TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 2
(2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri dari jenis pendapatan:
a. pajak daerah
1) semula Rp. 19.487.506.072,00
2) berkurang (Rp. 5.860.428.125,00)
jumlah pajak daerah setelah perubahan Rp. 13.627.077.947,00
b. retribusi daerah
1) semula Rp. 4.358.880.000,00
2) berkurang (Rp. 956.855.000,00)
jumlah retribusi daerah setelah perubahan Rp. 3.402.025.000,00
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
1) semula Rp. 2.031.421.125,00
2) berkurang (Rp. 713.401.362,00)
jumlah hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan setelah perubahan Rp. 1.318.019.763,00
d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
1) semula Rp. 17.428.204.000,00
2) berkurang (Rp. 4.598.741.664,97)
jumlah lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah setelah perubahan Rp. 12.829.462.335,03
(4) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c terdiri dari jenis pendapatan:
a. pendapatan hibah
1) semula Rp. 7.362.600.000,00
2) bertambah Rp. 6.994.472.749,57
jumlah pendapatan hibah Rp. 14.357.072.749,57
b.dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah lainnya
1) semula Rp. 37.394.186.184,00
2) bertambah Rp. 14.439.447.156,00
jumlah dana bagi hasil pajak provinsi dan pemerintah
lainnya setelah perubahan Rp. 51.833.633.340,00
c. dana penyesuaian dan otonomi khusus
1) semula Rp. 81.851.989.000,00
2) berkurang (Rp. 4.246.019.000,00)
jumlah dana penyesuaian dan otonomi khusus
setelah perubahan Rp. 77.605.970.000,00
d. bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya
1) semula Rp. 20.000.000.000,00
2) bertambah Rp. 500.000.000,00
jumlah bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya
setelah perubahan Rp. 20.500.000.000,00
Pasal 3
(1) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b terdiri dari:
a. belanja tidak langsung
1) semula Rp. 460.909.928.163,18
2) berkurang (Rp. 33.826.727.054,31)
jumlah belanja tidak langsung setelah
perubahan Rp. 427.083.201.108,87
b. belanja Langsung
1) semula Rp. 766.949.136.609,82
2) berkurang (Rp.284.103.449.773,69)
jumlah belanja langsung setelah perubahan Rp. 482.845.686.836,13
(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
dari jenis belanja:
a. belanja pegawai
1) semula Rp.304.012.499.445,18
2) berkurang (Rp. 46.572.728.280,86)
jumlah belanja pegawai setelah perubahan Rp. 257.439.771.164,32
b. belanja bunga
1) semula Rp. 0,00
2) bertambah Rp. 0,00
jumlah belanja bunga setelah perubahan Rp. 0,00
c. belanja subsidi
1) semula Rp. 0,00
2) bertambah Rp. 0,00
jumlah belanja subsidi setelah perubahan Rp. 0,00
d. belanja hibah
1) semula Rp. 25.841.955.000,00
2) bertambah Rp. 874.190.718,00
jumlah belanja hibah setelah perubahan Rp. 26.716.145.718,00
(3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
jenis belanja:
a. belanja pegawai
1) semula Rp. 109.800.565.368,24
2) berkurang (Rp. 1.494.694.599,67)
jumlah belanja pegawai setelah perubahan Rp. 108.305.870.768,57
c. belanja modal
1) semula Rp. 363.329.684.850,00
2) berkurang (Rp.198.286.982.123,67)
jumlah belanja modal setelah perubahan Rp. 165.042.702.726,33
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
(2) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas sekurang-
kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah
dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;
b. tidak diharapkan, terjadi secara berulang;
c. berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah;
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka
pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat;
e. konflik sosial ditengah masyarakat; dan
f. bencana alam dan bencana non alam
Pasal 7
Ditetapkan di Tarempa
pada tanggal Oktober 2020
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,
SAHTIAR