau memperoleh manfaat atas
Bumi, dan/ atau memiliki, menguasai, dan/ atau memperoleh manfaat
atas Bangunan.
25. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender.
26. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
27. Fiskus adalah pegawai pemerintah daerah yang diberi kewenangan untuk
melaksanakan tugas pemungutan pajak dan dikenal sebagai pejabat pajak
daerah.
29. Bank Persepsi adalah Bank Pemerintah/ Bank Swasta yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan.
32. Approval code adalah bentuk pengesahan penbayaran Pajak Bumi dan
Bangunan yang dilakukan secara elektronik yang dibuat dalam format
tertentu serta diproses secara otomatis melalui data elektronik.
34. Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah yang selanjutnya disingkat SIPPT
adalah Surat Ijin Gubernur untuk penggunaan Tanah bagi Bangunan bila
kepemilikan tanah yang luasnya 5.000 M2 atau lebih.
35. Ijin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat 1MB adalah Perijinan
yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemilik bangunan gedung
untuk membangunan baru, mengubah, memperluas, memperluas dan/ atau
mengurangi bangunan gedunag sesuai dengan persyaratan administratif dan
teknis yang berlaku.
36. Ijin Penggunaan Bangunan yang selanjutnya disingkat IPB adalah Perijinan
yang diberikan kepada Perorangan atau Badan Hukum setelah bangunan
selesai dilaksanakan sesuai IMB dan telah memenuhi persyaratan fungsi
perlengkapan bangunan.
38. Surat Setoran Pajak Daerah/Surat Tanda Terima Setoran yang selanjutnya
disingkat SSPD /S'ITS adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang
telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
-10-
39. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang teru tang.
40. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah
pajak yang masih harus dibayar.
41. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
42. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak.
43. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar
daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
44. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administratif berupa
bunga dan / atau denda.
,.--.... 45. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan
kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam
penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah yang terdapat dalam SPPT, SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, atau
Surat Keputusan Keberatan.
47. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding
terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
-11-
50. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat NPWPD
adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan Hak dan Kewajiban
perpajakan.
51. Surat Kuasa adalah surat yang didalamnya berisi peralihan wewenang
dari seseorang kepada seseorang yang lain dengan bermaterai cukup.
53. Pemeriksa Pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Bapenda atau
tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang diberi tugas, wewenang, dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan pajak.
54. Dokumen adalah data dan informasi yang berkaitan dengan objek dan subjek
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan antara lain identitas
Wajib Pajak, data kepemilikan, data perijinan, data pembayaran PBB-P2.
57. Laporan Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disebut LHP adalah laporan
yang berisi tentang pelaksanaan dan basil pemeriksaan yang disusun oleh
pemeriksa secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan
tujuan Pemeriksaan.
58. Surat Perintah Pemeriksaan adalah yang selanjutnya disebut SP2 adalah
surat perintah untuk melaksanakan Pemeriksaan.
59. Utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi
administratif berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam
surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-udangan perpajakan.
BAB II
RUANO LINGKUP
Pasal 2
(1) Tata Cara Pemungutan PBB-P2 mencakup seluruh rangkaian proses yang
harus dilakukan dalam menatausahakan, menerima, dan melaporkan
penerimaan PBB-P2.
(2) Tata Cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. prosedur pendaftaran, pendataan, penilaian, penetapan objek pajak dan
SU bjek pajak;
b. prosedur penerbitan, penyampaian SPPT;
c. prosedur pembayaran dan Pengangsuran;
d. prosedur pelaporan;
e. prosedur penagihan;
f. prosedur mutasi, pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan
dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi;
g. prosedur keberatan dan banding;
h. prosedur pengembalian kelebihan pembayaran.
i. prosedur penentuan kembali dan penundaan tanggal/saatjatuh tempo.
j. informasi.
Pasal 3
(1) Untuk melaksanakan tata cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Bapenda sekurang-kurangnya melaksanakan fungsi:
a. pelayanan;
-13 -
BAB III
TATA CARA PEMUNGUTAN
Bagian Kesatu
Prosedur Pendaftaran, Pendataan, Penilaian,
Penetapan Objek Pajak dan Subjek Pajak
Paragraf 1
Prosed ur Pendaftaran
Pasal 4
(1) Wajib Pajak mengurus pendaftaran objek pajak pada Bapenda.
(2) Pendaftaran objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. identifikasi objek pajak;
b. verifikasi data objek pajak; dan
c. pengukuran bidang objek pajak.
(3) Pendaftaran objek pajak dituangkan dalam formulir SPOP dan/atau
LSPOP.
- 14-
(4) SPOP dan /atau LSPOP disediakan dan dapat diperoleh dengan cuma-
cuma di Bapenda atau tempat-tempat lain yang ditunjuk dan diisi dengan
jelas, benar, lengkap, dan ditandatangani oleh subjek pajak dan
dikembalikan ke Bapenda selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal diterimanya SPOP dan/atau LSPOP oleh subjek pajak atau
kuasanya.
(5) Dalam SPOP dan/atau LSPOP yang ditandatangani oleh bukan subjek
pajak yang bersangkutan, harus dilampiri Surat Kuasa dari subjek pajak.
(6) Persyaratan pengajuan permohonan pendaftaran Objek/Subjek yang
terdiri atas :
a. fotokopi KTP, Kartu Keluarga atau identitas lainnya dari Wajib Pajak;
b. fotokopi salah satu bukti surat tanah, antara lain :
1. sertifikat;
2. surat kapling;
3. SIPPT;
4. aktajual beli/hibah/waris;
Pasal 5
(1) SPOP dan/atau LSPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
wajib diteliti oleh Bapenda.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kebenaran informasi yang tercantum dalam SPOP dan/atau LSPOP;
dan
-15 -
Paragraf 2
Prosedur Pendataan
Pasal 6
(1) Pendataan objek pajak dilakukan oleh Bapenda dengan menuangkan
hasilnya dalam formulir SPOP dan/atau LSPOP / LSPOP objek khusus.
(2) Dalam hal objek pajak telah dilakukan pendataan oleh BPN maka dapat
digunakan sebagai dasar pengisian SPOP
(3) Pendataan objek pajak dilakukan dengan cara:
a. pasif, yaitu subjek Pajak mengisi, menandatangani, dan menyerahkan
SPOP dan/atau LSPOP kepada Bapenda; dan
b. aktif, yaitu pendataan oleh Bapenda dengan menggunakan formulir
SPOP dan/atau LSPOP LSPOP objek khusus melalui identifikasi objek
pajak, verifikasi data objek pajak, dan pengukuran bidang objek pajak
dengan mencocokkan data yang ada di Bapenda dengan kondisi
sebenarnya objek dan subjek pajak;
(4) SPOP dan/atau LSPOP / LSPOP objek khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta
ditandatangani dan disampaikan kepada Bapenda selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP dan/ atau LSPOP
/ LSPOP objek khusus oleh Subjek Pajak;
(5) Pendataan melalui indentifikasi dilakukan pada objek pajak yang belum
terdata dalam administrasi pembukuan PBB-P2.
(6) Pendataan melalui verifikasi dilakukan pada objek pajak yang sudah
terdata dalam administrasi pembukuan PBB-P2.
(7) Berdasarkan hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
a apabila ditemukan ketidaksesuaian antara data yang dimiliki wajib
pajak atau fiskus dengan bukti di lapangan dilanjutkan dengan
pelaksanaan pemeriksaan.
-16 -
Pasal 7
Pasal 8
(1) Dalam melakukan kegiatan Pendataan pembentukan dan atau
pemeliharaan basis data SISMIOP, Bapenda dapat bekerjasama dengan
instansi yang terkait.
- 17 -
(2) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan
data yang diperlukan.
(3) Pendataan objek dan subjek PBB-P2 dalam rangka pembentukan dan
atau pemeliharaan basis data SISMIOP dapat dilakukan oleh pihak ketiga
yang memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan dan ditunjuk
Bapenda.
Paragraf 3
Prosed ur Penilaian
Pasal 9
(2) Basil penilaian objek PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai dasar menetapkan NJOP.
(6) Penilaian dengan pendekatan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b dilakukan untuk penilaian bangunan dengan cara
memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membangun baru
dikurangi dengan penyusutan.
Paragraf 4
Pasal 10
(2) Objek PBB-P2 adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/ atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali
kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
,,-_ perhutanan, dan pertambangan.
b. jalan tol;
C. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
f. taman mewah;
(4) Kriteria pagar mewah, tempat olahraga dan taman mewah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) sebagai berikut:
a. pagar mewah dengan harga pembuatan Rpl.500.000,00 (satu juta
lima ratus ribu rupiah)/m2 ke atas;
b. tempat olahraga yang dikomersialkan; dan
c. taman mewah dengan harga pembuatan Rpl.500.000,00 (Satu juta
lima ratus ribu rupiah)/m2 dan/atau dikomersilkan.
-19 -
(5) Objek Pajak yang tidak dikenakan PBB-P2 adalah objek pajak yang:
Pasal 11
(2) Besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap 3
(tiga) tahun, kecuali untuk Objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap
tahun sesuai dengan perkembangan wilayah.
(6) Besaran pokok PBB-P2 yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
dasar pengenaan sebagaimana dimaksud pada ayat( 1) dengan tarif
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pajak setelah dikurangi NJOPTKP
sebagaiman dimaksud ayat (5), sebagai berikut :
(7) Apabila Wajib Pajak mempunyai lebih dari 1 (satu) objek pajak berupa
bumi dan/atau bangunan, maka NJOPTKP dikenakan untuk 1 (satu)
objek pajak bumi dan/atau bangunan.
Pasal 12
(1) Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan
Objek pajak pada tanggal 1 Januari.
(2) Masa Pajak dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember
pada tahun berkenaan.
Pasal 13
(2) Atas bumi dan/ atau bangunan yang dikuasai/ dimiliki/ dimanfaatkan oleh
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang tidak dikenakan PBB-P2 meliputi:
Pasal 14
(1) Atas bumi dan/atau bangunan yang berada di kawasan industri dan real
estate yang dipergunakan untuk fasilitas umum dan sarana sosial tidak
dikenakan PBB-P2 apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
(3) Berdasarkan surat permohonan Wajib Pajak yang disertai dengan bukti
surat-surat dan keterangan gambar situasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Bapenda mengadakan Pemeriksaan lapangan yang
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan lapangan, untuk meneliti dan
memastikan terpenuhinya kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 15
Setiap Petugas yang melaksanakan kegiatan pendaftaran, pendataan dan
penilaian wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya atau
diberitahukan oleh Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan di bidang perpajakan.
Bagian Kedua
Prosedur Penerbitan dan Penyampaian SPPf
Paragraf 1
Prosedur Penerbitan SPPf
Pasal 16
(1) Kepala Bapenda atas nama Bupati menerbitkan SPPf /SKPD/SKPDN.
- 22 -
(2) SPPT dicetak/diterbitkan berdasarkan data yang telah tersedia pada basis
data Pemerintah Daerah dan/atau berdasarkan SPOP yang disampaikan
oleh Wajib Pajak.
(3) SPPT/SKPD/SKPDN dapat diterbitkan melalui:
a. pencetakan massal;
b. pencetakan biasa dalam rangka :
1. pembuatan salinan SPPT / SKPD;
2. penerbitan SPPT/SKPD/SKPDN sebagai tindak lanjut atas
keputusan keberatan, pengurangan atau pembetulan;
3. tindak lanjut pendaftaran objek pajak baru;
4. mutasi objek dan/atau subjek pajak.
(4) Jangka waktu pencetakan massal dilaksanakan pada triwulan pertama
tahun berjalan.
(5) SPPT bukan merupakan bukti kepemilikan hak.
(6) SPPT berfungsi sebagai surat pemberitahuan terutang pajak daerah
(SPTPD) untuk menetapkan besarnya pajak terutang yang harus dibayar
dalam 1 (satu) tahun pajak.
(7) Dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan tugas, khususnya
penandatanganan SPPT, maka penandatanganan SPPT dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. cap dan tanda tangan cetakan untuk ketetapan sampai dengan
RpS00.000,00 (Lima ratus ribu rupiah);
b. cap dan tanda tangan basah untuk ketetapan lebih dari
RpS00.000,00 (Lima ratus ribu rupiah).
(8) SKPD dapat diterbitkan dalam hal sebagai berikut:
a. apabila SPOP dan/atau LSPOP tidak disampaikan dalamjangka waktu
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya SPOP dan/atau LSPOP
dan setelah ditegur secara tertulis oleh Kepala Bapenda sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran; dan
b. surat teguran sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah surat
peringatan kepada Wajib Pajak untuk menyampaikan SPOP dan / atau
LSPOP yang harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap;
(9) Form surat teguran sebagimana dimaksud pada ayat (8) huruf a
tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bu pati ini.
- 23 -
a. bagian atas:
1. nomor seri formulir / NIK;
2. nama pemerintah daerah dan Instansinya;
3. Informasi berupa tulisan "SPPT PBB-P2 bukan merupakan tanda
bukti kepemilikan hak";
4. jenis Pajak;
5. nomor Objek Pajak (NOP);
6. letak Objek Pajak;
7. nama dan ala.mat Wajib Pajak;
8. nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
9. luas bumi dan/atau bangunan;
10. kelas bumi dan/atau bangunan;
11. NJOP per meter persegi(m2 ) bumi dan/ atau bangunan;
12. total NJOP bumi dan/ atau bangunan;
13. NJOP sebagai dasar pengenaan PBB-P2;
14. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP);
15. NJOP untuk perhitungan PBB-P2;
16. PBB-P2 terhutang;
17. PBB-P2 yang harus dibayar;
18. tanggal jatuh tempo;
19. Bar code;
20. tempat pembayaran; dan
21. Penandatanganan.
b. Bagian bawah :
1. Bar code;
2. NamaWP;
3. Letak Objek pajak;
4. NOP
5. SPPT tahun/Rp
6. Tanggal
7. diterima;
8. Tandatangan;dan
9. Na.ma terang.
- 25 -
Paragraf 2
Penyampaian SPPT
Pasal 18
a . Subjek Pajak;
c. NJOP.
a. 5 (lima) hari kerja dari Cam.at ke Kepala Desa dan Kepala Kelurahan.
b. 25 ( dua puluh lima ) hari kerja dari Kepala Desa / Kepala Kelurahan
kepada Wajib Pajak.
(5) Penyampaian SPPT oleh Bapenda kepada Camat dituangkan dalam berita
acara yang dibuat rangkap 2 (dua), untuk didistribusikan kepada:
(6) Camat membuat Berita Acara sebagaimana tersebut pada ayat (5) dibuat
dalam rangkap 3 (tiga) untuk didistribusikan kepada:
(8) Berita Acara Penyerahan SPPT sebagaimana dimaksud ayat (5) dan (6)
harus ditandatangani oleh masing-masing pihak.
(9) Wajib Pajak wajib menandatangani tanda bukti penerimaan SPPT dan
mencantumkan tanggal diterimanya SPPT tersebut.
(11) Tanda terima SPPT sebagaimana dimaksud pada ayat (9) berada pada
bagian bawah SPPT selanjutnya disampaikan kepada Kepala Desa/Kepala
Kelurahan.
(12) Kepala Desa/ Kepala Kelurahan menghimpun tanda terima SPPT yang
diterima dari wajib pajak, kemudian dicatat dalam daftar rekapitulasi
penyampaian SPPT dan selanjutnya disampaikan kepada Camat.
(13) Tanda terima SPPT sebagaimana dimaksud pada ayat (12) diserahkan ke
Bapenda oleh Camat pada hari kerja dengan menggunakan tanda terima
formulir SPPT.
(14) Bentuk berita acara penyampaian SPPT sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dan ayat (6) tercantum dalam Lampiran XI dan Lampiran XII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 19
Bagian Ketiga
Paragraf 1
Pembayaran
Pasal 20
(1) PBB-P2 yang terutang dibayar di Bank atau tempat lain yang ditetapkan
oleh Bupati.
(2) Pembayaran PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
wajib Pajak atau melalui petugas pemungut Kecamatan dan
Desa/ Kelurahan.
- 27 -
(3) Hasil penerimaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
disetor ke Kas Daerah paling lambat 1 X 24 {satu kali dua puluh empat)
jam.
(4) Apabila pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jatuh
pada hari libur maka pembayaran pajak dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
Pasal 21
(1) Pembayaran PBB-P2 terutang di Bank atau tempat lain yang ditetapkan
se bagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dapat dilakukan dengan
menggunakan fasilitas perbankan elektronik.
Pasal 22
(1) PBB-P2 yang terutang wajib dilunasi sebelum lewat tanggal jatuh tempo
pembayaran.
(4) Bentuk dan isi SSPD/STTS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peratu ran Bu pati ini.
- 28 -
Paragraf 2
Pengangsuran Pembayaran
Pasal 23
(4) Apabila SPPT /SKPD/STPD tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo
pembayaran terlampaui, dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2 % (dua persen) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.
Bagian Keempat
Prosedur Pelaporan
Pasal 24
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan SPPT, SKPD,
SSPD, dan dokumen lain yang sah dari Bank atau tempat pembayaran
yang ditetapkan.
(4) Bapenda menerima laporan penerimaan PBB-P2 dari Bank atau tempat
pembayaran yang ditetapkan paling lam bat pada tanggal 10 (sepuluh)
bulan beriku tnya.
(5) Bentuk formulir Pelaporan PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bu pati ini.
Bagian Kelima
Prosedur Penagihan
Pasal 25
(3) STPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat diikuti dengan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa.
(4) Sebelum Surat Teguran diberikan, dilakukan upaya persuasif selama satu
bulan setelah jatuh tempo.
(5) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan 7
(tujuh) hari setelah dilakukan upaya persuasif.
-30-
(6) Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan, dan dapat diikuti dengan penempelan
stiker /banner.
Pasal 26
Bagian Keenam
Paragraf 1
Umum
Pasal 27
(1) Kepala Bapenda atas nama Bu pati dapat membetulkan SPPT, SKPD dan
STPD yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan / atau
kesalahan hi tung dan/ atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
Paragraf 2
Mutasi
Pasal 28
c. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat
permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak harus dilampiri
dengan surat kuasa.
- 32 -
d. mengisi SPOP dan/ atau LSPOP dengan jelas, benar, dan lengkap serta
ditandatangani;
e. surat kuasa dalam hal SPOP dan/atau LSPOP di isi dan ditandatangani
oleh Kuasa Wajib Pajak;
g. SPPT asli tahun berjalan, dan telah lunas pajak terhutang PBB-P2 5
(lima) tahun terakhir dan atau wajib pajak dapat melampirkan bukti
pembayaran yang sah.
1. Fotokopi KTP, Kartu Keluarga atau identitas lainnya yang sah dari
Wajib Pajak;
a) Sertifikat;
b) Surat Kapling;
c) SIPPT;
a) IMB;
b) IPB;
Paragraf 3
Pembetulan SPPT
Pasal 29
(1) Dalam hal SPPT telah disampaikan kepada Wajib Pajak dan ditemukan
kesalahan Nama Wajib Pajak, dan/atau alamat, Wajib Pajak dapat
mengajukan permohonan pembetulan kepada Bapenda.
(3) Permohonan pembetulan SPPT, SKPD, STPD dan SKPDLB PBB-P2 dapat
diajukan secara perorangan maupun kolektif dengan ketentuan:
(a). Sertifikat;
(c). SIPPT;
(a). 1MB;
(b). IPB;
(c). Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah;
b. permohonan pembetulan secara kolektif harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. diajukan untuk SPPT Tahun Pajak yang sama dengan pajak yang
terutang untuk setiap SPPT dengan ketetapan tidak lebih dari
RpS00.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
(a). Sertifikat;
(b). Surat Kapling;
(c). SIPPT;
(d). Akta Jual Beli/Hibah, Waris;
(e) . Surat perjanjian sewa menyewa;
(f). Surat keterangan Kepala Desa/Lurah; dan atau Surat
Pernyataan wajib pajak dan di ketahui oleh Kepala
Desa/ Lurah;
3) fotokopi salah satu bukti surat bangunan, antara lain:
(a). IMB;
(b). IPB;
(c). Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah;
a. SPPT;
b. SKPD;
c. STPD;
Paragraf 4
Pembatalan
Pasal 30
Paragraf 5
Pengurangan Ketetapan
Pasal 31
(1) Pengurangan ketetapan SPPT/SKPD/STPD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (2) huruf d dapat diberikan kepada Wajib Pajak:
a. karena kondisi tertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan
subjek pajak dan/atau karena sebab-sebab tertentu lainnya; dan
b. dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar
biasa.
(2) Kondisi tertentu objek Pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak
dan/ atau karena sebab-sebab tertentu lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a untuk :
a. Wajib Pajak orang pribadi meliputi:
1. objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi veteran pejuang
kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan, penerima tanda jasa
bin tang gerilya, atau janda/ dudanya;
2. objek Pajak berupa lahan pertanian/perikanan/peternakan yang
hasilnya sangat terbatas yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang
berpenghasilan rendah;
3. objek pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang
penghasilannya semata-mata berasal dari pensiunan, sehingga
kewajiban membayar PBB-P2 sulit dipenuhi;
4. objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang
berpenghasilan rendah sehingga kewajiban membayar PBB-P2
sulit dipenuhi; dan
5. objek Pajak yang Wajib Pajaknya orang pribadi yang
berpenghasilan rendah yang NJOP per meter perseginya meningkat
akibat perubahan lingkungan dan dampak positif pembangunan.
b. wajib Pajak Badan meliputi Objek Pajak yang Wajib Pajaknya adalah
Wajib Pajak Badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas
tahun Pajak sebelumnya sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban
rutin.
- 38 -
(3) Bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam, meliputi gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
(4) Sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi kebakaran, wabah penyakit tanaman dan/atau wabah hama
tanaman.
Pasal 32
(3) SPPT / SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah diberikan
pengurangan tidak dapat dimintakan untuk denda administrasi.
Pasal33
a. sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari PBB-P2 yang terutang dalam
kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf a
angka 1;
b. sebesar paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen) dari PBB-P2 yang
terutang dalam kondisi tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat (2) huruf a angka 2, angka 3, angka 4 dan/atau angka 5, atau Pasal
32 ayat (2) huruf b; dan
c. sebesar paling tinggi 100% (seratus persen) dari PBB-P2 yang terutang
dalam hal Objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar
biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) atau ayat (4).
-39 -
Paragraf 6
Pasal 34
Pasal 35
(1) Keputusan penghapusan atau pengurangan sanksi administratif dapat
berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian atau menolak.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada hasil
pemeriksaan.
Bagian Ketujuh
Prosedur Keberatan dan Banding
Paragraf 1
Keberatan
Pasal 36
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Bapenda atas:
a. penetapan sebagai Wajib Pajak; dan
b. SPPT / SKPD.
(2) Pengajuan keberatan atas SPPT dan SKPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dapat dilakukan dalam hal :
a. Wajib pajak menganggap luas objek bumi dan atau bangunan,
klasifikasi atau Nilai Jual Objek Pajak bumi dan/atau bangunan yang
tercan tum dalam SPPT / SKPD tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya ;
b. Terdapat perbedaan penafsiran peraturan perundang-undangan PBB-
P2 antara Wajib Pajak dengan fiskus.
- 40 -
(3) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan secara ;
a. perorangan atau kolektif untuk SPPT;dan
b. perorangan untuk SKPD.
(4) Keberatan terhadap SPPT dengan ketetapan sampai dengan Rp500.000,00
(lima ratus ribu rupiah) dapat diajukan secara perorangan atau kolektif
melalui Kepala Desa/Lurah mengetahui Camat setempat.
(5) Keberatan atas SPPT dengan ketetapan di atas Rp500.000,00 (lima (ratus
ribu rupiah) diajukan oleh Wajib Pajak secara perseorangan.
k. surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat
permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak harus dilampiri
dengan surat kuasa.
1. mengisi SPOP dan/atau LSPOP dengan jelas, benar, dan lengkap serta
ditandatangani;
m . surat kuasa dalam hal SPOP dan/ atau LSPOP di isi dan ditandatangani
oleh Kuasa Wajib Pajak;
n. SPPT asli tahun berjalan, dan telah lunas pajak terhutang PBB-P2 1
(satu) tahun terakhir.
Pasal 37
(1) Kepala Bapenda dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal Surat Pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (1) diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang
diajukan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan.
(2) Keputusan atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah
besarnya pajak yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan Kepala Bapenda tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang
diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
(4) Bentuk Berita Acara Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampirar1 XXVI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 38
(1) Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban membayar PBB-P2 yang
terutang dan pelaksanaan penagihan pajal{.
(2) Dalam hal keputusan Keberatan menyebabkan perubahan data dalam
SPPT / SKPD Kepala Bapenda menerbitkan SPPT / SKPD baru berdasarkan
keputusan keberatan tanpa merubah saatjatuh tempo pembayaran.
(3) SPPT /SKPD baru sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) tidak bisa
diajukan Keberatan.
Pasal 39
Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (1), Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau
penjelasan tertulis sepanjang surat keputusan keberatan belum diterbitkan.
Paragraf 2
Banding
Pasal 40
Bagian Kedelapan
Pasal 41
-~ d. kesalahan penetapan;
e. kekeliruan pembayaran; dan
f. Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
(4) Kepala Bapenda dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak diterimanya surat permohonan pengembalian dari wajib pajak,
menerbitkan :
Pasal 42
(1) Kelebihan pembayaran PBB-P2 diperhitungkan terlebih dahulu dengan
utang pajak lainnya.
(2) Atas dasar persetujuan Wajib Pajak yang berhak atas kelebihan
pembayaran PBB-P2, kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan
pajak yang akan terutang.
(3) Perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
dengan pemindahbukuan.
Bagian Kesembilan
Bagian Kesepuluh
Informasi
Pasal 44
Wajib Pajak dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan PBB-P2.
BAB IV
Pasal 45
(4) Piutang Pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah:
a. SPPT;
b. SKPD;
c. STPD; dan
(5) Piutang pajak Wajib Pajak orang pribadi yang menurut data tunggakan
PBB-P2 tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena:
e. wajib pajak tidak dapat ditagih lagi karena sebab lain, seperti Wajib
Pajak yang tidak dapat ditemukan lagi atau dokumen-dokumen
sebagai dasar penagihan pajak tidak lengkap atau tidak dapat
ditelusuri lagi disebabkan keadaan yang tidak dapat dihindarkan
seperti bencana alam, kebakaran dan lain sebagainya.
(6) Piutang pajak Wajib Pajak Badan yang menurut data tunggakan PBB-P2
yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena:
Pasal 46
(1) Untuk memastikan keadaan Wajib Pajak atau piutang pajak yang tidak
dapat atau tidak mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 44 ayat (1), wajib dilakukan Pemeriksaan setempat atau
Pemeriksaan administrasi oleh Bapenda yang hasilnya dibuat uraian
Pemeriksaan.
-46 -
(3) Piutang pajak hanya dapat diusulkan untuk dihapus setelah adanya
uraian Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BABV
PEMERIKSAAN
Pasal 47
(3) Ruang lingkup pemeriksaan meliputi pemeriksaan atas satu tahun pajak
berjalan dan/ atau tahun-tahun sebelumnya.
Pasal 48
(2) Pemeriksaan Kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)
bulan yang dihitung sejak tanggal diterbitkan SP2 sampai dengan tanggal
LHP ditandatangani.
-47-
(4) Jangka waktu pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)
diselesaikan dengan memperhatikan jatuh tempo pemberian keputusan
atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran.
Pasal49
(1} Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam bentuk LHP dan didokumentasikan
dengan baik.
(2) LHP digunakan sebagai dasar penerbitan:
a. SKPD;
b. SKPDLB.
(3) Bentuk Format LHP sebagaimana ayat (1) tercantum dalam Lampiran
XXIX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 50
(1) Terhadap Objek Pajak yang tidak/ belum dibayar pajaknya oleh Wajib
Pajak sampai batas waktu yang telah ditetapkan dilakukan penempelan
Sticker dan atau pemasangan banner yang menyatakan bahwa "Tanah
dan Bangunan ini Belum Dilunasi PBB-P2nya".
(2) Contoh bentuk sticker dan atau banner sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran XXX yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 51
(1) Dalam hal pengisian SPOP / LSPOP wajib pajak dapat menggunakan
apliksasi e - SPOP.
(2) Pengisian SPOP /LSPOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diakses
melaui Webside siridoaja.blitarkab.go.id.
- 48-
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 52
Pasal 53
Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 2 Janua.ri 2019
1/i --
~:;,:::::-..;"...;.:=BUPATI BLITAR
,
~---
*
Diundangkan di Blitar
pada tanggal 2 Januari 2019
TOTOK SUBIHANDONO
Nomor
Lampiran
Perihal : Data Baru SPPT
Untuk PBB-P2 P2 Tahun .............. .
( ...................................... )
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 TAhUN 2019
TANGGAL : 2 J a.n:uari 2019
31. NIP I I I I I I I I 11 I I I I I I[ 11 I I I 3
1. NIP 11 I 11 I I I II I I 11 I 101 I I I
SK.ET /DENAH LOKASI OBJEK PAJAK
7
Selatan,timur dan barat. KarftO Rusi an
S a id i
S u r han
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAhUlJ 2'J19
TANGGAL : 2 Ja.nuari 2019
No Formulir II I I UI I I II
LAMPIRAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK
l .JENIS TRANSAKSI D 1. Perekaman Data D 2. Pemutakhiran Data D 3. Pemutakhiran Data
D 4.Penilaian individual
5.JNS
1. Perumahan
□ 2. Perkantoran /
Swasta □ 3. Pabrik
□
PENGGUNAAN
□ □ □
4. Toko/Apotik/Pasar/ 5. Rumah Sakit/ 6. Olah Raga/
BANGUNAN
Ruko Klinik Rekreasi
□ □ □
8. Bengkcl/Gudang/ 9. Gedung
7. Hotel/Wisma
Pertanian Pemerintahan
10. Lain-lain
□
11. Bng Tidak Kena
Pajak □ 12. Bangunan
Parkir □
13. Apartemen
□ 14. Pompa Bensin
□
15. Tangki Minyak
□
16. Gedung Sekolah
□
6. LUAS BANGUNAN I I II I I I I 7. JUMLAH IT]
(M2) LANTAI
8. THN DIBANGUN I l II I 10. DAYA LISTRIK
TERPASANG(WATT) 11111111111
9. THN RENOVASI II II I
1. Sangat 2. Baik 3.Sedang 4. Jelek
□ □ □ □
11. KONDISI PADA
Baik
UMUMNYA
12. KONSTRUKSI l. Baja
□
2. Beton
□
3. Batu Bata
□ 4 . Kayu
□
13.ATAP 1. Decrabon/ D 2. Gtg Beton/ D 3. Gtg Biasa/ 4. Asbes 5 . Seng
Beton/Gtg
Glazur
Alumunium Sirap □ □ □
14. DINDING 1. Kaea/
□
2. Beton D 3. Batu Bata/ D 4. Kayu
□
5. Seng D
Alumunium Conblok
□
6. TidakAda
15. LANTAI 1. Marmer 2. Keramik D 3. Teraso 4. UbinPC/ □ 5.Semen D
□ D Papan
□ 0
□
16. LANGIT-LANGIT l. Akustik/ 2. Triplek/ 3. TidakAda
Jati AsbesBambu
B. FASILlTAS
17. JUMLAH AC [ I ] Split [ I ] Window 18. AC Sentral 0 I.Ada 0 2.TdkAda
■
PERKANTORAN SWASTA / GEDUNG PEMERINTAH (JPB=2/9)
33. KELAS BANGUNAN □ l. Kelas 1 □ 2. Kelas 2 □ 3. Kelas 3 04. Kelas4
□ TOKO / APOTIK/PAS RUKO (JPB=
34. KELAS BANGUNAN 1. Kelas 1 2 . Kelas 2 3. Kelas 3
□ RUMAH SAKIT / KLINIK (JPB=5)
35. KELAS BANGUNAN D 1. Kelas 1 D2. Kelas 2 D 3. Kelas 3 D4. Kelas 4
36. LUAS KMR DNG I I I I I 37. LS RUANG LAIN DNG 1,---,-1~I -,-I---,
AC SENTR.<\.L M2 . . . . . AC SENTRAL M2 · · · ·
□ OLAHRAGA / REKREASI (JPB=6)
38. KELAS BANGUNAN01. Kelas 1 02. Kelas 2
□ HOTEL / WISMA (JPB=7)
39. JENIS HOTEL O l. Non-Resort 02. Resort
40. JML BINTANG 01. Bintang 5 Ch. Bintang 4 03. Bintang 3 0.. Bintang 1-2 Os. Non
Bintang
1. JUMLAH KAMAR I I I I \ 42. LUAS KMR DNG 43. LS RUANG LAIN DNG \ j I I
. . . . AC SENTRAL M2 I I I I AC SENTRAL M2 . . . .
□ BANGUNAN PARKIR (JPB=12)
44. TIPE BANGUNAN O l. Tipe 4 D2. Tipe 3 LI.Tipe2 Ck Tipe 1
□ APARTEMEN (JPB=13.L,
45. KELAS BANGUNAN lJl. Kelas 1 □2 . Kelas 2 D3. Kelas 3 04. Kelas4
46. JML APARTEMEN j j I I I 47. LUAS APT DNG DNG I j I I I48. LS RUANG LAIN DNG II
AC SENTRAL (M2) DNG AC SENTRAL (M2)
12. LUAS LT. 13. KONSTRUKSI 0Baja OBatu bata OBeton OKayu
BASEMENT
Ill. DATA KOMPONEN MATERIAL
14. MATERIAL OGypsum import BStr □ Gypsum lokal BStr 0Pasdind . BStr
DINDING DALAM Bsm Bsm 1/2 batu Bsm
□Triplex 8Str □ Plywood 8Str
Bsm Bsm
16. PELAPIS DINDING a. Kaea Ls. (m') I I Str b. Wallpaper Ls. (m') Str
0ALAM lmpor Jml. Lt. Bsm Jml. Lt. Bsm
c. Kaea Ls. (m 2 ) j Str d. Granit Ls. (m 2)
II Str
lokal Jml. Lt. Bsm lmpor Jml. Lt. Bsm
e. Marmer Ls. (m 2) j Str f. Granit Ls. (m 2 )
II Str
lmpor Jml. Lt. Bsm lokal Jml. Lt. Bsm
g. Marmer Ls. (m ) 2
I Str h. Keramik
std
Ls. (m 2)
Jml. Lt.
II Str
Bsm
lokal Jml. Lt. Bsm
i. Cat Ls. (m2) I III Str
lmpor Bsm
e. BRC IIII
lM Tinggi II I I lM
25. GENSET I IKVA 126. DAYA LISTRIK TERPASANG IKVA 127. SISTEM AIR PANAS a~i: aaa
28. SISTEM
PENGOLAHAN
LIMBAH
BAda Tdk ada I 29. KEDALAMAN SUMUR ARTESIS I Im 130. RESERVOIR
BAda
Tdk ada
III I _._
I ........._.__._. .IM
a. MATV
B Ls. (m 2 )
Jml. lt. a. Seton
Dengan lampu
[IJBan
Tanpa lampu
msan
a. Ringan
b.Sedang I ...__~.......,__._
I ....IM
IIII
b. CCTV
B Ls. (m 2 )
Jml. Lt.
b. Aspal
c. Tanah
OJBan
[I]Ban
maan
ITJBan
c. Keras I ...__.___._....._~IM
I
liat
37. KOLAM RENANG
a. Lua s ,-I"T"l_,l,_.....,.1......,..1---r-1-,I m2
b. Finishing D Diplester
D Dgn pelapis
V. DATA TAMBAHAN UNTUK BANGUNAN SELAIN GEDUNG
□
40.
JPB 3 (PABRIK)/JPB 8 (GUDANG)
Keliling I I I I I I IM 41. Tinggi IIIIIII 42. Lebar III I II
dinding kolom bentang
43. Luas I I I I I I I M2
mezzanin
44. Lantai Daya dukung Ij jIj j j kg/m 2
Tipe 0Ringan 0Sedang 0Menengah 0Berat osangat berat
□ I _._I_._I__.__._l_.l_.__.!M
3
JPB 15 (TANGKI MINYAK) 46. Posisi n d i atas tanah 47. Kualitas ...........
Octi bawah tanah
VI. PENILAIAN INDIVIDUAL (X 1000 Rp)
48. NILAI SISTEM I I III j IIIIII 49. NILAIINDIVIDUAL I I III I I I I I I I
Vil. IDENTITAS PENDATA / PEJABAT YANG BERWENANG
PETUGAS PENDATAi-"T"..,..,.,...,.-r:-T""'T-, MENGETAHAUI PEJABAT YANG BERWENANG
~~:
s2.
;~~: ~~~~~~~:~ KEMBALI
TANDA TANGAN
II I~ II I~ III ~~: ~~~-~!~~~T~~~ ,_,....,.......,v....1---.-,""T11-:---r-,--.-
1\&!L~~~-::...c :-:-~~~-
' ANTO
' ~
.'-.:-~
--...;. __'
J __.--
~
►
LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 T.AhDN 2019
TANGGAL : 2 Ja...11.ua.ri 2019
I
I
I - KODE PROPINSI
- KODE KABUPATEN
r
Keterangan :
Digit 1 dan 2 = Kode Propinsi
Digit 3 dan 4 = Kode Kabupaten
Digit 5,6 dan 7 = Kode Kecamatan
Digit 8,9 dan 10 = Kode Desa/Kelurahan
Digit 11, 12 dan 13 = Kode Blok
Digit 14,15,16 dan 17 = Kode Urut Objek
Digit 18 = Tanda Khusus (Sudah/belum Sismiop)
LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAliUN 2019
TANGGAL : 2 J a.nua.ri 2019
I. UMUM
1. NOP : ITJITJI I I 11 I I II I I I I I I II J
2. Alamat OBJEK Pajak
3. Tahun Pajak
4. Jenis Ketetapan
5. PBB-P2 Terhutang
11.DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Daerai'i. Nomor 2 tahun 2017 tentang Pajak Daerai.'1..
IV. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
2. Saran
Blitar, ............... .. .. .
Menyetujui
Wajib Pajak Petugas Peneliti I Petugas Peneliti II
-· ,..- -~.
-·~·J'J
NOP: ....___.____.!l....__.'--'ll.__......__.___.l!.__......__.___.il..._...___.___.JI..._....___.____.____.J [J
Kepada
Yth ............. ........................ .
NIP.
LAMPIRAN VIII PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAhU{ 2019
TANGGAL : 2 Ja.nua.ri 2019
Bumi
Bangunan
(.........................................)
Nomor
Lampiran
Perihan Permohonan Surat Keterangan
NJOP PSS-P2 -P2 tahun .................. .
Kepada,
Yth. Kepala Sadan Pendapatan Daerah
Kabupaten Slitar
di
SLITAR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama ................................................................... .... ..................................................... ..
No. KTP I I I I I I I I I I I I I I I I I NPWPD I I I I I I I I I I I I I I I
Alamat Jln ............. .... ..... .............. ............... No ......... Telp ................... RT .......... RW ........... .
Desa/Kelurahan*) ................................................................... Kecamatan .......................................... .
Kabu paten / Kata ............................................................................................................................. ..
Sebagai wajib pajak/kuasa wajib pajak *) PSS-P2-P2 atas objek pajak yang terletak di:
Alamat Jln ................................... ................ No ....... ..RT .......... RW ........... .
Desa/Kelurahan*) : ...................................................................... Kecamatan ....................................... .
Kabupaten ........................................ .......... ............................................................................. .
(Khusus untuk Objek Pajak yang sudah terdaftar pada Sadan Pendapatan Daerah Kabupaten Slitar) :
No. SPPT / NOP : CDCDI I I II I I II I I II I I I ll:J
Nama Wajib Pajak : ......................... .................................................................................................... ..
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Keterangan NJOP PSS-P2 -P2
tahun ....... untuk keperluan :
Beri tanda X pada kolom yang dipilih
1. Pembuatan Akta Tanah/Lelang/Pendaftaran Hak atas Tanah *) D
2. ········· ········· ····· ····· ···· ······· ··· ······················································ ........................................ . D
Sersama ini dilampirkan pula : Beri tanda X pada kolom yang dipilih
1. Foto copy KTP, Kartu Keluarga atau identitas lainnya dari wajib pajak/pemohon. D
2. Untuk objek pajak yang sudah terdaftar :
a. Foto copy Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) tahun terakhir. D
b. Foto copy bukti Pembayaran PSS-P2 -P2 (SSPD/STTS) tahun terakhir. D
3. Untuk objek yang belum terdaftar :
a. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Lampiran SPOP yang telah diisi dengan D
jelas benar dan lengkap serta ditanda tangani
b. Foto copy surat tanah atau bangunan/ Surat Keterangan dari Kepala Desa atau Lurah / SurD
Pemyataan yang diketahui oleh Kepala Desa atau Lurah mengenai pemilikan/ penguasaan
atas tanah dan atau bangunan.
c. Foto copy SPPT PSS-P2 -P2 atas objek pajak yang berada disekitarnya (berdekatan) D
Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Dibuat di Blitar
pada tanggal
KEPALA BAPENDA
-~ ............................................ )
~---- R
.,,
LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAhU'f 2019
TANGGAL : 2 Ja.nua.ri 2019
NOMOR: .......................................... ..
PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK
KESATU Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) buku DHKP 1,2 dan 3 Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan untuk wilayah kecamatan ............................. Kabupaten
Blitar. dengan rincian sebagai berikut:
1. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT ) sebanyak = ................... . lembar
2. Daftar Himpunan Ketetapan Pokok (DHKP) sebanyak = .................... buku
3. Jumlah ketetapan sebesar Rp ..................................... ..
( .................................................................................................................... )
Adapun daftar rincian jumlah SPPT dan DHKP per Desa/Kelurahan terlampir untuk masing-
masing Desa/Kelurahan dengan penjelasan sebagai berikut:
1. SPPT disampaikan kepada Desa / Kelurahan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak
ditandatanganinya berita acara penyerahan.
2. Pajak terhutang PBB-P2 P2 dibayar pada tempat yang telah ditentukan.
Demikian Berita acara ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
.•• ~:..'!-'"....~ ~ - -
-~.,../ .
,lj'.
,I,
, • ✓ RIJANTO
. /
S1 , .·
_;;;.--
LAMPIRAN XII PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAB.UH 2019
TANGGAL : 2 Janua.ri 2019
BERITAACARAPENYERAHAN
SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG (SPPT)
BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN BLITAR TAHUN ...... .
NOMOR: ........................................... .
PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK
KESATU Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) buku DHKP 1,2 dan 3 Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan untuk wilayah Desa / Kelurahan ............................ .
dengan rincian sebagai berikut:
1. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT ) sebanyak = . . . . . . .. . .. . .. . .. . . . lembar
2. Daftar Himpunan Ketetapan Pokok (DHKP) sebanyak = .................... buku
3. Jumlah ketetapan sebesar Rp ...................................... .
( ....................................................................................................................)
Adapun daftar rincian jumlah SPPT dan DHKP per Desa/Kelurahan terlampir untuk masing-
masing Desa/Kelurahan dengan penjelasan sebagai berikut:
1. SPPT disampaikan kepada Wajib Pajak selambat-lambatnya 25 (Dua puluh lima) hari kerja
sejak ditandatanganinya berita acara penyerahan.
2. Pajak terhutang PBB-P2 P2 dibayar pada tempat yang telah ditentukan.
Demikian Berita acara ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sektor Perdesaan
Sektor Perkotaan
Jumlah
,;;:~:•;:::..:::..--,·:7: ..
,,,c;;,: ;) "\ - ·:. . ~
/;," 1,) ,q
,...,,,, , (:,
.\....~•- ~
"'·.>-...._
-a..,;,..-_._ •.,,.-:.. .,/,JRJ;.JANTO
r: "
... ~-
'
./
,
Tempat Pembayaran :
Telah menerima pembayaran PBB-P2 Th.
Nama Wajib Pajak :
I
...___ _ ___,
dari:
Tempat Pembayaran :
Telah menerima pembayaran PBB-P2 ThjL.._ _ __. dari:
Nama Wajib Pajak
Letak Objek Pajak : Kecamatan
: lesj / jelurahan
Nomor SPPT (NOP) = I I I=1====11.____.__........__.ll.___.___.___.l l.____._____._____.___.l [J
Sejumlah : Rp
Tanggal Pembayaran
I I
Tanda Terima
Jumlah yang dibayar : Rp dan
Cap Bank/Pos
Kepada
Yth. Bupati Blitar
Melalui Kepala Badan Pendapatan Daerah
Di Blitar
Alamat
Dengan ini Mengajukan permohonan angsuran pembayaran utang pajak pada tanggal
.. ............ ............... sebanyak ........ .............. kali angsuran, terhadap SPPT /SKPD yang telah diterima:
a. SKPD No Tgl Rp
b. SKPDKB No Tgl Rp
c. SKPDKBT No Tgl Rp
d. STPD No Tgl Rp
Rp
pem bayaran angsuran
Biaya
Angsuran Jumlah
No. Tanggal Angsuran Ke Administratif/
Pokok Anggaran
Denda
a. Tgl. .................. .. Angsuran
b. Tgl. ........... ......... Angsuran
C. Tgl. ........... ......... Angsuran
d. Tgl. .......... .......... Angsuran
Jumlah
Jika pembayaran tersebut tidak dipenuhi, maka kami bersedia dilakukan penagihan dengan surat
paksa, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Wajib Pajak
LAMPIRAN XV PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 TA.RUT 2019
TANGGAL : 2 Ja.nua.ri 2019
a. SKPD No Tgl Rp
b. SKPDKB No Tgl Rp
C. SKPDKBT No Tgl Rp
d. STPD No Tgl Rp
Rp
p em b ayaran angsuran
Biaya
Angsuran Jumlah
No. Tanggal Angsuran Ke Administratif/
Pokok Anggaran
Denda
a. Tgl. ................ .... Angsuran
b. Tgl. .................... Angsuran
C. Tgl. ...... ...... .. ...... Angsuran
d. Tgl ..................... Angsuran
Jumlah
Jika pembayaran tersebut tidak dipenuhi, maka penagihan akan dilakukan dengan surat paksa,
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
NIP.
"-~~~:.;
ii
I
RIJANTO
LAMPIRAN XVI PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 TAhlln 2019
TANGGAL : 2 Januari 2019
KECAMATAN REALISASI
No TARGET SISA %
DESA/KELURAHAN MINGGU LALU MINGGU INI S/D MINGGU INI
1 2 3 4 5 6=4+5 7=3-6 8=6:3X100
I Kecamatan ..............
1 Desa/Kelurahan .......
2 ---dst ---
JUMLAH
II Kecamatan ...............
1 Desa/ Kelurahan .......
2 ---dst ---
JUMLAH
III Kecamatan ...............
I Desa/Kelurahan .......
2 ---dst ---
,--.
JUMLAH
JUMLAH
KESELURUHAN
Blitar, .......................................... .
Mengetahui
KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN BLITAR
LAMPIRAN XVII PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 TAiilN 2019
TANGGAL : 2 Ja.n:uari 2019
NPWPD : I 1I I I 1I I I I I I I I I
Perincia
R
2 Tel
3 Pe
4 Ju
5 Pa·a R
6 Den R
R
R
NOP mm ITIJITD1 , 1 1 10
No. STPD PBB-P2
Nama lengkap dan tanda tangan
Tanggal Penerbitan
Lembar ke 1 untuk Wa.ib Pa·ak, Lembar ke 2 untuk Badan Penda atan Daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BL I TAR
BADAN PENDAPATAN DAE RAH
JL WR Soepratman No. 09
Telp. (0342) 802596 Fax (0342) 815197
BLITAR
SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH KURANG BAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Nomor: Tahun:
Tanggal penerbitan :
Jumlah pajak yang terhutang Rp
an masih harus diba ar
Letak Obfek Pajak Nama dan Alamat Wajib Pajak
Kabu paten
Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Alamat
NPWPD : IIIIIIIIIIIIIII
Perincia
R
2 Tel R
3 Pen R
5 Pa'a
6 Den
7 p
·····················································
NIP.
Lembar ke 1 untuk Wa"ib Pa"ak, Lembar ke 2 untuk Badan Penda tan Daerah
....................................................... .
NIP.
NOP [I][I][IJJITIJ[IIJI I I 10
No.SKPDKBT PBB-
P2-P2
Nama lengkap dan tanda tangan
Tanggal Penerbitan
Lembar ke 1 untuk wa·ib Pa·ak, Lembar ke 2 untuk Badan Penda atan Daerah
~JANTO
Kepada
Yth ..................................... .
di. ................................. .
SURAT TEGURAN
Nomor: ...................................................... .
Menurut pembukuan kami, hingga saat ini Saudara masih mempunyai tunggakan pajak sebagai berikut
Jumlah
Dengan huruf (...................... ............................................................................................................... )
Untuk mencegah tindakan penagihan dengan Surat Paksa berdasarkan Undang-undang Nomor : 28
tahun 2009 maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah Tunggakan dalam waktu 15 (lima
belas) hari setelah tanggal surat teguran ini. Setelah batas waktu tersebut tindakan penagihan akan
dilanjutkan dengan penyerahan Surat Paksa jenis pajak.
---. Dalam hal Saudara telah melunasi Tunggakan tersebut diatas, diminta agar Saudara segera melaporkan
Kepada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar.
Blitar, .......................................... .
Mengetahui
KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN BLITAR
NIP.
LAMPIRAN XIX PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAhUH 2019
TANGGAL : 2 Ja.nuari 2019
1. Peralihan hak atas tanah seluas: ....... . m2 dan bangunan seluas: ...... m2, karenajual-beli/ tukar
menukar/ hibah/ hibah wasiat/ waris/ lelang/ putusan hakim/ hadiah *) berdasarkan Akta/Risalah
Lelang/ Putusan Hakim *) tanggal .................. nomor .......................... ............... ... ...................... .. ..... .
2. ········ ··············· ············· ································································· ············ ············ ················· ······ ····· ····
Bersama ini dilampirkan pula : Beri tanda X pada kolom yang dipilih
1. Surat Kuasa dari wajib pajak (dalam hal ini dikuasakan kepada orang; pl!la.K 1runJ.
2. Foto copy KTP atau identitas lainnya yang sah dari wajib pajak.
3. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Lampiran SPOP yang telah diisi dengan
jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani.
4. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) asli* PBB-P2 tahun pajak berjalan.
5. Foto copy bukti lunas pembayaran PBB-P2-P2 5 (lima) tahun terakhir
........... 6. Foto copy surat tanah dan atau bangunan/Surat Keterangan dan atau Surat Pernyataan
wajib pajak dan di ketahui oleh Kepala Desa/Lurah penguasaan atas tanah dan atau
bangunan.
7. Pengantar dari Desa/ Kelurahan.
Keterangan tentang obiek pajak lain yang dimiliki./ dikuasai/ dimanfaatkan :
NO. NOP /No. SPPT Alamat/letak obiek pajak Keterangan
Nomor
Lampiran
Perihal Mutasi
Objek / Subjek
Pajak untuk PBB-P2 - P2 Tahun
tahun ..... ..... ....... .. ....... .. .
------..
Yang bertan.da tan.gan di bawai1i ini :
Kepala Desa/ Lurah
*)
Kecamatan
Kabupaten
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama para wajib pajak sebagaimana daftar terlampir,
dengan ini mengajukan permohonan mutasi/perubahan data objek/subjek pajak untuk SPPT
PBB-P2 Tai1iun ....... ............. karena peralihai--i hak atas tanah / bangunai,..
Bersama ini dilampirkan pula: Beri tanda X pada kolom yang dipilih
1. Daftar perubahan Data Objek/Subjek Pajak yang diisi secara D
lengkap dan ditanda tangan Kepala Desa / Lurah dan diketahui Camat.
2. SPOP dan Lampiran SPOP Kolektif ( Untuk Bangunan ) 0
3. Foto Copy SPPT tahun pajak berjalan. D
4 . Foto Copy SSPD/STTS tahun terakhir. D
..... .. ..... ......... , ....... .. ... ... ..... ......... .
MENGETAHUI , KEPALA DESA/LURAH .... .... .. .. ... .. .... ... .
CAMAT .... .... ..... ... ... ... .. ... ...... .
(....... ... ...... .. ... ........ ...... ....... ....... ) (.................... ............................. .)
PETUNJUK PENGISIAN:
Kim 1 diisi Angk:a (1,2 ... dst)
Klm2 diisi petugas Badan Pendapatan Daerah
Klm3 diisi Angka (1 . . . dst)
Klm4 diisi Jml. Bgn. yang ada
Klm5 diisi Bangunan ke (1 ... dst)
Klm6 diisi jenis penggunaan bangunan
1. Perumahan 5. Rumah sakit/Klinik 9. Gedung Pemerintah 13. Apartemen
2. Kantor Swasta 6. Gdg. Olah Raga/Rekreasi 10. Lain-lain 14. Pompa Bensin
3. Pabrik 7. Hotel Wisma 11. Bgn tidak kena PBB-P2 15. Tangki Minyak
4. Toko/ Apotik/Pasar /Ruko 8. Bengkel/Gudang 12. Bgn Parkir 16. Gedung Sekolah
Kim 7 : diisi Luas Bangunan yang ada
Klm8 : diisi Jumlah lantai
Klm9 : diisi sesuai tahun dibangun
Kim 10 : diisi tahun dilakukan renovasi
Kim 11 : diisi daya listrik terpasang
Kim 12 : diisi sesuai pilihan 1. Sangat baik 2. Baik 3. Sedang 4. Jelek
Kim 13 : diisi sesuai pilihan 1. Baja 2. Beton 3. Bata 4. Kayu
Kim 14 : diisi sesuai pilihan 1. Dekrabon/Beton/Gtg. Glazur 2. Genteng Beton 3. Genteng Biasa/Sirap 4. Ashes 5. Seng
Kim 15 : diisi sesuai pilihan 1. Kaea/ Aluminium 2. Beton 3. Bata/Konblok 4. Kayu 5.Seng
Kim 16 : diisi sesuai pilihan 1. Marmer 2. Keramik 3. Teraso 4. Ubin PC/ Papan 5. Semen
Kim 17 : diisi sesuai pilihan 1. Kayu Jati/ Akustik 2. Tripleks/ Asbes/Etemit 3. TidakAda
LAMPIRAN XXI PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 TAE:.lIN 2019
TANGGAL : 2 Janua.ri 2019
Nomor
Lampiran
Perihal : Permohonan Pembetulan SPPT / SKP / STP *)
PBB-P2 tahun pajak ............................ .
Yth. Kepala Sadan Pendapatan Daerah
Kabupaten Blitar
di
TEMPAT
............, ............................................. .
WAJIB PAJAK/KUASA WAJIB PAJAK*)
( .......................................... )
Nomor
Lampiran
Perihal Permohonan Pembetulan
SPPT PBB-P2 tahun pajak
Kepala Desa/Lurah *)
Kecamatan
Kabu paten
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama para wajib pajak PBB-P2 yang ketetapan pajaknya
tidak melebihi RpS00.000,- (lima ratus ribu rupiah) per OP/WP sebagaimana daftar terlampir,
dengan ini mengajukan pembetulan atas SPPT PBB-P2 tahun ........... dengan alasan sebagaimana
tercantum pada daftar terlampir.
Bersama ini dilampirkan pula: Beri tanda X pada kolom yang dipilih
1. Daftar nama wajib pajak yang mengajukan pembetulan yang D
ditandatangani Kepala Desa / Lurah dan diketahui Camat
2. Lampiran SPOP Kolektif ( Untuk Bangunan ) D
3. Asli SPPT tahun pajak yang berkenaan.
4. Foto Copy SSPD/STTS tahun terakhir.
D
D
Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
···················, ···········"••···················•'"••···
MENGETAHUI, KEPALA DESA/LURAH .................... .
CAMAT ................................ ..
(....................................... ) (......................................... )
Nomor
Lampiran
Perihal : Permohonan Pem batalan
SPPT/SKPD/STPD *) PBB-P2 tahun pajak ........ .
Yth. Kepala Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Blitar
di
TEMPAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
No. KTP ; j. r·r . ·r. r. T.. r· T r. ·r·r. r. ·y .NPWPD .. rr r r
·-r .. j"" .i. j. .j. .j. j. TT .. 'j"T. rl
··r .. j.
Alamat : Jln .................................... No ....... Telp ..................... RT ............ RW . ............. .
Desa/Kelurahan *) : .................................................. Kecamatan ............ ..... ..... ................................. .
Kota/Kabupaten ............................................................................................................................. .
Sebagai wajib pajak/kuasa wajib pajak *) PBB-P2 atas objek pajak yang terletak di :
Alamat : Jln ............. ....................... No ....... Telp ..................... RT ............ RW .............. .
Desa/Kelurahan *) : ................................................. Kecamatan ....................... ................................ .
,,,.---. Kabupaten ............................................................................................................................ .
No.SPPT/NOP(lama) : I II II ii II I tl I I I CJ
Dengan ini mengajukan permohonan pembatalan atas SPPT/SKPD/STPD *) PBB-P2-P2
tersebut di atas dengan alasan sebagai berikut : Beri tanda X pada kolom yang dipilih
................ , ······································
( .......................................... )
Nomor
Lampiran
Perihal : Permohonan Pengurangan
SPPT/SKPD/STPD *) PBB-P2 tahun pajak ........ .
Yth. Kepala Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Blitar
di
TEMPAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
~~~:TP ; r·r··i ...
i··rT .. i.. T·r··r ..
r-·i···i .. rT .. i··r·NPWP»··r·r·i··i .. r rT·rrr r·r ..i...i .. i.
Alamat : Jln .................................... No ....... Telp ..................... RT ............ RW ............. ..
Desa/Kelurahan *) : .................................. ................ Kecamatan .............. ................................... ..... ..
Kota/Kabupaten ....................................................................................................... ...................... .
Sebagai wajib pajak/kuasa wajib pajak *) PBB-P2 atas objek pajak yang terletak di:
Alamat : Jln .................................... No ....... Telp ..................... RT ............ RW ........ ...... .
Desa/Kelurahan *) : ................................................. Kecamatan .......................... ............................. .
Kabupaten ....................................................................................................... .. ................. .. .
No.SPPT/NOP(lama) :I II II I II II II IC]
Dengan ini mengajukan permohonan pengurangan atas SPPT/SKPD/STPD *) PBB-P2-P2
tersebut di atas dengan alasan sebagai berikut : Beri tanda X pada kolom yang dipilih
□
L
2.
Bersama ini dilampirkan pula : Beri tanda X pada kolom yang dipiO
Surat Kuasa dari wajib pajak (dalam hal ini dikuasakan kepada orang/pihak lain) .
Foto copy KTP/Suket kependudukan/KK dari wajib pajak.
§
3. Kartu Miskin
4. SK Veteran* /SK Pensiunan*
5.
6.
Asli SPPT/ SKPD / STPD *) tahun pajak yang berkenaan.
Foto copy bukti lunas PBB-P2 Tahun terakhir*.
g
□
Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
( .......................................... )
Bersama ini dilampirkan pula: Beri tanda X pada kolom yang dipilih
........................................... ,....................... .
MENGETAHUI, KEPALA DESA/LURAH
CAMAT ... ........ ................... .......................... .
(................................................. ) (.................................................)
Bersama ini dilampirkan pula: Beri tanda X pada kolom yang dipilih
.......................................... ,....................... .
MENGETAHUI, KEPALA DESA/LURAH
CAMAT ........................................................ .
(................................................. ) (................................................. )
JANTO
'?
', _..::::.
~~-::::-
LAMPIRAN XXIV PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 T.ARUN 2019
TANGGAL : 2 J a.nua.ri 2019
Bers.ama ini dilampirkan pula : BP.Ti t,:md.a X :oad.a kol.om 11miq d.ipilih
1. Surat Kuasa dari wajib pajak (dalam hal ini dikuasakan kepada orang/pihak lain). ~
2. Foto copy KTP /Surat keterangan kependudukan/Kartu keluarga dari wajib pajak.
3. Foto copy SPPT/SKPDKB/SKPDKBT/STPD *) PBB-P2 tahun pajakyang berkenaan.
4. Foto copy bukti pembayaran PBB-P2 (SSPD/STTS *) tahun terakhir.
5. Surat Keterangan yang mendukung alasan pengajuan permohonan.
............... , ··············································
WAJIB PAJAK/ KUASA WAJIB PAJAK *)
*) Coret yang tidak perlu
( ··········································)
LAMPIRAN XXV PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAhUN 2019
TANGGAL : 2 Ja.nua.ri 2019
Nomor
Lampiran
Perihal : Permohonan Keberatan atas SPPT /SKPD *)
PBB-P2 tahun ................... ....... ..
Dengan ini mengajukan permohonan keberatan atas pajak terhutang pada SPPT *) PBB-P2 tersebut
di atas dengan alasan sebagai berikut: Beri tanda X pada kolom yang dipilih
1. Luas objek bumi/bangunan *) pada SPPT/SKPD *) tidak sama dengan bukti resmi/ keadaan D
yang sebenarnya. Luas sebenarnya adalah: bumi ........ m2 bangunan ......... m2
2. NJOP bumi/bangunan *) pada SPPT /SKPD *) tidak sama dengan bukti resmi/keadaan yang D
sebenarnya. NJOP sebenarnya adalah: bumi Rp ............. ......... /m2, bangunan Rp
....... .. .............. /m2
3. Kesalahan penetapan/pengenaan: belum memperoleh NJOPTKP/salah NJKP *)
4. Objek pajak seharusnya tidak dikenakan PBB-P2 karena: ............................................ .. El
5 ........ .................................................... ................ ................ ....... .. ..... ......... ........ .. .... ... . D
Menurut perhitungan kami ketetapan PBB-P2 tahun ..... adalah sebagai berikut
l . B.u mi ...... ........ .................m.2 X Rp .................. . /m2. Rp. ....... .. .. .......... .. ... ..
2. Bangunan : ........... . ..................... . .... m2 X Rp ............................ /m2 = Rp ..... ...................... .
3. NJOP : (1+2)..................... .. ...................................... = Rp ........................... .
4. NJOPI'KP : ...... . ......................... . ... ........ ......... . .................................... . ....... ..... = Rp ........................... .
5. NJOP setelah dikurangi NJOPTKP (3-4) .. ........ ... .. .... .... .. ... .......... = Rp ........................... .
6. PBB-P2 terhutang (........ X Rp ....... ............. . .... .. ..................... .. .... ) = Rp ..... .... ..... .. ........... .
(............................................................................................................................... .............. .. )
Bersama ini dilampirkan pula :
1. Surat Kuasa dari wajib pajak (dalam hal dikuasakan kepada orang/pihak lain).
2 . Foto copy KTP atau identitas lainnya dari wajib pajak.
3. Foto copy SPPT /SKP*) tahun pajak yang berkenaan.
Beri tanda X pada kolom yang dipilih
.
§
4. SPOP dan lampiran SPOP yang telah diisi denganjelas, benar dan lengkap serta ditanda
tangani.
5. Foto copy bukti Pembayaran PBB-P2 (SSPD/STTS *) tahun terakhir.
6 . Foto copy surat tanah atau ban.guna.ri/ Surat Keteranga.ri dari Kepala Desa/Lurah
E]
mengenai pemilikan/penguasaan atas tanah dan atau bangunan.
7. Surat keterangan ukuran masing-masing sisi tanah (untuk tanah yang belum
bersertifikat). D
Demikian atas perhatiannya disampaikan terim.a kasih.
(.....................................................)
PERMOHONAN KEBERATAN ATAS PAJAK TERHUTANG KOLEKTIF
Nomor
Lampiran
Perihal Permohonan Keberatan atas SPPT PBB-P2
tahun ..... .... .. .................. .. .
Bersama ini dilampirkan pula: Beri tanda X pada kolom yang dipilih
□
1. Daftar nama wajib pajak yang mengajukan keberatan yang ditanda tangani
Kepala Desa/Lurah dan diketahui Camat (untuk keberatan atas luas tanah/ bangunan
agar diberi keterangan mengenai sebab-sebab perubahan luas).
2. Lampiran SPOP Kolektif dan Lampiran SPOP Perorangan dalam hal menyangkut
□
bangunan.
3. Foto copy SPPT tahun pajak yang berkenaan.
4. Foto copy STTS tahun terakhir.
5.
6.
Foto copy surat tanah dan atau bangunan/ sket ukuran masing-masing sisi tanah dan
atau bangunan dalam hal salah luas.
Untuk keberatan atas NJOP/kelas bumi bagi Desa/Kelurahan yang belum didata
dengan pola SISMIOP perlu dilampirkan pula : data pembanding NJOP/kelas bumi di
sekitarnya (foto copy SPPT PBB-P2 atas objek pajak disekitarnya).
D
□
Demikian untuk dapat dipertimbangkan.
(................................................. ) (.................................................. )
I. UMUM
1. NOP : ITJITJI I I ii I I ii I I II I I I Ii J
2. Alamat OBJEK Pajak
3. Tahun Pajak
4 . Jenis Ketetapan
5. PBB-P2 Terhutang
11.DASAR HOKUM
l. Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2 . Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2017 tentang Pajak Daerah.
IV. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
2 . Saran
Blitar, .................. ..
Menyetujui
Wajib Pajak Petugas Peneliti I Petugas Peneliti II
Mengetahui,
--~-
~(P I.
··~:.---:: -IJANTO
', __ ~ t t 'f ~/
LAMPIRAN XXVII PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 2 TAhUH 2J19
TANGGAL : 2 Ja.nua.ri 2019
Nomor
Lampiran
Perihan Permohonan Pengembalian
Kele bihan Pembayaran PBB-P2
Yth. Kepaia Badan Pendapatan Daerah
KABUPATEN BLITAR
di
TEMPAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nam.a
No. KTP f··j··y··j·T·r-r .. i··j··r·r·f··r··f·T··r ..i·NPWPDT·r-ri .. i""i"TTTT·rrTT·j·
Alam.at : Jln .... ........... ... .. .............. ..... No ....... Telp ................. RT ...... .. RW ... ..... ..
Desa/Kelurahan*) : ... .. .... .. .... ........ .. ......... .. ............... Kecamatan. ...................... .. ..... .. ..... ...... .. .
Kota/Kabupaten . .. .......... ........ ..... .............. ... ...... ................... ... ... ..... .. ........... ......... .... .. ........ .
Sebagai wajib pajak/kuasa wajib pajak *) PBB-P2 atas tanah dan atau bangunan yang terletak di:
Alam.at Jln ....................................... No ....... Telp ................. RT ........ RW . ...... .. .
,,- Desa/Kelurahan*) : .................................................... Kecamatan .. .. ........... ...... .. .......... ..... .. .. . .
Kabupaten ................................................................................................................... .
No. SPPT / NOP : ......... .................... ..... .. ..... ... .... ... ... .. .... ... tahun pajak .. .. ..... .. .... ..... .. ........ .
Berdasarkan Akta/Risalah Lelang/SK Pemberian Hak Baru/Putusan Pengadilan*):
Nomor ... .... ............... .... .. .... ... .... .. ........ .... .. ............ tahun ... .. ... ... ...................... ... .
Yang dibuat oleh . . ... .. . .............. .. ... ..... . ..... ....... .... ... . ,, ... ...... ....... ... ... .... .. ... . .. .... ......... .... .. .......... .
Jenis perolehan hak: .......... ............. ... .. ....... .. .......... .. ..... ....... ....... ...... .. .. ...... .. .. ... ... .................... .
Pembayaran PBB-P2 : Rp .............. ... .... .... .......... tanggal .......... .. ............ di Bank ...... .......... ...... .
Dengan ini mohon pengembalian kelebihan pembayaran PBB-P2 sebesar Rp ... .. ..... ..... .. ..... ............. .
(............................................................................................................................................. .......)
dengan alasan :
(.....................................................)
.,
l.J ANTO
'~ .
f.. l 'l' ,,.,,,,.
~ /
°"-......;,. . . - . -====----·~. . . . -
LAMPIRAN XXVIII PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 TAB.UM 20 19
TANGGAL : 2 J anua.ri 2019
Nomor
Lampiran
Perihal : Permohonan Penundaan Tanggal
Jatuh Tempo Pengembalian SPOP/
Jatuh Tempo Pembayaran SPPT *)
1. Surat Kuasa dari wajib pajak (dalam hal ini dikuasakan kepada orang/pihak lain).
2. Foto copy KTP atau identitas lainnya dari wajib pajak.
Beri tanda X pada kolom yang dipilih
§
3. ···················· ·································· ······························· ······ ········ ······································
I. UMUM
1. NOP : [TI[TII I I II I I II I I II I I I II J
2. Alamat OBJEK Pajak
3. Tahun Pajak
4. Jenis Ketetapan
5. PBB-P2 Terhutang
11.DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2017 ten tang Pajak Daerah.
m. HASIL PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan di Kantor
2. Pemeriksaan di Lapangan
IV. KESIMPULAN
1. Kesim pulan
2. Saran
Blitar, ................... .
Menyetujui
Wajib Pajak Petugas Peneliti I Petugas Peneliti II
Mengetahui,
I
LAMPIRAN XXX PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR : 2 T.AB.t1N 2019
TANGGAL : 2 Ja.nua.r.i 2019
Contoh:
:;,;-,;::
·~
~
., ..
. ~· ~
~
-;r:,,:_..- .;.,,!jfe
~-E~- PEMBERITADUAN
Peraturan Bupati Blitar Nomor : .......................... .
_.,._, ..., • .
------ -
~